Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK MASRAHIYAH “SYAMSUNNAHAR”

KARYA TAUFIK HAKIM

(Ditulis sebagai UAS dirasah natsr)

Nama: Abid Salabi

NIM: 11170210000108

BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB I

LANDASAN PENELITIAN

A. PENDAHULUAN

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Adab adalah apa yang diungkapkan dari
makna-makna kehidupan dengan gaya bahasa yang indah atau dengan perkataan yang
dilantunkan pembicara kepada pendengar atau pendengar dengan percontohan dan
perbandingan diri, yang dirasakan oleh pembicara atau penutur1. Sastra adalah cara
penyampaian tentang Atifah, Maqashid dan Afkar dan menjadi suatu ungkapan dengan gaya
yang diragakan, dan lainnya menyatakan bahwa sastra adalah sebuah seni yang membantu
pada sastrawan mengungkapkan bahasa dan menmberikan pelajaran dengan sebuah aturan.
Ada yang melalui suara yang disebut dengan syair (puisi) dan yang mengungkapkannya
dengan percakapan disebut dengan masrahiyyah (drama) dan yang diungkapkan melalui
tulisan disebut dengan hikayah qishoh atau riwayah ( Novel)2. Adapun Adab terbagi menjadi
dua, Syair dan Natsr.

Kesenian arab adalah suatu karya sastra pada penciptaan sesuatu yang sempurna yang
mengandung nilai moral bagi para penikmatnya. Tanpa kesusateraan, terasa hampa hidup ini,
seperti langit tanpa bintang maka akan terasa kehampaannya. Seni adalah melengkapi
keindahan penyampaian sesuai dengan maksud dengan tujuan keindahan3. Telah kita
ketahui bahwa sastra menempati tempatnya yang sangat fundamental pada sejarah sastra
islam dan sastra islam tidak terlepas dari membangun sastra Arab. Maka dari itu bahasa arab
adalah bahasa yang suci yang dimiliki umat Silam dan Qur’an.

Sastra tidak lepas dari dua unsur: unsur instrinsik dan ekstrinsik. Adapun unsur
instrinsik adalah unsur yang pada membangun karya sastra itu sendiri dari dalam. Dan
adapun unsur ekstrinsik adalah salah satu unsur dari luar karya sastra itu sendiri4. Dan adapun
pada pembahasan ini maka akan dibahas unsur instrinsik yaitu: Maudlu, syakhshiyah,
hikayah, maudli’, uslub dan fikroh5.

Drama pada bahasa yunani yaitu hiwar (percakapan). Dan dijelaskan bahwa asal kata
Masrahiyyah dari saroha yasrohu jamaknya masaarih artinya adalah tempat untuk
menampilkan sebuah riwayat masrahiyah. Dan pada penjelasan yang lain masrahiyah adalah
cerita yang dilakoni dan dipentaskan didalamnya kumpulan dari fikroh, atau maudlu’ atau
percakapan yang dilakukan beberapa pelakon drama yang berbeda-beda, dan dengan pelbagai
konflik yang ada diantara beda beda karakter yang berkembang. Dan buku masrahiyyah

1
Muhammad Tunji, Mu;jamul mufassol fil adab (beirut: darul kutub alamiyah, 1999M) cetakan kedua hal:47
2
Muzaki, Akhmad, Pengantarbteori sastra Arab, (malang: UIN maliki press, 2011) hal:27
3
https:)//id.m.wikipedia.org/karyasastra diakses 1 januari 2020 pukul:07.19
4
Nurgiyanto, Burhan, Teori pengkajian fiksi, (yogyakarta: Gajah mada Press 2013m) hal:30
5
Kamil, sukron, Teorikritik sastraarab klasik modern
‘syamsunnahar’ karya taufik hakim yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris di Amerika
tahun 1981

Kesuksesan drama terletak pada kemampuan pemeran dan penggambaran cerita


melalui percakapan dan penampilannya kepada penonton.

Taufik hakim adalah seorang sastrawan mesir yang terkenal, dan dia adalah salah satu
penulis riwayah masrahiyyah arab, sebagaimana ia adalah dari nama-nama yang ternama
pada sejarah sastra arab modern. Lahir pada 9 oktober di kota Iskandaria pada tahun 1898
dan Ayahnya dari mesir Asli sedangkan ibunya dari turki.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa unsur Intrinsik pada drama ‘syamsunnahar’ karya taufik hakim?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ialah:

1. mengetahui Unsur Instrinsik masrahiyah ‘syamsunnahar’ karya Taufik hakim.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitin sebagai berikut:

1. untuk peneliti: memperkaya pengetahuan dan pemahaman terhadap unsur-unsur


instrinsik pada masrahiyyah syamsunnahar karyataufik hakim

2. untuk pembaca: membantu memperkaya pengetahuan dn pemahaman terhadap


unsur-unsur Instrinsik pada masrahiyyah syamsunnahar karya Taufik Hakim

E. BATAS PENELITIAN

Agar makalah ini lebih terfokus dan tidak meluas ke aspek lainnya, maka makalah ini
tertuju kepada aspek instrinsiknya berupa: Maudu’, syakhshiyyah, hikayah, maudi’, amanat,
dan Uslub.
BAB II

KERANGKA TEORI

Makalah ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama tentang pengertian Adab, kedua
tentang Pengertian Unsur Instrinsik, dan yang ketiga tentang Pandangan umum tentang
cerpen ‘syamsunnahar’ karya taufik Hakim.

PEMBAHASAN I: PENGERTIAN SASTRA

Adab adalah perkataan yang tersampaikan, mengandung Atifah yang jelas, dan
mempengaruhi kedalam jiwa. Dan Adab adalah menyampaikan kemampuan pada lidah arab,
asli arti dari Adab adalah seruan dan dikatakan bahwa artinya juga tindakan yang menyeru
manusia kepada sebuah tempat.

Dan tidak diragukan lagi bahwasanya Adab baik pada sendirinya. Dan sesuatu yang
isinya tidak mengandung kebaikan maka tidak bisa disebut Adab, maka Adab adalah Makna
yang arogan dalam ekspresi, fasih, solid, jenaka dan imajinasi yang sangat luas.

Natsr Adab terbagi menjadi dua: Natsr adab haqiiqi dan khayali. Pada istilah Adab
arabi, Natsr adab haqiqi disebut dengan Natsr wasfi atau Ilmu-Ilmu Adab yang meneliti
Tarikh adab, naqd adab, nadzhoriyah adab, adapun bentuk Natsr adabi khoyali pada Adab
Arabi modern dan Indoneesia terbagi menjadi 3 macam yaitu: riwayat, hikayat, dan qishoh
qoshiroh (cerpen)

PEMBAHASAN II: PENJELASAN TENTANG UNSUR-UNSUR INTRINSIK

1. Pengertian Unsur-unsur Instrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra sastra itu sendiri dari
dalam. Pada cakupan ini terkadang aktivitas Adab sangat banyak berharga sehingga satu
unsur dengan unsur yang lain saling berkaitan. Dan dari unsur instrinsik yang pokok ialah:
Maudlu’ hikayah, asykhosh, syakhshiyah, mau’id maudli’, majaz dan amanah, setiap dari itu
semua akan pembahasan berikutnya pada analisis unsur instrinsik masrohiyah6

2. Macam-macam UnsurInstrinsik7

1. Maudlu’ (Tema)

Maudlu’ secara bahasa Ide atau gagasan. Adapun secara istilah adalah kekuatan
gagasan yang membangun sebuah cerita.

Maudlu’ merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar
pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau

6
Fannani, zainudin, Telaah sastra, (surakarta: muhammadiyah University press, 2002) hal:79
7
https://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa/. Diakses pada 2 Januari
2020 pukul 09.40
ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik
yang lain.

Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan
secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).

Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.

Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema
sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam
cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.

Cerita pendek harus selalu mengatakan sesuatu pendapat yang diinterpretasikan


pengarang agar orang lain mengerti alur ceritanya benar-benar.

2. Syakhsiyyah (Penokohan)

Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa


atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun
dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh
sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau
menyampaikan nilai-nilai positif.

b. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan
dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral.
Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh
sentral (baik protagonis ataupun antagonis).

b. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran
dalam peristiwa cerita.

c. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai
latar cerita saja.

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode
penyajian watak tokoh, yaitu:

a. Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara


memaparkan watak tokoh secara langsung.
b. Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran,
percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari
penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh

3. Habakah (Plot)

Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga
hal, yaitu:

a. Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur
linear.

b. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.

c. Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang
beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode
dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.

Adapun struktur alur adalah sebagai berikut:

a. Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment),


dan 3) gawatan (rising action).

b. Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6)


klimaks.

c. Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement).

Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur
menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:

a. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu


realistik tetapi masuk akal.

b. Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara


langsung ditebak / dikenali oleh pembaca.

c. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan


terjadi.

Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi
dinamis.

Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah
peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari
pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.

4. Maudli’ (Setting)
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,
ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam
tiga unsur pokok:

a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
karya fiksi.

b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang


diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di
suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup,
adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status
sosial.

5. Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan
cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada
tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan
penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan
dengan gagasan utama cerita

6. Uslub (Gaya bahasa)

Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya
menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh
diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk
gaya bahasa.

Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya
seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya,
karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera
pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.

Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris,
simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana
yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.

PEMBAHASAN III PANDANGAN UMUM MASRAHIYAH SYAMSUNNAHAR

Masrahiyah ini menceritakan anak dari seorang raja, bernama raja Hamdan. Ia
memiliki seorang putri yang beda sifatnya dari anak anak perempuan lainnya. Ia tidak ada
keinginan menikah dengan siapapun dan wataknya yang hobi berkuda dan memanah
membuat ia berbeda dari wanita pada umumnya. Pada suatu hari, penasihat raja
mengisyaratkan raja hamdan untuk mengadakan sayembara kepada rakyatnya sesiapa yang
dapat merebut hati syamsunnahar ia berhak menikah dengannya.
Sampailah di waktu sayembara ia dipertemukan dengan berbagai macam lelaki yang
siap untuk meminangnya. Namun tidak satupun yang dapat meluluhkan hatinya kecuali
saalah satu pemuda yang asing dengan laga yang aneh berhasil merebut hati syamsunnahar
dan berhasil membawa syamsunnahar keluar dari kerajaan. Ia bernama qomaruzzaman.
Sampailah mereka menemukan cinta mereka dengan balutan konflik dan kejadian yang
menarik, hingga akhirnya cinta mereka kandas di akhir cerita.
BAB III

ANALISIS

Unsur Instrinsik pada Masrahiyah “syamsunnahar” karya Taufik Hakim

Analisis Unsur Instrinsik adalah salah satu metode penyusunan pada metode
pengajaran sastra dan metode ini berkaitan dengan keindahan Adab atau dengan
Kesusasteraan. Yang menjadikan nilai moral didalamnya menjadi indah dan dimengerti.

Setelah dibaca dan dimengerti kisah dari cerita “syamsunnahar” karya taufik hakim
ini, maka ditemukan penjelasan yang mengandung Unsur-unsur Instrinsik didalamnya.
Adapun penggalan percakapan yang disajikan telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia

a. Maudlu’

Adapun Maudlu’ yang dimaksud adalah pokok pikiran dari sebuah kisah, atau tema
umum. Dan pengarang menulis sebuah cerita disertai dengan tujuannya, didalamnya
dimasukkan segala kejadian-kejadian dan konflik dan disebutkan juga karakteristik dari
semua tokoh yang ada dan semuanya fiktif bersumber dari pengarang8.

Maudlu’ pada kisah ini adalah bahwasanya ratu syamsunnahar tidak ingin menikah
dengan anak dari raja manapun ia hanya ingin menikah dengan seseorang yang hanya
memiliki satu pemikiran dengannya.

Raja Nu’man: kita akan lihat apa yang akan kamu lakukan untuk dirimu sendiri!

Syamsunnahar: cukup aku saja yang melakukan dan memikirkannya!

Raja Nu’man: tunaikanlah apa yang dimintanya wahai wazir!

(wazir) : saya akan menunaikannya segera.. saya akan mengadakan sayembara dan
memanggil sesiapapun rakyat yang bisa bersama syamsunnahar, barang siapa yang
gagal, ia akan dicambuk sebanyak tiga kali

Syamsunnahar: tetapi sebelum mengadakan sayembara, biarkanlah semua elemen


rakyat yang tidak memiliki kelebihan sekalipun boleh datang dan mencoba untuk
meraih hati syamsunnahar!9

Diantara percakapan tersebut jelas bahwa syamsunnahar telah siap menerima calon
pasangannya dari rakyatnya.

Syamsunnahar: hentikan percakapan ini, katakanlah wahai qomaruzzaman apa yang


dapat kamu lakukan sekiranya kamu telah mendapatkan restu dan aku menjadi
pasanganmu selain membuat roti dan pasta dan..

8
Jakob Sumardjo dan saini, apresiasi kesusasteraan, (jakarta: pt. Gramedia pustaka umum, 1997) hal:73
9
Taufik hakim, Symasunnahar, hal 23
Qomaruzzaman: tidak.. kamu tidak perlu melakukan sesuatu.. mengapa engkau tidak
melakukan sesuatu yang lainnya?

Syamsunnahar: apa katamu?

Qomaruzzaman: sekarang saya ingin bertanya, jikalau saya telah mendapat restu dan
engkau menjadi pasanganmu, maka apa yang akan kamu lakukan?

Syamsunnahar: tentu saya akan melakukan...10

Diantara percakapan diatas adalah awal mula syamsunnahar menaruh hati kepada
calonnya yaitu Qomaruzzaman

Syamsunnahar: (kakinya terselandung) ah..

Qomaruzzaman: engkaulelah wahai tentara kerajaan! Kelihatannya kedua kakimu


yang mungil itu belum terbiasa berjalan di jalanan yang jelek! Yang saya perhatikan..

Syamsunnahar: Saya harap kamu diam!11

Diantara percakapan diatas terlihat bhawa Syamsunnahar dan Qomaruzzaman mulai


beranjak meninggalkan Istana

Qomaruzzaman: kamu tidak tahu saya?

Syamsunnahar: saya tahu, kamu adalah pasangan saya sekarang... tetapi saya tidak
mengetahui hakikat kamu itu siapa, saya tidak tahu isi hatimu

Qomaruzzaman: hatiku?

Syamsunnahar: iya, ada lelaki lain, saya yang benar benar mengetahuinya,
mengetahui isi hatinya, saya bisa melihat hatinya

Qomaruzzaman: siapa ia? Raja Hamdan?

Syamsunnahar: Iya, Hamdan

Qomaruzzaman: apakah engkau mencintainya.

Syamsunnahar:saya tidak mengatakan cinta12

Diantara percakapan diatas terdapat konflik pada perasaan mereka setelah bertemu
dengan Raja Hamdan.

10
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:43
11
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:60
12
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 164
B. Penokohan

Jabur Abdunnur berkata didalam kitabnya “Mu’jamul Adab” penokohan adalah


pekerjaan pokok yang menciptakan hasil dari seni sastra tersebut, yaitu aspek yang sangat
penting dalam menciptakan sebuah karya yang khusus. Apabila kemampuan pada tokoh nya
yang sangat mendalam ketika berperan, maka akan menjadi kelebihan bagi karya tersebut.

Penokohan terbagi menjadi dua: tokoh Utama dan tokoh kedua13. Adapun tokoh
utama pada masrahiyah ini ialah;

1) Syamsunnahar

Syamsunnahar adalah tokoh utama, dan ia adalah anak dari Raja Nu’man. Ia adalah
wanita yang cantik jelita cerdas dan sangat menghormati kedua orangtuanya. Dan
ditunjukkan dengan percakapan dibawah ini:

Wazir: sejak kecil syamsunnahar seperti ini wahai tuanku! Luarbiasa, beda dari yang
lainnya.. pintar berkuda, memainkan pedang, membaca buku dan senang menyendiri..

Raja Nu’man: semua ini adalah alasan ia menjadi seperti ini. Mungkin hanya kriteria
yang serupa dengannya pula ia mau menikah.14

Adapun pemeran kedua yang diperagakan pada masrahiyah “syamsunnahar” adalah


sebagai berikut:

1) Qomaruzzaman

Qomaruzzaman adalah tokoh kedua, seorang pemuda yang miskin tetapi berani. Ia
adalah salah satu pemuda dari banyaknya pemuda yang ingin melamar syamsunnahar. Dan
diperlihatkan dengan percakapan sebagai berikut:

(Latar kedua di bagian pertama)

Syamsunnahar: (untuk Qomar) kapan engkau akan menikahiku?

Qomaruzzaman: Nikah? Siapa yang bilang aku akan menikahimu?

Syamsunnahar: hebat ya! Apakah semua ini kamu kira hanya gurau dan canda?

Qomaruzzaman: tetapi saya tidak punya uang

Syamsunnahar: kita beri waktu untukmu.

(Latar ketiga pada bagian kedua)

Syamsunnahar: tunggu aku Qomar!

13
Nurgiyantoro, burhan, Teori pengkajian fiksi, (yogyakarta: gajah mada press 2010) hal 176
14
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 15
Qomaruzzaman: pertama-tama, nama asli saya bukan Qomar, dan juga bukan
Qomaruzzaman, semuanya bebas memanggil, bahkan sayapun tidak tahu siapa bapak
saya, dan juga ibu saya. Saya kadang menggembala domba.. kadang menjadi khotib,
kadang menjadi muadzin di masjid, kadang menjadi pelantun Alquran, kadang
mengajar anak kecil. Seperti itu..15

2) Raja Nu’man

Raja Nu’man adalah tokoh kedua, ia adalah raja yang adil dan bijaksana, dan
mendukung semua keputusan yang dilakukan oleh anaknya. Dijelaskan dengan percakapan
sebagai berikut:

Qomaruzzaman: Santai saja tuan..

Raja Nu’man: saya tidak mengenal kamu sedikitpun. Saya tidak akan memilih lelaki
macam kamu untuk menjadi pendamping anak saya, dan saya tidak ikhlas semua ini
terjadi, tetapi saya mendukung dan merasakan ketenangan hati terhadapmu...

Qomaruzzaman: tenanglah wahai Tuanku16

3) Raja Hamdan

Raja Hamdan ialah tokoh kedua, ia adalah Raja yang pemberani, tetapi cepat putus
asa dengan mudah. Dan dijelaskan dengan percakpaan berikut:

Raja Hamdan: jadi... saya telah menahan diri dari awal sampai akhir

Syamsunnahar: tanpa menggerutu dan mengeluh?

Raja Hamdan: saya berusaha bersikap tenang! Bolehkah kamu menunjukannya?

Syamsunnahar: akan menjadi perintah yang sangat keras kepala

Raja Hamdan: saya siap

Syamsunnahar: mari kita mulai dari awal17

4) Wazir

Ialah wazir dari kerajaan Nu’man, dijelaskan dengan percakapan berikut:

Wazir: apakah kamu menganggap pekerjaanku mudah?

Raja Nu’man: iya jelas.. banyak buktinya. Pekerjaan yang mudah kamu lakukan,
sedangkan pekerjaan yang sulit kamu berserah diri kepada Allah!

15
Taufik Hakim, syamsunnahar, hal: 170
16
Taufik Hakim, syamsunnahar, hal: 57
17
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 152
Wazir: ada masalah ketika aku berserah diri kepada Allah dan meminta
pertolongannya?

Raja Nu’man: kenapa tidak tanya kepadaku!..18

5) Pemuda pertama:

Ia adalah salah satu calon dari banyaknya orang yang tertarik dengan sayembara yang
diadakan. Dan dijelaskan pada percakapan berikut:

Wazir: seorang pemuda di depan pintu siap masuk

Raja Nu’man: dipersilahkan!

Wazir: (kepada prajurit) pesilakan ia masuk!

Raja Nu’man: Mudah-mudahan saja

Syamsunnahar: akan kita lihat

Pemuda: Assalamualaikum

Raja Nu’man: waalaikumussalam

Pemuda: saya datang dari negeri yang jauh berusaha memenuhi sayembara yaitu
untuk mendapatkan hati syamsunnahar

Raja Nu’man: lantas apa yang engkau tunggu..

Pemuda: tahu.. tapi saya berusaha untuk bersiap-siap19

6) pemuda kedua

Ia adalah salah satu calon dari banyaknya orang yang tertarik dengan sayembara yang
diadakan. Dijelaskan pada percakapan berikut:

Waziir: yang lainnya telah bersiap

Raja Nu’man: tentu saja suruh ia masuk!

Wazir: (kepada prajurit) persilakan ia masuk

Raja Nu’man: mudah mudahan

Wazir: semoga saja

18
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 14
19
Taufik hskim, syamsunnahar, hal: 26
Pemuda kedua: (masuk) assalamualaikum atas Raja Nu’man, dan untuk Ratu
syamsunnahar

Raja Nu’man: alaikumussalam

Pemuda: saya datang dengan penuh harapan, dan memohon supaya syamsunnahar
bisa menjadi milik saya.. itu adalah sesuatu yang sangat sukar20

7) Mulahiz

Mulahiz adalah penjaga harta kekayaan kerajaan raja Hamdan. Dijelaskan dengan
percakapan berikut:

Syamsunnahar: (menampakkan diri dengan menodongkan pedang) Menyerahlah!

Mulahiz: Prajurit!

Qomaruzzaman: (beteriak) jangan bergerak! Prajurit kerajaan disekeliling kita

Mulahiz: kami tidak melakukan sesuatu

Musaid: kami Orang baik-baik

Qomaruzzaman: mengapa kalian bersembunyi

Mulahiz: kami manusia bebas, terserah kami!

Qomaruzzaman: dan darimana Uang Ini?

8) Musaid

Ia adalah pembantu mengurus harta kekayaan Raja Hamdan. Dan dijelaskan dengan
percakapan sebagai berikut:

Qomaruzzaman: dan apakah pekerjaan kalian? (kepada mulahiz) apa pekerjaanmu?

Mulahiz: saya mulahiz khizanah

Qomaruzzaman: khizanah kerajaan?

Musaid: iya

Qomaruzzaman: dan kamu (kepada Musaid)

Musaid: saya pembantunya

Qomaruzzaman: Luar biasa! Mualhiz khizanah dan pembantunya mencuri harta


kerajaan

20
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 31
Mulahiz: hei jaga ucapanmu! Kami ini bukan pencuri! Ini adalah harta kekayaan kami

Musaid: ini adalah tabungan kita selama ini21

9) Taabi’

Tabi’ adalah pengikut raja Hamdan, dan dijelaskan oleh percakapan berikut:

Tabi’: apa perintah anda hari ini ya tuanku?

Raja: setiap hari begini-begini saja. Ada sesuatu yang baru?

Tabi’: apakah engkau meminta jenis makanan lainnya?22

10) khazin

Ia adalah penjaga harta di kerajaa Raja Hamdan, dijelaskan dengan percakapan


sebagai berikut:

Khazin: memanggilku tuan?

Raja Hamdan: ya! Beritahu saya apakah khizanah kita telah dicuri?

Khazin: tidak wahai tuan

Raja Hamdan: benarkah?

Khazin: semuanya siap

Raja Hamdan: semua yang didalam khizanah ada?

Khazin: tidak berkurang sedikitpun

11) Haris

Haris adalah penjaga pada kerajaan Hamdan, dijelaskan dengan percakapan berikut:

Raja Hamdan: (kepada haris) kemarilah wahai Haris, katakan apa yang kamu jaga!

Haaris: pintu wahai tuanku

Raja Hamdan: pintu saja?

Haaris: pintu saja tuan23

12) Haajib

21
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:82
22
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:110
23
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 122
Haajib adalah Penjaga pintu gerbang kerajaan Hamdan. Dijelaskan dengan
percakapan berikut:

Hajib: Mulahiz khizanah dan pembantunya menyentuh barang barang tersebut

Raja Hamdan: Pencuri! Tangkap mereka berdua!

Hajib: Hanya salah satu dari mereka yang memasukannya tuan!24

Daftar Tokoh Drama


Syamsunnahar Karya Taufik
Hakim
Tokoh Utama: 1. Syamsunnahar

Tokoh yang mempengaruhi


Drama dari awal sampai
akhir
1. Qomaruzzaman Tokoh yang Menjelaskan
pelbagai macam rasa dengan
2. Raja Hamdan disertai kemunculan Tokoh
utama
Tokoh kedua
3. Raja Nu’man Tokoh yang muncul sesekali

4. Wazir

5. Pemuda pertama

6. pemuda kedua

7. Mulahiz

8. tabi’

9. Khazin

10. haris

11. Hajib

24
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 123
C. Alur

Alur atau Plot adalah salah satu Unsur yang sangat penting pada sastra dan alur
menceritakan kejadian pokok pada sebuah novel sampai kejadian akhir.

Adapun alur Drama syamsunnahar yaitu progresif terdiri dari 3 fase

-Fase Pertama:

Adapun pembukaan masrahiyah syamsunnahar karya Taufik Hakim adalah Bagian 1


dan latar belakang pertama, memerintahkan agar syamsunnahar segera berpasangan.
Dijelaskan dengan percakapan beriku:

Wazir: saya ada Ide tuan!

Raja Nu’man: akhirnya! Katakanlah!

Wazir: kita adakan sebuah persyaratan

Raja Nu’man: ide yang bagus!

Wazir: kita adakan syarat dan ketentuan

Raja Nu’man: apa ketentuannya? Syaratnya telah jelas untuk menggiring orang-orang
dan ia mengatakan tidak ada pilah pilih?

Wazir: kita lihat! Hal ini memungkinkan kmita melakukan penyaringan awal. Denga
demikian kita dapat menyaring orang yang lebih layak medapatkan kesempatan

Raja Nu’man: saya mengerti, ya dan mungkin kita juga bisa mengelak. Kita undang
pemimpin dan lebih mementingkan mereka

Wazir: Ini dia tujuan saya!

Raja Nu’man: tidak apa apa, kita panggil Syamsunnahar dan konsolidasi dengannya

Wazir: bagus sekali!25

-Fase Kedua yaitu Konflik

Konflik yang ada pada masrahiyah syamsunnahar adalah sebagai berikut

1) Syamsunnahar meninggalkan kerajaan nu’man untuk berjalan dengan lelaki


pilihannya. Dijelaskan dengan percakapan:

Syamsunnahar: aku akan pergi bersamanya

25
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 16
Raja Nu’man: dan kau akan meninggalkanku wahai putriku? Engkau meninggalkanku
wahai syamsunnahar!

Syamsunnahar: kau akan tahu bahwa suatu saat aku akan meninggalkanmu

RajaNu’man: iya, tetapi bukan seperti ini

Syamsunnahar: seperti inilah yang ku maksud wahai ayah

Raja Nu’man: alangkah buruknya maksudmu ini

Syamsunnahar: ayah kau telah berjanji kan untuk melepaskanku pada apa yang telah
aku tetapkan! Ingatlah ayah..

Raja Nu’man: tetapi tidak aku sangka akan seburuk ini!

Syamsunnahar: genggamlah tanganku.. bayangkan seakan aku tidak akan menjauh


darimu

Raja Nu’man: kamu tidak akan bisa ku bayangkan

Syamsunnahar: tinggalkanlah aku wahai ayah!

Raja Nu’man: pergilah!26

2) Timbulnya perasaan senggang anatara cinta keduanya setelah bertemu dengan Raja
Hamdan dengan percakapan berikut:

Syamsunnahar: (melihat qomaruzzaman) aku tidak mengenalmu

Qomaruzzaman: kau tidak mengenalku?

Syamsunnahar: aku tau kamu yang bisa meluluhkan hatiku, tetapi aku tidak tau asal
usul dirimu, aku tidak tahu apa yang ada di hatimu, hatimu.

Qomaruzzaman: hatiku?

Syamsunnahar: ya, disana ada lelaki lain, aku yang membuatnya luluh, jadi aku
mengetahuinya, aku mengetahui isi hatinya dan aku bisa melihat isi hatinya!

Qomaruzzaman: siapa ia? Raja Hamdan?

Syamsunnahar: iya, Hamdan

Qomaruzzaman: kau mencintainya?

Syamsunnahar: aku tidak bilang cinta

26
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:56
Qomaruzzaman: kau lihat? Aku telah ada pada masa dimana menunggu keputusan,
keputusan yang kau akan buat, kau akan memilih seseorang yang..

Syamsunnahar: belum pernah bertemu seseorangpun

Qomaruzzaman: tetapi telah dimulai perasaan dengan orang yang terlebih dulu telah
dekat

Syamsunnahar: mungkin

Qomaruzzaman: ya, Syamsunnahar yang katanya adalah Ratu telah kembali ke tabiat
aslinya!27

-Fase Ketiga

Adapun akihr dari drama syamsunnahar dan Qomaruzzaman adalah bahwa mereka
berdua tidak mungkin bisa bersatu dan mereka lebih memilih melupakan kehidupan mereka
masing-masing. Dijelaskan dengan percakapan berikut:

Qomaruzzaman: ya, tetapi bukan hak saya untuk membiarkanmu sengsara seumur
hidupku... bukanlah dasar dari tujuan ini semua ini terjadi. Karena pada dasarnya
karena semuanya terjadi begitu sempurna! Sesungguhnya kamu menunggu Hamdan
untuk memperbaiki negerinya

Syamsunnahar: artinya?

Qomaruzzaman: ya, dengan kehendakmu, rakyatmu membutuhkanmu.. mereka tidak


mau menerima keputusan dan arahan melainkan itu semua engkau yang pimpin. Apa
yang ditanam maka itulah yang akan dituai..

Syamsunnahar: dan kau?

Qomaruzzaman: aku akan kembali kepada kehidupanku. Kehidupanku yang aku


senangi. Bersama dengan mereka orang-orang yang tumbuh

Syamsunnahar: kebahagiaan kita?

Qomaruzzaman: aku akan memikirkan kebahagiaan yang lainnya

Syamsunnahar: kehidupan yang kau harap bisa bersama tumbuh denganku?

Qomaruzzaman: para ahli Rosail tidak akan pernah tidur

Syamsunnahar: bagaimana dari titik lain?

Qomaruzzaman: banyak tujuan hidup, aku lebih memilih yang paling sukar

27
Taufik Hakim, syamsunnahar, hal: 164
Syamsunnahar: yang paling mudah dan yang paling sulit

Qomaruzzaman: tetapi itu telah kuketahui dari tabiatmu

Syamsunnahar: apakah kau mengira aku ini seorang yang tangguh?

Qomaruzzaman: kau bisa melebihiku, sekarang bukanlah waktunya untuk


mengungkapkan kepadamu betapa dahsyatnya semua yang saya rasakan, tetapi kita
harus berani!

Syamsunnahar: selagi engkau selalu memikirkannya maka itu adalah jawabn terbaik
untukmu

Qomaruzzaman: selamat tinggal syamsunnahar

Syamsunnahar: selamat tinggal Qomaruzzaman28

D. maudli’

Maudli’ atau latar setting adalah tempat dan waktu yang terjadi pada cerita tersebut
yang masuk pada latar bersama yang ada pada teks karya itu.29

Masrohiyah syamsunnahar mengandung dua latar, tempat dan waktu

1) Latar tempat

Di sebuah tempat gedung serba guna yang besar di kerajaan Nu’man, dijelaskan
dengan percakapan berikut:

Raja Nu’man: aku katakan kepadamu tuntunlah aku sesuatu wahai wazirku

Wazir: Tuntunan hanya milik allah SWT semata

Raja Nu’man: ya, Tuntunan hanya milik Allah, kau telah mengulang-ulang jawaban
itu 20 kali! yang kumaksudkan adalah engkau selaku penasihat ku dan berilah aku
nasihat ! kau mau aku pecat dan kucabut gajimu!30

Di sebuah tanah lapang dekat dengan pepohonan dan sungai, dijelaskan pada percakapan
berikut:

Syamsunnahar: (kakinya terselandung) ah

Qomaruzzaman: kamu lelah wahai prajurit? Kelihatannya kedua kakimu yang mungil
itu belum terbiasa berjalan di dijalanan yang rusak. Menyebabkan kakimu luka

28
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:175
29
Nurgiyantoro, burhan, teori pengkajian fiksi (yogyakarta: gajah mada press 2016) hal 216
30
Taufik hakim, syamsunnahar, hal13
Syamsunnahar: Diam!

Qomaruzzaman: disana ada lembah dan aku akan membawamu kesana, kalau tidak
takut maka pasti akan ada seseorang yang memperhatikan kita dan berkata: apa ini?
Seorang prajurit yang membawa pedang seperti membawa bayi!

Syamsunnahar: kamu kira lucu?

Qomaruzzaman: bisa jadi

Syamsunnahar: gantilah omong kososngmu dengan perkataan yang bermanfaat 31

Di Istana Raja Hamdan, dijelaskan dengan percakapan berikut:

Tabi’: apa perintahmu hari ini tuan?

Raja Hamdan: hari ini seperti hari hari biasanya, apakah kamu dapat menyajikan
makanan yang baru?

Tabi’: jangan meminta jenis makanan baru yang telah ada wahai tuan

Raja Hamdan: apakah ada sesuatu selain daging-dagingan, bururng, ikan, sayuran,
buah-buahan, manisan, asinan, es dan yang lain?

2) Latar Waktu

Pada ketika percakapan diantara musaid dan pembantunya syamsunnahar dan qomar,
sebelum pergi ke kerajaan hamdan, mereka mengembalikan harta itu kepada tempatnya yaitu
khazinah. Dijelaskan dengan percakapan sebagai berikut:

Syamsunnahar: beritahu kami, apakah kota ini masih jauh dari sini?

Mulahiz: dibalik gunung ini

Musaid: ikuti aliran sungai saja

Qomaruzzaman: jadi kalau kita berangkat setelah makan siang, akankah kita sampai
sebelum malam?

Musaid: mungkin agak malaman sedikit

Qomaruzzaman: (kepada syamsunnahar) ini lebih baik daripada kita harus bermalam
disini. Bahaya akan binatang buas.

Syamsunnahar: itu juga ideku

31
Taufik hakim, syamsunnahar, hal 60
Qomaruzzaman: maka kita akan makan sekarang bersama-sama dan akan berangkat
kesana 32

E. Amanat

Amanat adalah ide dari kemauan penulis untuk disampaikan kepada pembaca dan
kebanyakan amanat ini mengenai latar belakang secara tidak langsung dan menjadi wasiat
pada novel lebih banyak ditemukan di cerpen. Maka semua amanat atau wasiat sekiranya
yang terlihat dari penulis atau filsafat atau pendapat dilakukan melalui kesepakatan bersama
atau individual33

Masrahiyah Syamsunnahar karya Taufik Hakim banyak memberikan pesan yang


bermanfaat. Diantara pesan tentang akhlak yang ingin disampaikan pengarang adalah:

Amanat tersendiri pada masrahiyah ini yaitu beriman kepada Allah dan menghormati
kedua orangtua dan berpikir sebelum bertindak dan tidak ada sombong dan keras kepala
terhadap diri sendiri.

Adapun Nasihat pada masrahiyah ini yaitu Iman kepada Allah dan menuntut ilmu,
yakin kepada keyakinan, bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dan kekuatan pada
diri, sabar, selalu merasa cukup, saling membantu, dan memaksimalkan kesempatan dan
mencintai sesama, menjaga perkataan dan melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan
menahan diri dari amarah,, sungguh-sungguh, dan mawas diri dari kehidupan.

Amanat pada masrahiyah syamsunnahar ditampilkan (berdikari) dijelaskan dengan


percakapan berikut:

Qomaruzzaman: Saya berdiri disini dan mencari makanan! Maaf? Kamu telah
meninggalkan istana yang berada dibelakangmu. Kau duduk di kasurmu dan Disana
segala sesuatu tersedia. Disini segala sesuatu harus kamu cari sendiri!

Syamsunnahar: tetapi sekarang aku lelah

Qomaruzzaman: akupun lelah sepertimu! Kamu lupa bahwa kamu sekarang sama
sepertiku, seorang lelaki, bahkan kau lebih dariku, kau nampak sebagai prajurit yang
membawa pedang

Syamsunnahar: begitu katamu?

Qomaruzzaman: akupun akan mencari makananku sendiri, sampai aku akan


menunjukkannya kepadamu!

Amanah pada masrahiyah syamsunnahar ditunjukkan dengan percakapan berikut:

32
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:107
33
Nurgiyanto, burhan, teori pengkajian fiksi, (yogyakarta: gajah mada press 2010),hal: 323
Raja Nu’man: kau wahai badar si manusia yang lemah lembut! Dari keadaanmu apa
musibah yang akan kupikul?

Qomaruzzaman: Musibah?

Syamsunnhaar: sabar Qomar. Sabar..

Qomaruzzaman: saya telah cukup bersabar34

F. Analisis Teks

Analisis Teks adalah Analisis sastra untuk meneliti Drama terdiri darigaya bahasa dan
penjelasan penggembaran serta koherensi syakal (bentuk)

a. Uslub

Uslub adalah kepribadian pengarang dalam menggunakan bahasa seperti


penyampaian prosa adab imajinatif. Adapun gaya bahasa yang digunakan pada masrahiyah
syamsunnahar adalah sebagai berikut:

-Bahasanya yang mudah dipahami

-menggunakan bahasa Arab Fushaa

b. Gambaran penjelasan

adapun gambaran penjelasan pada masrahiyah syamsunnahar karya Taufik Hakim:

-Raja Nu’man: Wahai wazirku!

Kalimat tersebut menggunakan insya’ tolabi yaitu Nida’ (seruan)

-Raja Nu’man: dan mengapa aku tidak memintanya langsung kepadanya dan ia akan
memberikan nikmat yang berlimpah

Kalimat tersebut menggunakan Insya’ tolabi yaitu Istifham (kalimat tanya)

-syamsunnahar: aku bilang cambuklah! Kau dengar sekarang?

Kalimat tersebut menggunakan Insya tolabi yaitu amr, dan kalam

-Syamsunnahar: tunggu aku!


Raja Nu’man: menunggu apa lagi wahai putriku?

34
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 155
Kalimat tersebut menggunakan Insya’ tolabi amr dan istifham dan Nida’

-Raja Nu’man: jangan pergi!

Kalimat tersebut menggunakan Insya’ tolabi yaitu Amr

-Syamsunnahar: tinggalkan aku biarkan aku pergi ayah!

Raja Nu’man: pergilah!

Klaimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu hauruf Nida’ dan perkataan yaitu
Amr

-Qomaruzzaman: masaklah!

Syamsunnahar; tentu, ini akan menjadi ikan bakar yang sangat lezat

Kalimat tersebut mengggunakan Insya’ Tolabi yaitu Amr

-syamsunnahar: dan engkau Qomar?

Kalimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu huruf Nida’ dan Istifham

-Musaid: baik dan segeralah!

Kalimat tersebut menggunakan kalam Insya’ Tolabi yaitu Amr

-Raja Hamdan: dan mana pembantunya?

Kalimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu Istifham

-Qomaruzzaman: pergi kemana?

Syamsunnahar: menikah

Qomaruzzaman: menikah, sekarang?

Kalimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu Istifham

Syamsunnahar: dengarlah wahai Qomar!

Kalimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu huruf nida’

-Raja Nu’man: diamlah kau!

Kalimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu Amr


BAB IV

PENUTUP

1. Hasil penelitian

Setelah diteliti pada judul ini telah disimpulkan bahwa:

-Unsur-unsur Instrinsik masrahiyah “syamsunnahar” karya Taufik hakim sebagai


berikut:

A. Maudlu’

Maudlu’ atau ide pokok pada masrahiyah ini adalah perjuangan mencari cinta sejati
putri Syamsunnahar yang tidak ingin menikah dengan anak-anak raja dan orang orang
kayakarena ia hanya ingin menikahi seseorang yang sepemikiran dengannya

B. Syakhsiyah (utama – dan kedua)

Syakhsiyah atau tokoh utama: Tokoh Utama pada masrahiyah syamsunnahar ini
adalah ia putri Syamsunnahar

Syakhsiyah atau tokoh kedua: Tokoh kedua yang terkadang muncul dalam jalannya
cerita dan menemani Syamsunnahar dari sudut kee sudut adalah Qomaruzzaman, Raja
Nu’man, Raja Hamdan, wazir, pemuda pertama, pemuda kedua, Mulahiz, Tabi’< Hazin,
Haris, dan Hajib

C. Alur: adapun alur pada masrahiyah Syamsunnahar ialah Progresif (maju)

D. Latar: latar terdiri dari dua, tempat dan waktu.

-adapun latar tempat: di gedung serba guna yang besar di kerajaan Nu’man, di tanah
lapang dekat dengan pepohonan dan sungai, dan di istana Raja Hamdan

-Latar waktu: siang hari sebelum pergi ke istana raja Hamdan untuk mengembalikan
barang curian

E. Amanat: Amanat yang disampaikan pada di masrahiyah syamsunnahar ini ialah


berlaku adil, menghormati kedua orangtua, berfikir sebelum bertindak dan tidak terlalu
berlebihan ketika berdikari

F. Analisis Teks: Pada masrahiyah Syamsunnahar karya Taufik Hakim terdiri dari:
Gaya Bahasa dan gambaran penjelasan

2. Saran

Telah selesai penulisan dari penelitian ini dengan pertolongan Allah SWT dan jauh
dari Kesempurnaan. Diharap untuk menyempurnakannya dan membandingkannya dengan
refrensi yang lebih baik lagi. Dan kepada Allah semua urusan dikembalikan.
Daftar Pustaka

Kamil, sukron. Teori kritik sastra arab klasik dan modern, jakarta: Rajawali press 2012

Akhmad, Muzakki. Pengantar teori sastra arab, malang: UIN maliki press 2011

Fanani zainuddin, telaah sastra, muhammadiyah university press

Nurgiyanto, burhan. Teori pengkajian fiksi, jogjakarta: gajahmada press, 2011

https://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa/. Diakses pada 2


Januari 2020 pukul 09.40

Anda mungkin juga menyukai