KAIDAH-KAIDAH BALAGHAH
Oleh: ……………………………………………
istilah adalah: penerangan dan penjelasan dan berakhir pada makna dan
sampainya hal yang dimaksud (intisari) dengan lafad yang bagus dan
Balghah bukanlah segalanya kecuali sebuah seni dari berbagai seni yang
yang dingin (belum tereksplorasi), maka wajib bagi para murid disamping itu
Istilah “’Ilm Al-Balaghah” terdiri atas dua kata, yaitu ‘ilm dan al-Balaghah.
Kata “‘Ilm” dapat ditujukan sebagai nama suatu bidang tertentu. Kata “Ilm” juga
diartikan sebagai materi-materi pembahasan dalam kajian suatu disiplin ilmu (al-
Qadhaya allati tubhatsu fihi). Kata “ilm” juga dapat diartikan sebagai pemahaman
yang dimiliki oleh seseorang tentang materi kajian dalam suatu bidang tertentu.
1
2
Sedangkan kata “al-Balaghah” didefinisikan oleh para ahli dalam bidang ini
أما البلغاة فهي تأدية المعنى الجليل واضحا بعبارة صحيحة لها في النفس أثر خلبا مع ملئامة كل كلما
“Adapun Balaghah itu adalah mengungkapkan makna yang estetik dengan jelas
الحد الصحيح للبلغاة في الكلما هو أن يبلغ به المتكلم ما يريد من نفس الس امع بإص ابة موض ع القإنناع
3. Menurut Khatib al-Qazwini yang dikutip oleh Prof. Dr. Abdul Fattah Lasyin:
disamping ungkapan itu sendiri sudah fasih. Dari beberapa definisi di atas, dapat
ditarik suatu pengertian bahwa inti dari Balaghah adalah penyampaian suatu pesan
Ilmu Balaghah berarti suatu kajian yang berisi teori-teori dan materi-
Qur’an telah dikenal sebagai ahli sastra yang kompeten. Mereka mampu
al-Qays salah seorang pujangga Arab Jahiliyah pada saat malam gelap
dalam bentuk gaya bahasa yang figurative dan indah sekali. Keindahan
dialami oleh penyair tatkala ia merasa begitu tersiksa secara psikis dan
mental akibat rindu yang begitu mendalam terhadap sang kekasih yang
keluarlah dari mulut salah seorang diantara mereka lirik-lirik bait syair
فقلنننننت ومنثننننننلي بالبكننننناء جنديننننننر# بكينننننت علنننننى سنننننربا القطنننننا إذ منننننررن بنننننني
لنننننعلي إلنننننى مننننن قإنننند هنننننويت أطنننننير# أ سننننربا القطننننا هننننل مننننن ينعنننننير جننننناحه
nyeletuk menjawab permintaanku dari atas ranting pohon arak, Hai orang
merpatipun yang rela tuk meminjamkan sayapnya, karena (jika itu terjadi)
pasti ia akan hidup dalam keadaan hina dan sayapnya akan patah”.
5
Tidak seperti diri penyair yang terisolir dan nasibnya yang terpasung tidak
berbagai pusat kegiatan pada waktu itu, seperti di Suq ‘Ukkazh. Kegiatan-
kegiatan seperti itu memberi peluang yang besar bagi para ahli sya’ir
ungkapan yang menarik, baik dari segi zahir lafal, keindahan kata yang
Orang yang melakukan kajian yang serius dan mendalam terhadap sastra
6
pikiran mereka sampai ke tingkat yang lebih tinggi dalam dunia ke-fasih-
an dan ke-balaghah-an.
Prof. Dr. Abdul Fattah Lasyin menyatakan bahwa sastra Arab klasik
keindahan atau ke-balaghah-an bagi para penyair dan penulis prosa. Al-
penggubahan syai’r.
terhadap pola hidup, pola pikir, dan pola tutur umat Islam. Seluruh umat
nilai keindahan dan keluhuran tradisi sastra al-Qur’an tidak hanya diakui
(coba) datangkanlah sekedar satu surat yang mirip dengannya dan ajaklah
para pembantu kalian selain Allah (yang kalian anggap mampu) jika kalian
benar-benar jujur”.
dan al-Khansa’ dua orang sastrawan dan pujangga besar masa tersebut.[14]
telah adanya rasa cinta terhadap keindahan dan ketinggian bahasa yang
melekat kuat dalam jiwa mereka sejak masa pra turunnya al-Qur’an.
karya besar seperti Kitab Majaz Al-Qur’an karya Abu ‘Ubaidah (w. 207 H)
suatu disiplin ilmu yang utuh seperti saat ini belum terkodifikasi, namun ia
dilanjutkan dengan mengulas sya’ir dan sastra pada masa awal Islam,
munculnya para tokoh yang kompeten dan karya-karya besar mereka pada
abad ke-III H, seperti Abu ‘Ubaidah (w. 211 H), Ibnu Qutaibah (w. 276 H),
Ibnu Hasan al-Rumani (w. 284 H), al-Farra’ (w.207 H), dan Al-Jahizh (w.
255 H). Abu ‘Ubaidah menyusun sebuah kitab tentang Majaz al-Qur’an
yang bernama Ilmu Majazil Qur’an. Ibnu Quthaibah menulis kitab Ta’wil
ilmu Bayan secara khusus, lewat karya tulisnya yang berjudul al-Bayan wa
al-Tabyin.
kajian-kajian didalamnya yang tertuang dalam dua kitab yang disusun oleh
Imam Abdul Qahir al-Jurjani (400-471 H). Kedua kitab tersebut adalah:
tamtsil, tasybih dan lain-lain dari cabang Ilmu Ma’ani yang merupakan
bagian dari Balaghah. Kedua, kitab Dala’ilul I’jaz, yang berisi tentang
kemukjizatannya.
10
komponennya, yaitu Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan, dan Ilmu Badi’. Namun
antara ilmu Bayan dan Ilmu Badi’ masih beliau gabung dalam satu ilmu
dengan istilah Ilmu al-Mahasin yang terbagi ke dalam dua bagian, yaitu
Miftahul ‘Ulum.
Ma’ani, Bayan, dan Badi’) seperti yang dikenal sekarang dilakukan oleh
seperti posisi ruh dari jasad. Keberadaan ilmu Balaghah dan kaidah-kaidah
Kasysyaf:
إن أمل العلوما بما يغمر القرائاح وأنهضها بما يبهر اللبابا القوارح من غارائاب نكت يلطف مسلكها
ول,ومستودعات أسرار يدق سلكها علم التفسير الذي ل يتم لتعاطيه وإجالة النظر فيه كل ذي علننم
وهم ا علمنا المعناني,يغوص على تلنك الحقنائاق إل رجنل قإند بنرع ف ي علمينن مختصنين بنالقرآن
والبيان.
rumit di tempuh, paling padat dengan kandungan rahasia yang pelik, yang
ilmu tafsir, yakni ilmu yang sangat sulit untuk dijangkau dan diselidiki
oleh orang yang berstatus alim sekalipun. Dan tidak akan mampu untuk
yang memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam dua spesifik ilmu yang
utama bahwa ilmu tafsir merupakan ilmu yang sangat sulit dan pelik,
penguasaan yang matang tentang dua ilmu utama yang berkaitan dengan
al-Qur’an, yaitu ilmu Ma’ani dan ilmu Bayan. Penguasaan kedua ilmu ini
merupakan prasyarat mutlak bagi siapa saja yang ingin menggali isi al-
Qur’an.
12
Setidaknya mereka harus qualified dan menguasai lima belas jenis ilmu
yang merupakan ilmu Bantu mutlak dalam upaya tersebut. Diantara kelima
belas ilmu yang mesti dikuasai tersebut adalah ilmu al-Balaghah yang
pernyataan Al-Zahabi:
, علوما البلغاة الثلثة )المعاني والبيان والبديع( فعلننم المعنناني:الخامس والسادس والسابع
يعرف به خواص الننتراكيب, وعلم البيان.يعرف به خواص تراكيب الكلما من جهة إفادتها المعنى
. يعنرف بنه وج وه تحسنين الكلما, وعلنم البنديع,من حيث إختلفها بحسب وضوح الدللة وخفائاهنا
وذلننك, لنه لبد له منن مراعناة مننا يقتضننيه العجناز,وهذه العلوما الثلثة من أعظم أركان المفسر
Artinya: “Yang kelima, keenam, dan ketujuh adalah ilmu Balaghah yang
mencakup tiga komponen ilmu (Ma’ani, Bayan, dan Badi’). Ilmu Bayan
termasuk bagian yang paling basic yang harus dikuasai oleh seorang
sumber tentang ilmu ini terutama dalam kaitannya dengan kajian al-Qur’an.
Akhirnya penulis berkesimpulan bahwa setidaknya ada dua fungsi utama yang
melekat pada ilmu Balaghah dalam kaitannya dengan kajian ini, yaitu:
1. Fungsi Interpretatif
uslub tasybih dalam ayat 65 surat al-Shaffat: “ ”طلعها كأنه رءوس الشنياطين.
kesulitan dan kerancauan dalam pemahaman bagi setiap orang yang tidak
melekat pada kata “ ”كنأنهmerupakan kata ganti untuk kata “”طلننع, yang
merupakan makhluk yang paling jahat dan paling menakutkan yang tidak
2. Fungsi Argumentatif
dalam bahasa Indonesia biasa diartikan dengan alasan yang dapat dipakai
ilmu Balaghah adalah suatu fungsi yang dilekatkan bagi ilmu ini dalam
upaya memperkuat atau menolak pendapat yang sudah ada tentang al-
kitab suci al-Qur’an yang benar-benar datang dari sisi Allah SWT, bahkan
Balaghah pasti akan menemukan nilai-nilai sastra yang sangat tinggi yang
bersumber dari sisi Allah SWT, bukan hasil goresan tangan manusia
apalagi seperti sosok Nabi Muhammad Saw yang dikenal dengan sifat ke-
ummi-annya.
siapa saja yang melalaikan keberadaan ilmu Balaghah pasti ia tidak akan
seperti sekarang ini. Pemilahan ini dirintis oleh Abdul Qahir al-Jurjani,
Dalam kitab Talkhisul Miftah yang dikutip oleh Abdul Jalal, beliau
1. Ilmu Ma’ani, yang membahas segi lafal Arab yang relevan dengan
علم المعاني هو أصول وقإواعد يعرف بها أحنوال الكلما العربني النتي يك ون به ا مطابق ا لمقتض ى
a. Pengertian
Ma’aani jamak dari ma’na, secara leksikal berarti arti. Secara istilah:
ilmu untuk mengetahui hal ihwal lafal bahasa yang sesuai dengan
17
b. Kajian
b) Fi’il – mutaallaq
2) Jumlah
a) Fashal
b) Washal
c) Ijaz
d) Ithnab
e) Musawat
c) Ihwal musnad
e) Al-Qashr
f) Al-Insya’
3) Jumlah = Kalimat
a) Jumlah Ismiyah
dan khabar.
pada sesuatu.
b) Jumlah Fi’liyah
- Jumlah fi’liyah: kalimat yang terdiri atas fi’il dan fa’il atau
(pembaharuan)
Dari segi isi, baik jumlah ismiyah maupun fi’liyah ada kita
predikat
2. Ilmu Bayan, yang membahas segi makna lafal yang beragam. Definisinya
yaitu:
علم البيان هو أصول وقإواعد يعرف بها إيراد المعنى الواحد بطرق يختلف بعضها عنن بعننض فني
“Ilmu Bayan ialah beberapa ketentuan pokok dan kaidah yang dengannya
البديع عو علم يعرف به الوجوه والمزايا التي تزيد الكلما حسنا وطلوة وتكسوه بهنناء ورونقننا بعنند
“Ilmu Badi’ ialah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui bentuk-
sebelumnya
setelah kalimat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan telah jelas
4. Majazi
Kata yang digunakan bukan untuk makna yang sebenarnya karena adanya
Makna hakiki: makna asal dari suatu lafal atau ungkapan yang
ini lahir bukan untuk pengertian pada umumnya. Dalam makna ini ada
karena di dalamnya tidak ada perubahan dari makna asal kepada makna
baru. Suatu teks bisa dinilai mengandung makna haqiqi jika si penulis
1) Sabab lafzhi: lafal-lafal tsb tidak bisa dan tidak boleh dimaknai
yang salah. Qarinah pada ungkapan majaz jenis ini bersifat lafzhi
pula.
22
lafalnya yang tidak bisa dipahami secara hakiki, akan tetapi dari
seharusnya.
5) Majas pada garis besarnya terdiri atas majas lughowi dan majaz
aqli.
7) Majas aqli adalah penisbatan suatu kata fi’il (verba) kepada fa’il
menyerupai).
nya (musyabbah atau musyabbah bih nya) dan dibuang pula wajh
3) Ditinjau dari musta’ar lah dan musta’ar minhu, majaz isti’arah ada
dua kategori:
musyabbahnya dibuang
dalam bentuk:
keadaan sebelumnya
dilakukan kepada:
a) Sebab
c. Kinayah
bermakna dhamir, irdaf, isyarah, isim maushul, laqab, badal, dan tikrar.
majaz, teks harus dimaknai secara majazi dan tidak boleh dimaknai
shifah dalam ilmu balaghah berbeda dengan shifah pada ilmu nahwu.
Kinayah maushuf: apabila yang menjadi makny anhu nya atau lafal-
lafal yang dikinayahkan adalah maushuf (dzat). Ada dua jenis kinayah
maushuf:
ungkapan yang banyak. Pada jenis kinayah ini, sifat-sifat tsb harus
dari makna hakiki kepada makna majazi) kinayah dibagi menjadi tiga:
konteksnya
meninggalkan lafal
28
pada majaz
f) Ramz: Secara bhs ramz berarti isyaarah dengan dua bibir, dua
atau ‘malaahin’
d. Tujuan Kinayah:
1) Menjelaskan (Al-Idhaah)
2) Memperindah makna
29
3) Menjelaskan sesuatu
Jika dalam suatu kalam terdapat satu kata atau lebih yang
4) Pada majaz, qarinah bisa bersifat lafdziyyah dan bisa juga bersifat
haqiqi.
makna hakikinya
dan majazi
kepadanya.
2) Suyuti: Salah satu dari jenis badi’ yang menyerupai kinayah adalah
majazinya
ditunjuknya
32
dengan tujuan:
b) Menghaluskan
d) Untuk mencela
e) Untuk merendahkan
hakikinya
Sumber:
http://rexpozforum.blogspot.com/2010/08/al-balaghah-ilmu-maani.html
http://cadaziz.blogspot.com/search?updated-max=2011-02-
27T17%3A08%3A00%2B07%3A00&max-results=1
http://muhammadeko58.wordpress.com/2008/06/11/tafsir-qsal-ahzab-33-40/
http://www.facebook.com/note.php?note_id=212683785963
http://goermunsorif.blogspot.com/2010/01/ilmu-balagoh.html