Anda di halaman 1dari 10

MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Mata Kuliah Kewirausahaan dan


Ekonomi Kerakyatan
Disusun oleh:
Sandy Aditya Pratama : 1941020092

Dosen Pengampu:
H. Zamhariri, S.Ag.,M.Sos.I

Pengembangan masyarakat Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS NEGRI ISLAM
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/ 2020 M
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Merintis Usaha Baru dan Model
Pengembangannya”
Shalawat beserta salam disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Pada kesempatan ini tak lupa saya mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan yaitu bapak Dr. H. Zamhariri,
S.Ag.,M.Sos.I yang telah memberikan tugas makalah ini kepada saya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat lebih baik lagi
di kemudian hari. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Cara Memasuki Dunia Usaha....................................................................5
2.2 Merintis Usaha Baru..................................................................................5
2.3 Bidang dan Jenis Usaha Yang Dimasuki..................................................6
2.4 Bentuk Usaha dan Bentuk Kepemilikan yang Akan Dipilih.....................7
2.5 Tempat Usaha yang Akan Dipilih.............................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha atau
kewirausahaan yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang
usaha tertentu akan tetapi juga mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa
Kewirausahaan). Mampu dalam menangkap ide peluang peluang bisnis dan
manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir, kreatif serta mempunyai
kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak mudah menyerah (menyukai
tantangan).
Selanjutnya adalah tahap memasuki dunia usaha, ada tiga cara untuk
memulai atau memasuki dunia usaha atau kewirausahaan yaitu merintis usaha
baru, membeli perusahaan yang sudah ada di pasar dan kerja sama
manajemen. Sebelum kita membahas mengenai usaha baru dan model
pengembangannya, alangkah baiknya Kita mengetahui akan pengertian dan
tujuannya. Menurut Brown dan Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis inipun akan
meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pembisinis itu adalah Untuk memasuki dunia usaha,
seseorang harus memiliki jiwa sebagai seorang wirausaha. Wirausaha adalah
orang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi
resiko. Sebagai pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus memiliki
Kecakapan untuk bekerja, mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai
tantangan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara memasuki dunia usaha?
b. Bagaimana membentuk dan mendirikan usaha baru (starting)?
c. Bagaimana proses memulai bisnis baru?
d. Apa saja hal-hal yang di perhatikan dalam merintis usaha baru?

1.3 Tujuan Penulisan


Dengan dibuatnya makalah tentang proses merintis usaha baru dan model
pengembangannya diharapkan agar dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau
memasuki dunia usaha, yaitu :
(1) Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha
baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang
dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru ysng dspst dirintis :
a) Perusahaan milik sendiri (shole proprietorship), yaitu bentuk usaha
yang dimiliki dan dikola sendiri oleh seseorang,
b) Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang
atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama, dan
c) Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang
didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
(2) Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli
perusahaan, yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang
lain dengan nama (good will) dan organisasi usaha yang sudah ada.
(3) Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara
entrepreneur (franhisee) dengan perusahaan besar (franchisor / parent
company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba) Kerja sama ini biasanya dengan
dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian
peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, pembukaan, pencatatan
dan akutansi, konsultasi, penetapan standar, promosi, pengendalian
kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan.
2.2 Merintis Usaha Baru
Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk memasuki usaha
(business) seseorang harus berjiwa wirausaha. Wirausaha adalah seorang yang
mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi risiko.
Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau
pelaksana usaha kecil (small busines operator), ia harus memiliki kecakapan
untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai
tantangan.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000: 90),
sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman
yang diperoleh ketika bekerja dibeberapa perusahaan atau tempat-tempat
profesional lainnya. Mereka mengetahui cara-cara mengoperasikan
perusahaan dari pengalaman tersebut. Sebanyak 15% responden telah
mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
Sebanyak 1 dari 10 responden (11%) dari wirausaha yang disurvei memulai

5
usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan sebanyak 46% lagi karena
hobi.
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha
untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha : Pertama, pendekatan
“inside-out” atau disebut dengan “idea generation”, yaitu pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan, latar belakang, dan
sebagainya yang mementukan jenis usaha yang akan dirintis. Kedua,
pendekatan “the out- side in” yang juga disebut “opportunity recognition”,
yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan
akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan dipasar.
Opportunitty recognition tidak lain adalah pengamatan lingkungan
(environment scanning) yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer
menjadi peluang-peluang ekonomi. Berita-berita peluang tersebut menurut
Lambing (2000: 92) bersumber dari:
1. Surat kabar
2. Laporan perodik tentang perubahan ekonomi
3. Jurnal perdagangan dan pameran dagang
4. Publikasi pemerintah
5. Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker, universitas, dan
perusahaan lainnya.
Menurut Lambing, keunggulan dari pendatang baru dipasar adalah dapat
mengidentifikasi ”kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.
Berdasarkan pendekatan “in-side out” diatas, bahwa untuk memulai usaha,
seorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman
Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi :
a. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi
barang dan jasa serta cara menyajikannya.
b. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana
menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
c. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh
sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
d. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara
mencari, memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan
komunikasi serta negosiasi.
Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seorang dituntut
tidakhanya memiliki kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide dan
kemauan. Seperti telah disinggung, bahwa ide dan kemauan tersebut harus
diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku dipasar.

6
2.3 Bidang dan Jenis Usaha Yang Dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
(1) Bidang Usaha Pertanian (Agriculture), meliputi usaha pertanian, kehutanan,
perikanan, dan perkebunan.
(2) Bidang Usaha Pertambangan (Mining), meliputi usaha galian pasir, galian
tanah, batu, dan bata.
(3) Bidang Usaha Pabrikasi (Manufacturing), meliputi usaha industri, perakitan,
dan sintesis.
(4) Bidang Usaha Kontruksi (Construction), meliputi usaha kontruksi bangunan,
jembatan, pengairan, dan jalan raya.
(5) Bidang Usaha Perdagangan (Trade), meliputi usaha perdagangan kecil
(retailer), grosir, agen, dan ekspor-impor.
(6) Bidang Usaha Jasa Keuangan (Financial Service), meliputi usaha
perbankkan, asuransi, dan koperasi.
(7) Bidang Usaha Jasa Perorangan (Personal Service), meliputi usaha potong
rambut, salon, loundry, catering.
(8) Bidang Usaha Jasa-jasa Umum (Public Service), meliputi usaha
pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.
(9) Bidang Jasa Wisata (Tourism), meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan
UU Mo. 9/ 1990 tentang kepariwisataan ada 86 jenis usaha wisata yang bisa
dirintis yang terbagi kedalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu :
(a) Kelompok Usaha Jasa Pariwisata, meliputi
 Jasa biro perjalanan wisata
 Jasa agen perjalanan wisata
 Jasa pramuwisata
 Jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran
 Jasa impresariat
 Jasa konsultan pariwisata
 Jasa informasi pariwisata
(b) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi :
 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam
 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya
 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
(c) Usaha sarana wisata, meliputi :
 Penyediaan akomodasi
 Penyediaan makanan dan minuman
 Penyediaan angkutan wisata
 Penyediaan sarana wisata dan sebagainya

7
2.4 Bentuk Usaha dan Bentuk Kepemilikan yang Akan Dipilih

Setelah menentukan bidang dan jenis usaha yang akan dipilih, langkah
selanjutnya adalah menentukan bentuk kepemilikan usaha. Ada beberapa
bentuk kepemilikan usaha, yang bisa dipilih, diantaranya:
1) Perusahaan Perorangan (seleproprietorship), yaitu suatu perusahaan yang
dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. Kelebihan dari bentuk
perusahaan ini adalah mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas
dalam pengelolaan, dan memiliki daya rangsang yang lebih tinggi.
2) Persekutuan (partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua
orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
Dalam persekutuan ada dua macam anggota, yaitu :
a) Sekutu umum (General Partner), yaitu anggota yang aktif dan duduk
sebagai pengurus persekutuan,
b) Sekutu terbatas (limited partner), yaitu anggota yang bertanggung jawab
terbatas terhadap utang perusahaan sebesar modal yang
disetorkannyadan orang tersebuttidak aktif dalam perusahaan.
c) Perseroan (corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri
atas para pemegang saham (pesero/stockholder), yang mempunyai
tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal
disetor.
d) Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah
nama bersama. Bila untung, maka keuntungan dibagi bersama,
sebaliknya bila rugi dianggung bersama. Dalam firma terdapat tanggung
jawab renteng antara anggota.
2.5 Tempat Usaha yang Akan Dipilih

Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal


dibawah ini :
a) Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan atau pasar? Bagaimana akses pasarnya?
b) Apakah tempat usaha dekat kesumber tenaga kerja?
c) Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat
pengangkut dan jalan raya?

Dalam menentukan tempat usaha,perlu dipertimbangkan aspek efisiensi


dan efektifitasnya. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan efisien baik
bagi perusahaan maupun bagi konsumen. Untuk menentukan lokasi atau
tempat usaha ada beberapa alternatif yang kita bisa pilih yaitu:

a) Membangun bila ada tempat yang strategis

8
b) Membeli atau menyewa bila lebih strategis dan menguntungkan
c)Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagaimana cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita masuki
pastilah memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu kita harus dapat
menentukan bidang dan jenis usaha apa yang akan kita mulai, apakah kita
mempunyai keahlian di bidang usaha yang akan kita masuki tersebut, agar
tidak mengalami kejadian yang fatal dikemudian hari, yaitu usaha yang kita
dirikan hancur atau berhenti begitu saja karena kita tidak memiliki kompetensi
di bidang usaha yang kita mulai. Sekian pembahasan mengenai “Merintis
Usaha Baru dan Model Pengembangannya”. Mungkin terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca sekalian, agar di waktu yang akan dating,
makalah ini akan semakin sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA
Budiarta, Kustoro, dkk. 2007, PENGANTAR BISNIS. Medan.

Mata kuliah Kewirausahaan, Teknik Informatika – Universitas


Widyatama.
http://ghanoz2480.wordpress.com/2008/04/18/merintis-usaha-baru-
dan-model- pengembangannya/. Diakses tanggal 29 Oktober 2011
pukul 20.54 WIB
Mardiyatmo. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Yudhistira.
Suryana. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Salemba Empat.

10

Anda mungkin juga menyukai