Anda di halaman 1dari 24

Kepada Yth :

Rencana Baca : Kamis, 19 November 2020 Tugas Pendahuluan


Tempat : RSP Gedung A lantai 4

FISIOLOGI PANKREAS
Dahvia Nursriyanti, Fili Oei, Liong Boy Kurniawan
Program Pendidikan Dokter Spesialis – 1 Ilmu Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar

I. PENDAHULUAN
Pankreas adalah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di
bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Pankreas adalah suatu
organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang
predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik yang mengeluarkan
larutan alkali encer serta enzim-enzim pencernaan yang akan melalui duktus
pankreatikus menuju ke dalam lumen saluran cerna. Selain itu, terdapat juga
bagian endokrin pankreas yang tersebar di antara sel-sel eksokrin pankreas dan
tersusun dalam kelompok-kelompok atau pulau sel endokrin yang dikenal sebagai
pulau Langerhans. Jaringan endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel beta (β)
sebagai tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel alfa (α) yang menghasilkan
glukagon, dan sel delta (D) merupakan tempat sintesis somatostatin. Jalur
metabolisme karbohidrat yang terjadi di dalam pankreas yaitu glukogenolisis,
glukoneogenesis dan lipolisis. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan
untuk mengetahui gangguan dari fungsi pankreas bagian eksokrin yaitu
pemeriksaan enzim amilase dan lipase, sedangkan bagian endokrin yaitu
pemeriksaan glukosa darah dan insulin. 1,2,3

II. ANATOMI PANKREAS


Pankreas terdiri atas tiga bagian yaitu kepala (kaput), badan (korpus), dan
ekor (kauda). Pankreas berwarna merah muda keabuan yang terletak secara
transversal melintasi dinding abdomen posterior di belakang lambung. Kepala
pankreas yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di
dalam lekukan duodenum yang melingkarinya. Badan pankreas merupakan bagian
utama pada pankreas dan letaknya di belakang lambung serta di depan vetebra

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 1


lumbalis pertama. Ekor pankreas merupakan bagian runcing di sebelah kiri
menyentuh limpa.2

Gambar 1. Struktur Pankreas dan Pulau Langerhans.2

Sel-sel eksokrin pankreas tersebar berupa kelompok-kelompok atau pulau-


pulau sel endokrin yang dikenal sebagai pulau-pulau Langerhans (islets of
Langerhans). Pulau-pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid,
berukuran 76x175 µm tersebar diseluruh pankreas, lebih banyak ditemukan di
bagian kauda dari pada bagian kaput dan korpus pankreas. Pulau-pulau ini
menyusun sekitar 2% volume kelenjar, sedangkan bagian eksokrin pankreas
membentuk 80%, duktus dan sisanya membentuk pembuluh darah (Gambar 1). 2

III. FISIOLOGI PANKREAS


A. Eksokrin
1. Tempat Produksi
Eksokrin pankreas mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
dari dua komponen yaitu sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali
encer (cair) yang kaya natrium bikarbonat (NaHCO3). Enzim-enzim
pankreas secara aktif disekresikan oleh sel asinus. Komponen
NaHCO3 encer disekresikan secara aktif oleh sel duktus yang
melapisi bagian awal duktus pankreatikus dan kemudian mengalami
modifikasi sewaktu melewati duktus (Gambar 2).1,2
Sel asinus pankreas merupakan sel serosa dan dapat
mensintesis protein. Proenzim setelah disintesis pada bagian basal
sel akan meninggalkan retikulum endoplasma kasar dan masuk

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 2


apparatus Golgi. Proenzim tersebut dikumpulkan dalam vesikel-
vesikel sekresi yang disebut sebagai granula prozimogen. Granula
sekresi yang matang (granula zimogen), melekat pada membran dan
terkumpul pada bagian apikal (ujung) sel, dan dikeluarkan melalui
proses eksositosis bila diperlukan2,3,4

Gambar 2. Bagian Eksokrin dan Endokrin Pankreas 5,6

2. Jenis dan Fungsi Enzim Pankreas


Sekresi pankreas mengandung banyak enzim untuk mencerna
semua tiga jenis makanan utama yaitu protein, karbohidrat, dan
lemak. Daftar enzim dapat dilihat pada (Tabel 1).4,5,6

Tabel 1. Enzim Pankreas6


No Enzim (Proenzim) Aktivator Substrat Fungsi atau

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 3


Produk Katalitik
1 Tripsin (tripsinogen) Entero Protein dan Memecah
peptidase polipeptida ikatan
peptida di
sisi karboksil
asam amino
basa (arginin
atau lisin)
2 Kimotripsin Tripsin Protein dan Memecah ikatan
(Kimotripsinogen) polipeptida peptida di sisi
karboksil asam
amino aromatik
3 Elastase (proelastase) Tripsin Elastin, Memecah ikatan
beberapa di sisi dengan
protein lain karboksil asam
amino alifatik
4 Karboksipeptidase A Tripsin Protein dan Memecah asam
(prokarboksipeptidase A) polipeptida amino terminal
karboksil yang
mempunyai
rantai Samping
aromatik atau
alifatik yang
bercabang
5 Karboksipeptidase B Tripsin Protein dan Memecah asam
(prokarboksipeptidase B) polipeptida amino terminal
karboksil yang
mempunyai
rantai samping
basa
6 Kolipase (prokolipase) Tripsin Gelembung- Memudahkan
gelembung terbukanya
lemak bagian aktif
lipase pankreas
7 Lipase Pankreas - Trigliserida Monogliserida
dan asam lemak
8 Ester kolesteril hydrolase - Ester Kolesterol
kolesteril
9 α-amilase pankreas Cl- Zat tepung Hidrolisis ikatan
1; 4α;
menghasilkan
dekstrin α-limit,
maltotriosa dan
maltosa
10 Ribonuklease - RNA Nukleotida
11 Deoksiribonuklease - DNA Nukleotida

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 4


12 Fosfolipase A2 Tripsin Fosfolipid Asam lemak,
(profosfolipase A2 lisofosfolipid

a. α-Amilase Pankreas
Enzim pankreas untuk mencerna karbohidrat adalah amilase yang
menghidrolisis pati, glikogen dan sebagian besar karbohidrat lain
(kecuali selulosa) untuk membentuk sebagian besar disakarida
(maltosa) dan beberapa trisakarida (maltotriosa). Amilase
disekresikan melalui cairan pankreas dalam bentuk aktif karena
amilase tidak membahayakan sel-sel sekretorik. 2
b. Tripsin
Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas
yaitu tripsinogen, kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, masing-
masing disekresikan dalam bentuk inaktif. Tripsinogen disekresikan
ke dalam lumen duodenum kemudian diaktifkan oleh enterokinase
menjadi bentuk aktif yaitu tripsin, suatu enzim yang terbenam di batas
luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum.6
Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik
pankreas lainnya, diubah oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk-
bentuk aktif, kimotripsin dan karboksipeptidase di dalam lumen
duodenum.6
Tripsin dan kimotripsin memecah protein utuh dan sebagian
dicerna menjadi peptida dengan berbagai ukuran tetapi tidak
menyebabkan pelepasan asam amino tunggal. Karboksipolipeptidase
memecah beberapa peptida menjadi asam amino tunggal, sehingga
melengkapi pencernaan beberapa protein sampai ke tingkat asam
amino.2,5,6
c. Lipase
Asupan lemak > 90% adalah triasilgliserol (trigliserida) yang
terdiri dari tiga asam lemak yang diesterifikasi menjadi gliserol,
sisanya terdiri dari kolesterol, ester kolesterol, fosfolipid, dan asam
lemak yang tidak diesterifikasi. Enzim utama untuk pencernaan lemak
adalah lipase yang mampu menghidrolisis lemak netral menjadi asam

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 5


lemak dan monogliserida, kolesterol esterase yang menyebabkan
hidrolisis ester kolesterol dan fosfolipase yang memisahkan asam
lemak dari fosfolipid.6,7
d. Deoksiribonuklease/ Ribonuklease
Deoksiribonuklease dan ribonuklease disekresikan oleh
pankreas yang masing-masing menghidrolisis Deoxyribonucleic Acid
(DNA) dan Ribonucleic Acid (RNA) menjadi oligonukleotida.
Nukleotida itu diuraikan menjadi nukleosida dan asam fosfor oleh
enzim-enzim yang terdapat pada permukaan luminal sel-sel mukosa.
Nukleosida kemudian diuraikan menjadi unsur gula serta basa
pirimidin dan purin. Unsur-unsur basa tersebut diserap oleh transport
aktif.6,7
3. Regulasi
Sekresi pankreas diatur oleh mekanisme hormon. Selama fase
sefalik pencernaan, sekresi pankreas dalam jumlah kecil yang
diinduksi oleh sistem parasimpatis, disertai peningkatan lebih lanjut
selama fase lambung sebagai respon terhadap gastrin. Simulasi
utama untuk sekresi pankreas terjadi selama fase intestinal pada saat
kimus berada di dalam usus halus. Pengeluaran dua enterogastron
utama sekretin dan kolesitokinin (cholecystokinin-CCK) dihasilkan
oleh mukosa duodenum. Stimulus utama yang secara spesifik
memicu pengeluaran sekretin yaitu adanya asam di duodenum.
Sekretin diangkut oleh darah ke pankreas untuk merangsang sel-sel
ductus meningkatkan sekresi cairan yang kaya NaHCO .. Sekretin
berfungsi terutama mempermudah transport air dan ion. Hasil sekresi
ini berperan untuk menetralkan kimus yang asam (makanan yang
baru dicernakan sebagian) sehingga enzim-enzim pankreas dapat
dapat berfungsi pada batas pH optimalnya yaitu sedikit alkali atau
medium netral pada pH 7,0-8,0. Kolesistokinin merangsang sekresi
cairan (sedikit), banyak protein dan enzim. Pelepasan kolesistokinin
dari duodenum dan jejunum proksimal sebagian besar dipicu oleh
asam lemak rantai panjang, asam amino esensial tertentu (triptofan,

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 6


fenilalanin, valin, metionin), dan asam lambung itu sendiri. Hormon
ini bekerja dalam proses pengeluaran granula-granula zimogen.
Kerja gabungan ke dua hormon tersebut menghasilkan sekresi getah
pankreas yang kaya akan enzim (Gambar 3). 1,2,7

Gambar 3. Regulasi Kelenjar Eksokrin 4

Gabungan antara enzim dan natrium bikarbonat kemudian


mengalir melalui saluran pankreas dan bergabung bersama ductus
hepatikus sesaat sebelum bermuara ke dalam duodenum melalui
papilla Vater, yang dikelilingi sfingter Oddi. Cairan pankreas
disekresikan sebagian besar karena respon terhadap kimus dari
bagian atas usus kecil, dan karakteristik cairan pankreas ditentukan
sampai batas tertentu oleh jenis makanan pada kimus.6

B. Endokrin
1. Tempat Produksi
Sel-sel dalam Pulau Langerhans dapat dibagi menjadi beberapa
jenis bergantung pada sifat perwarnaan dan morfologinya. Sel A
mensekresikan glukagon, sel B mensekresikan insulin, dan sel D
mensekresikan somatostatin. Sel B yang merupakan sel terbanyak dan

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 7


membentuk 60-70% sel dalam pulau. Granula sel B adalah paket
insulin dalam sitoplasma sel, terdapat dalam vesikel yang berselaput
membran, yang memiliki perbedaan variasi bentuk. Granula A yang
mengandung glukagon berbentuk relatif seragam.5,6
2. Jenis dan Fungsi Hormon Pankreas
a. Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai
asam amino yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Insulin
dibentuk di retikulum endoplasma sel B, kemudian dipindahkan ke
aparatus golgi, dan mengalami pembentukan dalam granula-
granula. Granula-granula ini bergerak ke dinding sel melalui suatu
proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi
dengan membran sel, mengeluarkan insulin melalui eksositosis.
Insulin kemudian melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan
endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah. 2

Gambar 4. Sintesis dan struktur insulin 2

Insulin disintesis sebagai suatu bagian dari prahormon yang


berukuran besar. Gen insulin pada manusia terletak di lengan
pendek kromosom 11. Praproinsulin memiliki peptida sinyal 23
asam amino yang dikeluarkan pada saat molekul ini memasuki
retikulum endoplasma, kemudian terbentuk ikatan disulfida

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 8


sehingga akhirnya terbentuk proinsulin. Segmen peptida yang
menghubungkan rantai A dan B, connecting peptide (peptida C),
mempermudah melipatnya molekul dan kemudian terlepas dari
granula sebelum sekresi (Gambar 4). 2
Pada keadaan normal, 90-97% produk yang dilepaskan dari
sel B adalah insulin disertai peptida C dalam jumlah ekimolar.
Sisanya sebagian besar adalah proinsulin. Efek fisiologi insulin
dibagi mejadi efek cepat, menengah dan lambat dapat dilihat pada
(Tabel 2).2,5
Tabel 2. Efek Utama Insulin5
Periode Waktu Efek
Cepat (detik) Peningkatan transportasi glukosa, asam
amino, dan K + ke dalam sel-peka insulin
Menengah -Stimulasi sintesis protein
(menit) -Penghambatan pemecahan protein
-Pengaktifan glikogen sintetase dan enzim-
enzim glikolitik
-Penghambatan fosforilase dan enzim-enzim
glukoneogenik
Lambat (jam) Peningkatan mRNA enzim lipogenik dan
enzim lain

Regulasi perlepasan insulin terjadi dalam bentuk bifasik yang


terdiri dari fase pertama yang terjadi singkat (berlangsung sekitar
10 menit) dan diikuti oleh fase kedua yang berkelanjutan. Pada
individu normal, laju sekresi insulin selama fase pertama dan kedua
telah diperkirakan 1.600 pmol/menit dan 400 pmol/menit. Fase
pertama sekresi insulin melibatkan difusi kantung kecil dari granul-
granul pada membran plasma. Fase kedua sekresi insulin umumnya
ditimbulkan oleh pengaruh nutrisi, dan melibatkan mobilisasi dari
granul-granul intrasel ke tempat membran target soluble N-
ethylmaleimide-sensitive factor attachment protein receptor
(tSNARE) pada membran plasma untuk bisa memasuki bagian
distalnya dan menjalani langkah-langkah fusi eksositosis. 5,6

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 9


Gambar 5. Proses Sekresi Insulin 6

Kendali utama sekresi insulin yaitu efek umpan balik glukosa


plasma secara langsung ke sel-sel B di pankreas. Glukosa masuk ke
dalam sel B melalui glucose transporter-2 (GLUT-2) kemudian
dimetabolisme oleh enzim glukokinase dan terjadi peningkatan
Adenosin trifosfat (ATP) intrasel. ATP menghambat ATP sensitive
K+ channel sehingga mengakibatkan depolarisasi membran plasma,
kemudian terjadi pembukaan voltage-gated Ca2+ channel diikuti
dengan masuknya Ca2+ ekstrasel yang berfungsi untuk
mengaktifkan eksositosis granul-granul. 6
Glukosa akan diangkut dari dalam darah melewati membran
sel masuk ke dalam sel dengan bantuan GLUT-2 yang berfungsi
sebagai pembawa glukosa dengan akses masuk ke dalam sel yang
tak terbatas. Glukosa akan mengalami proses fosforilasi dan
oksidatif oleh aktivasi glukokinase (mengubah glukosa menjadi
glukosa-6 fosfat) dengan membebaskan molekul fosfat sehingga
rasio ATP / ADP berubah, kemudian terjadi depolarisasi membran
(Gambar 5).6
b. Glukagon

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 10


Glukagon adalah hormon yang disekresikan sel alfa pulau
Langerhans saat kadar glukosa darah menurun, bekerja berlawanan
dengan insulin. Glukagon dalam proses sintesisnya disebut sebagai
Limited Proteolyse yang artinya molekul glukagon berasal dari
prohormone. Glukagon disintesis dari molekul prekursor
proglukagon yang berukuran jauh lebih besar. Proglukagon adalah
protein yang terpecah dari preproglukagon. Proglukagon adalah
prekursor dari glukagon yang terdiri dari beberapa komponen lain
yaitu pada sel alfa pankreas. Pembelahan proglucagon
menghasilkan glicentin, glicentin-related pancreatic polypeptide
(GRPP), oxytomodulin (OXY atau OXM), glukagon, dan Glukagon
Like Peptide (GLP-1) dan GLP-2. Kadar glukosa darah yang
menurun merupakan komponen utama yang memberi rangsangan
terhadap sel alfa dalam memproduksi glukagon. Glukagon bersifat
glikogenolitik, glukoneogenik, lipolitik dan ketogenik. (Gambar 6).
6

Gambar 6. Prekursor Glukagon Manusia 6

Hormon glukagon bekerja di hati untuk mengaktifkan adenilil


siklase dan meningkatkan adenosin monofosfat (AMP) siklik
intrasel. Hal ini menyebabkan pengaktifan fosforilase melalui
protein kinase A sehingga terjadi peningkatan glukosa plasma.
Protein kinase A juga menurunkan metabolisme glukosa 6-fosfat
dengan menghambat perubahan fosfoenolpiruvat menjadi piruvat.
Enzim ini juga menurunkan konsentrasi 2,6-difosfat dan
menghambat perubahan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 11


difosfat kemudian terjadi peningkatan penimbunan glukosa 6-fosfat
yang menyebabkan peningkatan pelepasan glukosa (Gambar 7).6

Gambar 7. Proses Sekresi Glukagon 6

Glukagon meningkatkan glukoneogenesis dari asam-asam


amino yang terdapat di hati. Glukagon menyebabkan penguraian
lemak dan menghambat sintesis trigliserida. Glukagon meningkatkan
pembentukan keton (ketogenesis) di hati dengan menyebabkan
perubahan asam lemak menjadi badan keton.5,6
c. Somatostatin
Somatostatin adalah hormon yang berfungsi untuk
menghambat saluran cerna dalam berbagai cara, dengan efek
keseluruhan yaitu menghambat pencernaan nutrien dan mengurangi
penyerapannya. Somatostatin dikeluarkan oleh sel D pankreas
sebagai respons langsung terhadap peningkatan glukosa darah dan
asam amino darah selama penyerapan makanan. Somatostatin
bekerja menimbulkan efek inhibisi melalui mekanisme umpan-balik
negatif untuk mengurangi kecepatan pencernaan dan penyerapan
makanan sehingga tidak terjadi peningkatan berlebihan kadar nutrisi
di dalam plasma. Somatostatin juga dihasilkan oleh sel-sel yang
melapisi bagian dalam saluran cerna, tempat zat ini bekerja lokal

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 12


secara paraluin untuk menghambat sebagian besar proses
pencernaan.5,6

IV. JALUR METABOLISME GLUKOSA


1. Glikogenesis
Glikogenesis merupakan proses metabolisme karhobidrat Diana
glukosa menjadi asam piruvat. Asam piruvat dioksidasi menjadi asetik
KoA kemudian masuk ke siklus asam sitrat untuk diubah menjadi energy.
dalam bentuk ATP. Glikogenesis adalah proses anabolik membentuk
glikogen untuk menyimpan dlukosa ketika kadar glukosa dalam darah
tinggi seperti saat setelah makan. Glikogen tersebut disimpan di otot
maupun hati.

Gambar 8. Jalur Glikogenesis 7


Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi
yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini
dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase. ATP + D-
glukosa → D-glukosa 6- fosfat + ADP Glukosa 6-fosfat diubah menjadi
glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang
intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat ( glukosa 1,6-bisfosfat b

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 13


ertindak sebagai koenzim). Glukosa 6-fosfat → Glukosa 1- fosfat. Enz-P +
Glukosa 1-fosfat→ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat →Enz-P + Glukosa 6-
fosfat. 6
Proses selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat
(UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase. UTP + Glukosa 1-fosfat
 UDPGlc + PPi Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim
pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan
reaksi.  Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk
ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen,
sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut
glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai
glikogenin. UDPGlc + (C6)n  UDP + (C6)n+1. 6
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1 sampai 4
untuk membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase.
Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen,
sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang
dengan penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu
glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai
1  4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan
untuk membentuk rangkaian 1  6 sehingga membuat titik cabang pada
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan
lebih lanjut 1  glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah
jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis. 6
2. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen
menjadi glukosa. Apabila tubuh dalam keadaan lapar, dan tidak ada asupan

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 14


makanan, maka kadar glukosa dalam darah akan menurun. Glukosa
diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang kemudian
digunakan untuk memproduksi energi. Setelah masuk ke dalam sel,
glukosa dapat langsung digunakan untuk pelepasan energi ke dalam sel
atau dapat berperan sebagai substrat untuk glikogen sintase. Glukagon
merupakan hormon yang mengatur Glikogenolisis yang nantinya akan
disekreskan ke pankreas dan juga epinerfin atau adrenalin yang
disekresikan oleh kelenjar adrenal. 7,8

Gambar 8. Proses Glikogenolisis7

Defosforilasi dari enzim glikogen sintase oleh protein fosfatase-1,


yang diregulasi oleh insulin dan glukagon, mengaktifkan enzim ini.
Glikogen sintase dinonaktifkan ketika difosforilasi oleh glikogen sintase
kinase-3, protein kinase yang diaktifkan oleh 5-adenosin monofosfat, dan
protein kinase-A. Hati dan otot skeletal mampu menyimpan glikogen
dalam jumlah besar, tapi semua sel dapat menyimpan paling tidak sedikit
glukosa dalam bentuk glikogen, dan glikogen dalam sel-sel ini diketahui
memiliki peran penting dalam kesehatan (Gambar 8). 7,8
3. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukan) glukosa dari
sumber bukan karbohidrat. Molekul yang umum sebagai bahan baku
glukosa yaitu asam piruvat. Glukoneogenesis terjadi terutama dalam hati

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 15


dan dalam jumlah sedikit terjadi pada korteks ginjal. Glukoneogenesis
sangat sedikit terjadi di otak, otot rangka, otot jantung dan beberapa
jaringan lainnya. Glukoneogenesis terjadi pada organ-organ yang
membutukan glukosa dalah jumlah yang banyak, terutama terjadi di hati
untuk menjaga kadar glukosa darah tetap dalam kondisi normal. 7,8,9

Gambar 9. Proses Glukoneogenesis 7

Piruvat mengalami karboksilasi oleh piruvat karboksilase


membentuk oksaloasetat. Proses glukoneogenesis melengkapi oksaloasetat
yang digunakan untuk sintesis glukosa. Karbon dioksida yang dibebaskan
oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase ditambahkan ke piruvat untuk
membentuk oksaloasetat. Oksaloasetat akan mengalami dekarboksilasi
oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase menghasilkan fosfoenolpiruvat.
Piruvat karboksilase dijumpai di mitokondria manakala fosfoenolpiruvat
karboksikinase terletak di sitosol atau mitokondria. Fosfoenolpiruvat,
malat, dan aspartat dapat dipindahkan ke dalam sitosol. Setelah menembus

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 16


membran mitokondria dan masuk ke dalam sitosol, terjadi perubahan
kembali malat kepada oksaloasetat membebaskan NADH dan perubahan
aspartat kepada oksaloasetat. Pada sitosol, oksaloasetat diubah kembali
menjadi fosfoenolpiruvat oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase sitosol. 7,8
Proses glukoneogenesis selanjutnya berlangsung di dalam sitosol.
Fosfoenolpiruvat membentuk gliseraldehida 3-fosfat, berkondensasi untuk
membentuk fruktosa 1,6-bifosfat. Enzim fruktosa 1,6-bifosfotase
membebaskan fosfat inorganik dari fruktosa 1,6-bifosfat untuk membentuk
fruktosa 6-fosfat. Dalam reaksi glukoneogenik berikutnya, fruktosa 6-
fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh isomerase. Glukosa 6-
fosfatase membebaskan glukosa bebas untuk masuk ke dalam darah.
Glukosa 6-fosfatase terletak di membran retikulum endoplasma. Glukosa
6-fosfatase digunakan tidak saja pada glukoneogenesis, tetapi juga
menghasilkan glukosa darah dari pemecahan glikogen hati (Gambar 9). 7,8
4. Lipolisis
Lemak adalah molekul organik hidrofobik yang mencakup wax,
sterol, vitamin larut lemak, trigliserida, fosfolipid, dan senyawa lainnya.
Lipolisis adalah jalur metabolisme di mana trigliserida lipid dihidrolisis
menjadi gliserol dan tiga asam lemak. Ini digunakan untuk memobilisasi
energi yang tersimpan selama puasa atau olahraga, dan biasanya terjadi
pada lemak adiposit. Lipolisis diinduksi oleh beberapa hormon, termasuk
glukagon. 8,9

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Amilase
Amilase adalah hidrolase glikosida terutama diproduksi di pankreas
dan kelenjar ludah dan dalam jumlah yang sangat kecil di jaringan lain.
Enzim amilase dapat menjadi penanda biokimia yang paling umum
digunakan untuk diagnosis pankreatitis akut, tetapi sensitivitas berkurang
dengan terjadinya hipertrigliseridemia, dan alkoholisme kronis. Metode
yang digunakan adalah kinetic (Para-Nitro Phenyl Glucose 7/PNPG 7)
dengan menggunakan fotometer pada Panjang gelombang 405 nm. 9,10

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 17


Enzim amilase meningkat pada kondisi terjadi proses peradangan
atau pankreatitis akut, abses pancreas, dan kanker pankreas. Enzim amilase
menurun terjadi pada penyakit pankreatitis kronik dan kista pancreas. 10
Pada pankreatitis akut, tingkat darah amilase meningkat dengan
cepat dalam waktu enam jam dari onset penyakit, waktu paruh 10-12 jam,
tetap tinggi selama 3-5 hari, dan akhirnya diekskresikan oleh ginjal.
Setelah mencapai tingkat puncak, berikutnya amilase serum kembali ke
level normal. Peningkatan kadar amilase serum juga dapat ditemukan pada
keadaan inflamasi intraabdominal lain dan gangguan saliva serta pada
pasien yang memiliki penurunan klirens ginjal. Nilai normal dari enzim
amilase adalah 30-100 IU/L. 9,10
b. Lipase
Lipase memiliki sensitivitas dan spesifisitas masing-masing adalah
80% dan 60%. Konsentrasi serum meningkat lipase dalam 3-6 jam dari
onset penyakit dan puncak dalam waktu 24 jam. Lipase berbeda dengan
amilase, lipase diserap dalam tubulus ginjal dan tetap bertahan lama pada
konsentrasi yang lebih tinggi, sehingga memberikan sensitivitas yang lebih
besar pada pasien dengan manifestasi klinis yang terlambat. Metode
pemeriksaan yang dilakukan adalah metode enzimatik kolorimetri. 9,10
Peningkatan kadarnya meningkat lebih lama yaitu 8-14 hari sehingga
sensitivitas yang lebih besar. Kadar enzim lipase meningkat 4 kali lipat
dari enzim amilase. Hipertrigliseridemia tidak mengganggu pengukuran
laboratorium dari kadar lipase, tetapi obat-obatan seperti furosemid dapat
meningkatkan aktivitas serum. Nilai normal lipase 10-140 IU/L. Enzim
lipase akan meningkat yaitu pada kondisi pankreatitis akut, sumbatan pada
pancreas, dan keganasan pada pancreas. 9,10
c. Glukosa (Gula darah)
Menurut American Dibetes Association (ADA) tahun 2010,
diagnosa diabetes melitus dapat ditegakkan dengan kriteria : Nilai HbA1c
>6,5%, kadar GDP > 126 mg/dL, kadar GD2PP atau GDS >200 mg/dL.
Perlu diingat apabila pada pemeriksaan awal ditemukan konsentrasi
glukosa plasma puasa >I26 mg/dl atau glukosa plasma sewaktu >200

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 18


mg/dl, maka hanya dilakukan pengulangan tes darah, apabila hasilnya
sama maka diagnosis diabetes melitus sudah dapat ditegakkan dan tidak
diperlukan lagi pemeriksaan tes toleransi glukosa oral. Pemeriksaan
GD2PP dilakukan 2 jam setelah pemeriksaan GDP, pasien disarankan agar
makan seperti biasa atau diberikan makanan yang mengandung 100 gram
karbohidrat sebelum tes dilakukan. Sedangkan pemeriksaan TTGO, tiga
hari sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan agar makan dan
berkegiatan seperti biasa. 9,10

Gambar 10. Algoritma Pemeriksaan Gula Darah9,10


Algoritma pemeriksaan gula darah dapat dilihat pada Gambar 10.
Cara pemeriksaan TTGO yaitu: 11,12
1) Setelah dilakukan pemeriksaan GDP, pasien diberikan glukosa 75 gram
(orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anak- anak), dilarutkan dalam
air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit.
2) Pasien berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai.
3) Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah
beban glukosa.

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 19


Pada toleransi glukosa terganggu (TGT) didapatkan kadar glukosa
darah postprandial, atau setelah diberi beban larutan 75 g glukosa dengan
tes toleransi glukosa oral (TTGO), berkisar di antara 140-200 mg/dl. Juga
dinamakan sebagai prediabetes, bila kadar glukosa darah puasa antara 100-
260 mg/dl, yang disebut juga sebagai glukosa darah puasa terganggu
(GDPT). GDPT disebabkan karena peningkatan hepatik glukoneogenesis
dan penurunan fungsi pankreas. Sedangkan TGT lebih banyak disebabkan
karena resistensi insulin. Metode pemeriksaan glukosa darah yang dapat
dilakukan yaitu dengan metode kimia (metode ortho-toluidin) dan metode
enzimatik (metode glucose oxidase/hexokinase). 9,10
d. Insulin
Resistensi insulin dapat dideteksi melalui pengukuran kadar glukosa
dan insulin. Teknik euglycemic hyperinsulinemic clamp merupakan suatu
metode untuk memperkirakan resistensi insulin secara langsung terhadap
penggunaan glukosa secara terus-menerus in vivo. Kadar insulin bergantung
pada efek sel β pankreas terhadap kadar glukosa, sedangkan kadar glukosa
diregulasi oleh produksi glukosa hepatik yang dimediasi insulin. Resistansi
insulin dapat dideteksi melalui pengukuran kadar glukosa dan insulin yang
dimasukkan ke dalam indeks Homeostasis Model Assessment – Insulin
Resistance (HOMA-IR) 9,10
Insulin puasa (μU/mL) x Glukosa puasa (mmol/L)
22.5
atau
Insulin puasa (μU/mL) x Glukosa puasa (mg/dL)
405

Nilai titik potong (cut-off index) HOMA-IR yang digunakan untuk


diagnosis resistensi insulin bervariasi pada berbagai studi populasi di
beberapa negara. Nilai titik potong tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya etnis, metode estimasi klinis dan kondisi metabolik
dari suatu populasi. Nilai normal HOMA-IR yaitu < 3 dan termasuk
resistensi insulin jika ≥ 3. HOMA-IR rendah menandakan sensitivitas
insulin yang tinggi, sedangkan HOMA-IR tinggi menunjukkan resistensi

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 20


insulin yang tinggi. Pemeriksan insulin dilakukan dengan metode
chemiluminescent (sandwich) immunoassay, dengan bahan berupa serum /
plasma Li-heparin / plasma K3-EDTA / plasma natrium sitrat. Sampel
tersebut akan stabil pada suhu kamar selama 8 jam / 2-8OC selama 24 jam /
≤ -20OC selama 6 bulan. Beberapa obat yang dapat meningkatkan kadar
insulin, seperti kortikosteroid, levodopa dan kontrasepsi oral. 9,10
e. HbA1c
Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari
hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. HbA1c disebut sebagai
glikosilasi atau hemoglobin glikosilasi atau glycohemoglobin.
Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen yang memberikan warna
merah pada sel darah merah dan juga merupakan protein dominan dalam
sel darah merah.
HbA1c adalah istilah secara internasional untuk
glycosylatedhemoglobin /glycated hemoglobinum. HbA1c (Hemoglobin
Adulf 1c) merupakan derivat adulf hemoglobin (HbA), dengan
penambahan monosakarida (fruktosa atau glukosa) yang merupakan
subtipe utama dan fraksi terpenting yaitu sekitar 4-5% dari total
hemoglobin yang banyak diteliti di antara tiga jenis HbA1 (HbA1a, b dan
c). Hemoglobin A1c merupakan ikatan antara hemoglobin dengan glukosa
sedangkan fraksi-fraksi lain merupakan ikatan antara hemoglobin dan
heksosa lain. 9,10
Metode pemeriksaan HbA1c dapat dibagi menjadi 3 kategori
berdasarkan cara pemisahan komponen hemoglobin glikosilasi dan non
glikosilasi. Metode pemeriksaan berdasarkan perbedaan muatan yaitu
Cation exchange chromatography (disposablemicrocolumns, high
Performance liquid chromatography / HPLC) dan Electrophoresis (agar
gel, isoelectricfocusing). Metode pemeriksaan berdasarkan reaktivitas
kimia yaitu Hydroxymethylfurfural / thiobarbituricacid colorimetry.
Metode pemeriksaan berdasarkan perbedaan struktural yaitu
Affinitchromatography.9,10

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 21


Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 22
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Dalam : Fisiologi Manusia. 2016; Edisi VI. Jakarta : EGC.


h.563.
2. Longo DL, Fauci, Anthony S, Kasper A, Dennis L, Braunwald E. In :
Harrison’s Gastroenterology & Hepatology. 2010. Ed 2nd . Ohio: McGraw-
Hill Education. p.490-515.
3. Netter, Frank H. Pancreas in situ. In: Atlas of Human Anatomy. 2019. Ed 7th.
Philadelphia: Elsevier Inc.p288
4. Bowen R. Exocrine Secretions of the Pancreas. In : VIVO Pathophysiol
[Internet]. 2020;9–11. Available from:
http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/digestion/pancreas/exocrine.
html#:~:text=A triglyceride molecule cannot be,a constituent of pancreatic
juice.
5. Wahjuni S. Metabolisme Biokimia. Vol. 53. Journal of Chemical Information
and Modeling. J Din. 2017;07(1):89–99.
6. Boden G, Scapa EF, Kanno K, Cohen DE, Brosnan ME, Brosnan JT, et al.
Metabolism. Textb Hepatol From Basic Sci to Clin Pract. Ed 3rd. 2008;
(1302006190):129–249.
7. Susiwati. Perbedaan kadar glukosa darah puasa pasien diabetes melitus tipe 2
pada plasma NaF berdasarkan waktu pemeriksaan di RSUD dr. M. Yunus
Provinsi Bengkulu tahun 2017. J Nurs Public Heal. 2018;6(1):82–7.
8. Banjarnahor E, Wangko S. Sel Beta Pankreas Sintesis Dan Sekresi Insulin. J
Biomedik. 2013;4(3).p156-162
9. Bagian Patologi Klinik. Keterampilan Pemeriksaan Glukosa Darah Metode
POCT. Buku Ajar. Makassar:Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. 2018. h.1-4
10. Sukartini N, Timan S. Pemeriksaan Laboratorium untuk Obesitas. Dalam :
Role of laboratory in the era of personalized medicine. Pendidikan
berkesinambungan Patologi Klinik 2019. Jakarta : Departemen Patologi
Klinik FKUI. 2019. h.34-53.

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 23


11. Abitbol CL, Rodríguez MM. Laboratory Assesment of the Metabolic
Syndrome. Pediatr Health. 2009;3(2):141-53. Available from :
https://www.medscape.com/viewarticle/703532_7

Tugas Pendahuluan - Fisiologi Pankreas 24

Anda mungkin juga menyukai