Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta

penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak

sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai

kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung secara terus menerus

(Ahmadi dan Uhbiyati, 2016:56).

Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan

dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik

pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih

ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial

dan aktual telah dimiliki oleh peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas

kosong yang harus diisi dari luar (Slameto, 2010:112).

Pendidikan yang baik dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebagai bukti

efektivitas pengajaran pembelajaran disekolah. Hasil belajar adalah hasil yang

ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan

dengan nilai tes yang diberikan guru. Untuk memperoleh hasil belajar yang

1
2

sesuai dengan yang direncanakan sebagaimana yang telah dituangkan dalam

UUSPN No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan, maka tidak hanya pendidikan

formal disekolah yang menjadi tumpuan utama melainkan ada faktor-faktor

lain yang mempengaruhi hasil belajar tersebut.

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

manusia yang terdiri dari: faktor biologis (kesehatan dan cacat tubuh), faktor

psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesepian)

dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu faktor yang berasal

dari luar diri manusia yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Komponen yang bertanggung jawab

dalam pendidikan anak ada tiga unsur yaitu orang tua, guru dan pemerintah.

Tanggung jawab pendidikan yang pertama dilakukan oleh orang tua

(Purwanto, 2017:29)

Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Orang tua

adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan keluarga dan masa

depan anak-anak mereka, dimulai dari melahirkan, merawat, membiayai dan

membekalinya dengan pendidikan yang memadai. Orang tua memiliki fungsi

sebagai guru pertama sebelum anak diserahkan kepada guru di sekolahnya.

Orang tua terlebih dahulu harus membakali anak dengan pemahaman yang

benar, memberikan semangat dalam belajar dalam menuntut ilmu,

mengarahkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Orang tua memegang peranan

sangat penting dalam membimbing dan mendampingi anak dalam kehidupan

keseharian anak. Orang tua mempunyai kewajiban untuk menciptakan


3

lingkungan yang kondusif sehingga dapat menumbuhkan potensi pada diri

anak, kecerdasan dan rasa percaya diri. Orang tua juga tidak dapat

menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada pihak sekolah (Faizi,

2012:11).

Pendidikan anak dimulai dari pendidikan orang tua di rumah dan orang

tua yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap masa depan anak-anak

mereka, sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses tersebut.

sehingga peran aktif dari orang tua sangat diperlukan bagi keberhasilan anak.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak

dalam memberikan pengalaman pendidikan. Pendidikan di dalam keluarga

yang dilakukan oleh orang tua merupakan tugas yang kompleks yang

memerlukan kepekaan dan kemauan untuk melihat apa yang harus dilakukan

kepada anakanak, dan merubahnya jika itu memang harus dilakukan. Setiap

orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses, berprestasi,

kaya, berakhlak dan bermanfaat bagi orang banyak serta dicintai oleh

masyarakat (Faizi, 2012:11).

Anak merupakan harapan dari keluarga sehingga kehadirannya sangat

berarti untuk melanjutkan cita-cita dan keturunan berikutnya. Oleh karena itu

diperlukan pendidikan yang serius dan berkelanjutan sehingga apa yang

dialami seorang anak tersebut dalam menuju kedewasaannya, yang

selanjutnya akan menetukan proses sosialisasinya didalam masyarakat.

Bagaimana cara keluarga memberikan pendidikan kepada anak dapat

diketahui dengan bagaimana cara anak dapat bereaksi terhadap

lingkungannya. Namun permasalahan yang dihadapi di lapangan saat ini


4

adalah masih kurangnya dukungan orang tua terhadap hasil belajar yang

diperoleh anaknya di sekolah. Orang tua masih kurang dalam memberikan

waktu untuk membimbing, memotivasi, dan memebrikan dukungan belajar

secara penuh kepada anakanaknya.:ini dikarenakan para orang tua sibuk

dengan urusan dan pekerjaan mereka masing-masing.

Sebagai contoh nyatanya adalah ketika anak-anak pulang dari sekolah,

para orang tua jarang menanyakan tentang bagaimana hasil belajarnya di

sekolah, apakah ada pelajaran yang belum dipahami, apakah anak mempunyai

pekerjaan rumah atau tidak, apakah anak mempunyai masalah disekolahnya

dan lainnya. Selanjutnya kebanyakan dari orang tua jarang memberikan

bimbigan dan pengawasan kepada anak ketika mereka belajar di rumah.

Orang tua juga berangapan bahwa ketika anaknya ke sekolah maka

tanggung jawab sepenuhnya kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan

orang tua tidak lagi memberikan bimbingan dan dukungan yang cukup kepada

anakanaknya. Anggapan yang demikianlah yang menyebabkan anak kurang

mendapat perhatian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan keluarganya

terutama dalam belajar di rumah. Padahal sekolah hanya melanjutkan

pendidikan anak yang telah diberikan oleh orang tua di rumah.:ini menjadikan

anak menjadi terabaikan sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Pentingnya peran orang tua terhadap hasil belajar anak tersebut

dipengaruh oleh beberapa faktor diantaranya umur orang tua. Orang tua yang

kurang matang dalam mengasuh anak ditinjau dari kesehatan reproduksi

apabila menikah dan memiliki anak diusia <20 tahun maka akan memiliki

pola asuh yang berbeda dengan orang tua yang menikah dan memiliki anak
5

diusia diatas 20 tahun ini dari segi kesiapan menjadi orang tua dalam

mengasuh anak. Selain umur, pendidikan orang tua juga sangat menentukan

hasil belajar anak.

Dari hasil penelitian Cholifah (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh

latar belakang tingkat pendidikan orang tua dan gaya belajar terhadap hasil

belajar siswa pada kelas IV SDN Kecamatan Sananwetan Kota Blitar”, kepada

251 responden, diperoleh data bahwa terdapat kecenderungan antara variabel

latar belakang tingkat pendidikan orangtua yaitu ibu di SDN kelas IV

Kecamatan Sananwetan Kota Blitar termasuk dalam kategori baik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara latar

belakang tingkat pendidikan orangtua.

Orang tua dengan pendidikan rendah tentu akan mengalami kesulitas

dalam memberikan bimbingan pelajaran kepada anak. Orang tua yang bekerja

juga dapat mempengaruhi hasil belejar anak. Pekerjaan yang tinggi membuat

orang tua sering kehilangan waktu bersama dengan anak akibat kelelahan

ataupun harus mengerjakan pekerjaannya. Selanjutnya perekonomian keluarga

juga mempengaruhi hasil belajar anak.

Sejalan dengan penelitian oleh Rini (2012) dengan judul penelitian

“Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar

anak di Sekolah Dasar”, yang menyebutkan bahwa dari 100 orang responden,

sebanyak 71% berpendidikan rendah dan sebanyak 62% bekerja sebagai buruh

dengan ekonomi menengah kebawah. Orang tua dengan tingkat ekonomi yang

lebih baik dapat memberikan fasilitas atau sarana pendukung belajar terhadap

anak, sehingga anak lebih mudah dalam mempelajari pembelajaran disekolah.


6

Selain perekonomian, pengetahuan orang tua juga sangat mempengaruhi hasil

belajar anak.

Orang tua dengan pengetahuan yang cukup luas dapat mengiringi

pembelajaran dan mengajari anak setiap kali kesulitan dalam mengerjakan

suatu tugas, selain pengetahuan dukungan keluarga juga tidak kalah penting

dengan hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat dukungan penuh dari

keluarga biasanya lebih diperhatikan baik mengenai kebutuhan akan belajar

atau[un mengenai tugas-tugas sekolah sehingga siswa jadi lebih terarah.

Berdasarkan permasalahan yang peneliti temui, peneliti merasa tertarik

dan perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik

Orang tua Terhadap Hasil Belajar Anak di SDN Kelayan 3

Banjarmasin”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah gambaran karakteristik orang tua di SDN Kelayan 3

Banjarmasin?

b. Bagaimanakah hasil belajar anak di SDN Kelayan 3 Banjarmasin?

c. Apakah karakteristik orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap

hasil belajar anak di SDN Kelayan 3 Banjarmasin?

2. Batasan Masalah
7

Untuk mengefektifkan waktu yang disediakan, penelitian ini hanya

difokuskan untuk meneliti pengaruh karakteristik orang tua terhadap hasil

belajar siswa. Hasil belajar ini dilihat dari rerata nilai rapot siswa.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

karakteristik orang tua terhadap hasil belajar anak di SDN Kelayan 3

Banjarmasin. Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini ialah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik orang tua di SDN Kelayan 3

Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui hasil belajar anak di SDN Kelayan 3 Banjarmasin.

3. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik orang tua terhadap hasil belajar

anak di SDN Kelayan 3 Banjarmasin.

Setiap penelitian pastilah mempunyai suatu kegunaan. Adapun

kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk menjadi bahan masukan bahwa bahwa pentingnya peran

orang tua untuk kembali membimbing siswa dirumah.

2. Bagi guru, untuk menjadi bahan masukan dan informasi tentang

pentingnya komunikasi dengan orang tua mengenai pembelajaran siswa.

3. Bagi sekolah, untuk perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan

khususnya pada peran serta orang tua dalam pembelajaran.


8

4. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan baru bagi peneliti sebagai

seorang calon guru tentang penerapan metode yang tepat dan efektif dalam

menunjang pembelajaran.

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman arti yang ada pada judul, maka

perlu adanya penjelasan istilah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang. (Hasan, dkk, 2015:849).

2. Karakteristik orang tua

Karakterisitik merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh seseorang

sehingga mampu membedakan antara orang yang satu dengan yang

lainnya (Sugiyono, 2014:57).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa

yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak

tahu menjadi tahu. (Hamalik, 2013:155).

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar
9

Anggapan dasar adalah suatu gambaran, perkiraan atau kesimpulan

sementara dari sebuah penelitian yang belum dibuktikan. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan anggapan dasar sebagai berikut Hasil belajar

merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan siswa, dari hasil belejar

dapat diketahui kemampuan siswa selama menuntut ilmu dalam kurun

waktu satu tahun penuh. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar diantaranya karakteristik oraang tua, pengetahuan orang tua dan

dukungan keluarga.

Karakteristik orang tua seperti usia, riwayat pendidikan terakhir,

pekerjaan merupakan bagian yang penting dalam mendidik anak. Apabila

secara usia belum matang, pendidikan hanya tamatan SD/SMP dan orang

tua tersebut sibuk bekerja, maka hasil belajar anak akan kurang optimal

karena didikan pada anak tidak hanya ada pada sekolah saja tetapi juga

dari orang tua.

Pengetahuan orang tua juga mempengaruhi hasil belajar anak,

semakin tahu orang tua mengenai pembelajaran, maka semakin baik pula

dalam mendidik anak. Dukungan keluarga juga merupakan terpenting

dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Orang tua yang mendukung

penuh dalam pendidikan anak membuat anak semakin percaya diri untuk

belajar.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang sedang diuji kebenarannya. Adapun yang menjadi

hipotesis dalam penelitian ini adalah:


10

Ha = Karakteristik orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil

belajar anak di SDN Kelayan 3 Banjarmasin.

H0 = Karakteristik orang tua tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap hasil belajar anak di SDN Kelayan 3 Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai