Anda di halaman 1dari 20

PENENTUAN MAGNESIUM PADA

CAIRAN BIOLOGIS DAN CARA


MENGATASI ION PENGGANGGU

Anik Eko Novitasari


Magnesium dalam Kimia Klinik

• Pengaruh Mg : fungsi selular meliputi


transport K dan Ca, metabolisme energi.
• Fungsi klinis Mg : kofaktor reaksi enzimatik,
penyeimbang elektrolit dalam tubuh.
• Fungsi pemeriksaan Mg untuk diagnosa
status : pecandu alkohol, eklamsi, hipertensi,
atheroscklerosis, penyakit jantung, diabetes,
asma.
(Nils ett all, 2000)
Metode Penentuan Magnesium
dalam cairan tubuh
1. Titrasi kompleksometri
2. AAS
3. Fluorometri
4. Spektrofotometri
5. Elektroda selektif
6. Enzimatik
(Heather, 1988)
Perkembangan Pemeriksaan
Magnesium
1. Penentuan Kalsium dan Magnesium secara
simultan pada sampel serum darah dengan
titrasi EDTA 0,001 M (Kovacs ett all,1960)
2. Penentuan Magnesium dalam serum dengan
Fluorometri menggunakan 2-hidroksi 1-
naftaldehid salisiloilhidrazon (Pinelopi ett all,
1960)
3. Penentuan Magnesium Serum setelah bereaksi
dengan heksokinase dan glukose-6-phosphat
dehydrogenase dengan spektrofotometri
(Masayosi,1985)
Perkembangan Pemeriksaan
Magnesium

4. Penentuan magnesium dengan elektroda


selektif ( metode potensiometri) ( Vinod ett
all, 2002)
5. Penentuan magnesium pada whole blood
dan serum dengan Flame AAS ( Hassan,
2011)
PENENTUAN MAGNESIUM DENGAN FLUOROMETRI
(Pinelopi, 1989)
❖Sampel : serum
❖Metode : Fluorometri
❖Alat : Spektrofotometri floresensi Model 512 Perkin
Elmer, panjang gelombang eksitasi 420 nm, panjang
gelombang emisi 460 nm, temperatur 25oC.
❖Reagen fluorometri : 2-hydroxy-1-naphthaldehyde
salicyloylhydrazone (HNASH)
❖Ion pengganggu : Cu, Zn, Ca, Fe, sitrat,oksalat
❖Masking agent untuk ion penganggu : EGTA
(Ethyleneglycol bis (В-aminoetileter)-N,N,N,N-
tetraasetic acid)
Preparasi sampel

• 2 ml larutan diluen (200 ml etanol absolut + 1


ml NH4OH, 1 ml NaCl dan 0,5 ml larutan Sr
EDTA) dan 50 μL HNASH distirer.
• Injek 10 μL standart kerja Mg atau serum dan
diukur dengan intensitas flouresen. Untuk
blanko digunakan aquades.
Recovery (Akurasi)
• Dipipet 1 ml serum pada 4 tabung
polipropilen. Ditambah standart magnesium
yang diketahui konsentrasinya. Diukur 3x
Hasil
• Larutan Etanolik dan HNASH etanolik alkalin
menunjukkan floresens lemah warna hijau
kekuningan. Adanya Mg menguatkan
flouresens.

Linearitas, Sensitivitas, Presisi


• Linearitas untuk konsentrasi Mg pada range 0 –
250 μg/L
• Limit Deteksi 0,05 μg/L
• RSD 0,8 % ; 1,1 % ; 2,5% pada konsentrasi
magnesium 50 ; 5,0 ; 0,5 μg/L
Hasil
PENENTUAN MAGNESIUM DENGAN Elektroda
Selektif (Vinod ett all, 2002)

❑ Sampel : Serum
❑ Metode : Potensiometri
❑ Alat : pH meter digital jens PH 5652
(elektroda gelas sebagai elektroda pH,dan
elektroda calomel sebagai elektroda
referens) dan microvoltmeter jenis CVM
century
❑ Pengkompleks : EDTA
Preparasi Membran
▪ Beberapa fase aktif (benzo-15-crown-5) dan
sejumlah PVC dilarutkan dalam THF.
▪ DBP,DOP,DBBP,TEP,CN ditambahkan untuk
mendapat komposisi membran yang berbeda.
▪ Cincin akrilik ditempatkan dalam larutan, diuapkan
pada suru ruang.
▪ 48 jam membran yang transparan diperoleh.
▪ DBP (dibutyl phthalate), DOP (dioctyl phthalate),
DBBP (dibutyl butylphosphonate), TEP (tris2-
ethylhexyl phosphate), CN(chloro-naphthalene)
Pengukuran Potensial

▪ Membran distabilkan 3 hari dalam larutan


Mg2+ (serum yang mengandung Mg)

▪ Potensial diukur pada 25oC dengan bantuan


elektroda calomel
Hasil

▪ Hasil yang paling baik ditunjukkan oleh


membran dengan DBBP dan TBP.

▪ Elektroda ini selektif terhadap beberapa ion


penganggu kec. K dan Cd. Bila K dan Cd > 5.10-5
M maka K akan direduksi oleh elektroda.

▪ Untuk mengatasi ion pengganggu : EDTA


PENENTUAN MAGNESIUM DENGAN FLAME
AAS (Hassan ett all,2011)
▪ Sampel : serum dan whole blood
▪ Metode : Flame AAS model AA-630-12
panjang gelombang 285,2 nm, gas pembakar
udara-asetilen.
▪ Interferens (ion pengganggu) : phospat
▪ Mengatasi penganggu : larutan 2% AlCl36H2O
▪ Recovery (akurasi): 96 – 100 %
▪ Limit deteksi (sensitivity) : 0,065 μg/ml.
Preparasi sampel
• 1 ml serum diletakkan tabung digesti → ditambah 2
ml asam nitrat dan 2 tetes HClO4 atau 4 tetes HCl
pekat → Ditempatkan pada hotplate suhu 130-
150oC hingga volume 1 ml → Tempatkan lagi pada
hotplate hingga 180oC → Tambahkan 3 tetes HNO3
→ Tambahkan 1 tetes AlCl3 8 % (khusus masking
agent untuk analisis Mg dg ion pengganggu
phospat) → Tempatkan pada water bath untuk 5
menit → Dinginkan dan larutkan dengan 12,5 ml
aquades bebas ion (atau aqua DM = Demineralisasi)
→ Disentrifuse,diambil 2 ml supernatan → diukur
dengan Flame AAS.
Hasil dan Diskusi
Ion Penganggu
• Phosphat ditemukan sebagai mayor interferens.
• Konsentrasi ion penganggu Fe (0,1-1,8μg/ml), Cu
(1,96-2,63 μg/ml), Ca (90-110 μg/ml), NH4 (1,43-
3,0 μg/ml), P(85-155 μg/ml), S (22-56 μg/ml), Cl (
3500 -3710 μg/ml), Zn (1,25 μg/ml)
• Efek kombinasi kalsium fosfat pada absorbansi
magnesium dikurangi dengan penambahan 2%
(w/v) AlCl3.6H2O, dididihkan, hingga terbentuk
presipitat sempurna.
Efek ion penganggu
Hasil dan Diskusi
DAFTAR PUSTAKA
1. Hassan T. Abdulsahib, (2011), “Determination of
Magnesium in Whole Blood and Serum of
Ischemic Heart Diseade Patient by Flame
Atomic Absorbtion Spectrometri”, American
Journal of Analytical Chemistry, 2, 996-1002
2. Vinod K. Gupta, S. Chandra, R. Mangla, (2002),
“Magnesium selective electrodes”, Sensors and
Actuators, 235-241
DAFTAR PUSTAKA

4. Pinelopi C, DimitriosKonstantianos,(1969), “
Fluorometric Determination of Magnesium
in Serum with 2-hydroxy-1-naphthaldehyde
salicyloylhydrazone, Clinical Chemistry, Vol.
35, No.7.
5. Nils-Erric, Eero Mervaala, Heikki Karppanen,
Jahangir, (2000), “ Review : Magnesium an
update on physiological, clinical and
analytical aspects”, Clinica Chimica Acta,1-26

Anda mungkin juga menyukai