Tugas Rina Distres Spritual
Tugas Rina Distres Spritual
DL
DISTRES SPRITUAL
Disusun oleh :
Rina Agustina
2
BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi
Spiritualitas didefinisikan sebagai dimensi integral dari kesehatan dan kesejahteraan setiap
individu. Spiritual kesejahteraan merupakan indikasi dari kualitas individu hidup di dimensi
spiritual. Kesejahteraan rohani memiliki dua komponen: dimensi vertikal yang melibatkan
hubungan dengan makhluk yang lebih tinggi atau Tuhan, dan dimensi horizontal yang
melibatkan rasa tujuan dan makna hidup. Makhluk spiritual tidak identik dengan kepercayaan
atau praktik dalam aspek-aspek tertentu dari agama. Sebaliknya, merupakan penegasan hidup
dalam hubungan dengan Tuhan, diri, masyarakat, dan lingkungan, hal ini memelihara suatu
keutuhan. Spiritual kesejahteraan adalah tentang kehidupan batin kita dan hubungannya
dengan dunia yang lebih luas, hal ini mencakup hubungan kita dengan lingkungan, spiritual
kesejahteraan tidak hanya mencerminkan keyakinan agama meskipun orang-orang dari
keyakinan agama. Hal ini dianggap primer mengatasi sumber daya dalam perjalanan
pemulihan dan penyembuhan. Distres spiritual adalah gangguan pada keyakinan atau sistem
nilai berupa kesulitan merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri,
orang lain, lingkungan atau Tuhan (PPNI, 2016)
Distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh
kehidupan seseorang dan terintegrasi serta melebihi sifat alamiah biologis dan
psikologis seseorang. (Kim, et al., 1995)
B. Etiologi
• Menjelang ajal
3
• Kesepian
• Pengasingan diri
• Pengasingan sosial
• Gangguan sosio-kultural
C. Patofisiologi
Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur
serta fungsi otak.
Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat
dapat menghindari stres, namun setiap orang diharapakan melakukan penyesuaian
terhadap perubahan akibat stress. Ketika kita mengalami stress, otak kita akan
berespon untuk terjadi. Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon,
W.B. dalam Davis M, dan kawan-kawan (1988) yang menguraikan respon “melawan
atau melarikan diri” sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang
menyiapkan seseorang menghadapi ancaman yaitu stress.
4
dengan munculnya gangguan pada perilaku sehari-hari baik secara fisik, psikologis,
sosial termasuk spiritual.
D. Perkembangan Spiritual
1. Bayi (0-2 tahun)
Sikap orang tua tentang kode moral dan agama mengajarkan kepada anak
tentang apa yang dianggap baik dan buruk. Anak prasekolah meniru apa yang
mereke lihat bukan yang dikatakan orang lain. Permasalahan akan timbul apabila
tidak ada kesesuaian atau bertolak belakang antara apa yang dilihat dan yang
dikatakan kepada mereka. Anak prasekolah sering bertanya tentang moralitas dan
agama, seperti perkataan atau tindakan tertentu dianggap salah, juga bertanya “apa
itu surga?” mereka meyakini bahwa orang tua mereka seperti tuhan. Usia prasekolah
ini metode pendidikan spiritual yang paling efektif adalah memberi indoktrinasi dan
memberi kesempatan kepada mereka untuk memilih caranya. Agama merupakan
bagian kehidupan sehari-hari. Mereka percaya bahwa tuhan yang membuat hujan dan
angin; hujan dianggap air mata tuhan.
5
3. Usia sekolah
Anak usia sekolah mengharapkan tuhan menjawab doanya, yang salah akan
dihukum dan yang baik akan diberikan hadiah. Pada masa prapubertas, anak sering
mengalami kekecewaan karena mereka mulai menyadari bahwa doanya tidak selalu
dijawab menggunakan cara mereka dan mulai mencari alasan tanpa mau menerima
keyakinan begitu saja. Pada usia ini, anak mulai mengambil keputusan akan
melepaskan atau meneruskan agama yang dianutnya karna ketergantungannya
kepada orang tua. Pada masa remaja, mereka membandingkan standar orang tua
mereka dengan orang tua lain dan menetapkan standar apa yang akan diintegrasikan
dalam perilakunya. Remaja juga membandingkan pandangan ilmiah dengan
pandangan agama serta mencoba untuk menyatukannya. Masa remaja mempunyai
orang tua berbeda agama, akan memutuskan pilihan agama yang akan dianutnya atau
tidak memilih satupun dari kedua agama orang tuanya.
4. Dewasa
belakang etnik dan budaya, pengalaman hidup sebelumnya, krisis, terpisah dari
6
ikatan spiritual, isu moral terkait dengan terapi, serta asuhan keperawatan yang
kurang tepat. Untuk lebih jelas, faktor-faktor penting tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Tahap perkembangan
berbeda ditemukan bahwa yang berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian
anak. Tema utama yang diuraikan oleh semua anak tentang tuhan, mencakup hal-hal
berikut ini.
serta transformasi yang membuat dunia tetap segar, penuh kehidupan, dan
berarti.
1Pengkajian
Identitas pasien
1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Tanggal pengkajian
Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalski’s FICA Spritiual
History Tool (Pulschalski, 1999) :
7
1. F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?) Apakah saudara
memikirkan diri saudara menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa
yang saudara pikirkan tentang keyakinan saudara dalam pemberian makna
hidup?
2. I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting dalam kehidupan
saudara). Apa pengaruhnya terhadap bagaimana saudara melakukan
perawatan terhadap diri sendiri? Dapatkah keyakinan saudara
mempengaruhi perilaku selama sakit?
3. C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual atau
religius?) Apakah komunitas tersebut mendukung saudara dan bagaimana?
Apakah ada seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-benar saudara
cintai atua begini penting bagi saudara?
4. A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang perawat,
untuk membantu dalam asuhan keperawatan saudara?
5. Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang mengkarakteristikan distres
spiritual, mendengarkan berbagai pernyataan penting seperti :
a. Perasaan ketika seseorang gagal
e. Perasaan hampa.
Faktor Predisposisi :
8
• Kejadian Stresful
• Ketegangan Hidup
• Respon Kognitif
• Respon Afektif
• Respon Fisiologis
9
Dukungan network menyediakan dukungan kelompok untuk berbagai
PSIKOFARMAKA :
2 Diagnosa Keperawatan
1.Distres Spiritual
Batasan karakteristik:
1) Ansietas
2) Insomnia
3) Letih
4) Menangis
5) Menyakan identitas
10
3 Pohon Masalah
Distres Spiritual
Koping individu
tidak efektif
4 Intervensi
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
11
kondisi spiritual. keperawatan.
4) Keterbatasan yang
berhubungan dengan
proses penyakit atau
aturan tindakan.
5) Pemisahan dari artikel
kitab suci, atau
lingkungan spiritual
bermakna.
6) Rasa takut menentang
atau rasa malu.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
I. Identitas pasien
1) Nama : Ny. D
13
2) Usia : 19 tahun
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu : 36oC
Berat Badan : 50 kg
IV. Psikososial
Genogram
Konsep Diri
a) Gambaran diri
14
Klien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada
kecacatan pada anggota tubuhnya
b) Identitas diri
d) Ideal diri
Hubungan Sosial
Spiritual
Nilai dan keyakinan
a. Agama : klien beragama islam
15
V. Status Mental
1. Penampilan
Klien bicara dengan suara lambat, halus tapi jelas, inisiatif untuk
memulai pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan topik
pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik
4. Alam Perasaan
8. Proses pikir
9. Tingkat Kesadaran
16
Kesadaran klien composmentis, pasien menyadari bahwa dirinya
ada di Rumah, klien mengetauhi hari, klien mengenal nama orang
tuanya.
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
1) Nutrisi (Makan)
3) Mandi
4) Berpakaian
5) Istirahat tidur
17
Mekanisme koping Klien menggunakan cara adaptif dengan cara
berbicara atau konsultasi dengan perawat dan menyelesaikan
masalahnya.
• Masalah psikososial dan lingkungan
2. Analisa Data
No Data Fokus Masalah
1 DS : Distres Spritual
DO :
1. Klien terlihat menunjukkan ekspresi cemas
2. Klien terlihat ketakutan
3. Klien datang ke klinik sendirian Klien terlihat menangis.
3. Diagnosa
1) Distres Spiritual
18
3.5.4 Pohon Masalah
utama
Koping individu
couse
tidak efektif
3.5.5 Intervensi
Diagnosa Slki Siki
19
Prilaku marah pada tuhan T:
menurun - Berikan kesempatan
Kemampuan beribadah mengekpresikan
membaik perasaan tentang
penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan
mengkspresikan dan
meredakan marah
secara tepat
E:
- Anjurkan
berinteraksi
dengan keluarga
teman dan orang
lain
K:
- Atur kunjungan
dengan rahaniawan
20
3.5.6 Implementasi dan Evaluasi
Tanggal Implementasi Evaluasi
21
keperawatan. menerima kesalahannya.
lebih lanjut.
A : Klien mampu
mepertahankan ibadahnya.
P : Menganjurkan klien
untuk tetap beribadah dan
lebih istiqomah.
22
DAFTAR PUSTAKA