Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Ø  Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia.
Ø  Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
Ø  Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Ø  Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antar perawat dengan pasien.

Ada beberapa pengertian tentang komunikasi :


a)   Komunikasi adalah pengiriman pesan atau tukar menukar informasi    atau
ide/gagasan (Oxford Dictionary)
b)   Komunkasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui
symbol, tanda, atau tingkah laku
c)   Komunkasi bisa berbentuk komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan
komunikasi abstrak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah


suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain baik
secara verbal maupun nonverbal. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan
menggunakan symbol, tanda, atau tingkah laku.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan
pengertian antar perawat dengan pasien.
CARA BERKOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA BERBAGAI TINGKAT
USIA
1.    Pada Anak
            Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi
dengan anak, metode berkomunikasi dengan anak. Peran orang tua dalam membantu
proses komunikasi dengn anak sehingga bisa di dapatkan informasi yang benar dan
akurat.
a.    Sikap Kesejatian
Menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan anak menunjukkan
kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita
kepada anak.
b.    Sikap Empati
Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang tua.
c.    Sikap Hormat
Bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa suka
dan menghargai klien. Seperti senyum pada saat yang tepat, melakukan jabat
tangan atau sentuhan yang lembut dengan seizin komunikan.
d.    Sikap Konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan abstrak
pada saat komunikasi dengan kien seperti gambar, mainan, dll

3.    Pada Remaja


a.    Pola pikir dan tingkah laku
Peralihan dari anak ke dewasa 
b.    Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar keluarga dan
terbuka terhadap perawat.
c.    Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
1).    Beri support penuh perhatian
2).   Jangan melakukan intrupsi
3).   Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
4).   Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)

3. Strategi untuk memperbaiki komunikasi dengan pasien lanjut usia yaitu


1.    Menggabungkan data pendahuluan sebelum perjanjian untuk
bertemu, karena pasien pasien lanjut usia khas memiliki berbagai masalah
kesehatan yang kompleks.
2.    Meminta pasien menceritakan keluhannya hanya sekali (yaitu tidak bercerita
dulu kepada  p e r a w a t a t a u a s i s t e n k e m u d i a n b a r u k e p a d a a n d a )
u n t u k m e m i n i m a l k a n f r u s t a s i d a n kelelahan pasien.
3.    Menghindarkan jargon medis.
4.    Menyederhanakan dan menuliskan instruksi.
5.    Menggunakan diagram, model, dan gambar.
6.    Menjadwalkan pasien lanjut usia terlebih dahulu, karena mereka umumnya
lebih siap darisegi waktu dan secara klinis cenderung kurang sibuk.
7.     Mengenal Kultur dan Budaya
8.    ekspresi yang menyenangkan.
9.    Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di tangan, lengan, atau bahu.
10. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa, membiarkan pasien selama
beberapa menituntuk mengekspresikan masalahnya jika mampu
11. Memastikan bahwa agenda pasienlah yang anda hadapi
12. Meminta pasien lanjut usia untuk mengulang kembali setiap instruksi yang
penting
13. Memberikan instruksi tertulis paling tidak dengan huruf berukuran 14.
14. Ingatlah pentingnya masalah psikososial ketika merawat pasien lanjut usia.2.
Gangguan kognitif pasien
15. Jangan mengabaikan pasien.
16. Bertanyalah dengan pertanyaan sederhana yang hanya memerlukan
jawaban “ya” atau“tidak” dan bahasa tubuh sederhana.
17. Ketika melakukan pemeriksaan, berikan instruksi satu persatu.3. Pertemuan
dengan keterlibatan pihak ketiga.
18. Persiapkan lingkungan ruang pemeriksaan dengan 3 kursi dalam bentuk
segitiga.

HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Dalam hal kemajuan hubungan perawat-klien terdiri dari tiga jenisà utama :
resistens, transferens, dan kontertransferens (Hamid, 1998). Ini timbul dari berbagai
alasan dan mungkin terjadi dalam bentuk yang berbeda, tetapi semuanya menghambat
komunikasi terapeutik. Perawat harus segera mengatasinya. Oleh karena itu hambatan
ini menimbulkan perasaan tegang baik bagi perawat maupun bagi klien.

1.Resisten.
Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab
ansietas yang dialaminya. Resisten merupakan keengganan alamiah atau
penghindaran verbalisasi yang dipelajari atau mengalami peristiwa yang
menimbulkan masalah aspek diri seseorang. Resisten sering merupakan akibat dari
ketidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan.
Perilaku resistens biasanya diperlihatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini
sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah.

2.Transferens.
Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan
sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya
di masa lalu. Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam
intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan pengisaran (displacement) yang
maladaptif. Ada dua jenis utama reaksi bermusuhan dan tergantung.
3.Kontertransferens.
Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien.
Konterrtransferens merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhadap
klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau
ketidaktepatan dalam intensitas emosi. Reaksi ini biasanya berbentuk salah satu dari
tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan atau membenci dan
reaksi sangat cemas sering kali digunakan sebagai respon terhadap resisten klien.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi terapeutik, perawat harus siap untuk
mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan
perawat-klien (Hamid, 1998). Awalnya, perawat harus mempunyai pengetahuan
tentang hambatan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan
adanya hambatan tersebut. Latar belakang perilaku digali baik klien atau perawat
bertanggung jawab terhadap hambatan terapeutik dan dampak negative pada proses
terapeutik.
Adapun Faktor-faktor penghambat komunikasi menurut Purwoto, Heri
(1994),iyaitu:
a. kemampuan pemahaman yanng berbeda
b. Pengamatan / penafsiran yang berbeda kerena pengalaman masa lalu
c. Komunikasi satu arah
d. Kepentingan yang berbeda
e. Memberikan jaminan yang tidak mungkin
f. Memberitahu apa yang harus dilakukan kepada klien
g. Menuntut bukti
h. Membicarakan ha;-hal yang bersifat pribadi
i. Memberikan kritik mengenai perasaan penderita
j. menghentikan / mengalihkan topik pembicaraan
k. terlalu banyak bicara yang seharusnya didengarkan
l. memperlihatkan sifatjemu, pesimis
Faktor-faktor penghambat komunikasi menurut Karyoso, (1994), yaitu :
a. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi
b. Sikap yang kurang tepat
c. Kurang pengetahuan
d. kurang memahami sistem social
e. Prasangka yang tidak beralasan
f. Jarak fisik,
g. Tidak ada persamaan persepsi
h. Indra yanng rusak
i. berbicara yang berlebihan
j. mendominir pembicaraan

Anda mungkin juga menyukai

  • Sap 5 Kep Kritis
    Sap 5 Kep Kritis
    Dokumen3 halaman
    Sap 5 Kep Kritis
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 1 Kep Kritis
    Sap 1 Kep Kritis
    Dokumen3 halaman
    Sap 1 Kep Kritis
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 8
    Sap 8
    Dokumen3 halaman
    Sap 8
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 1 Kep Kritis
    Sap 1 Kep Kritis
    Dokumen3 halaman
    Sap 1 Kep Kritis
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 1 Kep Kritis
    Sap 1 Kep Kritis
    Dokumen3 halaman
    Sap 1 Kep Kritis
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 8 Kep Kritis
    Sap 8 Kep Kritis
    Dokumen4 halaman
    Sap 8 Kep Kritis
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 7
    Sap 7
    Dokumen4 halaman
    Sap 7
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen3 halaman
    Sap 4
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen3 halaman
    Sap 4
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 7
    Sap 7
    Dokumen4 halaman
    Sap 7
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 11
    Sap 11
    Dokumen3 halaman
    Sap 11
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 9
    Sap 9
    Dokumen4 halaman
    Sap 9
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 9
    Sap 9
    Dokumen3 halaman
    Sap 9
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 11
    Sap 11
    Dokumen4 halaman
    Sap 11
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 5
    Sap 5
    Dokumen3 halaman
    Sap 5
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 12
    Sap 12
    Dokumen5 halaman
    Sap 12
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen4 halaman
    Sap 4
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 3
    Sap 3
    Dokumen4 halaman
    Sap 3
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen3 halaman
    Sap 2
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 7
    Sap 7
    Dokumen4 halaman
    Sap 7
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen4 halaman
    Sap 2
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen3 halaman
    Sap 4
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 24
    Sap 24
    Dokumen4 halaman
    Sap 24
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen3 halaman
    Sap 2
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Isu Etik Dalam Praktek Kep Eutanasia, Aborsi, Transplantasi Organ, Sporting Divas
    Isu Etik Dalam Praktek Kep Eutanasia, Aborsi, Transplantasi Organ, Sporting Divas
    Dokumen15 halaman
    Isu Etik Dalam Praktek Kep Eutanasia, Aborsi, Transplantasi Organ, Sporting Divas
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Penerapan Komunikasi PD Anak DLM Pelayanan Keehatan
    Penerapan Komunikasi PD Anak DLM Pelayanan Keehatan
    Dokumen6 halaman
    Penerapan Komunikasi PD Anak DLM Pelayanan Keehatan
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Paradigma Dan Falsafah Keperawatan
    Paradigma Dan Falsafah Keperawatan
    Dokumen6 halaman
    Paradigma Dan Falsafah Keperawatan
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 1
    Sap 1
    Dokumen3 halaman
    Sap 1
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Konsep Berpikir Kritis
    Konsep Berpikir Kritis
    Dokumen2 halaman
    Konsep Berpikir Kritis
    Mawar Eka Putri
    Belum ada peringkat