Anda di halaman 1dari 6

FILUM ARTHROPODA

LAPORAN PRAKTIKUM
Di susun untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Praktikum Taksonomi Hewan Rendah

Dosen Pengampu :
Gunaria Siagian, S.Pd.,Msi

Oleh
Nama : SITI ANJAR PRIYADI
Npm : 2001100014

FKIP BIOLOGI
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG
SIANTAR
2020
A. Judul Laporan
Filum arthropoda
B. Waktu Pelaksanaan
Hari : Kamis
Tanggal : 14 januari 2021
Waktu : 11.00 wib
Tempat : Rumah Pribadi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui habitat filum Arthropoda
2. Untuk mengamati ciri – ciri dan jenis filum Arthropoda
3. Untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi filum Arthropoda

D. Landasan Teori
Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan
bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah  jenis dalam filum ini lebih
banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut , air tawar, maupun habitat terestial di
diami oleh serangga. Coelom pada Arthopoda tereduksi. Homocoel merupakan sebagian dari sistem
sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenis-jenis tertentu reproduksi
parthenogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung
dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap
segmen. (Adun Rusyana, 2011).

Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki oleh karena itu cir-ciri
utama  hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah
spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari
800.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba,
kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan
fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat. (Maskoeri Jasin, 1992).

Ciri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas segmen-
segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan germinal sehingga
merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada,
serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat
gerak atau tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada
spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan paru-paru buku
atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus
Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus,
sarafnya merupakan system saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal,
dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva.
(Mukayat Djarubito Brotowidjojo, 1989 ).
Semua anggota filum ini mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus dalam suatu
eksoskeleton (rangka luar) bersegmen yang kuat terdiri atas kitin, suatu polimer dari N-
asetiglukoamin. Simetrinya bilateral dan jelas ditandai dengan sumbu tubuh tengah. Pada semua
anggota Arthropoda yang hidup, anggota tubuh berbagai spesies memperlihatkan struktur dan
fungsinya yang sangat beraneka ragam. Di samping untuk lokomosi, anggota tubuh itu membantu
daam mendapatkan makanan, dalam penginderaan, dan senjata menyerang dan mempertahankan
diri (John W. Kimball, 1992).

Arthropoda merupakan phylum terbesar dalam Animlium Kingdom. Jumlah spesies dalam
Arthropoda lebih banyak daripada semua spesies dari phylum yang lain. Arthropoda merupakan
hewan yang dominan dalam dunia ini (Makoeri Jasin, 1987).

Jika jumlah spesies merupakan kriteria, maka phylum inilah yang merupakan phylum terbesar.
Lebih dari 765.000 spesies Arthropoda yang berbeda telah diidentfikasi, jumlah ini adalah lebih
besar daripada jumlah seluruh spesies lain yang ada. Setiap tahun masih juga ditemukan spesies
Arthropoda yang baru, yang hidup di berbagai jenis habitat. Air tawar, air laut, tanah, dan dapat
dikatakan hampir seluruh permukaan bumi penuh dengan Arthropoda. Hewan-hewan ini merupakan
satu-satunya jenis hewan yang ditemukan di antariksa dan lereng-lereng gunung yang penuh dengan
salju dan batu-batuan (John W. Kimball, 1992).

E. Alat dan Bahan


1. Sediaan preparat awetan
2. Mikroskop
3. Kaca benda
4. Kaca penutup

F. Langkah Kerja
Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikm ini
2. Mengobservasi lokasi atau kawasan yang akan di lakukan pengamatan
3. Membuat unit sampling pengamatan
4. Menyediakan jaring dan penangkap serangga dan menangkap serangga yang temukan
5. Mengukur keadaan fisik kimia lingkungan pengamatan
6. Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk Phylum Arthropoda
7. Mengambil sampel Phylum Arthropoda
8. Mengidentifikasi, mengklasifikasidan menggambar sampel Phylum Arthropoda
9. Memasukkan data sampel ke dalam tabel hasil pengamatan.
G. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
a. coenobita sp.

Keterangan : mata, kepala, kaki


KELAS CRUSTACEA

Kingdom : Animalia
Pyilum    : Arthropoda
 Classi      : Crustacea
Ordo        : Dekapoda
Family     : Coenobitidae
Genus      : Coenobita
Spesies    : Coenobita Sp

b. Julus terestris

Keterangan : mata, kaki, badan beruas, antenna


KELAS MYRIOPODA
Kingdom : Animalia
Pyilum    : Arthropoda
Classis       : Myriopoda
Ordo        : Diplopoda
Family     : Julusidae
Genus      : Julus
Spesies    : Julus terestris
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti
kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan
ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga
merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari
jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan, diperoleh sampel dari kelompok
phylum Arthropoda. Antar lain :

Pada kelas crustacea kami mendapatkan satu spesies yaitu Coenobita Sp, Morfologi tubuh


dari spesies ini adalah umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat
keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat
dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa milimeter,
hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m. Walaupun kepiting
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada
bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan.Habitat
spesies ini adalah di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea
crab, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan
rentangan kaki hingga 4 m.

Pada kelas Myoriopoda kami mendapatkan dua spesies yang mewakili kelas ini yaitu, Julus
terestris.

Julus nomerensis., dengan ciri-ciri tubuh pipih bersegmen, setiap segmen terdapat sepasang
kaki, pada kepala terdapat antena panjang di samping mata, umumnya hidup di darat tepatnya
di tumpukan serasah.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa hewan yang tergolong dalam phylum Arthropoda
memiliki keragaman jenis dengan ditemukannya beberapa spesies yang berbeda seperti yang
telah dipaparkan pada tabel pengamatan. Namun, hal ini tidak memberikan bukti yang sesuai
bila dibandingkan dengan isi dari beberapa literatur mengenai jumlah anggota phylum
Arthropoda yang mendominasi kelompok hewan Invertebrata, karena kurangnya jumlah spesies
yang ditemukan di lapangan, walaupun spesies yang ditemukan telah mewakili setiap kelas
dalam phylum Arthropoda. Ketidaksesuaian hasil yang diperoleh pada lapangan bila
dibandingkan dengan isi literatur sebenarnya tidak menjadi masalah yang harus dipecahkan.
Namun, perlu diketahui bahwa hal ini disebabkan adanya kesalahan praktikan dalam
melakukan kegiatan praktikum, yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Hal ini dapat dilihat
pada perlakuan menangkap anggota phylum Arthropoda, khususnya untuk kelas Insekta,
dengan menggunakan jebakan tanah. Kesederhanaan alat yang digunakan dalam perlakuan
menyebabkan faktor alam (angin) sangat mudah mempengaruhi kefektifan kerja dari perangkap
yang digunakan untuk menangkap spesies dari kelas Insekta tersebut. Selain itu, kendala yang
lainnya adalah waktu penangkapan yang dilakukan pada siang hari kurang efisien. Singkatnya
waktu yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam spesies menyebabkan proses
penangkapan tidak memberikan hasil yang begitu maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa anggota phylum Arthropoda


memiliki  keragaman jenis untuk tiap kelasnya, dengan ditemukannya beberapa spesies berbeda
dalam kegiatan praktikum. Adapun ketidaksesuaian hasil yang didapatkan di lapangan dengan
isi daripada literatur, bukan merupakan aspek yang digunakan untuk menjatuhkan teori yang
terdapat dalam literatur, melainkan digunakan sebagai perbandingan antara hasil yang
diperoleh dengan beberapa teori yang telah ada sebelumnya.

H. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi dari spesimen yang telah dibahas diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.      Phylum Arthoropoda terbagi atas empat kelas :
o Kelas Crustacea ( udang-udangan, kepiting)
o Kelas myriopoda ( hewan berkaki seribu)
2.      Ciri-ciri phylum Arthoropoda :
o Merupakan hewan golongan tinggi dalam invertebrata
o Tubuh bersegmen-segmen, memiki rangka luar dan anggota gerak yang berbuku-
buku (beruas-ruas).
o Bentuk tubuh simetris bilateral.
4. Habitat hewan-hewan yang tergolong dalam phylum arthoropoda, yaitu di laut, danau,
sungai, dan daratan.
I. Daftar Pustaka
http://ilmubiokiamiaku.blogspot.com/2016/01/laporan-filum-arthropoda.html

Anda mungkin juga menyukai