Anda di halaman 1dari 3

A.

Konsep Keuangan Negara


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau yang sering kita sebut sebagai APBN.
Menurut pasal 1 Undang-Undang No 17 tahun 2003 yang dimaksud dengan APBN adalah
rencana tentang keuangan tahunan pemerintah negara.

Terdapat landasan yang berasal dari UUD 1945 menjadi faktor pembentukannya APBN. Isi
dari landasan tersebut adalah
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut menjaga ketertiban dunia

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas tujuan adanya APBN ini adalah sebagai alat untuk
menunjang kesejahteraan rakyat Indonesia.

B. Peranan APBN bagi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi


Terdapat tiga fungsi pemerintah yang perannya berkaitan erat dengan APBN, yaitu:
1. Fungsi alokasi
Fungsi yang berkaitan dengan intervensi pemerintah dalam mengelola sumber daya
ekonomi.
2. Fungsi distribusi
Fungsi yang berkaitan dengan pendistribusiaan barang dan jasa yang dibuat oleh
masyarakat.
3. Fungsi stabilitas
Fungsi yang bertujuan untuk menjaga stabilitas perekonomian sehingga para pekerja
dapat bekerja dengan penuh dan gaji yang sesuai.

C. Landasan Hukum APBN


Landasan hukum yang paling tinggi dalam perundang-undangan di Indonesia adalah UUD
tahun 1945. Oleh karena itu di dalam bab VIII UUD 1945 Amandemen IV pasal 23 mengatur
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Bunyi pasal 23.


Ayat (1): “Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Ayat (2): “Rancangan perundang-undangan anggaran pendapat dan belanja negara diajukan
oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.”
Ayat (3): “Apabila DPR tidak menyetujui rancangan APBN yang diusulkan oleh Presiden,
pemerintah menjalankan APBN tahun lalu.”

Sementara itu peranan pemerintah dalam penyusunan APBN diatur dalan undang-undang
nomor 17 pasal 15 ayat (6) yang berbunyi:
“Apabila DPR tidak menyetujui RUU sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintah
Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran
sebelumya.”

Di dalam peraturan pemerintah tersebut diatur hal-hal yang lain, seperti:


1. Pendekatan dan dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga
Penyusunan RKA-K/L menggunakan pendekatan:
1. Kerangka pengeluaran jangka menengah
2. Penganggaran terpadu
3. Penganggaran berbasis kinerja
2. Mengatur tentang proses penyusunan RKA-K/L dan penggunaannya dalam penyusunan
rancangan APBN.

D. Postur APBN
1. Terdapat tiga komponen utama yang merupakan postur APBN, yaitu:
a. Pedapatan Negara dan Hibah
Penerimaan dari negara yang tidak perlu dibayarkan kembali dan tidak pula
mengikat, baik dari dalam ataupun luar negeri.
b. Belanja Negara
Menurut undang-undang no 17 tahun 2003 pasal 1 ayat (14) : “Belanja negara
adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.”
c. Pembiayaan
Penerimaan negara yang harus dibayar kembali atau pengeluaran negara yang akan
diterima kembali

2. Faktor adanya Postur APBN


a. Pertumbuhan ekonomi
b. Tingkat inflasi
c. Nilai pertukaran terhadap rupiah
d. Tingkat suku bunga
e. Harga minyak dunia
f. Lifting minyak

E. Siklus APBN
Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja adalah sebuah rangkaian kegiatan yang berawal
dari proses penganggaran sampai anggaran tersebut disahkan oleh undang-undang.
Pelaporan
prncatatan APBN

Anda mungkin juga menyukai