Anda di halaman 1dari 7

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 1 - 7

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBERIAN


TUGAS PEKERJAAN RUMAH TERSTRUKTUR DENGAN BANTUAN LKS BAGI SISWA
KELAS I PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 1 PELAIHARI

Riyanto

SMKN 1 Pelaihari
Jl. Gagas Komplek Perkantoran Pelaihari, Kel. Angsau, Kec. Pelaihari, Kab. Tanah Laut
e-mail: riyanto.math89@gmail.com

Abstrak. Pembelajaran yang perlu dikembangkan guru dan diminati siswa pada saat
ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Sehingga perlu diupayakan suatu
model pembelajaran inovatif yang dapat menumbuhkan semangat dan kreativitas
siswa serta pembelajaran yang menyenangkan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman
bahwa hasil belajar matematika siswa kelas I Program Studi Administrasi
Perkantoran di SMKN1 Pelaihari dari tahun ke tahun relatif rendah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi
persamaan kuadrat melalui metode pemberian tugas pekerjaan rumah terstruktur
dengan bantuan LKS. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
adalah teknik tes dan observasi. Instrumen yang digunakan berupa tes dan lembar
observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentase dan rat-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dengan metode pembelajaran pemberian
tugas PR terstruktur dengan bantuan LKS dapat meningkatkan hasil belajar
matematika bagi siswa, dan (2) penggunaan lembar kerja untuk membawa siswa
agar aktif dalam belajar merupakan langkah yang efektif untuk peningkatan hasil
belajar bagi siswa yang mengambil program administrasi perkantoran.

Kata kunci : metode pembelajaran, PR terstruktur, LKS

Mata pelajaran matematika adalah salah satu (KBK) maupun KTSP dan sangat bertolak
dari mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian belakang dengan tujuan Pendidikan Nasional.
Nasional, berarti sudah seharusnya kualitas Banyak cara dalam rangka mening-
pembelajaran matematika harus terus katkan hasil belajar matematika tanpa harus
dikembangkan sedini mungkin, agar siswa mengorbankan aturan yang telah digariskan
dapat berhasil dengan baik dalam dalam kurikulum, salah satunya adalah
menghadapi Ujian Nasional. Kalau tidak penggunaan metode pembelajaran yang
demikian, maka akan kita lihat pemandangan efektif dan efisien. Metode pemberian tugas
seperti biasanya kebanyakan sekolah yang PR adalah salah satu dari metode guru untuk
melaksanakan program pengayaan dadakan meningkatkan hasil belajar matematika.
yang didukung semua unsur pendidik, orang Tetapi pada kenyataan, pelaksanaan
tua bahkan masyarakat. Memang tidak bisa pemberian tugas masih belum efektif dan
dipungkiri mengapa hal ini harus terjadi, efisien. Hal ini terkendala dengan beberapa
sebab tidak ada cara lain asalkan siswa bisa faktor : (1) Guru belum mencoba memberikan
Lulus UN dengan pemberian drill soal. tugas PR yang menarik, sehingga siswa suka
Pembelajaran seperti ini tidak relevan dengan dengan tugas itu. (2) Siswa masih ber-
tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi pendapat bahwa PR adalah beban, atau

1
Riyanto, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pemberian Tugas Pekerjaan …… 2

kebanyakan siswa mengerjakan PR dengan ketrampilan menghitung dan dapat menyele-


terpaksa. (3) Materi PR belum terstruktur atau saikan soal, tetapi harus juga ditunjukkan
belum beraturan sesuai dengan tingkat bagaimana nalar dan sikap itu dibentuk dan
kesulitan soal (bentuk PR terstruktur contoh- nalar yang tertata.
nya dibuat sejenis LKS). (4)Tugas PR Prestasi belajar berasal dari kata “
biasanya setelah dikumpulkan tidak diberikan prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil
penskoran (evaluasi), atau sering di paraf yang telah dicapai (Depdikbud, 1995: 787).
saja dan tidak mustahil ada yang tidak Sedangkan pengertian belajar adalah ber-
ditanyakan (dikoreksi) sama sekali. usaha memperoleh kepandaian atau ilmu
Metode pemberian tugas PR ini (Depdikbud, 1995:14 ). Jadi prestasi belajar
menurut penulis adalah suatu usaha yang adalah penguasaan pengetahuan atau
sangat tepat dan efisien karena mengingat ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
jam pelajaran di sekolah yang di sediakan pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai
untuk kelas 1 AP hanya 4 jam pertemuan atau angka yang diberikan oleh guru. Menurut
dalam seminggu. Hal ini sangat tidak Winkel (dalam Sukestiyarno, 1991:42), hasil
sebanding dengan jumlah pokok bahasan belajar merupakan bukti keberhasilan yang
yang diharapkan dalam kurikulum. Jadi telah dicapai siswa di mana setiap kegiatan
dengan adanya tugas PR kekurangan alokasi belajar dapat menimbulkan suatu perubahan
waktu bisa terpenuhi, sehingga pelaksanaan yang khas. Dalam hal ini hasil belajar meliputi
KBM matematika akan lebih harmonis. keaktifan, ketrampilan proses, motivasi, juga
Tujuan penelitian ini adalah untuk prestasi belajar.
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Menurut Sunaryo (dalam Sukesti-
kelas I Program Studi Administrasi Perkantor- yarno, 2003:27), untuk mencapai aktivitas
an SMK Negeri 1 Pelaihari pada materi maksimal belajar siswa, dalam pembelajaran
persamaan kuadrat melalui metode pem- harus ada komunikasi yang jelas antara guru
berian tugas pekerjaan rumah terstruktur dengan siswa, sehingga kegiatan belajar oleh
dengan bantuan LKS. siswa dapat berdaya guna dalam mencapai
Belajar menurut Peaget dalam tujuan pembelajaran.
Suparno (2001), yaitu belajar untuk mem- Dalam penelitian ini yang dimaksud
peroleh dan menemukan struktur pemikiran dengan ketrampilan berproses matematika
yang lebih umum yang dapat digunakan pada adalah suatu tuntutan proses aktif siswa
bermacam-macam situasi. Dengan demikian dalam melakukan suatu kegitan secara
proses belajar merupakan proses seseorang motorik yang merupakan pengejawantahan
menemukan struktur pemikiran yang lebih fungsi mental yang dilakukan oleh siswa dan
umum. Menurut Bruner dalam buku Direktorat dirancang secara sistematis strategi pembe-
Pendidikan Lanjutan Pertama (2004), belajar lajarannya oleh pengajar untuk memperoleh
adalah merupakan suatu proses aktif yang suatu keterampilan tertentu secara optimal.
memungkinkan manusia untuk menemukan Salah satu elemen pokok yang
hal-hal baru di luar informasi yang diberikan sangat penting untuk berlangsungnya pem-
kepada dirinya. Jadi proses belajar me- belajaran adalah pperangkat pembelajaran.
rupakan proses aktif seseorang untuk Menurut Joyce, B. & Weil, M. (1992:17)
menemukan suatu informasi. perangkat pembelajaran termasuk sistem
Soedjadi dan Moesono (dalam pendukung dan dapat berbentuk buku,
Sutiarso, 2000: 630) melihat belajar mate- rencana pembelajaran (Lesson Plan),
matika dari sisi tujuan. Dikatakan bahwa pada handout, film, lembar kerja siswa (self
dasarnya belajar matematika bermaksud instructional system), slide (powerpoint) dan
menata nalar, membentuk sikap dan sebagainya. Perangkat pembelajaran ini
menumbuhkan kemampuan matematika. tetap memegang peranan sentral apapun
Dikatakan pula bahwa, dalam pembelajaran seting pembelajaran yang dipilih. Tetapi
tidak cukup jika pebelajar diberikan hanya fungsi perangkat itu dapat berbeda-beda
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 1 - 7 3

sesuai dengan strategi atau metode (1) Menyusun persamaan kuadrat ber-
pembelajaran yang dipilih. Pada bahasan ini, dasarkan akar-akar yang diketahui
perangkat pembelajaran difokuskan pada (2) Menyusun persamaan kuadrat berdasar-
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kan akar-akar persamaan kuadrat yang
dan lembar kerja siswa (LKS). lain
Pada penelitian ini materi pem- (3) Menyelesaikan masalah program keahlian
belajarannya adalah persamaan dan pertidak- yang berkaitan dengan persamaan dan
samaan. Standar kompetensinya adalah pertidaksamaan kuadrat .
memecahkan masalah yang berkaitan Semua materi bahasan sesuai
dengan sistem persamaan dan pertidaksama- dengan silabus yang dibuat dan soal-soal
an linier dan kuadrat. Batasan materi latihan, penugasan, serta soal post tes tetap
penelitian hanya pada kompetensi dasar ke-3 berpedoman pada kisi-kisi soal. Pada
yaitu menerapkan persamaan dan pertidak- pelaksanaan pembelajaran, pedoman materi
samaan kuadrat. menggunakan Modul Pembelajaran yang
Setelah mempelajari materi Kompetensi dibuat penulis per kompetensi dasar dan
Dasar ke-3 ini, diharapkan siswa dapat: buku paket Matematika 1 SMK Kelompok
Bisnis dan Manajemen dari Armico Bandung.
Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan bentuk
diagram sebagai berikut :
Guru belum Siswa kelas 1 AP dlm
Kondisi Awal menguasai materi Pers.
melaksanakan metode
pemberian tugas PR Kuadrat rendah

Hipotesis
Melalui metode pemberian tugas pekerjaan rumah terstruktur
dengan bantuan LKS dapat meningkatkan hasil belajar
matematika bagi siswa kelas 1 Program Studi Adm
Perkantoran SMKN1 Pelaihari

Siklus I
Melaksanakan pembelajaran dengan
pemberian tugas PR 1 dan PR 2
Guru melaksanakan
metode pemberian tugas
Tindakan yang
PR terstruktur
dilakukan
Siklus II
Melaksanakan pembelajaran dengan
pemberian tugas PR 3

Kondisi Akhir yang Peningkatan Hasil


diharapkan Belajar Siswa

Gambar 1
Diagram kerangka berfikir
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 1 - 7

METODE Penelitian Tindakan Kelas siklus I terdiri dari


Penelitian ini menggunakan ran- (3) tiga pertemuan yaitu pada tanggal 7 Mei ,
cangan penelitian tindakan kelas (classroom 8 Mei dan 21 Mei 2010. Sedangkan siklus II
action research) yang terdiri dari 2 siklus. terdiri dari (2) dua pertemuan yang
Desain penelitian yang dilaksanakan meng- dilaksanakan pada 22 Mei dan 29 Mei 2010.
gunakan model yang dikembangkan oleh Setiap akhir siklus selalu diberikan evaluasi
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat atau post tes sebagai bahan penilaian hasil
komponen, yakni perencanaan, pelaksanakan tindakan.
tindakan, pengamatan, dan refleksi Rancangan masing-masing siklus
Subjek penelitian adalah siswa kelas terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan
1 Program Studi Administrasi Perkantoran tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan
SMK Negeri 1 Pelaihari tahun ajaran 2009- refleksi (Kemmis dan McTaggart, 1988).
2010, dengan jumlah 38 orang. Pelaksanaan

(1) Pokok-pokok Rencana Kegiatan


Siklus I Perencanaan: Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
Identifikasi PBM
Masalah dan Menentukan pokok bahasan
penetapan Mengembangkan skenario pembelajaran
alternatif Menyusun LKS
pemecahan Menyiapkan sumber belajar
masalah Mengembangkan format evaluasi
Mengembangkan format observasi
Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada skenario yang
direncanakan dan LKS
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format Observasi
Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi
evaluasi mutu.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario, LKS, dll.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil
evaluai, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Evaluasi tindakan I
Siklus II Perencanaan Identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalah
Pengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan Program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
Siklus-siklus berikutnya (apabila diperlukan)

Kesimpulan, saran dan rekomendasi

Dalam langkah pelaksanaan Teknik pengumpulan data yang


tindakan meliputi : penyampaian materi digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pelajaran, latihan soal, pembahasan latihan tes dan observasi. Instrumen yang digunakan
soal, tugas pekerjaan rumah terstruktur berupa tes dan lembar observasi. Peneliti
(kegiatan penelitian utama), pembahasan PR mencatat hasil observasi dan pemahaman
pada pertemuan berikutnya dan pen-skor-an urutan perilaku siswa dengan lengkap
hasil PR siswa, post tes sebagai evaluasi meliputi :
dari masing-masing siklus. (1) suasana kelas
4
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 1 - 7 5

(2) perilaku siswa pada saat mengikuti Berdasarkan data evaluasi hasil
pembelajaran di dalam kelas belajar pada masing-masing siklus akan
(3) tanggapan siswa terhadap metode dianalisis dan akan digunakan pedoman
pemberian tugas PR terstruktur. konversi absolut lima (Santyasa, 2007).

Interval Kualifikasi
0 – 39,9 Sangat kurang
40,0 – 54,9 Kurang
55,0 – 69,9 Cukup
70,0 – 84,9 Baik
85,0 – 100 Sangat Baik
Peneliti menetapkan nilai rata-rata kurang dari KKM yang ditentukan, sedang 30
minimal 6,0 pada siklus I dan 5,8 untuk siklus siswa telah mendapatkan nilai diatas batas
II sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal tuntas, hal ini berarti 75 % siswa telah
(KKM ) yang ada digunakan SMK Negeri 1 mampu.
Pelaihari untuk mata pelajaran matematika. Hasil pengamatan pada siklus II,
Jadi siswa dikatakan tuntas, jika men- setelah LKS yang diberikan kepada siswa
dapatkan nilai lebih dari atau sama dengan pada akhir pertemuan 1, tampak siswa lebih
nilai minimal. Hasil penelitian tindakan kelas antusias dalam mengerjakan LKS tersebut.
ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam Hal ini terbukti dengan adanya skor nilai pada
penelitian ini: hasil pengoreksian silang hasil pekerjaan
(1) Hasil belajar siswa pada materi rumah yang rata-rata nya bagus. Pada
persamaan kuadrat pada akhir penelitian pengerjaan lembar kerja yang dibagikan ini
ini meningkat, hingga mencapai 80 % tak terlihat adanya siswa yang tidak
siswa telah mencapai nilai diatas batas mengerjakan kecuali siswa yang tidak masuk
ketuntasan minimal. karena alasan sakit. Dari data angket
(2) Penggunaan LKS dalam pemberian tugas tanggapan siswa terhadap metode ini
PR, dalam hal ini ditandai dengan menunjukkan bahwa 95% siswa mengatakan
peningkatan semangat siswa terhadap PR yang diberikan guru tidak kebanyakan,
tugas PR yang diberikan guru, hasil nilai 60% siswa berpendapat PR yang diberikan
penskoran dari tugas PR yang didapatkan tidak terlalu sulit. Siswa yang menyukai
masing-masing siswa meningkat hingga pemberian metode ini 85%, yang mengatakan
mencapai 80% memperoleh nilai di atas materi PR berbentuk terstruktur 92,5%. Siswa
batas ketuntasan minimal . yang senang dengan pemberian skor nilai
dari PR dan bertambah paham terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN materi yang diberikan ada 95%, sedangkan
Hasil pengamatan pada siklus I, 97,5% siswa dengan adanya pemberian skor
setelah LKS yang diberikan kepada siswa nilai pada PR ingin lebih giat lagi belajarnya.
pada akhir pertemuan 1 dan pertemuan 2, Dan 100% siswa mengatakan akan ber-
tampak siswa sangat antusias dalam sungguh-sungguh dalam belajar matematika
mengerjakan LKS tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya model tugas ini. Dari data
dengan adanya skor nilai pada hasil tanggapan siswa juga ditunjukkan 85% siswa
pengoreksian silang hasil pekerjaan rumah setuju adanya pengoreksian silang hasil PR,
yang rata-rata nya di atas nilai cukup. Pada 90% siswa berkeinginan untuk lebih giat
pengerjaan lembar kerja yang dibagikan ini belajar dan setuju jika model tugas ini
tak terlihat adanya siswa yang tidak diteruskan untuk pembelajaran matematika
mengerjakan kecuali siswa yang tidak masuk serta mereka akan merasa lebih disiplin
karena alasan sakit. Pada post test yang dalam belajar matematika. Siswa yang
diberikan didapatkan hasil bahwa dari 38 merasa malu jika hasil PR kurang bagus
siswa yang ada, 10 siswa mendapatkan nilai tercatat 75%. Jika model ini diteruskan untuk
Riyanto, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pemberian Tugas Pekerjaan …… 6

mata pelajaran lain hanya 55% siswa yang Joyce, B. & Weil, M.(1992:17) perangkat
setuju. pembelajaran termasuk sistem pendukung
Berdasarkan hasil evaluasi pada dan dapat berbentuk buku, Rencana
akhir siklus 2 setelah dikoreksi didapatkan Pembelajaran (Lesson Plan), Handout,
hasil yang sesuai dengan indikator film, lembar kerja siswa (self instructional
pencapaian hasil yang diharapkan karena system), slide (powerpoint) dan se-
dari 40 siswa yang ada dalam kelas hanya bagainya. Perangkat pembelajaran ini
terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai tetap memegang peranan sentral apapun
dibawah batas ketuntasan minimal, sehingga setting pembelajaran yang dipilih.
persentasi siswa yang telah tuntas adalah 95
%. Saran
Berdasarkan data hasil evaluasi Setelah mengadakan penelitian
masing-masing siklus tampak peningkatan tindakan kelas pada siswa program
hasil penguasaan materi. Hal ini bila dilihat Adminitrasi Perkantoran ini maka disarankan
dari tindakan yang dilakukan maka telah agar :
sesuai dengan pendapat Uzer yang (1) Guru dalam mengajar perlu memper-
menjelaskan bahwa motivasi ekstrinsik timbul hatikan paradigma-paradigma baru
sebagai akibat pengaruh dari luar individu, sehingga dalam mengajar tidak monoton.
apakah karena adanya ajakan, atau paksaan (2) Guru lebih kreatif dalam mencari metode
orang lain sehingga dengan kondisi yang yang tepat dalam kegiatan belajar
demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu mengajar yang lebih menekankan mutu
atau belajar, misalnya seseorang mau belajar pendidikan di kelasnya sesuai dengan
karena ia diberi tugas PR oleh guru yang tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi
akan diberikan penilaian atau skor nilai dari (3) Guru dapat mengoptimalkan pemberian
hasil PR yang ia kerjakan. tugas PR yang terstruktur, untuk
Hasil yang didapat dari penelitian ini mengatasi kekurangan jam pertemuan
juga sesuai dengan pendapat Winkel atau menambah pemahaman siswa
(1991:42) bahwa hasil belajar merupakan terhadap materi pelajaran, yang pada
bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa di akhirnya bermuara pada peningkatan
mana setiap kegiatan belajar dapat hasil belajar.
menimbulkan suatu perubahan yang khas.
Dalam hal ini hasil belajar meliputi keaktifan,
ketrampilan proses, motivasi, juga prestasi DAFTAR PUSTAKA
belajar. Santyasa, I. W. 2007. Metodologi Penelitian
Tindakan Kelas, Universitas
SIMPULAN DAN SARAN Pendidikan Ganesha Singaraja.
Simpulan Parta, I. N. 2009. Profil Kemampuan Guru
Dari Penelitian Tindakan Kelas Matematika Menyusun Perangkat
(PTK) yang telah dilaksanakan, maka dapat Pembelajaran. Disampaikan dalam
ditarik simpulan sebagai berikut : Seminar Nasional Matematika 2009,
(1) Dengan metode pembelajaran pemberian Jurusan Matematika FPMIPA
tugas PR terstruktur dengan bantuan LKS Universitas Negeri Malang
dapat meningkatkan hasil belajar mate- Sunyono, 2007. Modul Penelitian Tindakan
matika bagi siswa. Kelas , Laporan Hasil Penelitian Kelas
(2) Penggunaan lembar kerja untuk mem- (PTK). Dit PPTK & KPT Ditjen Dikti,
bawa siswa agar aktif dalam belajar 2007
merupakan langkah yang efektif untuk Sukestiyarno, 2000. Makalah Penelitian
peningkatan hasil belajar bagi siswa yang Tindakan Kelas bahan Terdekat bagi
mengambil program administrasi per- Guru Berkarya Ilmiah, UNNES. http:
kantoran. Hal ini sesuai dengan pendapat // Kis_kis2000@yahoo.com
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 1 - 7 7

Sukestiyarno, 2002. Mengefektifkan Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar


Pembelajaran Teori Peluang dan dan Menengah.
Statistika Dasar dengan Problem Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses
Posing dan Tugas Terstruktur, Belajar Mengajar.
Laporan Penelitian Due Like UNNES Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang Kurikulum 2004 SMA, Andi Hakim Nasution. 1982. Landasan
2003, Pedoman Khusus Matematika.
Pengembangan Silabus dan Penilaian Jakarta : Bharata Karya Aksara.
Mata Pelajaran Matematika, Jakarta : Joyce, B., dkk. 1992. Models of Teaching. 4th
Edition. USA. Allyn and Bacon.

Anda mungkin juga menyukai