Anda di halaman 1dari 20

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON

BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

MATERI II
LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG
TUNGGAL DAN RANGKAP, PENAMPANG T

2.4 Metode Perencanaan


1. Semua komponen/elemen strukur harus direncanakan cukup kuat dgn
memperhatikan faktor pembesaran beban dan faktor reduksi kekuatan 
2. Pembebanan harus mengikuti
a. SNI 03 – 1727 -1989 Tata cara perencanaan pembebanan untuk
rumah dan gedung
b. SNI 03 – 1726 – 2002 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
rumah dan gedung
3. Metode analisa
a. Untuk sistem struktur rangka atau struktur menerus harus
direncanakan terhadap pengaruh beban maksimum dari beban
berfaktor yang dihitung secara elastis.
b. Jika tidak dihitung seperti diatas dapat diperhitungkan dengan cara
redistribusi momen atau aturan pasal 10.6 s/d 10.9 SNI 03–2847-
2002.
4. Kontrol Lendutan
a. Komponen/elemen struktur beton bertulang harus mempunyai
kekuatan yang cukup untuk membatasi lendutan/deformasi yang
membahayakan atau memperlemah kekuatan dan kemampuan layan.
b. Untuk menghindari lendutan yang berlebihan maka elemen struktur
harus direncanakan dan mengikuti ketentuan pada pasal 11.5

2.5 Asumsi – asumsi yang digunakan pada penampang lentur


1. Bedasarkan kesetimbangan gaya C = T

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-1


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

2. Distribusi regangan dianggap linear


3. Regangan pada beton dan baja sama pada saat sebelum retak pada beton dan
sebelum leleh pada baja
4. Beton lemah terhadap tarik, sekitar 100% fc’ sehingga kekuatan tarik
diabaikan

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2.6 Diagram Tegangan dan Regangan
(a) Penampang lentur balok
(b) Diagram kesetimbangan regangan
(c) Diagram keseimbangan tegangan/gaya
(d) Diagram kesetimbangan tegangan/gaya ekivalen

Gambar 2.7 Analisa Penampang 3 Dimensi

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-2


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

Dari hasil analisa distribusi tegangan regangan maka pada SNI/ACI dilakukan
pengaturan dan pembahasan sebagai berikut.
1. Blok tegangan beton rata – rata = 0.85fc’
2. Regangan Maksimum beton ε’c = ε’cu = 0.003
3. Tegangan maksimum tulangan = fy
4. Regangan maksimum tulangan εs = εy = 0.002
5. Nilai tinggi a tergantung pada faktor β, yang dipengaruhi oleh variasi
mutu beton
fc’ ≤ 30 MPa β1 = 0.85

fc’ > 30 MPa β1 = 0.85 – (fc’ – 30 ) = 0.85 – 0.007 (fc’ – 30 )

βmin = 0.65 (SNI – 2847 -2002 pasal 12.2.7.3)


Analisa kesetimbangan gaya
C =T
0.85 fc’ b.a = As.fy
As. fy
a =
0,85 f c '. b.

Kapasitas momen penampang balok


a
Tulangan  Mn = As.fy (d – )
2
a
Beton  Mn = 0.85fc’ba (d – )
2

2.6 Distribusi Regangan pada berbagai macam keruntuhan


1. Penampang Balance
Tulangan mencapai kondisi leleh pada saat serat beton terluar
mengalami regangan batas dan hancur
ε'c = 0.003

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-3


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

fy
εs = εy =
Es

2. Penampang Over Reinforced


Keruntuhan hanya terjadi pada serat terluar beton. Sedang tulangan
masih dibawah batas leleh.
ε’c ≥ 0.003
fy
εs = < εy
Es

3. Penampang Under Reinforced


Keruntuhan awal terjadi pada tulangan
ε'c < 0.003
εs > εy

Gambar 2.8 Distribusi regangan pada berbagai macam keruntuhan


(1) Kondisi balance (2) Kondisi Over Reinforced (3) Kondisi Under Reinforced.
Kebijakan atau policy perencanaan beton bertulang diambil bedasarkan kondisi
underreinforced, agar pada saat tulangan telah leleh, maka beton masih belum
mengalami kerusakan
Kondisi diatas terpenuhi jika
min <  < 0,75 balance.
Dengan rasio tulangan minimum
1,4
min =
fy

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-4


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

Bagaimana menemukan penampang agar dalam kondisi balance. Adapun


penjelasannya adalah sebagai berikut :

Xb : garis netral kondisi balanced

Es = 2 x 105 Mpa

 a = β1 X  a b = β 1 Xb
Kesetimbangan gaya
Asb.fy = 0.85fc’. b. ab

Kondisi under reinforced max = 0.75 balance

Contoh soal :

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-5


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

1. Sebuah balok beton bertulang ukuran 400 x 600 mm2 mempunyai tulangan
416 = 804 mm2 dengan mutu beton fc’= 25 MPa dan mutu tulangan fy =
300 MPa. Lakukan evaluasi apakah tulangan dalam kondisi over reinforced
atau under reinforced.

Jawaban :
a) Data Perencanaan :
fc’ = 25 MPa β1 = 0.85
fy = 300 MPa
As = 804 mm2
b = 400 mm
h = 600 mm
d = h – d - /2 = 600 – 42 – 16/2 = 550 mm
b) Kondisi balanced

Asb = b. b. d = 0.0401x 400 x 550 = 8822 mm2

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-6


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

c) Sehingga :
max = 0.75 b = 0.75 x 0.0401 = 0.0301
1,4
min = = 0.00467
fy

 Under reinforced, luas tulangan perlu


ditambah sampai  > min

Contoh soal :
2. Hitung nilai tahanan nominal suatu penampang balok 400 x 600 mm2 yang
mempunyai tulangan tunggal 6  19 = 1698 mm2 dgn kondisi mutu bahan :
a) fc’ = 25 MPa ; fy = 300 Mpa
b) fc’ = 25 MPa ; fy = 500 Mpa
c) fc’ = 40 MPa ; fy = 300 MPa

Jawaban :
a. Kondisi fc’ = 25 MPa ; fy = 300 Mpa

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-7


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

b. Kondisi fc’ = 25 MPa ; fy = 500 Mpa

c. Kondisi fc’ = 40 MPa ; fy = 300 MPa

fc’ = 40 MPa β1 = 0.85 – 0.007 (fc’ – 30 )


β1 = 0.78

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-8


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

Contoh soal :
3. Suatu balok ukuran 400 x 600 mm2 terletak pada tumpuan sederhana dgn
bentang 800 cm menerima beban merata qu sebesar 2,5 t/m. Persyaratan
tebal cover = 42 mm dengan mutu bahan fc’ = 30 MPa; fy = 400 MPa.
Tentukan luas tulangan yang dibutuhkan.

Jawaban :
a.) Data perencanaan :
fc ‘ = 30 MPa b = 400 mm q = 2.5 t/m
fy = 400 MPa h = 600 mm
d = 42 mm L=8m
b.) Perhitungan gaya dalam

c.) Perhitungan batas penulangan

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-9


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

direncanakan menggunakan tulangan utama 16 sengkang 10


d = h – d’ - s = 600 – 42 – 10 - 16/2 = 540 mm
d.) Perhitungan kebutuhan tulangan

Karena As tidak diketahui maka harus dilakukan trial


untuk mendapatkan As

As diambil = 1,5 x As min = 1.5 x min. b.d


= 1.5 x 0.00325 x 400 x 540 = 1035 mm2

Dipasang tulangan 7  16 As = 1407 mm2


d = h – d’ - s - 2 = 600 – 42 – 10 – 2 x16 = 516 mm

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-10


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

e.) Menghitung tulangan secara langsung

Contoh soal :
4. Sebuah balok 400 x 600 mm2 menerima beban Mu = 226 kNm, memiliki
mutu material fc’= 30 MPa dan fy = 400 MPa. Hitung kebutuhan
tulangannya.

Jawab :

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-11


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

2.7 Analisa Penampang Balok T


Pada kondisi tertentu, kita dihadapi pilihan bahwa elemen struktur dilapangan
bisa berbentuk T, L, I. Bentuk – bentuk tersebut dapat dimanfaatkan lebar
sayapnya. Hal ini bisa dilakukan jika daerah beton tertekan berada pada lebar
sayap

Gambar 2.9 Analisa penampang : (a) T asli, (b) T Palsu


Perhitungan lebar effektif ptofil balok T sesuai pasal 10.10
1. beff < ¼ Lo
2. beff < 8 tp
3. beff < ½ Jarak bersih terhadap balok sampingnya

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-12


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

Untuk balok T dgn satu sayap


1. beff <1/12 Lo
2. beff <6 tp
3. beff < ½ Jarak bersih terhadap balok sampingnya
Untuk balok T tunggal
1. beff < 4bw
2. tebal sayap tf > ½ bw

Gambar 2.10 Penampang tekan effektif dari balok T pada sistem lantai

Contoh Soal :
5. Suatu balok T seperti pada gambar mempunyai material fc’ = 30 MPa dan fy
= 400 MPa. Kontrol apakah balok tersebut balok T atau T palsu.
T=C
As.fy = a.b 0.85 fc’
804x400 = a.b x 0.85 x 30
a.b = 12611 mm2 < 800 x150 mm2
< 120000mm2
beff = 800 mm
12611
a= = 15.74 mm
800
Chek tulangan minimum

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-13


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

= 770 mm2
As > As min Jadi penampang di atas adalah T asli

2.8 Analisa Penampang Bertulangan Rangkap

Gambar 2.11 Diagram Tegangan Regangan penampang Tulangan Rangkap


Gaya-gaya penampang :
Mn = Mn1 + Mn2
T1 = As1 .fy = C1
As1 = As – As’

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-14


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

As’ = As2 = (As-As1)


T2 = As2 . fy Mn2 = As . fy (d – d’)

Keserasian Regangan :

Hal ini terjadi jika :

jika εs < εy
fs’ = Es . εs’ = 2.106 . εs

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-15


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

sehingga :

b = rasio tulangan seimbang tulangan tunggal untuk As1

Contoh soal :
6. Suatu balok ukuran 400 x 600 mm2 mempunyai mutu beton fc’ = 30 MPa
dan tulangan fy = 400 MPa, diberi tulangan seperti pada gambar. Hitung
Momen nominal!

Jawab :
Data Perencanaan :
b = 400 mm; h = 600 mm
d = 550 mm; d’ = 25 mm
fc’ = 30 Mpa; fy = 400 MPa
As = 1415 mm2; As’ = 402 mm2
Analisa penampang :
As1 = As – As’ = 1415 – 402 = 1013 mm2

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-16


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

Mn2 = As’.fs (d - d’) = 402 (0,0014 . 2.106) (550 – 25) = 59,09 kNm
Mn = Mn1 + Mn2 = 214,81 + 59,09 = 273,9 kNm

2.9 Analisa Pelat Satu Arah


Elemen pelat merupakan salah satu elemen yang dominant menerima
beban lentur. Pada kondisi tertentu secara struktur pelat tersebut menerima
beban satu arah jika bentang memanjang besarnya lebih dari 2 kali bentang
pendek (Lx).

Sehingga struktur pelat satu arah :

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-17


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

Struktur sendi – sendi jika balok yang ditumpu relatif kecil, sehingga pelat dan
balok berotasi bersama-sama.

Struktur jepit – jepit jika balok yang ditumpu relatif besar (kaku), sehingga
balok tidak berotasi.

Perhitungan gaya dalam mengikuti mekanika biasa.

Setelah gaya dalam diperoleh, maka desain kebutuhan tulangan dapat dihitung
seperti pada balok untuk tulangan tunggal dengan lebar balok / pelat diambil
sebesar 100 cm.

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-18


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

Cara penulisan tulangan pelat : Ø 10 – 200


Artinya dipasang tulangan pelat Ø 10 sebanyak 5 buah untuk 100 cm lebar
pelat. Jika 1 buah tulangan Ø 10 mempunyai luas = 79 mm2, maka Ø 10 -200
mempunyai besar tulangan As = 390 mm2.

Pemasangan tulangan pelat satu arah

Pelat satu arah sering ditemukan pada :


1. Lantai jembatan

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-19


RANGKAP, PENAMPANG T
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
BERDASARKAN SNI 03 - 2847 – 2002

2. Talang air
3. Box culvert
4. Pelat yang ditumpu balok anak
Perhitungan gaya dalam momen lentur untuk pelat satu arah dengan tumpuan
lebih dari dua diatur dalam SNI pasal 10.3.3.

Perencanaan pelat/slab 2 arah

(a) (b) (c)


Gambar 2 Type pelat 2 arah
(a) Flat Plate (b) Flat Slab (c) Two Way Beam Suported Slab

MATERI II LENTUR MURNI PENAMPANG BETON BERTULANG TUNGGAL DAN II-20


RANGKAP, PENAMPANG T

Anda mungkin juga menyukai