PERCOBAAN VII
OLEH :
NAMA : HERDIANTO N.
KELOMPOK : V (LIMA)
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua. Protein merupakan
suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh karena zat ini disamping
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-
Kandungan protein pada pangan sangat bervariasi, namun pada umumnya sumber
hewani cenderung lebih unggul baik kuantitas maupun kualitas proteinnya jika
Asam amino adalah senyawa organik yang terjadi secara alami sebagai
penyusun protein memiliki gugus amino (NH2), gugus asam karboksilat (COOH)
serta rantai samping yang spesifik untuk setiap jenis asam amino yang terikat pada
karbon yang sama. Sifat substituen R sangat bervariasi. Asam amino seringkali
disebut dan dikenal sebagai zat pembangun yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme protein. Analisis asam amino ini sangat diperlukan, misalnya untuk
untuk analisis cairan biologi dan hidrolisat protein (Gianto dkk., 2017).
Hidrolisis adalah reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang
menghasilkan satu zat baru atau lebih dan juga menyebabkan suatu larutan
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dikaji pada percobaan hidrolisis protein dan
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan hidrolisis protein dan identifikasi
amino.
D. Manfaat
amino.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah jenis molekul alami yang menunjukkan keunikan fungsi dan
sifat dalam bahan biologis dan lapangan manufaktur. Ada banyak nanomaterial
yang berasal dari protein, albumin, dan gelatin. Nanopartikel ini memiliki sifat
partikel. Partikel ini memiliki kemampuan untuk mengikat secara kovalen dengan
faktor seperti waktu, suhu, agen hidrolisis atau aditif yang berbeda. Inilah alasan
mengapa tidak ada metode hidrolisis yang dapat sepenuhnya membebaskan semua
polipeptida/protein dapat dilakukan dengan 2 cara utama yaitu secara kimiawi dan
enzimatik. Hidrolisis kimia dapat dilakukan dalam kondisi asam atau basa.
Ikatan peptida juga disebut sebagai ikatan amida, terbentuk antara atom α-
nitrogen dari satu asam amino dan karbon karbonil dari asam amino kedua.
Disebut ikatan isopeptida mengacu pada ikatan amida antara amina rantai
samping atau karbon karbonil pada rantai samping daripada α-amina atau α-
dengan gugus α-amino sistein. Selama translasi, ikatan peptida terbentuk dari
amino (N) ke terminal karboksil (C) dengan menghilangkan air (juga disebut
sebagai dehidrasi atau kondensasi) dan dikatalisis oleh RNA (disebut sebagai
Identifikasi asam amino dari hasil hidrolisis dapat dilakukan dengan beberapa
uji kualitatif, salah satunya uji nihindrin. Uji ninhidrin digunakan untuk
menunjukkan ada tidaknya gugus amin. Caranya dengan ditetesi sampel dengan
larutan ninhidrin secukupnya dan didiamkan hingga 5 menit. Jika sampel berubah
warna menjadi ungu maka terdapat gugus amina dalam hasil ekstraksi yang
didapat. Uji ninhidrin ini merupakan uji kualitatif dengan dasar asam amino
Asam nitrat adalah asam serbaguna. Asam nitrat bisa menjadi bagian dari final
produk seperti dalam reaksi dengan poli alkohol untuk membentuk ester organik
dan anorganik. Ester campuran ini menarik karena sifat ganda mereka yang sangat
dinamit tetapi ester ini dapat digunakan untuk angina pektoris manajemen.
Kegunaan lain dari asam nitrat adalah sebagai oksidan dalam Karbohidrat Kimia.
Asam aldarit, α,ω-asam dikarboksilat, adalah diperoleh dari gula rantai terbuka
1. Alat
asam amino adalah pipet tetes, gelas kimia 100 mL dan 250 mL, erlenmeyer 50
mL, labu takar 50 mL, gelas ukur 10 mL, batang pengaduk, spatula, hot plate,
2. Bahan
identifikasi asam amino adalah asam sulfat (H2SO4) pekat, asam nitrat (HNO3)
pekat, larutan natrium hidroksida (NaOH) 40%, larutan ninhidrin 0,1%, larutan
Pb asetat (PbCH3COOH) 5%, akuades (H2O), putih telur, kertas pH, tisu,
5 mL putih telur
Hidrolisat
- diamati warnanya
- diukur pH-nya
- ditambahkan NaOH sedikit demi sedikit
hingga pH-nya normal
- disaring sambal ditambahkan air panas
sedikit demi sedikit
Filtrat Residu
a. Uji Ninhidrin
Filtrat
Larutan berwarna
hitam pekat
Filtrat
Larutan berwarna
hitam
c. Uji Asam Amino Mengandung Inti Benzena
Filtrat
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
Ditambahkan 10 mL NaOH pH = 7
4. sampai pH larutan netral + air
larutan Berwarna
mendidih
hitam
Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Gambar
Uji ninhidrin
3 mL Filtrat + 1 mL Larutan berwarna hitam pekat
ninhidrin 0,1%+
1.
dipanaskan hingga
mendidih
a. Uji Ninhidrin
B. Pembahasan
Protein juga merupakan suatu polimer yang terdiri dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein memiliki banyak fungsi
diantaranya sebagai enzim, hormon dan antibodi. Protein menjadi salah satu
asupan nutrisi paling penting di dalam tubuh (Sawitri dkk., 2014). Bahan
makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun
mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati
adalah kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu, serta kacang-
kacangan lainnya. Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas (nilai gizi)
identifikasi asam amino adalah menghidrolisis protein secara kimia. Sampel putih
telur direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat kemudian diautoklaf. Fungsi
penggunaan asam sulfat adalah untuk memecah protein yang ada pada susu bubuk
sampel dengan uap air panas yang bertekanan. Sampel yang telah diautoklaf,
yang semula asam. Penetralan dilakukan agar protein yang ada pada sampel tidak
rusak. Filtrat yang telah netral dicuci dengan air panas untuk diperoleh filtrat
telah dihidrolisis. Uji pertama adalah uji ninhidrin yang dilakukan dengan
mereaksikan filtrat hasil hidrolisis dengan larutan ninhidrin 0,1% dan dipanaskan
hingga mendidih. Pemanasan dilakukan dengan tujuan agar protein pada sampel
putih telur dapat terdenaturasi. Reaksi positif tejadi jika terdapat perubahan warna
ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus dan ketika direaksikan dengan
membentuk Pb-S.
Uji ketiga adalah uji asam amino yang mengandung inti benzena. Uji ini
dilakukan dengan mereaksikan filtrat hasil hidrolisis dengan larutan asam nitrat
terjadi reaksi nitrasi pada inti benzena membentuk endapan berwarna putih.
berupa larutan hitam pekat, uji asam amino mengandung sulfur karena di dalam
larutan terdapat endapan serta perubahan warna coklat dan uji mengandung inti
benzen pada asam amino berupa perubahan warna menjadi kuning kecoklatan.
Hasil ini menunjukkan bahwa sampel putih telur yang dianalisis harusnya terdapat
asam amino di dalamnya, akan tetapi dari beberapa uji yang dilakukan terdapat
protein dan identifikasi asam amino maka dapat disimpulkan bahwa protein dapat
identifikasi asam amino pada filtrat hasil hidrolisis dapat dilakukan melalui
beberapa uji yaitu dengan uji ninhidrin yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi hitam pekat, uji amino mengandung sulfur ditandai dengan adanya
endapan berwarna coklat dan uji amino mengaundung inti benzena yang ditandai
perubahan warna larutan menjadi kuning kecoklatan. Namun pada percobaan kali
ini, uji ninhidrin mengalami kegagalan dalam mengidentifikasi asam amino, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kurangnya ketelitian praktikan
Dietzen, D. J., 2018, Amino Acids, Peptides and Proteins. In Principles and
Applications of Molecular Diagnostics), 1(1).
Mustățea, G., Ungureanu, E. L. dan Iorga, E., 2019, Protein Acidic Hydrolysis for
Amino Acids Analysis in Food Progress Over Time: A Short Review,
Journal of Hygienic Engineering and Design, 131 (2).
Natsir A.N. dan Shofia L., 2018, Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap
Merah dan Ikan Kerapu Bebek, Jurnal Biology Science & Education, 7(1).
Norra, B. I., Hendrika T. P., Rohmah A. A. dan Nabinya I., 2021, Identifikasi
Pemahaman Umum Ayam (Gallus Gallus) dan Ikan Mujair (Oreochromis
Mossambicus) pada Mahasiswa Uin Walisongo Semarang, Bio-Lectura:
Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1).
Taniyo, W., Salimi Y. K. dan Iyabu H., 2021, Karakteristik dan Aktivitas
Antioksidan Hidrolisat Protein Ikan Nike (Awaous melanocephalus),
Dalton: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia, 4(2).
Verma D., Neha G., Shreya K., Siddhartha M. dan Upendra., 2018, Protein Based
Nanostructures for Drug Delivery, Journal of Pharmaceutics, 1(1).
LAPORAN SEMENTARA
Alat : Pipet tetes, gelas kimia 100 mL dan 250 mL, Erlenmeyer 50
Bahan : Asam sulfat (H2SO4) pekat, asam nitrat (HNO3) pekat, larutan
Data Pengamatan :
Asisten Praktikum,