BAB 15
PENGENDALIAN MIKROB
TUJUAN
Menguasai teknik pengujian resistensi bakteri terhadap antibiotik, penentuan konsentras i
penghambatan minimum dan kosnentrasi bakterisidal minimum, pengujian disinfekta n,
serta mampu menganalisis hasil pengamatan yang diperoleh.
PENDAHULUAN
Cara Kerja I:
1. Buatlah pengenceran dari biakan S. aureus yang tersedia dengan faktor 1 : 10-1 hingga
10-8
2. Setiap kelompok mengerjakan 1 pengenceran kultur bakteri sebagai berikut: 1,5 ml
hasil pengenceran kultur S. aureus ini dicampur dengan 13 ml medium TSA cair dan
kemudian dituang ke dalam petri steril.
3. Taruhlah cakram yang telah disterilkan dengan menggunakan pinset ke dalam larutan
antibiotik Streptomisin di dalam cawan petri. Tersedia 3 macam konsentrasi
Streptomisin yaitu larutan 100 mg/ml, 50 mg/ml dan 10 mg/ml.
4. Setelah media TSA bersama kultur S. aureus padat, taruhlah cakram yang telah
dilarutkan pada antibiotik dengan konsentrasi yang berbeda. Setiap petri terisi dengan
3 cakram dari berbagai konsentrasi tersebut. Inkubasi pada suhu 37oC semalam dan
amati zona bening yang terbentuk.
LEMBAR PENGAMATAN
Cara kerja I
Kesimpulan apa yang dapat anda tarik dari percobaan ini? Apakah anda melihat
kontaminan?
5
bening
Kesimpulan apa yang dapat anda tarik dari percobaan ini? Apa anda melihat kontaminan?
6
B. Pengujian Disinfektan
Desinfeksi adalah mematikan atau inaktivasi penyebab penyakit pada organisme dan benda mati,
termasuk ke dalamnya terhadap air minum.
J. Lister pertama kali mengenali bahwa penyebab kematian setelah operasi adalah infeksi yang terjadi
melalui luka. Ia memperkenalkan penggunaan fenol sebagai pembersih pada alat-alat operasi.
Semmelweis pada tahun 1850 memperkenalkan penggunaan klor pada air untuk membasuh tangan
untuk mencegah penyebaran penyakit.
Cara kerja bahan desinfektan sangat beragam, misalnya denaturasi protein, perusakan pada
membran sitoplasma, pencegahan sintesis protein, pencegahan sintesis dinding sel dan lain-lain.
Berbagai desinfektan telah digunakan dalam industri seperti misalnya asam sorbat yang bersifat larut
dalam air panas, alkohol, aseton. Asam sorbat sebagai fungisida sering digunakan dalam pengawetan
makanan, minuman dan preparat kosmetik. Asam sorbat, Natrium sorbat, kalium sorbat dan calcium
sorbat aman digunakan, tidak berasa dan dapatdigunakan pada pH tinggi. Kemungkinan cara kerjanya
adalah menghambat dehidrogenase pada mikroorganisme.
Kalium permanganat (KMnO4) sering pula digunakan dan cara kerjanya adalah sebagai oksidan
yang kuat. Secara tradisional sering digunakan kunyit, jahe dan bawang putih.
Cara Kerja
1. Sebarlah 500 l biakan bakteri (perkelompok satu macam bakteri) ke dalam cawan petri
yang berisi media TSA. Diamkan selama 10 menit hingga kering.
2. Pada satu cawan beri sedikit bubuk kalium permanganat, CuSO4 dengan menggunakan
sundip yang telah dicelupkan pada alkohol dan dibakar dan pada satu sumur teteskan 50
l alkohol 70%.
3. Pada cawan kedua taruhlah irisan tipis bawang putih, jahe dan kunyit yang dipotong
menggunakan pisau steril dengan menggunakan pingset.
Inkubasi cawan saudara pada 37℃ selama 1 malam dan amati zona bening yang
terbentuk