Anda di halaman 1dari 16

41

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan penelitian ini maka

menurut peneliti yang sesuai dengan metode penelitian ini adalah menggunakan

jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Locke, Spriduso dan

Silferman dalam Creswell (1994) mengemukakan bahwa qualitative research is

interpretative research. As such, the biases, values and judgement of the

researches become stated explicitly in the research report. Such openess is

considering to be useful and positive. Penggunaan metode ini adalah untuk

mendeskripsikan Penataan Ruang di Wilayah Pertambangan PT SCM, mengkaji

secara kualitatif seluruh data yang di survey dan di ukur dilapangan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian ini adalah wilayah

pertambangan PT Sulawesi Cahaya Mineral yang terletak di Kecamatan Routa

Kabupaten Konawe yang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 45

tahun 2010 tentang Batas Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi

Tenggara maka luas wilayah IUP PT SCM seluas 21.730 Ha. Lokasi Kecamatan

Routa dan Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.

Penelitian ini secara keseluruhan memerlukan waktu empat bulan yang

dimulai pada bulan Desember 2013 s.d Maret 2014. Untuk jelasnya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :


42

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Waktu Kegiatan
No Kegiatan
Des Jan Feb Maret
1. Survei Pra lapangan
2. Pembuatan usulan penelitian
3. Konsultasi dengan Pembimbing
4. Seminar Usulan Penelitian
5. Pengurusan Surat Izin Penelitian
6. Pengumpulan, Pengolahan Data serta
penulisan Tesis dan konsultasi
7. Ujian Tesis
8. Perbaikan Tesis
43
44
45

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2002) populasi adalah wilayah generalisasi  terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu,

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam

penelitian ini, populasi dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : Populasi Luas Wilayah

Studi dimana luas wilayah studi seluas 21.730 Ha dan Populasi Responden yang

terdiri dari Pemerintah, Masyarakat dan Perusahaan sebanyak 212 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Untuk populasi luas wilayah studi, teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik purposive cluster sampling, dimana peneliti menunjuk atau

menentukan langsung sampel yang ada, maka sampel untuk luas wilayah studi

seluas 19.686 Ha berdasarkan luas wilayah yang telah dikeluarkan Ijin Pinjam

Pakai Kawasan Hutan yang diterbitkan oleh Menteri Kehutanan Republik

Indonesia.

Untuk Populasi responden, teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive proportional sampling, dimana peneliti melakukan pengambilan

sampel dengan cara menunjuk atau memilih sampel sesuai dengan keinginan

peneliti yang relevan dengan penelitian, maka jumlah sampel untuk responden

sebanyak 30 orang yang dirinci sebagai berikut :


46

Tabel 4.2 Jumlah Responden Penelitian

Unsur Responden Populasi Sampel Keterangan


Unsur Pemerintah 12 12 Dinas ESDM (3), Bapeda (3),
Kabupaten PU (3), BLH (3)
Konawe
Masyarakat Lokal 119 11 Masyarakat local dipilih
yang bekerja di secara acar yang bekerja di
perusahaan perusahaan.
Karyawan PT 81 7 Presdir (1), Manager (3)
SCM operational (3)
Total 212 30

4.4 Definisi Operasional/Batasan Operasional

1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara

yang rneliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangltutan dan penjualan,

serta kegiatan pascatambang.

2. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalarn rangka pengusahaan mineral

atau batubara yang meliputi tahapan kegiatarl penyelidikan umum,

eksplorasi, studi kelayakan, konstrultsi, penambangan, pengolahar: dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

3. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk

melaksanakan usaha pertambangan.

4. IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan

kegiatan penyelidikan unium, eksplorasi, dan studi kelayakan.


47

5. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang dlberikan setelah selesai

pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi

produksi.

6. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

memperoleh informasi secara terperincl dan teliti tentang lokasi, bentuk,

dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta

informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

7. Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk

menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan,

terxnasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan

pascatambang.

8. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang

meliputi konstruksi, penarnbangan, pengolahan, pemurnian, termasuk

pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak

lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan,

9. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan

pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian

dampak lingkungan.

10. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk

memproduksi mineral dan atau batubara dan mineral ikutannya.

11. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP, adalah wilayah

yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan,
48

batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang

nasional.

12. Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WUP, adalah

bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau

informasi geologi.

13. Wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WIUP,

adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.

4.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

4.5.1 Jenis Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai kebutuhan perencanaan dan sejalan

dengan tujuan penelitian. Jenis data didasarkan pada dua jenis data yaitu :

1. Data Primer

Sumber data primer didapatkan dari :

1. Survey dan pengukuran langsung di lokasi penelitian meliputi kondisi dan

kebutuhan akses jalan, kontur dan kemiringan lereng, lokasi stok material,

kesesuaian lahan untuk ketersediaan fasilitas perumahan, perkantoran dan

fasilitas-fasilitas pendukung (jaringan listrik, jaringan jalan, tempat

pembuangan sampah, drainase, dan saluran air kotor), air permukaan dan

sumber mata air.

2. Karyawan yang bekerja di kegiatan pertambangan PT SCM


49

3. Penentu kebijakan di Pemerintah Kabupaten Konawe yang berkaitan

dengan kebijakan tata ruang dan kegiatan pertambangan, serta lingkungan

yaitu :

 Dinas ESDM Kabupaten Konawe, dari instansi ini diperoleh data dan

informasi mengenai perijinan pertambangan di Kabupaten Konawe

umumnya dan khususnya di lokasi penelitian.

 Bapeda/PU dan BLH Kabupaten Konawe, dari instansi ini diperoleh

data dan informasi mengenai model penataan ruang serta standar jalan,

penentuan fasilitas dan lain-lain, dan pengupayaan pengelolaan

lingkungan di Kabupaten Konawe secara umum dan khususnya di

daerah-daerah pertambangan.

 PT. Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) selaku pengembang atau pelaku

penambangan, dari perusahaan ini diperoleh data dan informasi tentang

perijinan, aktivitas kegiatan dan pengelolaan wilayah penambangan.

2. Data Sekunder

Data yang kedua adalah data sekunder, data ini merupakan data primer

yang telah diolah oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih

lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain

yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-

diagram. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

 Peraturan dan kebijakan.

 Batas wilayah administratif.

 Keadaan penduduk disekitar wilayah pertambangan PT SCM.


50

 Standarisasi jalan, dan ketersediaan fasilitas pendukung di wilayah

pertambangan

 Peta-peta yang mendukung penelitian.

4.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data meliputi survey dan pengukuran secara

langsung dilapangan untuk mengumpulkan data primer dan survey instansional

untuk mengumpulkan data sekunder. Kegiatan survey primer dilakukan dengan

observasi dilapangan, metode FGD dan wawancara untuk instansi, karyawan, dan

pihak perusahaan PT SCM.. Survey dilakukan bersama-sama peneliti, pihak

perusahaan, pemerintah, dan masyarakat meliputi sebagai berikut :

1. Observasi fisik lapangan untuk mengenali karakteristik lahan secara

keseluruhan dan mengevaluasi kondisi dan kebutuhan akses jalan, kontur dan

kemiringan lereng, lokasi stok material, kesesuaian lahan untuk ketersediaan

fasilitas perumahan, perkantoran dan fasilitas-fasilitas pendukung (jaringan

listrik, jaringan jalan, tempat pembuangan sampah, drainase, dan saluran air

kotor), air permukaan dan sumber mata air.

2. Mengumpulkan data penunjang yang diperlukan dalam penyusunan model

penataan ruang wilayah pertambangan.

a. Data keadaan fisik dasar, yang meliputi keadaan

topografi/kemiringan tanah, geologi/daya dukung ruang,

hidrologi/sumber-sumber air. Informasi tersebut perlu dilengkapi peta

dengan kedalaman skala minimal 1:10.000, diperkuat oleh hasil


51

interpretasi foto udara atau pengukuran atau pengecekan ground control

atau Bench Mark sehingga jelas kedudukan unsur tersebut terhadap

koordinatnya.

b. Data penggunaan ruang yang menggambarkan

karakteristik lokasi pertambangan PT SCM, antara lain sebagai berikut.

 Jenis penggunaan ruang

 Struktur dan kualitas bangunan yang sesuai di wilayah pertambangan

 Kepadatan bangunan pada setiap jenis penggunaan ruang yang

nantinya akan dibuat.

Data tersebut disajikan dalam bentuk peta kedalaman skala minimal

1:10.000 dan menggunakan perbedaan warna/kode serta dilengkapi tabel-

tabel data.

c. Data yang menggambarkan pola dan kualitas

rencana jaringan jalan, antara lain sebagai berikut.

 Panjang dan lebar menurut fungsinya

 Jenis dan kondisi perkerasan jalan

 Kondisi fasilitas jalan lainya seperti saluran air limbah, saluran

pengeringan, dan lain-lain

 Arus lalu lintas parkir dan sebagainya

4.6 Teknik Analisis Data

Analisis data diarahkan untuk mengkaji secara mendalam permasalahan di

wilayah pertambangan PT SCM serta upaya-upaya yang perlu dikembangkan


52

untuk menciptakan kawasan yang lebih baik di masa yang akan datang. Analisis

data meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

1. Analisis Kebijakan

a. Metode analisis kebijakan dilakukan secara deskriptif dengan mengkaji

secara mendalam materi kebijakan, peraturan yang berkaitan dengan

wilayah studi serta implikasi bagi pengembangan wilayah pertambangan

dimasa yang akan datang. Adapaun analisis kebijakan ini dimaksudkan

untuk :

1. Menganalisis kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe

terkait peruntukan lahan disekitar wilayah pertambangan PT SCM, hal

ini dimaksudkan untuk kebutuhan kemudahan pencapaian

(aksesibilitas) menuju lokasi pertambangan dan didalam lokasi

pertambangan PT SCM.

2. Menganalisis kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe

terkait rencana lokasi penempatan pelabuhan.

3. Menganilisis kebijakan terkait standar dan peraturan penyediaan

fasilitas kantor, perumahan, dan fasilitas pendukung lainnya.

4. Menganalisis kebijakan perusahaan PT SCM terkait penempatan stok

material, pabrik berdasarkan hasil uji sampel terhadap kandungan

mineral logam yang ada.


53

2. Analisis Sistem dan Struktur Ruang

Proses penentuan Struktur ruang merupakan usaha optimal penetapan model

pengembangan Tata Ruang Wilayah pertambangan secara keseluruhan.

Penentuan tersebut ditetapkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut.

a. Analisis kecenderungan perkembangan kegiatan penambangan PT SCM

b. Analisis tingkat pelayanan berdasarkan jenjang sistim jaringan jalan

c. Analisa kebutuhan ruang bagi pengembangan wilayah pertambangan

d. Analisa hubungan fungsional antar kegiatan-kegiatan di lokasi

pertambangan

3. Analisis Integrasi Kawasan dengan Daerah Sekitarnya (Desa/

Kota/Kecamatan)

Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap permasalahan aksesibilitas

menuju lokasi pertambangan PT SCM, jenis layanan transportasi dan kegiatan

sosial dan ekonomi.

4. Analisis Tata Guna Lahan

Analisis dilakukan secara deskriptif dan superimpose terhadap materi sebagai

berikut.

a. Tata guna lahan untuk penempatan-penempatan fasilitas dan rencana

kegiatan pertambangan PT SCM,

b. Analisis kesesuaian lahan/land suistability untuk lokasi perkantoran,

perumahan, fasilitas pendukung.


54

5. Analisis Prasarana

Analisis prasarana terkait dengan tingkat kebutuhan jaringan dan kualitas

prasarana.

1. Jalan

Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap potensi dan pengembangan

jaringan jalan yaitu sebagai berikut.

a) Kebutuhan hirarki jalan berdasarkan penggunaan ruang dan kebutuhan

pergerakan

b) Integrasi antara aksesibilitas kawasan dengan luar kawasan dalam

kaitan bangkitan pergerakan pada kawasan.

c) Analisis bangkitan, tarikan, kebutuhan lajur dan lebar lajur.

d) Perhitungan geometrik jalan.

2. Drainase

Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap potensi dan pengembangan

saluran drainase, yaitu sebagai berikut.

a) Analisis pemilihan sistem drainase.

b) Sistem gravitasi, apabila muka lahan lebih tinggi dari muka air banjir

tertinggi sungai atau pasang tertinggi laut.

c) Sistem polder, digunakan apabila muka lahan lebih rendah dari muka

air banjir tertinggi sungai atau pasang tertinggi laut.

d) Analisis sistem jaringan drainase dan penanganan dari

genangan/banjir (lay out sistem jaringan drainase).


55

e) Analisis hidrologi, untuk mengetahui intensitas dan massa hujan,

perhitungan debit banjir, dan dimensi saluran.

i. Penentuan sistem yang digunakan, lay out jaringan drainase

(sungai, saluran drainase utama, sekunder dan tersier).

ii. Penentuan bentuk (dinding tegak, dinding miring, pipa, dan

sebagainya) dan konstruksi yang digunakan (pasangan batu, beton,

tanah, dan lain-lain).

3. Air Bersih

a) Analisis ketersediaan sumber dan debit air bersih di kawasan (mata

air, sumur, sungai, dan lain-lain).

b) Analisis kualitas air dari sumber yang tersedia.

c) Analisis sistem pelayanan menggunakan jaringan potensi sumber

air kawasan.

d) Perhitungan tingkat kebutuhan air dan prasarananya berdasarkan

kebutuhan air/orang/hari dan debit air yang tersedia.

4. Air Limbah

a) Analisis penggunaan sistem pengelolaan air limbah

b) Perhitungan tingkat kebutuhan prasarana berdasarkan sistem yang

digunakan.

c) Kriteria sistem pembuangan setempat (on site sanitation).

d) Kriteria sistem pembuangan limbah terpusat (off site sanitation).


56

5. Persampahan

a) Analisis sistem pengelolaan persampahan meliputi organisasi dan

manajemen, teknis operasional, pembiayaan, peraturan maupun peran

serta masyarakat baik melalui penanganan terpusat maupun setempat.

b) Kriteria dasar perhitungan generasi (peningkatan) sampah

berdasarkan standar pelayanan sampah.

6. Listrik

a) Analisis kebutuhan daya listrik

b) Analisis jaringan listrik kawasan

c) Analisis lay out jaringan kabel listrik dan penempatan gardu listrik.

Anda mungkin juga menyukai