Anda di halaman 1dari 8

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI

SISTEM KARDIOVASKULER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN AJARAN 2021/2022


TES PENINGKATAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN
(COLD-PRESSOR TEST)

TUJUAN

Tujuan Intruksional Umum

1. Melakukan tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressor Test).


2. Menilai hasil Cold-pressor Test seseorang

Tujuan Perilaku Khusus

1.1 Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit


1.2 Mengukur tekanan darah a.brakhialis selama perangsangan sub 1.1
1.3 Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.brakhialis

2.1 Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor

ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Sfigmomanometer dan stetoskop


2. Stopwatch
3. Wadah berisi air + es
4. Termometer kimia

TATA KERJA

1. Suruhlah orang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan tenang selam 10 menit (pada
tatacara yang baku OP seharusnya berbaring selama 20 menit).
P-CPT.1 Mengapa OP harus berbaring selama 10 menit?
2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas OP.
3. Setelah OP berbaring 10 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap menit sampai
terdapat hasil yang sama (tekanan basal) 3 kali berturut-turut (selisih hasil 3 kali
pengukuran ≤5 mmHg.
P-CPT.3 Apakah kontraindikasi untuk melakukan Cold-pressor test?
4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukkan tangan kirinya ke dalam wadah berisi
air es (4ºC) sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sitolik dan
diastoliknya.
P-CPT.5 bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah
orang percobaaan dengan cepat?
P-CPT. 6 Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah orang pecobaaan
selama pendinginan? Terangkan mekanismenya.
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan
Bila pada pendinginan tekanan sistolik dana tau tekanan distolik naik ≥15 mmHG. Maka
OP termasuk golongan hiperreaktor.
Bila kenaikan tekanan darah masih di bawah angka-angka tersebut di atas, maka OP
temasuk golongan hiporeaktor. (Kasagi F; Akahoshi M; K. Relation between cold pressor
test and development if hypertension based on 28- year follow-up. Hypertension.
1995;25: 71-76)
P-CPT.7 Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan
hiperreaktor atau hipreaktor?
7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan
sistolik dan diastoliknya tiap menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
8. Bila anda mengalami kesulitan untuk mengukur tekanan darah OP pada detik ke 30 dan
60 pendinginan, pengukuran dapat dilakukan dengan cara berikut:
Ukur tekanan darah sistolik OP saja pada detik ke 30 dan 60 pendinginan. Suruhlah OP
segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan
diastoliknya tiap menit sampai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah OP
kembali ke tekanan darah basal, suruhlah OP kembali memasukkan tangan kirinya ke
dalam air es lagi, dan kali ini ukurlah tekanan darah diastolic OP saja pada detik ke 30
dan 60 pendinginan.
JAWABAN PERTANYAAN

P-CPT.1 Untuk mencapai keadaa yang mendekati keadaan basal.


P-CPT.2 Apa yang dimaksud dengan keadaan basal?

P-CPT.2 Keadaan basal ialah keadaan pada orang terjaga yang sel-sel tubuhnya
dalam tingkat metabolisme minimal.

P-CPT.3 Kontraindikasi untuk melakukan col-pressor test ialah hipertensi.


P-CPT.4 Kapan seseorang dikatakan menderita hipertensi?

P-CPT.4 Bila seseorang yang telah berusia 18 tahun atau lebih mempunyai tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolic ≥90 mmHg (The
Seventh report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)).

Classification of Blood Pressure for Adults

Category Blood Pressure (mmHg)

Systolic Diastolic

Normal <120 And <80

Pre-hypertension 120-139 Or 80-89

Stage 1* HT 140-159 Or 90-99

Stage 2* HT ≥160 Or ≥100

P-CPT.5 Tentukan tekanan darah sistolik orang percobaan dengan cara palpasi.
Pompalah manset sehingga tekanannya ± 30 mmHg di atas tekanan sistolik
tersebut. Latihlah diri saudara sehingga dapat mengukur tekanan darah
orang percobaan ini.

P-CPT.6 Tekanan darah akan naik.


Mekanisme terjadinya kenaikan tekanan darah:
In healthy human subject, CPT triggers an increase in BP (Victor et al.
1987, Fagi us et al. 1989, Stancak et al. 1996, Jauregui-Penaud et.al. 2001,
Cui etal. 2002). This may be due to an increased CO during the initial
period of the test with little increase in muscle ssympathetic nerve activity,
while an increase in this activity elevates peripheral resistances in the later
period (Victor et al. 1987, Yamamoto et.al. 1992).
Kutipan dari:
Mourot I, Bouhaddi m, Regnard j. Effects of the cold pressor test on
cardiac autonomic control in normal subject. Physiol. Res. 2009, 58: 83-91

P-CPT. 7 Kenyataan statistic menunjukan bahwa golongan hiperreaktor lebih besar


kemungkinannya untuk menjafi penderita hipertensi di kemudian hari dari
pada golongan hiporeaktor/hyperreactivity is more or less a predictor of
hypertension (Hiroshima J.Med Sci 1994. 43(3): 93-103/ Kasagi F;
Akahoshi M; Shimaoka K. Relation between cold pressor test abd
development of hypertension base on 28- year follow-up. Hypertension.
1995;25:71-76).
TES KESANGGUPAN KARDIOVASKULER: THE YMCA THREE-
MINUTE STEP TEST

TUJUAN

1. Melaksanakan tes kesanggupan kardiovaskuler (YMCA Three-Minute Step Test).


2. Menilai kesanggupan kardiovaskuler seseorang.

ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Bangku setingi 12 inchi


2. Metronom (frekuensi 96x / menit)
3. Stopwatch

TATA KERJA

1. Lakukan tes kesanggupan kardiovaskuler ini minimal pada 3 OP


P-YMCA 1. Apa yang harus dilakukan oleh OP sebelum tes ini untuk
mempersiapkan diri?
2. Suruh OP berdiri menghadap bangku yang sesuai sambal mendengarkan detakan
metronome dengan frekuensi 96x / menit.
3. Suruh OP menempatkan salah satu kakinya di bangku , tepat pada waktu detakan
metronome.
4. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua), kaki lainnya
dinaikkan ke bangku sehingga OP berdiri tegak di atas bangku.
5. Pada detakan ke-3, kaki yang pertama kali naik diturunkan.
6. Pada detakan ke-4, kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula sehingga OP
berdiri tegak lagi di depan bangku.
7. Siklus tersebut diulang terus menerus selama 3 menit.
8. Segera setelah itu, OP disuruh duduk, dan dalam waktu kurang dari 5 detik
langsung hitung & catat frekuensi denyut nadinya selama 1 menit, dan catat
hasilnya.
9. Tentukan indeks kesanggupan kardiovaskuler OP dengan memasukkan frekuensi
denyut nadi OP selama 1 menit setelah tes ke tabel YMCA-1. Dan tabel YMCA-2.
Di bawah.
P-YMCA.2 Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil tes?
JAWABAN PERTANYAAN

P-YMCA.1 OP harus sudah dilatih agar terbiasa dengan protocol tes, beristirahat
dengan cukup, tidak melakukan olahraga apapun sebelum tes.

P-YMCA.2 Hasil tes dapat dipengaruhi oleh banyak faktor lain selain kesanggupan
kardiovaskular, seperti emosi, kelelahan, olahraga sebelum tes, istirahat,
frekuensi denyut nadi maksimal yang berbeda dari rata-rat populasi, dan
kesalahan penghitungan.

Anda mungkin juga menyukai