NIM: 11170210000108
LANDASAN PENELITIAN
A. PENDAHULUAN
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Adab adalah apa yang diungkapkan dari
makna-makna kehidupan dengan gaya bahasa yang indah atau dengan perkataan yang
dilantunkan pembicara kepada pendengar atau pendengar dengan percontohan dan
perbandingan diri, yang dirasakan oleh pembicara atau penutur1. Sastra adalah cara
penyampaian tentang Atifah, Maqashid dan Afkar dan menjadi suatu ungkapan dengan gaya
yang diragakan, dan lainnya menyatakan bahwa sastra adalah sebuah seni yang membantu
pada sastrawan mengungkapkan bahasa dan menmberikan pelajaran dengan sebuah aturan.
Ada yang melalui suara yang disebut dengan syair (puisi) dan yang mengungkapkannya
dengan percakapan disebut dengan masrahiyyah (drama) dan yang diungkapkan melalui
tulisan disebut dengan hikayah qishoh atau riwayah ( Novel)2. Adapun Adab terbagi menjadi
dua, Syair dan Natsr.
Kesenian arab adalah suatu karya sastra pada penciptaan sesuatu yang sempurna yang
mengandung nilai moral bagi para penikmatnya. Tanpa kesusateraan, terasa hampa hidup ini,
seperti langit tanpa bintang maka akan terasa kehampaannya. Seni adalah melengkapi
keindahan penyampaian sesuai dengan maksud dengan tujuan keindahan3. Telah kita
ketahui bahwa sastra menempati tempatnya yang sangat fundamental pada sejarah sastra
islam dan sastra islam tidak terlepas dari membangun sastra Arab. Maka dari itu bahasa arab
adalah bahasa yang suci yang dimiliki umat Silam dan Qur’an.
Sastra tidak lepas dari dua unsur: unsur instrinsik dan ekstrinsik. Adapun unsur
instrinsik adalah unsur yang pada membangun karya sastra itu sendiri dari dalam. Dan
adapun unsur ekstrinsik adalah salah satu unsur dari luar karya sastra itu sendiri4. Dan adapun
pada pembahasan ini maka akan dibahas unsur instrinsik yaitu: Maudlu, syakhshiyah,
hikayah, maudli’, uslub dan fikroh5.
Drama pada bahasa yunani yaitu hiwar (percakapan). Dan dijelaskan bahwa asal kata
Masrahiyyah dari saroha yasrohu jamaknya masaarih artinya adalah tempat untuk
menampilkan sebuah riwayat masrahiyah. Dan pada penjelasan yang lain masrahiyah adalah
cerita yang dilakoni dan dipentaskan didalamnya kumpulan dari fikroh, atau maudlu’ atau
percakapan yang dilakukan beberapa pelakon drama yang berbeda-beda, dan dengan pelbagai
konflik yang ada diantara beda beda karakter yang berkembang. Dan buku masrahiyyah
1
Muhammad Tunji, Mu;jamul mufassol fil adab (beirut: darul kutub alamiyah, 1999M) cetakan kedua hal:47
2
Muzaki, Akhmad, Pengantarbteori sastra Arab, (malang: UIN maliki press, 2011) hal:27
3
https:)//id.m.wikipedia.org/karyasastra diakses 1 januari 2020 pukul:07.19
4
Nurgiyanto, Burhan, Teori pengkajian fiksi, (yogyakarta: Gajah mada Press 2013m) hal:30
5
Kamil, sukron, Teorikritik sastraarab klasik modern
‘syamsunnahar’ karya taufik hakim yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris di Amerika
tahun 1981
Taufik hakim adalah seorang sastrawan mesir yang terkenal, dan dia adalah salah satu
penulis riwayah masrahiyyah arab, sebagaimana ia adalah dari nama-nama yang ternama
pada sejarah sastra arab modern. Lahir pada 9 oktober di kota Iskandaria pada tahun 1898
dan Ayahnya dari mesir Asli sedangkan ibunya dari turki.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
E. BATAS PENELITIAN
Agar makalah ini lebih terfokus dan tidak meluas ke aspek lainnya, maka makalah ini
tertuju kepada aspek instrinsiknya berupa: Maudu’, syakhshiyyah, hikayah, maudi’, amanat,
dan Uslub.
BAB II
KERANGKA TEORI
Makalah ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama tentang pengertian Adab, kedua
tentang Pengertian Unsur Instrinsik, dan yang ketiga tentang Pandangan umum tentang
cerpen ‘syamsunnahar’ karya taufik Hakim.
Adab adalah perkataan yang tersampaikan, mengandung Atifah yang jelas, dan
mempengaruhi kedalam jiwa. Dan Adab adalah menyampaikan kemampuan pada lidah arab,
asli arti dari Adab adalah seruan dan dikatakan bahwa artinya juga tindakan yang menyeru
manusia kepada sebuah tempat.
Dan tidak diragukan lagi bahwasanya Adab baik pada sendirinya. Dan sesuatu yang
isinya tidak mengandung kebaikan maka tidak bisa disebut Adab, maka Adab adalah Makna
yang arogan dalam ekspresi, fasih, solid, jenaka dan imajinasi yang sangat luas.
Natsr Adab terbagi menjadi dua: Natsr adab haqiiqi dan khayali. Pada istilah Adab
arabi, Natsr adab haqiqi disebut dengan Natsr wasfi atau Ilmu-Ilmu Adab yang meneliti
Tarikh adab, naqd adab, nadzhoriyah adab, adapun bentuk Natsr adabi khoyali pada Adab
Arabi modern dan Indoneesia terbagi menjadi 3 macam yaitu: riwayat, hikayat, dan qishoh
qoshiroh (cerpen)
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra sastra itu sendiri dari
dalam. Pada cakupan ini terkadang aktivitas Adab sangat banyak berharga sehingga satu
unsur dengan unsur yang lain saling berkaitan. Dan dari unsur instrinsik yang pokok ialah:
Maudlu’ hikayah, asykhosh, syakhshiyah, mau’id maudli’, majaz dan amanah, setiap dari itu
semua akan pembahasan berikutnya pada analisis unsur instrinsik masrohiyah6
2. Macam-macam UnsurInstrinsik7
1. Maudlu’ (Tema)
Maudlu’ secara bahasa Ide atau gagasan. Adapun secara istilah adalah kekuatan
gagasan yang membangun sebuah cerita.
Maudlu’ merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar
pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau
6
Fannani, zainudin, Telaah sastra, (surakarta: muhammadiyah University press, 2002) hal:79
7
https://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa/. Diakses pada 2 Januari
2020 pukul 09.40
ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik
yang lain.
Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan
secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).
Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.
Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema
sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam
cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
2. Syakhsiyyah (Penokohan)
Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh
sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau
menyampaikan nilai-nilai positif.
b. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan
dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral.
Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh
sentral (baik protagonis ataupun antagonis).
b. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran
dalam peristiwa cerita.
c. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai
latar cerita saja.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode
penyajian watak tokoh, yaitu:
3. Habakah (Plot)
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga
hal, yaitu:
a. Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur
linear.
b. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
c. Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang
beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode
dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
c. Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement).
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur
menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi
dinamis.
Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah
peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari
pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.
4. Maudli’ (Setting)
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,
ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam
tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
karya fiksi.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di
suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup,
adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status
sosial.
5. Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan
cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada
tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan
penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan
dengan gagasan utama cerita
Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya
menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh
diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk
gaya bahasa.
Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya
seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya,
karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera
pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.
Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris,
simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana
yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.
Masrahiyah ini menceritakan anak dari seorang raja, bernama raja Hamdan. Ia
memiliki seorang putri yang beda sifatnya dari anak anak perempuan lainnya. Ia tidak ada
keinginan menikah dengan siapapun dan wataknya yang hobi berkuda dan memanah
membuat ia berbeda dari wanita pada umumnya. Pada suatu hari, penasihat raja
mengisyaratkan raja hamdan untuk mengadakan sayembara kepada rakyatnya sesiapa yang
dapat merebut hati syamsunnahar ia berhak menikah dengannya.
Sampailah di waktu sayembara ia dipertemukan dengan berbagai macam lelaki yang
siap untuk meminangnya. Namun tidak satupun yang dapat meluluhkan hatinya kecuali
saalah satu pemuda yang asing dengan laga yang aneh berhasil merebut hati syamsunnahar
dan berhasil membawa syamsunnahar keluar dari kerajaan. Ia bernama qomaruzzaman.
Sampailah mereka menemukan cinta mereka dengan balutan konflik dan kejadian yang
menarik, hingga akhirnya cinta mereka kandas di akhir cerita.
BAB III
ANALISIS
Analisis Unsur Instrinsik adalah salah satu metode penyusunan pada metode
pengajaran sastra dan metode ini berkaitan dengan keindahan Adab atau dengan
Kesusasteraan. Yang menjadikan nilai moral didalamnya menjadi indah dan dimengerti.
Setelah dibaca dan dimengerti kisah dari cerita “syamsunnahar” karya taufik hakim
ini, maka ditemukan penjelasan yang mengandung Unsur-unsur Instrinsik didalamnya.
Adapun penggalan percakapan yang disajikan telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
a. Maudlu’
Adapun Maudlu’ yang dimaksud adalah pokok pikiran dari sebuah kisah, atau tema
umum. Dan pengarang menulis sebuah cerita disertai dengan tujuannya, didalamnya
dimasukkan segala kejadian-kejadian dan konflik dan disebutkan juga karakteristik dari
semua tokoh yang ada dan semuanya fiktif bersumber dari pengarang8.
Maudlu’ pada kisah ini adalah bahwasanya ratu syamsunnahar tidak ingin menikah
dengan anak dari raja manapun ia hanya ingin menikah dengan seseorang yang hanya
memiliki satu pemikiran dengannya.
Raja Nu’man: kita akan lihat apa yang akan kamu lakukan untuk dirimu sendiri!
(wazir) : saya akan menunaikannya segera.. saya akan mengadakan sayembara dan
memanggil sesiapapun rakyat yang bisa bersama syamsunnahar, barang siapa yang
gagal, ia akan dicambuk sebanyak tiga kali
Diantara percakapan tersebut jelas bahwa syamsunnahar telah siap menerima calon
pasangannya dari rakyatnya.
8
Jakob Sumardjo dan saini, apresiasi kesusasteraan, (jakarta: pt. Gramedia pustaka umum, 1997) hal:73
9
Taufik hakim, Symasunnahar, hal 23
Qomaruzzaman: tidak.. kamu tidak perlu melakukan sesuatu.. mengapa engkau tidak
melakukan sesuatu yang lainnya?
Qomaruzzaman: sekarang saya ingin bertanya, jikalau saya telah mendapat restu dan
engkau menjadi pasanganmu, maka apa yang akan kamu lakukan?
Diantara percakapan diatas adalah awal mula syamsunnahar menaruh hati kepada
calonnya yaitu Qomaruzzaman
Syamsunnahar: saya tahu, kamu adalah pasangan saya sekarang... tetapi saya tidak
mengetahui hakikat kamu itu siapa, saya tidak tahu isi hatimu
Qomaruzzaman: hatiku?
Syamsunnahar: iya, ada lelaki lain, saya yang benar benar mengetahuinya,
mengetahui isi hatinya, saya bisa melihat hatinya
Diantara percakapan diatas terdapat konflik pada perasaan mereka setelah bertemu
dengan Raja Hamdan.
10
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:43
11
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:60
12
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 164
B. Penokohan
Penokohan terbagi menjadi dua: tokoh Utama dan tokoh kedua13. Adapun tokoh
utama pada masrahiyah ini ialah;
1) Syamsunnahar
Syamsunnahar adalah tokoh utama, dan ia adalah anak dari Raja Nu’man. Ia adalah
wanita yang cantik jelita cerdas dan sangat menghormati kedua orangtuanya. Dan
ditunjukkan dengan percakapan dibawah ini:
Wazir: sejak kecil syamsunnahar seperti ini wahai tuanku! Luarbiasa, beda dari yang
lainnya.. pintar berkuda, memainkan pedang, membaca buku dan senang menyendiri..
Raja Nu’man: semua ini adalah alasan ia menjadi seperti ini. Mungkin hanya kriteria
yang serupa dengannya pula ia mau menikah.14
1) Qomaruzzaman
Qomaruzzaman adalah tokoh kedua, seorang pemuda yang miskin tetapi berani. Ia
adalah salah satu pemuda dari banyaknya pemuda yang ingin melamar syamsunnahar. Dan
diperlihatkan dengan percakapan sebagai berikut:
Syamsunnahar: hebat ya! Apakah semua ini kamu kira hanya gurau dan canda?
13
Nurgiyantoro, burhan, Teori pengkajian fiksi, (yogyakarta: gajah mada press 2010) hal 176
14
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 15
Qomaruzzaman: pertama-tama, nama asli saya bukan Qomar, dan juga bukan
Qomaruzzaman, semuanya bebas memanggil, bahkan sayapun tidak tahu siapa bapak
saya, dan juga ibu saya. Saya kadang menggembala domba.. kadang menjadi khotib,
kadang menjadi muadzin di masjid, kadang menjadi pelantun Alquran, kadang
mengajar anak kecil. Seperti itu..15
2) Raja Nu’man
Raja Nu’man adalah tokoh kedua, ia adalah raja yang adil dan bijaksana, dan
mendukung semua keputusan yang dilakukan oleh anaknya. Dijelaskan dengan percakapan
sebagai berikut:
Raja Nu’man: saya tidak mengenal kamu sedikitpun. Saya tidak akan memilih lelaki
macam kamu untuk menjadi pendamping anak saya, dan saya tidak ikhlas semua ini
terjadi, tetapi saya mendukung dan merasakan ketenangan hati terhadapmu...
3) Raja Hamdan
Raja Hamdan ialah tokoh kedua, ia adalah Raja yang pemberani, tetapi cepat putus
asa dengan mudah. Dan dijelaskan dengan percakpaan berikut:
Raja Hamdan: jadi... saya telah menahan diri dari awal sampai akhir
4) Wazir
Raja Nu’man: iya jelas.. banyak buktinya. Pekerjaan yang mudah kamu lakukan,
sedangkan pekerjaan yang sulit kamu berserah diri kepada Allah!
15
Taufik Hakim, syamsunnahar, hal: 170
16
Taufik Hakim, syamsunnahar, hal: 57
17
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 152
Wazir: ada masalah ketika aku berserah diri kepada Allah dan meminta
pertolongannya?
5) Pemuda pertama:
Ia adalah salah satu calon dari banyaknya orang yang tertarik dengan sayembara yang
diadakan. Dan dijelaskan pada percakapan berikut:
Pemuda: Assalamualaikum
Pemuda: saya datang dari negeri yang jauh berusaha memenuhi sayembara yaitu
untuk mendapatkan hati syamsunnahar
6) pemuda kedua
Ia adalah salah satu calon dari banyaknya orang yang tertarik dengan sayembara yang
diadakan. Dijelaskan pada percakapan berikut:
18
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 14
19
Taufik hskim, syamsunnahar, hal: 26
Pemuda kedua: (masuk) assalamualaikum atas Raja Nu’man, dan untuk Ratu
syamsunnahar
Pemuda: saya datang dengan penuh harapan, dan memohon supaya syamsunnahar
bisa menjadi milik saya.. itu adalah sesuatu yang sangat sukar20
7) Mulahiz
Mulahiz adalah penjaga harta kekayaan kerajaan raja Hamdan. Dijelaskan dengan
percakapan berikut:
Mulahiz: Prajurit!
8) Musaid
Ia adalah pembantu mengurus harta kekayaan Raja Hamdan. Dan dijelaskan dengan
percakapan sebagai berikut:
Musaid: iya
20
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 31
Mulahiz: hei jaga ucapanmu! Kami ini bukan pencuri! Ini adalah harta kekayaan kami
9) Taabi’
Tabi’ adalah pengikut raja Hamdan, dan dijelaskan oleh percakapan berikut:
10) khazin
Raja Hamdan: ya! Beritahu saya apakah khizanah kita telah dicuri?
11) Haris
Haris adalah penjaga pada kerajaan Hamdan, dijelaskan dengan percakapan berikut:
Raja Hamdan: (kepada haris) kemarilah wahai Haris, katakan apa yang kamu jaga!
12) Haajib
21
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:82
22
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:110
23
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 122
Haajib adalah Penjaga pintu gerbang kerajaan Hamdan. Dijelaskan dengan
percakapan berikut:
4. Wazir
5. Pemuda pertama
6. pemuda kedua
7. Mulahiz
8. tabi’
9. Khazin
10. haris
11. Hajib
24
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 123
C. Alur
Alur atau Plot adalah salah satu Unsur yang sangat penting pada sastra dan alur
menceritakan kejadian pokok pada sebuah novel sampai kejadian akhir.
-Fase Pertama:
Raja Nu’man: apa ketentuannya? Syaratnya telah jelas untuk menggiring orang-orang
dan ia mengatakan tidak ada pilah pilih?
Wazir: kita lihat! Hal ini memungkinkan kmita melakukan penyaringan awal. Denga
demikian kita dapat menyaring orang yang lebih layak medapatkan kesempatan
Raja Nu’man: saya mengerti, ya dan mungkin kita juga bisa mengelak. Kita undang
pemimpin dan lebih mementingkan mereka
Raja Nu’man: tidak apa apa, kita panggil Syamsunnahar dan konsolidasi dengannya
25
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 16
Raja Nu’man: dan kau akan meninggalkanku wahai putriku? Engkau meninggalkanku
wahai syamsunnahar!
Syamsunnahar: kau akan tahu bahwa suatu saat aku akan meninggalkanmu
Syamsunnahar: ayah kau telah berjanji kan untuk melepaskanku pada apa yang telah
aku tetapkan! Ingatlah ayah..
2) Timbulnya perasaan senggang anatara cinta keduanya setelah bertemu dengan Raja
Hamdan dengan percakapan berikut:
Syamsunnahar: aku tau kamu yang bisa meluluhkan hatiku, tetapi aku tidak tau asal
usul dirimu, aku tidak tahu apa yang ada di hatimu, hatimu.
Qomaruzzaman: hatiku?
Syamsunnahar: ya, disana ada lelaki lain, aku yang membuatnya luluh, jadi aku
mengetahuinya, aku mengetahui isi hatinya dan aku bisa melihat isi hatinya!
26
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:56
Qomaruzzaman: kau lihat? Aku telah ada pada masa dimana menunggu keputusan,
keputusan yang kau akan buat, kau akan memilih seseorang yang..
Qomaruzzaman: tetapi telah dimulai perasaan dengan orang yang terlebih dulu telah
dekat
Syamsunnahar: mungkin
Qomaruzzaman: ya, Syamsunnahar yang katanya adalah Ratu telah kembali ke tabiat
aslinya!27
-Fase Ketiga
Adapun akihr dari drama syamsunnahar dan Qomaruzzaman adalah bahwa mereka
berdua tidak mungkin bisa bersatu dan mereka lebih memilih melupakan kehidupan mereka
masing-masing. Dijelaskan dengan percakapan berikut:
Qomaruzzaman: ya, tetapi bukan hak saya untuk membiarkanmu sengsara seumur
hidupku... bukanlah dasar dari tujuan ini semua ini terjadi. Karena pada dasarnya
karena semuanya terjadi begitu sempurna! Sesungguhnya kamu menunggu Hamdan
untuk memperbaiki negerinya
Syamsunnahar: artinya?
Qomaruzzaman: banyak tujuan hidup, aku lebih memilih yang paling sukar
27
Taufik Hakim, syamsunnahar, hal: 164
Syamsunnahar: yang paling mudah dan yang paling sulit
Syamsunnahar: selagi engkau selalu memikirkannya maka itu adalah jawabn terbaik
untukmu
D. maudli’
Maudli’ atau latar setting adalah tempat dan waktu yang terjadi pada cerita tersebut
yang masuk pada latar bersama yang ada pada teks karya itu.29
1) Latar tempat
Di sebuah tempat gedung serba guna yang besar di kerajaan Nu’man, dijelaskan
dengan percakapan berikut:
Raja Nu’man: aku katakan kepadamu tuntunlah aku sesuatu wahai wazirku
Raja Nu’man: ya, Tuntunan hanya milik Allah, kau telah mengulang-ulang jawaban
itu 20 kali! yang kumaksudkan adalah engkau selaku penasihat ku dan berilah aku
nasihat ! kau mau aku pecat dan kucabut gajimu!30
Di sebuah tanah lapang dekat dengan pepohonan dan sungai, dijelaskan pada percakapan
berikut:
Qomaruzzaman: kamu lelah wahai prajurit? Kelihatannya kedua kakimu yang mungil
itu belum terbiasa berjalan di dijalanan yang rusak. Menyebabkan kakimu luka
28
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:175
29
Nurgiyantoro, burhan, teori pengkajian fiksi (yogyakarta: gajah mada press 2016) hal 216
30
Taufik hakim, syamsunnahar, hal13
Syamsunnahar: Diam!
Qomaruzzaman: disana ada lembah dan aku akan membawamu kesana, kalau tidak
takut maka pasti akan ada seseorang yang memperhatikan kita dan berkata: apa ini?
Seorang prajurit yang membawa pedang seperti membawa bayi!
Raja Hamdan: hari ini seperti hari hari biasanya, apakah kamu dapat menyajikan
makanan yang baru?
Tabi’: jangan meminta jenis makanan baru yang telah ada wahai tuan
Raja Hamdan: apakah ada sesuatu selain daging-dagingan, bururng, ikan, sayuran,
buah-buahan, manisan, asinan, es dan yang lain?
2) Latar Waktu
Pada ketika percakapan diantara musaid dan pembantunya syamsunnahar dan qomar,
sebelum pergi ke kerajaan hamdan, mereka mengembalikan harta itu kepada tempatnya yaitu
khazinah. Dijelaskan dengan percakapan sebagai berikut:
Syamsunnahar: beritahu kami, apakah kota ini masih jauh dari sini?
Qomaruzzaman: jadi kalau kita berangkat setelah makan siang, akankah kita sampai
sebelum malam?
Qomaruzzaman: (kepada syamsunnahar) ini lebih baik daripada kita harus bermalam
disini. Bahaya akan binatang buas.
31
Taufik hakim, syamsunnahar, hal 60
Qomaruzzaman: maka kita akan makan sekarang bersama-sama dan akan berangkat
kesana 32
E. Amanat
Amanat adalah ide dari kemauan penulis untuk disampaikan kepada pembaca dan
kebanyakan amanat ini mengenai latar belakang secara tidak langsung dan menjadi wasiat
pada novel lebih banyak ditemukan di cerpen. Maka semua amanat atau wasiat sekiranya
yang terlihat dari penulis atau filsafat atau pendapat dilakukan melalui kesepakatan bersama
atau individual33
Amanat tersendiri pada masrahiyah ini yaitu beriman kepada Allah dan menghormati
kedua orangtua dan berpikir sebelum bertindak dan tidak ada sombong dan keras kepala
terhadap diri sendiri.
Adapun Nasihat pada masrahiyah ini yaitu Iman kepada Allah dan menuntut ilmu,
yakin kepada keyakinan, bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dan kekuatan pada
diri, sabar, selalu merasa cukup, saling membantu, dan memaksimalkan kesempatan dan
mencintai sesama, menjaga perkataan dan melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan
menahan diri dari amarah,, sungguh-sungguh, dan mawas diri dari kehidupan.
Qomaruzzaman: Saya berdiri disini dan mencari makanan! Maaf? Kamu telah
meninggalkan istana yang berada dibelakangmu. Kau duduk di kasurmu dan Disana
segala sesuatu tersedia. Disini segala sesuatu harus kamu cari sendiri!
Qomaruzzaman: akupun lelah sepertimu! Kamu lupa bahwa kamu sekarang sama
sepertiku, seorang lelaki, bahkan kau lebih dariku, kau nampak sebagai prajurit yang
membawa pedang
32
Taufik hakim, syamsunnahar, hal:107
33
Nurgiyanto, burhan, teori pengkajian fiksi, (yogyakarta: gajah mada press 2010),hal: 323
Raja Nu’man: kau wahai badar si manusia yang lemah lembut! Dari keadaanmu apa
musibah yang akan kupikul?
Qomaruzzaman: Musibah?
F. Analisis Teks
Analisis Teks adalah Analisis sastra untuk meneliti Drama terdiri darigaya bahasa dan
penjelasan penggembaran serta koherensi syakal (bentuk)
a. Uslub
b. Gambaran penjelasan
-Raja Nu’man: dan mengapa aku tidak memintanya langsung kepadanya dan ia akan
memberikan nikmat yang berlimpah
34
Taufik hakim, syamsunnahar, hal: 155
Kalimat tersebut menggunakan Insya’ tolabi amr dan istifham dan Nida’
Klaimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu hauruf Nida’ dan perkataan yaitu
Amr
-Qomaruzzaman: masaklah!
Syamsunnahar; tentu, ini akan menjadi ikan bakar yang sangat lezat
Kalimat tersebut menggunakan Insya’ Tolabi yaitu huruf Nida’ dan Istifham
Syamsunnahar: menikah
PENUTUP
1. Hasil penelitian
A. Maudlu’
Maudlu’ atau ide pokok pada masrahiyah ini adalah perjuangan mencari cinta sejati
putri Syamsunnahar yang tidak ingin menikah dengan anak-anak raja dan orang orang
kayakarena ia hanya ingin menikahi seseorang yang sepemikiran dengannya
Syakhsiyah atau tokoh utama: Tokoh Utama pada masrahiyah syamsunnahar ini
adalah ia putri Syamsunnahar
Syakhsiyah atau tokoh kedua: Tokoh kedua yang terkadang muncul dalam jalannya
cerita dan menemani Syamsunnahar dari sudut kee sudut adalah Qomaruzzaman, Raja
Nu’man, Raja Hamdan, wazir, pemuda pertama, pemuda kedua, Mulahiz, Tabi’< Hazin,
Haris, dan Hajib
-adapun latar tempat: di gedung serba guna yang besar di kerajaan Nu’man, di tanah
lapang dekat dengan pepohonan dan sungai, dan di istana Raja Hamdan
-Latar waktu: siang hari sebelum pergi ke istana raja Hamdan untuk mengembalikan
barang curian
F. Analisis Teks: Pada masrahiyah Syamsunnahar karya Taufik Hakim terdiri dari:
Gaya Bahasa dan gambaran penjelasan
2. Saran
Telah selesai penulisan dari penelitian ini dengan pertolongan Allah SWT dan jauh
dari Kesempurnaan. Diharap untuk menyempurnakannya dan membandingkannya dengan
refrensi yang lebih baik lagi. Dan kepada Allah semua urusan dikembalikan.
Daftar Pustaka
Kamil, sukron. Teori kritik sastra arab klasik dan modern, jakarta: Rajawali press 2012
Akhmad, Muzakki. Pengantar teori sastra arab, malang: UIN maliki press 2011