Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SOFFI WAHYUDI

NIM : 21102220009
PRODI : AGRIBISNIS

Narasumber:

Dr. Ir. Erni Susanti, M.Sc

Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA

Dr. Ir. Suwandi, M.SI

Moderator:

Ir. Mustaghfirin

RESUME MATERI PROPAKTANI

Antisipasi dan Kesiapan Menyongsong Musim Hujan 2021/2022 dalam


Budidaya Pangan (Pajale)

Moderator : Ir. Mustaghfirin

1. Tantangan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana bisa mencapai
target untuk masalah pangan seiring dengan berubahnya iklim ekstrim dan pertumbuhan
penduduk demikian dengan laju yang pesat
2. Target yang dihadapi oleh petani menjadi hal masalah utama karena dicuaca ini
ketersediaan air,kesuburan tanah yang semakin menurut, dan dampak perubahan iklim
terhadap sektor tanaman pangan
3. Kejadian iklim ekstrem di Indonesia saat ini menyebabkan bencana banjir,kekeringan,dan
serangan hama tanaman.
4. Iklim ekstrem ini juga menyebabkan proses produksi bahan pangan menurun dan juga
persentase gagal panen banyak.
Materi 1 : Waspada La Nina dan Perkiraan Musim Hujan 2021/2022

Narasumber : DR. Ir. DODO GUNAWAN, DEA


Secara lebih awal BMKG telah merilis perkiraan musim hujan 2021/2022 pada bulan
September. Fenomena La nina sendiri sudah mulai terdeteksi melalui index-index yang
memperlihatkan bahwa Indonesia akan kedatangan badai besar ini. Peristiwa badai ini bukanlah
yang pertama kali, Indonesia pernah dilandai badai El Nino yang cukup dasyat pada tahun 2015
sedangkan pada tahun 2020 yang lalu La nina kembali menyambangi Indonesia dan memberikan
dampak yang cukup besar. Berdasarkan hasil pemantauan dan pembelajaran pada tahun-tahun
sebelumnya diprediksi tahun ini akan ada pola kemiripan dengan La Nina 2020/2021 sehingga
Fenomena La Niña akan terjadi mulai pada periode Agustus dan bertahan hingga periode April.

Dari beberapa catatan history monitoring hujan yang BMKG peroleh tahun lalu, sebagian besar
pos hujan mencatat peningkatan curah hujan (anomali positif), sebagian diantaranya hingga 20
sd 70%. Maka dapat dianalogikan bahwa akhir tahun ini dan awal tahun depan kurang lebih akan
ada pola yang sama dan dampak peningkatannya juga sama besar seperti tahun lalu sehingga
tingkat kewaspadaan pada bulan-bulan ini harus ditingkatkan. Dalam sektor pertanian, fenomena
La Nina memberikan dampak dua sisi yakni dalam potensi kebencanaan dan pemanfaatan berkah
curah hujan untuk musim tanam dan aktivitas penanaman. Hal ini tentu menjadi sarana beajar
para petani untuk pengantisipasian dampak negatif sekaligus pemanfaatan dampak positif.

Ringkasan Antisipasi La Nina yaitu :


o Berdasarkan monitoring BMKG saat ini nilai anomali ENSO telah melewati ambang
batas La Nina, (-0.92) pada Dasarian II Oktober 2021.
o La nina diprediksi terus berkembang intensitas lemah - sedang, setidaknya hingga
Februari2022.
o Dari kejadian La Nina tahun 2020 lalu, menunjukkan bahwa curah hujan mengalami
peningkatan pada NovemberDesember-Januari terutama di wilayah Sumatera bagian
selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan,
berkisar antara 20 - 70% di atas normalnya. La Nina tahun ini diprediksikan memiliki
dampak yang relative sama.
Materi 2 : Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Perkembangan OPT

Narasumber : Ir. ERNI SUSANTI, M.Sc

BMKG juga memprediksikan La-Nina akan menerjang Indonesia Kembali di tahun 2021-
2022 yaitu di bulan Desember hingga bulan Februari. Hal ini juga dapat mengancam sektor
pertanian terutama di Jawa Timur. Perkiraan BMKG dibulan November hingga Desember 2021
Indonesia memiliki curah hujan menengah hingga menuju tinggi >500mm/bulan di beberapa
bagian di Indonesia seperti Jawa Barat bagian yang selatan, Sumatera Barat bagian yang selatan,
Sulawesi Barat bagian yang tengah, NAD bagian yang barat, Bengkulu bagian yang selatan,
Sumatera Utara bagian yang barat, dan Papua bagian yang tengah. Kemudian, BMKG juga
memperdiksi dibulan Januari hingga Februari 2022 sama seperti sebelumnya akan dilanda curah
hujan yang menengah hingga relatif tinggi >500mm/bulan terjadi di bagian Indonesia Sulawesi
Tenggara bagian yang utara dan bagian yang tengah & Papua bagian yang tengah. Selanjutnya
diprekdisikan lagi pada bulan Maret hingga April 2022 akan mengalami peningkatan curah hujan
dari intesitas menengah hingga relatif tinggi di Indonesia. Yang memiliki data >500mm/bulan di
bagian Papua Barat bagian yang tengah dan Papua bagian yang tengah

Sementara untuk mencapai target tersebut dibatasi oleh area pertanian, ketersediaan air,
kesuburan tanah yang semakin menurun , dan dampak perubahan iklim terhadap sub sektor
tanaman pangan.
Dampak Iklim Ekstrim Terhadap Produksi Padi
Kekeringan : Tahun el nino
Banjir : Tahun el nina
1. Produksi padi meningkat akibat perkembangan teknologi
2. Kejadian iklim ekstern El nino dan La nina menyebabkan penurunan produksi yang
signifikan
3. Perbedaan luas tanam padi pada pada El nino 1982/83 dan La nina 1975/76 : 800 ribu ha,
setara dengan 3,5 juta ton atau 7% total produksi padi tahunan (Naylor et al., 2002)
4. Pada el nino kuat 1997/1998, Mei – September 1997 terjadi penurunan luas tanam 925
ribu ha yang menyebabkan penurunan produksi padi pada September 1997m- April 1998
mencapai 4,8 juta ton.
5. Kenaikan 1 derajat celcius anomaly SPL Nino 3.4 pada agustus menyebabkan penurunan
produksi padi nasional 1.318 juta ton (felcon et al, 2004)
Materi 3 : Ramalan OPT Pangan(Padi Jagung dan Kedelai)MT 2021/2022 di
Indonesia

Narasumber : SUWARMAN, S.P

Ramalan serangan OPT utama padi Mt. 2021/2022 di Indonesia yakni penggerak batang padi,
tikus, hawar daun bakteri, blas, wereng batang cokelat, tungro. Sedangkan ramalan serangan
OPT utama jagung yakni S.frugiperda, tikus, spodoptera sp, bulai, penggerek batang, penggerek
tongkol, lalat bibit. Untuk ramalan serangga OPT utama kedelai diantaranya adlah ulat grayak,
penggulung daun, penggerek polong, tikus, ulat jengkal, lalat kacang.

1. Serangan OPT Penggerek batang yang paling besar diprediksi akan terjadi di pulau Jawa
khususnya daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
2. Serangan OPT tikus yang paling besar diprediksi akan terjadi di daerah Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Lampung.
3. Serangan OPT wereng batang coklat yang paling besar diprediksi akan terjadi di daerah
Jawa Barat.
4. Serangan OPT hawar daun bakteri yang paling besar diprediksi akan terjadi di daerah
Jawa Tengah.
5. Serangan OPT blas yang paling besar diprediksi akan terjadi di Jawa Barat.
6. Serangan OPT Tungro yang paling besar di prediksi akan terjadi di Bali

Dengan mengetahui prediksi-prediksi akan OPT tersebut kita dapat mengantisipasi tersebut
dengan PHT. Pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu suatu pendekatan ekologi secara luas
untuk pengelolaan populasi atau serangan opt dengan mengombinasikan berbagai teknik
pengendalian yang kompetibel dan ramah lingkungan dengan menggunakan strategi
pencegahan jangka panjang dan penyeimbangan lingkungan, sehingga kerusakan ekonomi
akibat dari OPT tersebut terhindarkan dan tidak merugikan berbagai pihak dan tidak
berdampak terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai