Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BENTUK-BENTUK DRAMA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah drama

Dosen Pengampu
Rovi’i, M.Hum

Disusun oleh:
Kelompok 4
Baeti Nur Fadhilah 1205020038
M. Yesha Zula Rosyadi 1205020103

BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah s.w.t. yang telah melimpahkan nikmat-Nya; nikmat iman dan Islam
dan juga mengkaruniakan akal yang sehat sehingga makalah yang berjudul “Bentuk-bentuk Drama” dapat
selesai sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
Sholawat dan Salam semoga Allah s.w.t. melimpah curahkan karunia-Nya pada pahlawan
pemberantas kebodohan, yakni Nabi Muhammad saw.
Tentunya kami berterima kasih pada pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami haturkan terima kasih dan syukur pada:
1. Allah s.w.t. yang telah mengabulkan do’a kami agar makalah ini dapat selesai;
2. Bapak Rovi’i, M.Hum sebagai dosen mata kuliah Drama yang senantiasa mengarahkan dalam
pembelajaran;
3. Orang tua yang senantiasa mendukung segala kegiatan positif kami;
4. Dan juga teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberi kritik dan saran atas setiap karya-
kerya yang kami buat.
Semoga dengan lahirnya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan respect dalam bidang seni sastra,
khususnya drama. Kami pun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca karena
makalah ini jauh dari kata “sempurna”.

Bandung, 04 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
A. Bentuk-Bentuk Drama ................................................................................................................ 2
1. Drama Prosa ............................................................................................................................ 2
2. Drama Puisi ............................................................................................................................ 2
3. Drama Campuran .................................................................................................................. 4
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................................ 6
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Drama merupakan bentuk karya sastra yang mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan
sebuah permasalah lewat dialog.

Kata drama berasal dari bahasa Yunani; tegasnya dari kata kerja dran yang berarti “berbuat, to
act atau to do”. Demikian juga dari segi etimologinya, drama mengutamakan perbuatan, gerak,
yang merupakan inti hakikat setiap karangan yang bersifat drama. Kami setuju dengan pernyataan
Moulton. Moulton mengatakan bahwa “drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak” (life
presented in action) ataupun Bathazar Verhagen yang mengemukakan bahwa “drama adalah
kesenian melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak”. (Slametmuljana, 1957 : 176).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi syair atau prosa yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog
yang dipentaskan. Singkatnya, bahwa drama adalah cerita atau kisah terutama yang melibatkan
konflik atau emosi yang khusus untuk pertunjukkan teater.

Dalam buku karya Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, ada beberapa pengertian drama yang
bermacam-macam. Kemudian beliau menarik kesimpulan menjadi beberapa poin, diantaranya:

1. Drama adalah salah satu cabang seni sastra;


2. Drama dapat berbentuk prosa atau puisi;
3. Drama mementingkan dialog, gerak dan perbuatan;
4. Drama adalah suatu lakon yang dipentaskan di atas panggung;
5. Drama adalah seni yang menggarap lakon-lakon mulai sejak penulisannya hingga
pementasannya;
6. Drama membutuhkan ruang, waktu dan audiens;
7. Drama adalah hidup yang disajikan dalam gerak;
8. Drama adalah sejumlah kejadian yang memikat dan menarik hati.

Setelah membahas mengenai pengertian, unsur-unsur dan jenis-jenis drama, selanjutnya akan
dibahas mengenai bentuk-bentuk drama.

Drama terbagi dalam beberapa bentuk, salah satunya drama puisi. Drama puisi adalah drama yag
sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi. Ada
juga drama prosa. Drama prosa adalah drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam pembahasan makalah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah apa saja bentuk-bentuk drama.

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk drama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk-Bentuk Drama

1. Drama Berbentuk Prosa

Kata prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Menurut Kamus
Besat Bahasa Indonesia (KBBI), prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang
terdapat dalam puisi). Prosa merupakan karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas dan
tidak terikat oleh rima. Prosa lebih banyak menggunakan kata dengan makna denotasi
daripada konotasi. Artinya, bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari.

Seperti juga halnya karya sastra yang dapat ditulis dalam bentuk prosa, maka drama pun
dapat ditulis dalam bentuk prosa. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam
bentuk prosa.

Contoh:

Miah : Jangan begitu ah! Aku tak suka dicium.


Kiman : Ala, seperti aku ini tak bayar saja.
Miah : Kau ‘kan biasanya ngutang satu hari.
Kiman : Muka macam muka wayang saja mesti bayar kontan.
Miah : Setan kau. Pergi sana sama gadismu, kau bisa puas lihat muka puteri
kayangan. Kau kan punya bini, buat apa kemari.
Kiman : Ssssstt ... kau bikin bangun orang sekampung saja.
Miah : Habis, mulutmu pesing bau jengkol.
(Wispi, 1957 : 471)

2. Drama Berbentuk Puisi

Selain dalam bentuk prosa, drama pun ada pula yang ditulis dalam bentuk puisi. Biasa juga
disebut dengan istilah drama bersajak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi
ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan
dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.

Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau
menggunakan unsur-unsur puisi.

Contoh:

Kapitan : Laut terbius gelombang


mendung memburu
tenggara, selatan
Bola-bola hitam memanjang!
Penyair : Angin membiarkan, Kapitan!
Cakrawala resah
Tangan-tangan pirang melintang
Menggaris biru lautan
Malam terlempar liar
Jiwa dihujan sekitar
Kapitan : Biru mendung mengabar kepadaku
Balik bibir langit
Jentera cerah melambai
Mengisar pusar badai
Berujung pagi kita menjangkau pantai
Penyair : Bujur gelombang mengambang
Debar darah berkisar runtuk
Buritan mendesau
Kami terlentang letih
Tapi sepi dingin begini
Berjalin angin mengikis
Kapitan : Paparan gulung mendung
Berat meniarap geladak
Gususan kuning sumbing
Alamat angkasa bening
Jala-jala kabut mungil
Alamat bintang muncur berbaris
Penyair : (menuding dan menembusi malam)
Arus mega, Kapitan!
Sasaran membaratdaya
Penjuru tersimpangsiur
Kibar terlempar
Dengan gaung gelombang
Jam berapa kita dari selatan?
Kapitan : (heroik)
Diacungkan sorai buritan
Kami dihanyut malam
Anjung membungkuk
Layar berkibar darah meliar
Di daratan siapa mengenang
Tatkala kekasih rindu atau istri
Tuan tidak mencintai lautan
Karena kelam dera membenam!
Penyair : Laut mendukung rindu
Laut rahasia beribu
Desah berat
Membidik kerongkong hati
Daratan lenyap
Menyingsing redam terasing.
(Samin ; 1959 : 25 – 6)
3. Drama Berbentuk Campuran

Ada juga drama yang sebagian ditulis dalam prosa dan sebagian dalam puisi. Jadi berbentuk
campuran prosa dan puisi.

Namun sebenarnya, bentuk drama campuran ini tidak begitu banyak jumlahnya, dan
kalaupun ada, orang lebih cenderung memasukkannya ke dalam salah satu dari yang dua itu,
sehingga dalam kenyataannya orang sering membaginya atas dua hal, yaitu : drama yang
berbentuk prosa dan drama yang berbentuk puisi.

Contoh:

Batu Ujian : Itulah pula dosamu yang total, dengan mempertemukan domba jantan dan
betina, tak malu-malu mendapat mata pencaharianmu dengan
mengawinkan ternak. Kau menjadi kebayan untuk si bandot, dengan
menyerahkan domba perawan pada si jantan tua berkaki bengkok dan
tanduk besar bertentangan dengan segala aturan perkawinan yang sehat.
Kalau karenanya kau tidak masuk neraka, ialah sebab setan tak suka pada
kaum gembala: kalau tidak begitu tak masuk akalku mengapa kau masih
bebas.
Corin : Itu datang tuan Gaminnedes, kakak tuan putriku yang baru.
(Rosalinda masuk dengan membawa sehelai kertas)
Rosalinda : Di Timur dan di Barat tak ada
Intan sepadan Rosalinda
Angin terbang ke seluruh buana,
Membawa nama Rosalinda.
Semua gambar indah berona
Hanya bayangan Rosalinda.
Ingat yang fana, ingat yang baka,
Terkenang hanya Rosalinda.
Batu Ujian : Dengan begitu aku bisa mengajak delapan tahun berturut-turut, kecuali
waktu makan dan tidur.
Irama saya seperti jalannya penjual-penjual mentega yang sedang berbaris
ke pasar.
Rosalinda : Betul?
Batu Ujian : Misalnya:
Kijang jantan hasratkan betina,
Suruh mencari Rosalinda.
Kalau merpati suka bercanda,
Sidara itu Rosalinda.
Pohon kacang melilit pancangnya,
Begitu pula Rosalinda.
Ladang subur banyak buahnya,
Lebih berbuah Rosalinda.
Meskipun anggur manis rasanya,
Lebih manislah Rosalinda.
Mawar terindah banyak durinya,
Mawar itulah Rosalinda.
Inilah derap sajak palsu. Mengapa kau nodai diri dengan itu?
Rosalinda : Diamlah ‘badut pandir’. Kudapati itu di pohon.
Batu Ujian : Nah, pohon itu jelek buahnya.
Rosalinda : Kucangkokkan ia nanti padamu, lalu kucangkokkan lagi pada pohon
mispel. Ini akan menghasilkan buah yang paling pertama di negeri ini,
sebab aku sudah menjadi busuk sebelum setengah matang, dan memang
itulah wujud sebuah mispel.
(Shakespeare 1952 : 66 :-7).
BAB III
KESIMPULAN

Bentuk-bentuk drama ada tiga macam, yakni drama prosa yang cakapannya dibentuk
menjadi prosa. Kemudian drama puisi yang cakapannya dibentuk menggunakan unsur-unsur puisi. Dan
yang terakhir, drama campuran yang merupakan gabungan antara drama prosa dan drama puisi. Namun,
drama ini jarang dijumpai, dan jika ada pun tentunya orang-orang akan menggolongkannya ke salah satu
dari dua drama tersebut; drama prosa dan drama puisi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.


https://www.google.com/amp/s/kids.grid.id/amp/472459385/apa-itu-prosa-ini-penjelasan-ciri-ciri-jenis-
dan-contohnya
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/pengertian-puisi/amp/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/06/210000269/drama--pengertian-jenis-dan-unsurnya
https://3pilar.blogspot.com/2011/02/bentuk-bentuk-drama.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai