PERTUMBUHAN
STUDI ISLAM
• Studi Islam di Negara Muslim
• Studi Islam di Negara Barat
• Studi Islam di Asia Tenggara
Untuk mendalami bidang tafsir, seseorang memerlukan beberapa alat bantu, diantaranya
kaidah-kaidah tafsir. Alat bantu lainnya ialah ilmu ushul fiqih dan pengetahuan bahasa
Arab, karena Qur’an di turunkan dengan bahasa itu.
Kelompok 1
Kelas 1A Bahasa dan Sastra Arab
Para sarjana al-Qur’an klasik maupun kontemporer, dalam berinteraksi dengan al-Qur’an,
sepakat bahwa tafsir al-Qur’an dengan al-Qur’an adalah interpretasi yang harus diutamakan
sebelum menggunakan penjelasan-penjelasan lain. Dalam al-Quran Allah SWT menjelaskan
dasar-dasar akidah, kaidah-kaidah syariah dan hukum, serta asas perilaku menuntun mereka ke
jalan yang paling lurus dalam masalah-masalah itu.
Hadits menjadi penjelas atas ayat-ayat Alquran yang tak sepenuhnya dipahami umat Islam.
Sebab, ayat-ayat Alquran tak hanya berisi ayat-ayat yang qath’i (jelas), tetapi banyak pula
yang zhanni (samar) sehingga membutuhkan penjelasan terperinci. Salah satu contohnya
adalah shalat. Banyak ayat Alquran yang mengungkapkan perintah shalat. Namun, bagaimana
shalat itu dilakukan, hal itu tidak dijelaskan secara perinci. Dari sini, Nabi Muhammad SAW
menjelaskan bagaimana shalat harus dikerjakan. ‘’Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat
aku shalat.’’ (HR Bukhari).
3. Tafsir Al-Qur’an dengan Qaul Sahabat
sejak wafatnya Rasulullah SAW, para sahabat menjadi tumpuan umat untuk menanyakan berbagai
persoalan dalam Alquran. Tercatat, empat orang sahabat Rasul SAW yang mendapat kehormatan
menjadi khulafaurrasyidin, yakni Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali
bin Abi Thalib. Keempat sahabat setia ini, terkenal sebagai orang-orang yang pertama-tama
masuk Islam (Assabiqun al-Awwalun).
4. Tafsir Tabi’in
Fase pertama perjalanan tafsir al-Qur‟an berakhir dengan berakhirnya masa sahabat. Kemudian
mulailah fase kedua yaitu masa tâbi‘în. Para tâbi‘în yang hidup di masa ini telah berguru kepada
para sahabat. Sebagaimana muncul orang-orang yang terkenal di bidang tafsir al-Qur‟an pada
masa sahabat yang mampu memahami makna-makna yang sulit dalam al-Qur‟an, muncul pula
orang-orang yang terkenal di bidang tafsir pada masa tâbi‘în yang telah belajar dari mereka. Para
tâbi‘în menjelaskan makna-makna ayat yang sulit kepada umat pada masanya.
Sumber Tafsir Menurut Sunni dan Syiah
Sumber-sumber tafsir menurut Ahlussunnah yaitu: al-Qur’an, Hadits Rasulullah,
Qaul sahabat, dan tabi’in. Sedangkan sumber-sumber tafsir menurut Syi’ah: al-
Qur’an, Hadits Rasululah, dan qaul para imam. Adapun kedua sumber-sumber dari
kedua sekte ini, disebut dengan tafsir birriwayah.
1. Tafsir birriwayah
Tafsir birriwayah adalah tafsir dari al-Qur’an, sunnah, perkataan para sahabat,
perkataan tabiin, dan perkataan para imam Syi’ah yang mana hal itu untuk
menjelaskan apa yang dimaksud oleh Allah SWT dalam ayat itu sendiri.
2. Tafsir birra’yi
Tafsir yang menggunakan nalar dan ijtihad (yang berlandaskan kaidah-kaidah tafsir
benar, diterima, dan diikuti). Oleh karena itu jika tidak memiliki dasar dan sumber
maka hukumnya haram.
Tafsir birra’yi dibagi menjadi 2 :
Israiliyyat (Arab:اـسرـاـئـیلیات, Isra’iliyat, arti harfiah: “dari Isra’il”) adalah cerita-cerita yang kerap kali
dibawa oleh orang-orang Yahudi yang masuk Islam. Ini berbeda dari hadits yang dipercaya sebagai
ucapan, tindakan, atau diamnya Nabi Muhammad. Cerita-cerita israiliyat umumnya berupa
berbagai cerita dan tradisi non-Alkitab Yahudi (bahasa Ibrani: midrashim) serta Kristiani yang
memberikan informasi atau interpretasi tambahan mengenai kejadian atau tokoh yang disebutkan
di dalam kitab-kitab suci Yahudi.
Kisah israiliyat itu ada yang dibuat-buat dan ada yang benar. Oleh karena itu kisah israiliyat itu ada
yang diterima dan ada yang tidak diterima. Standar dari diterimanya kisah israiliyat adalah apabila
kisah itu tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits. Dan sebagaimana yag kita ketahui
bahwa kisah israiliyat itu banyak terdapat didalam hadits. Adapun kenapa hadits israiliyat itu dapat
diterima? Maka dilihat dari kualitas haditsnya. Jika kualitas haditsnya bagus, maka hadits tentang
israiliyat tersebut dapat diterima. Sedangkan cerita israiliyat yang tidak diterima karena tidak
sesuai dengan al-Qur’an dan hadits.
D. Manfaat Mengetahui Sumber Tafsir Al-Qur’an