PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman
dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
pertumbuhan.
Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta
faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara
pengamatan tanah di lapangan disebut pedologi. Apabila tanah yang
dipelajari berkaitan dengan pertumbuhan tanaman disebut edaphologi.
Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang tanah maka
Ilmu Tanah menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga untuk dapat
mempelajari dengan baik perlu pengelompokan lebih lanjut ke dalam
bidang-bidang yang lebih khusus. Beberapa bidang khusus dalam Ilmu
Tanah tersebut salah satunya adalah fisika tanah. Fisika tanah adalah ilmu
yang mempelajari sifat-sifat tanah seperti tekstrur tanah, struktur tanah,
konsistensi, bulk density, porositas tanah, warna tanah dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat fisik tanah?
C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui sifat fisik tanah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusunan tanah yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%).
Tabel system USDA klasifikasi ukuran, jumlah, dan luas permukaan
fraksi-fraksi tanah.
3
3. Maka tanah yang baik dicerminkan oleh komposisi yang ideal,
sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai
ketersediaan yang optimum bagi tanaman,namun dari segi nutrisi
tanah lempung lebih baik ketimbang tanah bertekstur debu.
1. Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket. (tanah berpasir)
2. Sebaliknya,jika partikel tanah terasa halus, dan engket. (tanah liat)
3. Tanah yang bertekstur debu akan mempunyai partikel –partikel yang
terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket.
4. Tanah yang bertekstur lempung akan mempunyai partikel yang
mempunyai rasa secara proporsional.
4
Diagram segitiga kelas tekstur Tanah USDA
Hasil penetapan menurut metode rasa ini akan makin baik apabila
untuk setiap titik pengamatn dilakukan beberapa kali, paling tidak tiga
kali.
2. Struktur
5
jika kering) atau apabila dilumat air membentuk pasta disebut juga tanpa
struktuk.
1. Tipe, indicator bentuk dan susuna ped, yaitu: bulat, lempeng, balok dan
prisma
2. Kelas, indikator berbentuk struktuk yang berbentuk dari ped-ped
penyusunannya, menghasilkan 7 tipe struktur tanah, sebagaimana
tertera pada table 3.4
3. Gradasi, indicator derajat agregasi atau perkembangan struktur yang
dibagi menjadi:
a) tanpa struktur, jika agregasi tak terlihat atau berbatas tidak jelas atau
baur dengan bata- batas alamiah
b) lemah, jika ped sulit berbantuk tetapi terlihat
c) sedang, jika ped dapat terbentuk dengan baik, than lama dan
jelas,tetapi tak jelas pada tanah utuh
6
d) kuat, jika ped kuat, pada tanah utuh jelas terliha anatara tanah ped
terikat lemah namun tahan jika dipindahkan dan hanya terpisah
apabila terganggu.
Stabilitas ped yang terbentuk (juga agregat) terganggu pada dua kondisi
yaitu:
3. Konsistensi Tanah
7
perubahan bentuk,yaitu nonplatis (kaku), agak plastis, plastis dan sanagt
plastis.
2. Konsistensi kelembaban (kadar air antara kapasitas lapangan dan kering
udara), untuk memilih derajat kegemburan keteguhan tanah, dipilah
menjadi: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh dan
ekstrem teguh.
3. Konsistensi kering (kadar air kondisi kering udara) untuk menilai
derajat kekerasan tanah, yaitu: lepas, lunak, agak keras, sangat keras,
dan ektrem keras.
(1)Tekstur,
(2)Sifat dan jumlah koloid organic maupun anorganik,
(3) struktur dan trutama
(4) kadar air tanah.
4. Bobot Tanah
8
5. Porositas
Prositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara,
sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah
yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk
pergerakan air dan udara masuk- keluar tanah secara leluasa, Sebaliknya
jika tanah tidak poreus.
Dalam masalah porositas persatuan volume tanah ini ada tiga fenomena
yang perlu diperhatikan secara seksama, yaitu:
1. Dominasi fraksi pasir akan menyebabkan terbentuknya sedikit pori-
pori makro (dari 5.700 partikel per g tanah terbentuk. Pada kondisi
lapangan, sebagaian besar ruang pori terisi oleh udara, sehingga pori-
pori makro disebut juga pori terisi oleh udara, sehingga pori-pori
makro disebut juga pori aerasi, atau dari segi kemudahan nya dilalui
air (permeabilitas) disebut juga sebagai pori drainase.
2. Dominasi fraksi liat akan menyebabkan terbentuknya banyak pori-pori
mikro. Pada kondisi lapangan, sebagian besar ruang pori terisi air,
sehingga pori-pori mikro ini disebut juga pori kapiler.
3. Dominasi fraksi debu akan menyebabkan terbentuknya pori-pori meso
dalam jumlah sedang. Hal ini menyebabkan air dan udara cukup
mudah masuk-keluar tanah, sebagai air akan tertahan. Dilapangan,
sebagaian besar ruang pori terisi oleh udara dan air dalam jumlah yang
seimbang, sehingga pori-pori meso termasuk juga pori drainase,
sehingga cukup permeable.
9
a. Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang
bertekstur lempung berpasir atau lempung berpasir halus,
b. Tana bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir
sangat halus, lempung , lempung berdebu atau debu, dan
c. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat,
lempung liat berpasir atau lempung liat berdebu
3. Cepat merupakan karakter tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir ,
yaitu tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir
atau pasir berlempung.
6. Aerasi Tanah
Aerasi tanah merupakan istilah yang mengindikasikan kondisi tata-udara
(keluar-masuknya udara) dalam tanah. Aerasi baik berarti keluar-
masuknya udara dari dan kedalam tanah terjadi tanpa hambatan,
sedangkan aerasi buruk berarti sebaiknya. Padatan haberaerasi buruk,
Baver, baver (1951) mengemukakan akan terjadi penghambatan terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman akibat tertekannya:
1. Pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman;
2. Respirasi akar
3. Absorpsi (penyerapan) air dan unsure hara. Menurut Lawton cit.
Kohoke (1980), serapan hara yang paling terganggu adalah kalium,
kemudian kalsium, magnesium, nitrogen dan fosfer.
4. Akivitas mikrobia yang terkait dengan kesuburan tanah.
Hal ini terutama terkait dengan proses respirasi akar tanaman yang
menyerap O3 dari udara tanah dan melepaskan CO2 sehingga jika aerasi
buruk akan terjadi akumulasi CO2 dan deficit O2 konsekuensinya respirasi
akar dan aktivitas mikrobio aerobik (mutlak butuh oksigen) yang terlibat
dalam penyedian hara akan terganggu. Apabila respirasi terganggu, maka
penyerapan hara melalui mekanisme aktif yang terganggu, maka
penyerapan hara melalui mekanisme aktif yang membutuhkan energy
kimiawi (ATP) hasil proses respirasi juga akan terhambat. Kemudian
10
secara keseluruhan akan menghambat perkembangan akar dan
pertumbuhan tanaman.
7. Temperatur Tanah
11
molekuler. Dalam “Handbook of Chemistry and Physics”, temperature
didefinisikan sebagai “kondisi suatu bodi yang menentukan transfer panas
ke atau dari bodi lainnya.”Temperatur dinyatakan dalam derajat:
Jumlah panas yang ada dalam suatu bodi disebut sebagai kapasitas
thermal atau kapasitas panas. Kapasitas thermal suatu substansi dapat
didefinisikan sebagai jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah
temperatur per satuan bobot massa substansi tersebut. Satuan kapasitas
panasa dalah gram per kalori (g cal-1), yaitu jumlah panas yang
dibutuhkan untuk mengubah temperatur 1 gram air dari 15 menjadi 16
˚C. Panas spesifik adalah kapasitas panas suatu substansi yang
dihubungkan dengan sifat air ini, yang berpanas-spesifik air = 1 cal g -1,
sedangkan kebanyakan mineral-mineral penyusun tanah berpanas-
12
spesifik hamper 0,2cal g-1. Secara umum semua substansi berkapasitas-
panas lebih kecil dari air (Kohnke, 1980).
Temperatur tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor,
dengan dua sumbe rpanas, yaitu radiasi sinar matahari dan langit
(dominan), serta konduksi dan interior tanah (sangat sedikit). Faktor –
factor eksternal (lingkungan) yang berperan menyebabkan terjadinya
perubahan temperature tanah meliputi:
1) Radiasi solar. Jumlah panas matahari yang mencapai permukaan bumi
adalah 2 cal-1 cm-2 menit-1atau 2 langleys menit-1, namun yang benar-
benar diterima oleh permukaan tanah jauh berkurang, tergantung
pada: a) sudut-sudut antar matahari – muka tanah yang dipengaruhi
oleh latitude, musim, waktu, kecuraman dan arah lereng, serta altitude
lokasinya, dan b) insulasi oleh udara, uap air, awan, debu, kabut, salju,
tetanaman dan mulsa.
2) Radiasi dari langit, yang berkontribusi relatif besar dalam menyuplai
panas pada tanah di areal yang sinar mataharinya dapat menembus
atmosfer bumi.
3) Konduksi panas dari atmosfer. Oleh karena konduksi panas yang
menerobos udara adalah sedikit, maka efeknya terhadap temperature
tanah hanya penting apa pula terjadi kontak dengan tanah.
4) Kondensasi, merupakan proses eksothermik. Apabila uap air dari
atmosfer atau dari kedalaman tanah yang berada berkondensasi di
dalam tanah maka akan terjadi peningkatan temperature tanah, hingga
5˚C atau lebih.
5) Evaporasi, merupakan proses endothermik yang berefek kebalikan (4).
6) Curah hujan, berperan menurunkan tempetur tanah.
7) Insulasi, dapat berupa tanaman penutup tanah mulsa, salju, awan dan
asap yang menghalangi sampainya radiasi matahari ke permukaan
tanah, dan
8) Vegetasi, melalui pengaruhnya terhadap transpirasi, repleksi radiasi
dan energy yang digunakannya untuk fotosintesis akan menurunkan
13
temperature iklim mikro dan secara tidak langsung juga temperature
tanah.
14
5) Strukur, Tekstur dan Kelembaban Tanah. Tanah padat mempunyai
konduktivitas thermal lebih besar ketimbang tanah yang gembur,
akibat udara yang mengisi tanah gambar ini mempunyai konduktivitas
thermal yang jauh lebih rendah ketimbang air, apalagi ketimbang
partikel-partikel tanah.
6) Garam-garam terlarut, mempengaruhi evaporsi, kesuburan tanah dan
aktivitas biologis tanah, sehingga secara tidak langsung berpengaruh
terhadap temperature tanah. Kadar garam yang tinggi akan menekan
aktivitas biologi sini.
≥5 <5
<8 Frigid Isofrigid
8 – 15 Mesik Isomesik
15 – 22 Thermik Isothermik
>22 Hyperthermik Isohyperthermik
8. warna tanah
15
Warna tanah merupakan komposit (campuran) dari warna-warna
komponen penyusunnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman
dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
pertumbuhan.
Fisika tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat tanah seperti
tekstrur tanah, struktur tanah, konsistensi, Bobot tanah, porositas tanah,
aerasi tanah, temperature tanah, warna tanah dan lain-lain.
B. SARAN
- Sebaiknya mahasiswa mencari ilmu tentang sifat – sifat dasar fisika
tanah.
- Mahasiswa sebaiknya sering sering membaca dan menulis buku.
16
DAFTAR PUSTAKA
17