Pengertian Al adab
Kata al-Adab berakar dari kata Aduba, Ya’dubu, Adaban, yang berarti zaruf wa Tahdzib, yakni
sopan, berbudi bahasa yang baik. Namun bila berakar dari Adaba, Ya’dabu, Adaban wa Idaban
berarti al-Da’wah ila> al-Ma’du>bah, yakni mengajak Makan; jamuan. Kata al-Adab digunakan
juga untuk memaparkan berbagai Pembahasan ilmiah dan cabang-cabang seni sastra yang
dihasilkan oleh setiap bahasa.Jadi, al-Adab mencakup segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal
pikiran para ilmuwan, Penulis, dan penyair atau sastrawan.
Menurut Ali Ahmad Madzkur, pengertian al-Adab dibedakan menjadi dua: Pertama, secara
umum, yakni segala sesuatu yang dihasilkan oleh masyarakat di Berbagai cabang ilmu
pengetahuan baik politik, pendidikan, kedokteran, dan Sebagainya. Kedua, secara khusus, yakni
penyampaian sesuatu dengan pengolahan Perasaan yang mendalam yang sarat nilai dan seni
tentang gambaran yang akan Diberikan dan diekspresikan dalam bentuk tertentu dengan
kaidah-kaidah yang tertentu Pula.
Sastra Arab dalam bahasa Arab ialah Adab al-Arabi. Adab secara Bahasa berasal dari kata أدب يأدب
yang berarti sopan atau berbudi bahasa yang Baik. Sedangkan secara khusus Al-Adab ialah :
سواء كان شعرا أم نثرا،الكالم اإلنشائي البليغ الذي يقصد به إلى التأثير في عواطف القراء و السامعين
“Yaitu perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh Jiwa mereka yang
mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syi’ir Maupun natsr atau prosa. “ 2
C. Macam-macam Al adab
1. Nastr (prosa) yaitu ungkapan yang indah namun tidak memiliki wazan (timbangan atau irama
kata yang menyusun suatu bait syair) maupun Qofiyah (kesamaan bunyi huruf akhir dalam
sebuat bait syair). Diantaranya ialah:
Riwayah
1
Al-Bantani, Azkia Muharom . Jurnal Alfaz mengenai METODE PEMBELAJARAN SASTRA ARAB. Vol. 6, No. 1,
2018. h. 18-19
2
Ahmad Husain az-Ziyat, Tãrîkhu Al-Adab Al-Arabî, (Kairo: Darr Nahdloh Mesir , 1977) Hal. 32
Riwayah adalah cerita yang berbentuk prosa dalam Ukuran yang luas, mempunyai plot, alur, Dan
tema yang kompleks, karakter yang Banyak, serta suasana dan setting cerita Yang beragam.Menurut
Mahmud Dzi-Hni, riwayah adalah cerita panjang yang Jumlah halamannya sekitar 250-400 atau
Sekitar 40.000-90.000 kata, sedangkan qis-Shah adalah cerita atau novel yang lebih Pendek dari
riwayah tetapi lebih panjang Dari cerpen, jumlah halamnnya sekitar 130-150 atau 20.000-30.000
kata.3
Qishah qashirah Adalah cerita berbentuk prosa yang Relatif pendek di dalamnya terdapat per-
Golakan jiwa pada diri pelakunya sehingga Secara keseluruhan cerita bisa menyentuh Nurani
pembaca yang dapat dikategori-Kan sebagai buah sastra cerpen tersebut. Kata pendek dalam
batasan ini dapat di-Ukur dengan alokasi waktu membacanya, Edgar Allan Poe menyatakan bahwa
mem-Baca cerita pendek membutuhkan waktu 30 menit hingga dua jam dengan pembacaan secara
mendalam, pendapat tersebut Disepakati oleh para kritikus sastra. Namun, Herbert George Wells,
seorang noVelis dan sejarawan Inggris mengatakan Bahwa pembacaan cerpen membutuhkan Waktu
tidak lebih dari satu jam.
Novelet (uqushiyah)
Dideskripsikan sebagai cerita berbenTuk prosa yang penjangnya berkisar antara Novel dan cerita
pendek, yaitu 60-100 halaMan, sebagian ahli menyebut novelet denGan cerita pendek yang panjang.
Cerita Dalam novelet tidak mencakup seluruh keHidupan para tokoh di dalamnya, melainKan hanya
menceritakan satu kejadian atau Satu keadaan emosional tertentu.
Drama (mashrahiyah)
Adapun yang dimaksud dengan drama Adalah karya sastra yang mengungkapkan Cerita melalui
dialog-dialog para tokohnya. Sebuah jenis sastra dapat dikatakan sebAgai drama jika memenuhi tiga
hal, 4yaitu:
2. Syi'ir
Syair secara etimologis, kata syi’ir berakar dari kata شعر يشعر شعراyang berarti mengetahui,
merasakan, sadar. Sedangkan secara terminologis ialah kata-kata Yang berirama dan berqofiyah
yang diciptakan dengan sengaja.5
Menurut Khotib Umam syi’ir adalah ungkapan yang sengaja mengikuti Wazan orang arab yang
disebut ‚kalam‛ atau kata-kata pilihan yang dimengerti, Sedangkan wazan adalah ungkapan yang
keluar secara beraturan, dan ‚qosdan‛ Atau menyengaja artinya mengikuti wazan (timbangan) yang
ditetapkan orang Arab. Menurut sastrawan arab syi’ir adalah kata-kata fasih yang berirama dan
Berqofiyah yang mengekspresikan bentuk-bentuk imajinasi yang indah. Menurut Ahli Arud dijelaskan
3
Suyuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media
4
Atmazaki. 1990. Ilmu Sastra Teori dan Terapan, Padang: Angkasa Raya
5
Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab (Pengantar Teori dan Terapan), (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2006). h.
41
bahwa sesungguhnya syi’ir sama seperti ‚Nadzam‛ adalah Perkataan yang sengaja mengikuti wazan
atau timbangan orang arab.6
Maka dapat disimpulkan bahwasanya syi’ir adalah ungkapan yang Membutuhkan wazan
(timbangan) dan qofiyah (irama).
Sastra Arab bisa dikatakan sebagai sastra yang paling kaya secara Umum diantara bahasa-bahasa
samawi, karena sastra arab terbentuk oleh Percampuran berbagai sastra dari berbagai umat dalam
peradaban Islam yang Terkumpul dalam Daulah Islamiyah seperti orang-orang Arab, Persia, Turki,
Iraq, Mesir, Romawi dan lain-lain. Dan mereka semua menterjemahkan dan Membuat syair-syair
Arab dan mereka juga mengarang kitab-kitab berbahasa Arab dalam bentuk tata bahasa, nahwu,
sejarah, kedokteran, keilmuan,filsafat. Maka oleh sebab itulah bahasa Arab diliputi oleh berbagai
tata karma dan perangai dan juga banyaknya uslub-uslub lafadz asli mereka yang masuk dengan
tanpa disadari.
6
Saleh, sriwahyuni. Jurnal bahasa dan sastra Arab mengenai MUHASSINAT MA’NAWIYYAH DALAM SYA’IR.
Volume 05, No. 1,Juni 2016. h. 33