Anda di halaman 1dari 2

Nama : BAETI NUR FADHILAH

NIM : 1205020038
Kelas : 6D
Mata Kuliah : Sejarah Sastra Arab
Hari/Tanggal : Jum’at/25-03-2022

Resume Pertemuan II
Makna sastra, menurut Prof Sukron Kamil dalam Teori Kritik Sastra Arab klasik dan modern
(Rajawali Press, 2012. H. 7), sastra berasal dari bahasa Sansekerta dari kata sas yang berarti
mengajar, mengarahkan, memberi petunjuk, dan tra yang artinya alat atau sarana. Penjelasan ini
belum lengkap.

Dalam cara lain yang lebih lengkap, istilah “sastra” dalam bahasa ilmiah dan sehari-hari adalah
kependekan dari istilah “kesusastraan” yang berasal dari bahasa Sansekerta “susastra (su berarti
‘bagus’ atau ‘indah’, sedangkan sastra berarti ‘buku’, ‘tulisan’, atau huruf).

Makna adab menurut al-wasith, adab adalah segala aktivitas (fisik dan rohani) yang dilakukan
manusia dan memiliki nilai kemuliaan (insani). Makna adab sebenarnya telah mengalami
perubahan sesuai dengan pergerakan waktu.

Pada masa Jahiliyah dan awal Islam, adab berarti budi pekerti yang luhur (al-khuluq al-karim).
Begitu pula pada masa bani Umayyah. Namun kemudian sarananya, yaitu pendidikan (ta’lim)
dan pembudayaan (tatsqif), pada masa ini menjadi tercakup pula dalam makna adab. Sehingga
pada perkembangan selanjutnya, di masa bani Abbas makna adab menjadi mencakup juga
sarananya yang khas bangsa Arab, yaitu kalimat-kalimat indah dalam syair (puisi) dan natsr
(prosa). Hingga jadilah berkembang kuat sejak saat itu hingga masa modern pemaknaan adab
sebagai kegiatan dan produk periwayatan syair dan natsr (prosa). Hingga jadilah berkembang
kuat sejak saat itu hingga masa modern pemaknaan adab sebagai kegiatan dan produk
periwayatan syair dan natsr.

Adab menurut Hana Fakhuri: adab adalah segenap pengetahuan manusia yang bersifat duniawi
(sekular). Makna adab lain yaitu metode yang orang harus mengikutinya dalam suatu jenis
keterampilan atau pekerjaan.
Adab adalah sejumlah teknik atau seni menulis yang menarik dan memukau. Seorang adab
adalah orang yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam bahasa Arab dan piawai menciptakan
karya sastra, baik syair maupun natsr. Muadib artinya pendidik.

Hana Fakhuri membedakan adab menjadi memiliki dua tingkat, umum dan khsusus. Adab
secara umum adalah ungkapan yang mewakili seluruh karya para ulama, para penulis kitab dan
para perangkai syair. Adab secara khusus adalah ungkapan yang mewakili seluruh karya yang
dirangkai secara menarik dan mempesona dalam bentuk tuturan syair dan natsr.

Definisi adab secara umum milik Hana Fakhuri sejajar dengan definisi adab milik al-Wasith,
sedangkan definisinya secara khusus sejajar dengan definisi al-Wasith mengenai adab al-lughah.
Definisi yang terakhir ini juga bersesuaian dengan istilah bahasa Indonesia kesusastraan.

(Kesusastraan setiap bangsa adalah apa yang menjadi khazanah mereka dalam bentuk syair dan
natsr sebagai buah pikiran, gambaran imajinasi dan karakter mereka.

Untuk mendapati yang sepadan dengan istilah sastra dalam bahasa Indonesia -kalau kita
mengikuti alur berfikirnya- istilah adab al-lughah seperti dalam pandangan para penulis al-
Wasith adalah paling tepat, bukan istilah “adab” saja. Namun, untuk mewakili pandangan umum
bahwa sastra adalah adab, atau adab dengan makna khusus seperti tilikan Hana Fakhuri, para
penulis al-Wasith sendiri memberi judul karya mereka al-Wasith fi al-Adab al-Arabi wa tarikhihi
(al-Wasith mengenai Adaab Arab dan Sejarahnya). Di jurusan BSA sendiri mengikuti pandangan
umum tersebut, dengan memahami catatan dari para penulis al-Wasith dan pandangan Hana
Fakhuri.

Anda mungkin juga menyukai