Anda di halaman 1dari 18

TEORI TARJAMAH

MODEL & TEKNIK

MENERJEMAHKAN

BAPAK IRFAN ADRIADI, M. Pd.I


Kelompok 8

Alya Siti Zahra (1205020016)

Asmy Nasyida Rahmi (1205020032)

Azwar Annas (1205020037)

Iyul Julpadlillah (1205020205)


Perbedaan Metode,
Prosedur & Teknik
Penerjemahan
Perbedaan :
Metode Prosedur

Molina & Hurtado Albir (2002) Prosedur adalah Teknik atau


Tekinik
mendefinisikan metode cara yang pakai penerjemahan
Teknik merupakan suatu metode,
penerjemahan sebagai cara selama proses penerjemahan
keahlian atau seni praktis yang
sebuah proses penerjemahan berlangsung pada tataran kata,
diterapkan pada suatu tugas
dilakukan sesuai dengan tujuan frasa, dan kalimat. Metode
tertentu (Machali, 200: 77). Dari
penerjemah, yakni opsi global penerjemahan merupakan
pengertian di atas dapat ditarik
yang berdampak pada teks prinsip yang mendasari cara kita
dua hal, yaitu: (1) teknik
bahasa sasaran secara dalam menerjemahkan teks
merupakan hal yang bersifat
keseluruhan yang bermuara pada bentuk
praktis dan (2) teknik
terjemahannya.
diberlakukan terhadap tugas
tertentu (dalam hal ini tugas
penerjemahan)
Metode
 Newmark (1988) telah mengelompokkannya ke dalam dua kelompok besar. Empat metode pertama lebih
cenderung digunakan untuk menerjemahkan yang lebih berpihak pada bahasa sumber, diantaranya :

1. Metode Kata-demi-kata (Word-for-Word 2. Metode Harfiah (Literal Translation)


Translation) Penerjemahan harfiah (literal
Newmark (1988) berpendapat bahwa translation) atau disebut juga
dalam metode penerjemahan kata-demi- penerjemahan lurus (linear translation)
kata (word-for-word translation), kata-kata berada di antara penerjemahan kata-
dalam teks sasaran (Target Text) biasanya demi-kata dan penerjemahan bebas
langsung diletakkan di bawah versi teks (Newmark, 1988, p. 46). Dalam proses
sumbernya (Source Text), sehingga metode penerjemahannya, penerjemah
penerjemahan ini sering. disebut dengan mencari konstruksi gramatikal bahasa
metode penerjemahan antar baris sumber (Bsu) yang sepadan atau dekat
(interlinear translation) (p. 45). Metode dengan bahasa sasaran (Bsa).
penerjemahan ini sangat terikat pada
tataran kata, sehingga susunan kata sangat
dipertahankan
.
3. Metode Setia (Faithful Translation) 4. Metode Semantis (Semantic
Metode penerjemahan setia (faithful
Translation)
translation) digunakan oleh penerjemah ketika
dia berusaha mereproduksi makna kontekstual Penerjemahan semantis
dari teks asli dengan tepat dalam batasan- (semantic translation) lebih luwes
batasan struktur gramatikal teks sasaran daripada penerjemahan setia.
(Newmark, 1988, p. 46). Dalam proses Penerjemahan setia lebih kaku dan
penerjemahannya, kata-kata yang bermuatan
tidak kompromi dengan kaidah bahasa
nilai budaya diterjemahkan berdasarkan
kontekstual dengan cara memelihara keaslian sasaran atau lebih terikat dengan
pesannya, akan tetapi masih terdapat bahasa sumber, sedangkan
penyimpangan tata bahasa yang dibiarkan dan penerjemahan semantis lebih fleksibel
pilihan kata yang tidak luwes. dengan bahasa sasaran (Newmark,
1988, p. 46; Machali, 2000, p. 52).
Prosedur
Prosedur Literal
Literal translation (Literal) Literal atau kata per-kata
merupakan penerjemahan yang mentransfer langsung
dari teks bahasa sumber ke teks bahasa sasaran (Hatim &
Munday, 2004: 149). Prosedur ini adalah prosedur
‘kebetulan’, digunakan ketika istilah dalam bahasa
sumber (BSu) transparan atau mendukung secara
semantic, dan dalam bahasa yang standar (Newmark,
2001:75).

Contoh : "My house is in the right side."


"Rumahku berada di sisi kanan."
Prosedur Transkripsi
Transfer dipahami sebagai prosedur pengalihan suatu unit
linguistik dari bahasa sumber ke dalam nas bahasa penerima
dengan menyalin huruf atau melakukan transliterasi. Hal-hal yang
biasa ditransfer ialah nama orang, nama georafis dan topografis,
judul jurnal, buku, majalah, surat kabar, karya sastra, drama, nama
institusi pemerintah, swasta, masyarakat, dan nama jalan serta
alamat .

Contoh : .
"important information" diterjemahkan menjadi "informasi
penting".
Prosedur Ekuivalensi Budaya
Dalam prosedur ini kata budaya bahasa sumber
diterjemahkan dengan kata budaya bahasa penerima yang
ekuivalen. Prosedur ini digunakan secara terbatas, karena tidak
ada dua budaya yang persis sama, misalnya dalam nas yang
bersifat umum

Contoh : .
‫كل صار منبوة‬
Tiada gading yang tak retak
 Penerjemah berhasil menemukan ungkapan kebudayaan yang
padan di dalam bahasa penerima dengan bebas sehingga kata
budaya dapat diterjemahkan dengan akurat.
Prosedur Ekuivalensi Budaya
Prosedur Ekuivalensi melahirkan 3 Teknik :
a. Teknik korespondensi
Adalah teknik menyaakan konsep bahasa sumber dan bahasa
sasaran. Ada 3 pola :
1. Menyamakan makna kata bahasa arab dengan bahasa
indonesia
.
2. 2 kata dalam bahasa arab bersinonin dengan sebuah kata
dalam bahasa indonesia
3. Makna sebuah frase bahasa arab disamakan dengan makna
sebuah frase bahasa indonesia
Prosedur Ekuivalensi Budaya
b. Teknik Deskripsi
Adalah teknik yang menjelaskan makna bahasa sumber dalam
bahasa sasaran. Memiliki 5 pola :
1. Menjelaskan makna kata bahasa sumber ke dalam sebuah frase
dalam bahasa indonesia
2. Menjelaskan makna kata bahasa arab ke dalam frase bertingkat
.
1 bahasa sasaran
3. Menjelaskan makna kata bahasa sumber dengan kata lain
dalam bahasa sasaran
4. Menjelaskan makna kata bahasa sumber kedalam sebuah frase
bertingkat 2
5. Menjelaskan makna sebuah frase sederhana dalam bahasa
sasaran kedalam frase yang kompleks dalam bahasa sumber
Prosedur Ekuivalensi Budaya
c. Teknik Integras
Adalah teknik menerjemahkan kata atau istilah dengan
menggunakan gabungan antara 2 teknik

.
Prosedur Modulasi

Prosedur Modulasi adalah pergeseran kategori penerjemahan


seperti asalnya dalam bahasa sumber jamak bisa menjadi tunggal
diterjemahkan kedalam bahasa sasaran, namun tidak merubah
makna

Contoh :
۟‫س ِّيـَٔاتُ َما ع َِّملُوا‬ َ َ .
َ ‫صابَ ُه ْم‬
َ ‫فأ‬
Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka
(An-Nahl: 34)
 ‫صابَ ُه ْم‬ َ َ ‫ فَأ‬yang aktif dimodulasikan menjadi pasif, ditimpa.
pengubahan bentuk jamak menjadi tunggal seperti kata ُ‫س ِّيـَٔات‬ َ
yang berbentuk jamak diterjemahkan dengan kejahatan yang
berbentuk tunggal.
Prosedur transposisi
Prosedur ini berkaitan dengan pengubahan dan
penyesuaian struktur bahasa sumber dengan struktur bahasa
sasaran. Prosedur ini ditempuh tatkala penerjemah tidak
menemukan struktur bahasa penerima yang sama dengan
struktur bahasa sumber. Penerjemah, misalnya, dapat
mengubah kalimat majemuk menjadi beberapa kalimat
tunggal, bentuk
. tunggal menjadi jamak atau sebaliknya

Contoh :
‫علَ ْي ُك ْم َرقِّيبًا‬ َ ‫ٱَّلل َك‬
َ ‫ان‬ َ َّ ‫ِّإ َّن‬
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (an-
Nisa` : 1).
 kata ‫ َر ِّقيبًا‬diterjemahkan menjadi menjaga dan mengawasi.
Prosedur transposisi
Prosedur Transposisi melahirkan beberapa teknik, diantaranya :
1. Teknik Transfer adalah transfer dari bahasa sumber kedalam bahasa
sasaran dengan aspek gramatikal yang tetap sama
2. Teknik Transmutasi adalah teknik memindahkan pola sintaksis dan
kata srana dari bahasa sumber dan bahasa sasaran
3. Teknik Reduksi adalah teknik mengurangi dari bahasa sumber yang
dirasa berlebihan
4. Teknik Ekspansi . adalah teknik pola sintaksis bahasa sumber yang
tidak bisa diterjemahkan dan diganti dengan cara
mendeskripsikannya
5. Teknik Ekspalanasi adalah teknik yang berkaitan dengan dhomir
yang berada dalam fiil
6. Teknik Substansi adalah teknik yang dilakukan penrjemah jika perlu
mengganti fungsi sintaksis bahasa sumber dengan bahasa sasaran
Terima kasih
sudah partisipasi!
Semoga hari Anda luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai