Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR I

RITUS PEMBUKA DALAM PERAYAAN EKARISTI

A. STANDAR KOMPETENSI :
Memahami Ekaristi sebagai pengetahuan yang membantu para siswa dapat menghayati dan
menjadikan Ekaristi sebagai bagian dari hidupnya. Dengan demikian dapat mengamalkan nilai-nilai
Ekaristi dalam hidupnya.

B. KOMPENTENSI DASAR :
1.1 Memaknai dan mengenal ritus pembuka sebagai ritus yang mempersatukan umat yang
berhimpun.

C. INDIKATOR : - Menyebutkan bagian-bagian ritus pembuka


- Menyebutkan syarat-syarat sebuah kata pengantar
- Menyusun kata pengantar
- Menyusun doa pembuka
- Mendemonstrasikan hasil penyusunan kata pengantar
- Mendemonstrasikan penyusunan doa pembuka
D. MATERI POKOK

K
R
E
A
P
N
y
e
is
r
a
k
P
E
3.1 RITUS PEMBUKA

Perayaan Ekaristi merupakan perayaan kehadiran Yesus Kristus dalam persekutuan umat
beriman. Perayaan ekaristi tidak dipimpin oleh awam tetapi oleh kaum tertabis (Imam, uskup,
Kardinal, Paus). Bagian pokok perayaan ekaristi adalah liturgy sabda dan liturgy ekaristi. Sebelum
liturgy sabda ada ritus pembuka dan sesudah liturgi ekaristi ada ritus penutup. Walaupun ada bagian
yang disebut sebagai bagian pokok, namun tidak berarti bagian-bagian lain yang bukan bagian-bagian
pokok tidak penting. Semuanya penting karena tiap-tiap bagian memiliki maknanya sendiri-sendiri.
Ekaristi juga sering disebut sakramen paling utama atau pusat seluruh kehidupan Kristen
karena ; 1). Dalam perayaan ekaristi terletak puncak karya Allah menguduskan dunia dan puncak karya
manusia memuliakan Allah lewat Kristus dan Roh Kudus.
2). Dalam perayaan ekaristi kita merayakan misteri pembebasan kita dari dosa.
Dalam perayaan ekaristi mengalirlah rahmat kepada manusia. Manusia memperoleh pengudusan dan
Allah dimuliakan yang merupakan tujuan semua usaha dan karya manusia
 Makna dasar ritus pembuka adalah kehadiran Kristus di tengah umat yang berhimpun dan
sedang berdoa.
 Makna dasar Liturgi sabda adalah kehadiran Tuhan dalam sabdanya.
 Makna dasar Liturgi ekaristi adalah: kehadiran Tuhan dalam roti dan anggur.
 Makna dasar Ritus penutup adalah kehadiran Tuhan yang mengutus gereja dan menyertainya
dengan berkatnya.

Ritus pembuka bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat agar
dapat mendengarkan sabda Allah dan merayakan ekaristi dengan layak. Ritus pembuka kadang dapat
dilaksanakan secara khusus asalkan sesuai dengan kaidah-kaidah buku-buku liturgy (Pedoman Umum
misale Romawi-PUMR 46), misalnya misa pada rabu abu : bagian tobat dilaksanakan sesudah homili
sebagai tanggapan atas sabda Allah melalui pertobatan dan penerimaan abu (Sumber: Martasudjita, E.
Pr: Tinjauan Teologis liturgis dan pastoral, Yokyakarta: kanisius 2005)

Nilai - Nilai Ekaristi


Ekaristi memiliki nilai-nilai antara lain:
1. Puji Syukur
Jemaat Kristen adalah jemaat yang sudah ditebus dan sudah diselamatkan. Jadi panggilan utama
kita bukan mengejar tiket masuk surga atau mengejar keselamatan tetapi bergabung bersama
para malaikat dan orang kudus di surga untuk melambungkan pujian dan memuliakan Allah.
Orang yang dipenuhi dengan puji syukur akan melakukan apa yang baik dan benar dengan
sukacita dan bukan bermuram muka
2. Hidup bersaudara
Perayaan ekaristi bukanlah doa pribadi tetapi merupakan doa resmi gereja. Dengan demikian
kita diarahkan untuk menyadari diri sebagai suatu jemaat. Dalam suatu jemaat, umat dijadikan
bersaudara dalam iman
3. Bersedia diutus
Setelah mendengar sabda Tuhan dan mengamininya, kita dipanggil untuk mewartakan sabda
Tuhan dalam kehidupan harian kita,

Bagian-bagian ritus pembuka


1. Perarakan masuk
Dalam perarakan masuk imam dan para pelayan atau petugas ekaristi masuk ke tempat ibadat
dan menyatukan seluruh jemaat yang lebih dahulu berkumpul.
2. Nanyian Pembuka
Nyanyian pembuka berfungsi:
 Mengiringi perarakan para petugas liturgy memasuki tempat ibadat
 Membina persekutuan umat. Dengan demikian umat harus berpartisipasi dalam nyanyian
pembuka, bernyanyi dengan suara lantang dan dengan sepenuh hati
 Menghantar umat memasuki misteri yang sedang dirayakan
3. Tanda Salib
Tanda salib pertama kali dipakai sejak zaman para rasul. Yang dibaptis diberi tanda dalam
nama Yesus sebagai suatu tanda perlindungan. Tanda salib melambangkan: kesengsaraan
sekaligus kemenangan (Why 7:3, Yeh. 9:6). Kristus merentangkan tangan di salib
melambangkan Kristus yang hendaknya merangkul, melindungi, mendampingi dan memeluk
alam semesta.
Dalam perayaan Ekaristi tanda salib digunakan hanya dua (2) kali yaitu:
● Tanda salib yang diikuti dengan salam pada bagian pembukaan
● Tanda salib menjelang pengutusan
Ritus membuat tanda salib pada dahi saat menyebut Bapa, pada dada saat menyebut Putra,
pada pangkal lengan kiri untuk menyebut Roh Kudus dan pada pangkal lengan kanan untuk
menyebut amin.

4. Salam
Salam liturgis kita berbunyi:
P: Semoga damai sejahtera dari Allah bapa dan dari putraNya Yesus Kristus senantiasa
menyertai kita
U: Sekarang dan selama- lamanya

Kata-kata salam dari imam: “Tuhan sertamu”, mau menyatakan bahwa Tuhan sungguh-
sungguh hadir menyertai jemaat. Jawaban umat: “dan sertamu juga”, menunjukan bahwa
Tuhan yang sama juga hadir dalam diri imam.
Dengan demikian kata salam tidak dapat diganti dengan salam lain yang bersifat profan seperti
selamat pagi atau selamat datang bapak-bapak dan ibu-ibu. Salam harus bersifat ilahi dan
bukan bersifat profan.

5. Kata Pengantar
Kata pengantar berfungsi untuk menghantar jemaat untuk mengetahui tema atau inti mistereri
yang dirayakan. Kata pengantar mulai digunakan pada misa romawi Paulus VI 1970
Syarat-syaratnya:
 Tidak boleh terlalu panjang
 Menyinggung inti perayaan
 Penutup kata pengantar berupa ajakan untuk penelitian bathin menjelang
pernyataan tobat

6. Ritus tobat & Tuhan kasihanilah


 Makna ritus tobat adalah untuk menyadari ketidakpantasan di hadapan Allah
 Pertobatan pertama – tama adalah karya rahmat Allah.
 Dasar biblis ritus tobat ; Yes 6:4 dan Luk 5:8.
 Manusia bertobat, agar karya Allah berlangsung terus dalam seluruh hidup kita di dunia.
 Tobat tidak berarti manusia tidak melanggar perintah Allah lagi tetapi manusia
menanggapi undangan Allah serta memulihkan kembali hubungan dengan Allah dan
sesama. Kristus menghendaki supaya gereja menjadi tanda dan alat pengampunan. Kristus
mempercayakan pelaksanaan kuasa abslolusi kepada jabatan apstolik.
 Pengakuan terhadap imam merupakan bagian hakiki dari sakramen pengakuan. Para
uskup dan imam telah menerima wewenang berkat sakramen Tabhisan untuk
mengampuni segala dosa atas nama bapa, putra dan Roh Kudus.
 Ritus tobat sering disebut Tuhan kasihanilah kami. Namun Tuhan kasihanilah kami
hanyalah satu bagian dari ritus tobat.:
 Ritus Tobat mencakup
 Ajakan penelitian bathin, menyadari kesalahan atau dosa
 Pernyataan pengakuan atau tobat bersama : saya mengaku
 Absolusi umum atau saat pengampunan
 Tuhan kasihanilah

Saat kita mengucapkan saya mengaku, biasanya ada tepukan dada yang melambangkan
penyesalan. Sebenarnya bukan dada yang dimaksudkan tetapi hati karena dibalik dada ada
hati. Dan yang merusak hubungan dengan Allah adalah berawal dari hati. Dasar biblisnya
Luk 23:48, Luk 18: 13, Mark 7:21
 Istilah-istilah yang berhubungan dengan pertobatan antara lain
 Penitensi : Penyilihan
 Indulgensi : Penghapusan siksa dosa
 Absolusi: Pengampunan

7. Madah Kemuliaan
 Kemualiaan mulai dikenal dalam Liturgi Romawi sekitar abad 6M. M
 Madah kemuliaan digunakan terinspirasi nyanyian para malaikat di Betlehem pada saat
kelahiran Yesus.
 Madah ini bertujuan untuk memuliakan Allah Bapa dan PutraNya. Dasar biblisnya Luk
2:14.
 Dari segi liturgi, madah ini dinyanyikan pada hari-hari Minggu kecuali dalam masa adven
dan prapaskah. Madah kemuliaan juga dinyanyikan pada hari raya dan hari-hari pesta.

8. Doa Pembuka
 Doa pembuka merupakan akhir sekaligus puncak ritus pembuka.
 Doa pembuka ditujukan kepada Allah Bapa dengan perantaraan Putera dan persekutuan
Roh Kudus. Dan pada akhirnya umat menjawab amin sebagai tanda persetujuan
 Doa ini dibuka dengan ajakan; “marilah berdoa”. Setelah itu diikuti dengan hening sekitar
sepuluh (10) detik.
 Tujuan hening dalam doa pembuka adalah untuk menyadari kehadiran Tuhan, dan dalam
bathin mengungkapkan doa pribadi atau intensi pribadi kita masing-masing.
 Isi doa pembuka mencakup hal-hal berikut:
 Sebutan untuk Allah (pujian)
 menyebutkan tema perayaan yang sedang kita rayakan
 Permohonan kepada Allah Bapa lewat Pengantaraan PutraNya dalam Persatuan
dengan Roh Kudus. Jadi doa pembuka harus didoakan secara lengkap (menyebut
Bapa, Putra, dan Roh Kudus) yang mau mengungkapkan persatuan Trinitaris (Allah
Tritungal), yang secara tidak langsung mau mengungkapkan persatuan seluruh umat
(manusia) dengan Allah.
 Persetujuan jemaat (Amin).
Doa pembuka merupakan salah satu doa presidensial yaitu: doa yang hanya didoakan oleh
Imam.
 Disamping doa pembuka, ada doa-doa lain yang hanya dibawakan oleh Imam, yakni:
 doa persiapan persembahan
 doa syukur agung
 doa sesudah komuni

BAHAN AJAR II

LITURGI SABDA DALAM PERAYAAN EKARISTI

A. STANDAR KOMPETENSI:
Memahami Ekaristi sebagai pengetahuan yang membantu para siswa dapat menghayati dan
menjadikan Ekaristi sebagai bagian dari hidupnya. Dengan demikian dapat mengamalkan nilai-nilai
Ekaristi dalam hidupnya.

B. KOMPENTENSI DASAR:
2.2 Mengenal dan memahami liturgi sabda untuk diwartakan kembali lewat perkataan dan menjadi
daya yang hidup berkat kekuatan Roh Kudus.

C. INDIKATOR: - Menjelaskan makna liturgi sabda


- Menjelaskan makna ibadat sabda
- Menjelaskan cara menyusun renungan, doa umat
- Mendemonstrasikan hasil penyusunan renungan, doa umat
- Mendemonstrasikan cara yang benar dalam membaca atau mewartakan
sabdaTuhan

D. MATERI POKOK : PERAYAAN EKARISTI

3.2 LITURGI SABDA

A. Arti Liturgi
 Kata liturgi berasal dari bahasa yunani yaitu leitourgia. Kata ini terbentuk dari kata ergon :
Karya dan Leitos: Bangsa.
 Secara harafiah leitourgia berarti: kerja atau pelayanan untuk kepentingan bangsa.
 Jadi liturgy berarti: kerja yang tidak dibayar atau pelayanan.
 Dalam Perjanjian Baru liturgi berarti melayani (Flp 2: 25.30; Rm 13:6; Ibr 1:7) Liturgi
dihubungkan dengan pelayanan kepada Allah dan kepada sesama. Pelayanan tidak terbatas
hanya dalam bidang ibadat tetapi juga dalam bidang-bidang kehidupan lain di luar ibadat
(Senin,22/10/2012: XI IPS 1: Penjelasan)

B. Teologi Sabda
 Manusia tidak dapat berpisah dari Allah,kata dan bahasa. Manusia dapat berkomunikasi dan
mengungkapkan diri, mengerti, memahami diri dan dunianya melalui bahasa. Ada bahasa
verbal (ungkapan bahasa dengan kata-kata), dan ada bahasa non Verbal (ungkapan bahasa
tanpa kata).
 Seluruh misteri pewahyuan Allah kepada manusia disampaiakan melalui kata dan bahasa.
Dalam sebuah kata tidak ada kata kosong, tetapi ada isi. Artinya ada peristiwa yang mau
diungkapkan.
 Sabda atau kata dalam kitab suci menunjukan dua hal sekaligus, yakni ungkapan bahasa dan
isi atau makna di balik ungkapan tersebut.

 Isi hanya dapat diungkapkan melalui kata atau sabda. Misalnya, Allah bersabda “Jadilah
terang (Kej 1:2) maka kata jadilah terang tidak hanya merupakan ungkapan keinginan Allah
untuk membuat terang tetapi dalam kenyataan terang benar-benar terjadi. Apa yang
dikatakan Allah benar-benar terjadi dalam kenyataan. Kata-kata yang dikeluarkan dari mulut
Allah selalu berdaya guna dan tidak kosong (Ibr 4:2).
 Sabda Allah memiliki daya dan kekuatan dinamis yang sanggup mengubah dan
menghasilkan sesuatu. “Firman yang keluar dari mulutku, ia tidak akan kembali kepadaKu
dengan sia-sia. Tetapi ia akan melaksanankan apa yang kukehendaki dan akan berhasil dalam
apa yang KUsuruhkan kepadanya” (Yes 55:10-11).
 Jadi sabda Allah berdaya mencipta yaitu membuat “ada” yang tidak ada, menjadi ada sesuai
dengan sabdanya (Kej 1:1-2; 4b).
 Pada perjanjian lama Allah berbicara lewat para Nabi, pada masa perjanjian baru ia berbicara
lewat anakNYA Yesus Kristus bukan hanya menyampaikan sabda Bapa kepada dunia tetapi
ia adalah “sang sabda” itu sendiri yang sejak kekal keluar dari mulut Bapa sebagai partner
kasih dan dialognya dalam kesatuan dengan Roh Kudus.
 Sang Sabda selalu bersama dengan Allah dan segala sesuatu dijadikan dalam Dia (Yoh 1:3)
 Puncak Sabda adalah ketika Sang Sabda menjadi manusia. Dan dimensi terdalam karya
keselamatan Allah adalah ketika kata dan tindakan Allah meresap dalam kehidupan manusia.
 Gereja terbentuk karena sabda Allah juga. Gereja adalah kumpulan orang-orang beriman
yang dipanggil dan dipilih oleh Kristus melalui sabdaNya.
 Dalam gereja dan pewartaannya Sabda Allah hadir dan dirayakan (Rm 10:8-18). Melalui
pewartaannya, kristus hadir, bersabda dan terus berkarya dalam dunia.
 Kehadiran Kristus dalam pewartaan gereja diungkapkan oleh Konsili Vatikan II, “Kristus
hadir dalam sabdaNya, sebab ia sendiri bersabda bila kitab suci dibacakan dalam gereja (SC
7).
 Pewartaan sabda bersifat sacramental. Hal ini dikaitkan dengan perkataan St. Agustinus
tentang sabda.
 Bagi St. Agustinus Sabda dilihat sebagai sacramentum Audibile (sakramen yang dapat
didengar) dan sakramen sebagai Verbum Visibile sabda yang dapat dilihat).
 Makna sakremental sabda terletak pada daya guna sabda yang berdaya mengubah dan
mencipta.
 Bahasa dan kata yang dipakai dalam pewartaan adalah bahasa symbol. Melalui symbol
mengalirlah daya kekuatan Allah yang mengubah dan menyelamatkan.
 Sebagaimana Allah, Kristus hadir dalam bahasa manusia yang terbatas. Bahasa manusia
tidak dapat mengungkapkan Allah secara lengkap. Allah tetap menjadi misteri bagi manusia.
 Supaya dapat memahami dan mengenal Allah manusia mengugunakan bahasa Analogi.
Bahasa analogi artinya bahasa yang melihat kemiripan berdasarkan perbandingan. Melalui
Analogi kita dihantar kepada realitas yang ingin disampaikan. Hanya setelah Allah
menggunakan bahasa kita, kita bisa masuk dan menangkap Allah yang bersabda.
 Jadi bukan kita yang pertama-tama datang kepada misteri Allah melainkan Allah yang
terlebih dahulu masuk ke dalam dunia kita agar kita dapat mengambil bagian dalam dunia
Allah dan berjumpa dengan Dia.

 Dalam pewartaan terjadi komunikasi dan dialog antara Kristus dan jemaat. Komunikasi
berlangsung dalam bahasa dan kata manusia. Akan tetapi isi dan realitas melampaui
ungkapan bahasanya. Struktur dialogis tampak dalam perayaaan Sabda.
C. Liturgi Sabda
1. Bacaan Pertama
o Bacaan I selalu diambil dari Kitab Suci Perjanjian Lama dan dibacakan oleh Lektor
dengan suara lantang, jelas dengan pembawaan yang pantas dan penghayatan yang
mendalam.
o Kitab Perjanjian lama pada umumnya menceritakan tentang sejarah perencanaan
maupun keselamatan umat manusia, yakni kisah Penciptaan manusia, Manusia jatuh
dalam dosa, Panggilan Abraham, Panggilan Musa, dan Panggilan Israel.
o Perjanjian Lama mengungkapkan sejarah keselamatan Allah. Allah menjanjikan
keselamatan kepada manusia.
o Setiap pembacaan Kitab Suci selalu diawali dengan kata “ Bacaan I diambil dari
Kitab…” dan diakhiri dengan kata “Demikianlah Sabda Tuhan…”

2. Mazmur Tanggapan
o Dipilih sesuai dengan bacaan yang bersangkutan.
o Dianjurkan untuk dilagukan, terutama pada bagian refren.
o Fungsi mazmur untuk menopang permenungan atas sabda Allah.
o Di dalam Kitab Mazmur, terdapat kumpulan lagu untuk umat Israel, yang selalu
dinyanyikan di Bait Allah untuk sesama dan pribadi seseorang. Nyanyian ini
dinyanyikan untuk mengungkapkan syukur dan pujian kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yakni Sang Pencipta, Sang Penyelamat, dan Sang Pengampun. Selain itu juga
bertujuan untuk mengungkapkan permohonan, permasalahan yang dihadapi dalam
hidup umat beragama (cobaan).
o Tanpa disadari umat menyanyikan Mazmur bersama Yesus. Misalnya ketika upacara
hari Sabat, Yesus mendaras Mazmur bersama murid – muridnya pada perjamuan
malam terakhir, bahkan ketika Yesus diterpaku di kayu salib.
o Yesus telah mempercayakan dan menyerahkan Kitab Mazmur kepada umat-Nya agar
umat dapat memahami makna dari semuanya itu serta selalu mengingat akan Tuhan.
o Semua yang tertulis didalam kitab Mazmur pada waktu itu, memiliki makna yang
tidak jauh dari kehidupan masa kini. Sehingga akan menjadi sangat penting bagi kita
sebagai umat-Nya untuk memperkaya diri dengan iman, doa, pujian, seraya
mengucapkan atau menyanyikan Mazmur.
o Dengan demikian, Mazmur merupakan salah satu alat komunikasi bagi umat untuk
menyampaikan syukur, pujian, dan permohonan kepada Ia di Surga melalui utusan-
Nya Yesus Kristus dalam bentuk nyanyian.
3. Bacaan Kedua
o Bacaan II biasanya diambil dari Kitab Perjanjian Baru, dan pada umumnya diambil
dari Surat – surat.
o Bacaan II dibacakan setelah Mazmur Tanggapan.

4. Bait Pengantar Injil (Alleluya)


o Bait Pengantar Injil dinyanyikan setelah bacaan II.
o Nyanyian ini bertujuan untuk merenungkan Sabda Allah dari bacaan I dan II yang
telah didengarkan. Selain itu, juga bertujuan untuk mengantarkan umat untuk
mempersiapkan diri mendengarkan Bacaan Injil yang akan diwartakan.
o Hendaknya nyanyian itu sesuai dengan tema injil.

5. Bacaan Injil
o Bacaan Injil diambil dari keempat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
o Pada bacaan Injil diajak untuk mendengarkan sabda Allah. Bacaan Injil biasanya
diawali dengan kata – kata :
P : Tuhan sertamu
U : Dan sertamu juga
P : Inilah Injil Tuhan kita Yesus Kristus menurut Santo…
U : Dimuliakanlah Tuhan
(diikuti dengan tanda salib kecil di dahi, bibir dan dada).
Arti ketiga tanda salib kecil itu adalah:
 Membuka pikiran untuk menerima sabda
 Mengakuinya dengan mulut
 Menyimpan didalam hati untuk dilaksanakan.
Dan diakhiri dengan kata – kata :
P : Demikianlah Injil Tuhan
U : Terpujilah Kristus
o Sebelum Injil dibacakan, biasanya diawali dengan pendupaan yang bersifat aromatik.
 Tujuan pendupaan adalah untuk membuat suasana menjadi lebih sakral dan mistis.
Juga dipercaya sebagai pemurnian dan pengudusan.
 Asap dupa dimaknai oleh umat Kristen sebagai salah satu sarana agar doa – doa
umat dapat tersampaikan atau didengarkan di Surga.
 Selama pembacaan Inji usahakan pendupaan tetap menebarkan aromanya dan
asapnya.
 Saat mendupakan umat, alat pendupaan digoyang 3 kali yakni ke tengah, kiri dan
kanan.
 Penggunaan dupa saat misa antara lain;
 Pada permulaan misa untuk menghormati altar dan salib
 Waktu Injil dibacakan
 Sesudah roti dan anggur disiapkan di atas altar untuk mendupai bahan
persembahan, salib, altar, imam dan jemaat
 Saat hosti dan piala diperlihatkan kepada umat setelah konsekrasi.
 Selain itu, kita juga melihat imam mendupai peti jenazah sebagai tanda hormat
kepada tubuh yang telah meninggal dan yang menjadi bait Roh kudus serta
sebagai tanda doa- doa umat beriman untuk orang meninggal.
o Bacaan Injil merupakan puncak dari liturgi sabda sehingga bacaan Injil dihormati
melebihi bacaan lain.

Penghormatan Injil selalu ditunjukkan ketika :


 Injil dibacakan oleh Diakon atau Iman kecuali pada saat ibadat.
 Pendupaan.
 Pembuatan tanda salib kecil.
 Pada saat injil dibacakan umat berdiri.
 Sesudah pembacaan Injil Diakon atau Imam mencium atau mengecup Kitab Suci
sambil berdoa.
o Dalam liturgi, Gereja membagi bacaan-bacaan misa ke dalam lingkaran 3 tahun yaitu
tahun A, B, dan C.
 Tahun A : Injil Matius
 Tahun B : Injil Markus
 Tahun C : Injil Lukas
Sementara Injil Yohanes dibacakan setiap tahun pada hari-hari minggu adven, selama
masa paskah, juga pada hari-hari minggu tertentu pada tahun B.
o Saat Kitab suci dibacakan sebenarnya umat tidak perlu membaca dan membuka KS,
karena pada saat itu Allah sendiri sedang bersabda dan umat wajib untuk
mendengarkannya.

6. Aklamasi Sesudah Injil

7. Homili / Khotbah
o Homili bertujuan untuk menyadari Sabda Allah bagi umat. Dapat juga diadakan tukar
menukar pengalaman iman, akan tetapi bukan berarti berdiskusi.
o Biasanya homili dilakukan dalam perayaan liturgi oleh Imam dan selalu berdasarkan
bacaan Injil pada hari itu (bacaan sesuai penanggalan liturgi).
o Homili itu sendiri adalah penjelasan atau penguraian tentang bacaan Kitab Suci dan
merupakan percakapan dari hati ke hati antara Allah dan manusia. Bukan persuasi,
bukan juga kritik apalagi agitasi politik, tetapi penjelasan/uraian atas Kitab Suci yang
telah dibacakan.
o Tanda salib sebelum dan sesudah homili tidak perlu.
o Dasar biblis homili adalah Injil Mrk 16:15.
o Homili berbeda dengan kotbah.
 Homili adalah substansi kotbah. Kotbah berasal dari bahasa Arab khutba artinya:
pewartaan sabda Allah bertolak dari pengalaman iman dan tidak selalu
merupakan penjelasan teks kitab suci.
 Sejak Vatikan II Kotbah dimasukan dalm liturgi sehingga kotbah sebenarnya
menjadi homily juga. Arti kotbah dan homili saat ini dicampuradukan.
 Homili hanya dilakukan dalam perayaan liturgi oleh Imam dan selalu
berdasarkan teks yang ditentukan dalam penanggalan liturgi.
 Sedangkan kotbah dapat dilakukan oleh umat dan tidak harus berdasarkan teks
yang ada dalam penanggalan liturgi, dapat dilakukan diluar perayaan liturgy dan
diarahkan untuk pertobatan orang.
o Hanya Imam yang berhomili karena Imam ditahbiskan untuk berhomili dan bersaksi.
Pada saat ditahbiskan menjadi diakon, uskup berpesan: Terimalah Injil Kristus ini dan
berusahalah supaya apa yang engkau percaya dan apa yang engkau ajarkan, engkau
laksanakan.

o Imam adalah Pribadi Kristus atau In Persona Christi sekaligus juga Pribadi Gereja
atau In Persona Ecclesiae. Dengan demikian Imam memiliki hak khusus untuk
berhomili dan kerjanya adalah menguraikan Wahyu Ilahi untuk memperkaya iman
umat.

8. Syahadat
o Syahadat diartikan juga sebagai tanggapan iman atau pernyataan Iman.
o Umat diajak untuk menyatakan iman dengan mengucapkan Syahadat bersama –
sama, baik antara Imam dengan umat, silih berganti antara umat disebelah kiri dengan
umat disebelah kanan, maupun didoakan/diucapkan secara bersama - sama.
o Adanya syahadat dengan maksud:
a. Agar jemaat mengiakan atau mengamini sabda Allah yang ba ru saja didengarkan
dalam bacaan dan homili
b. Agara jemaat dapat mengingat kembali pokok-pokok iman kepercayaan sebelum
memulai perayaan atau Liturgi Ekaristi.
o Syahadat selalu dipakai pada misa hari minggu, hari raya, serta hari khusus.
Dilakukan atau didoakan setelah homili.

9. Doa Umat
o Doa Umat biasanya dalam bentuk permohonan umat pada Allah di Surga. Doa Umat
didoakan secara bersama – sama dalam bentuk resmi dengan wujud pasrah. Bukan
untuk kepentingan pribadi saja, tetapi juga untuk seluruh Gereja bahkan seluruh
masyarakat.

o Ujud – ujud doa umat antara lain :


 Untuk kepentingan Gereja.
 Untuk para Penguasa Negara
 Untuk kesejahteraan seluruh dunia
 Untuk orang – orang yang menderita
 Untuk umat setempat
o Ujud – ujud doa tersebut dibawakan oleh diakon atau wakil umat atau lektor atau
anggota umat lain dari mimbar atau tempat lain yang cocok. Sambil berdiri, seluruh
umat mengikuti doa ini dan ikut terlibat didalamnya dengan aklamasi pada akhir tiap
– tiap ujud, misalnya :
P : Marilah kita mohon
U : Tuhan dengarkanlah Umat-Mu atau Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Beberapa istilah dalam liturgi gereja :


 Lector : pewarta, pembaca
 Epistola (latin) : Bacaan
 Missa (Latin) : pergi diutus
 Homili : penjelasan, penguaraian, penafsiran kitab suci
 Ajuda/misdinar : pembantu/pelayan imam saat perayaan ekaristi berlangsung
 Graduale : buku kumpulan nyanyian untuk kebutuhan menanggapi sabda Allah

 Evangeliarium : buku yang berisi kumpulan bacaan dan juga bacaan Injil untuk
keperluan liturgis
 Lectionarium : buku yang berisi kumpulan bacaan

BAHAN AJAR III

LITURGI EKARISTI

A. STANDAR KOMPETENSI:
Memahami Ekaristi sebagai pengetahuan yang membantu para siswa dapat menghayati dan
menjadikan Ekaristi sebagai bagian dari hidupnya. Dengan demikian dapat mengamalkan nilai-nilai
Ekaristi dalam hidupnya.

B. KOMPENTENSI DASAR:
Memahami Liturgi Ekaristi sebagai pusat dan puncak Perayaan Ekaristi.

C. INDIKATOR: - Menyebutkan unsur-unsur utama dalam Perayaan Ekaristi


- Apa tujuan pendupaan saat persembahan
- Menjelaskan mengapa doa Syukur Agung menjadi pusat perayaan ekatisti
- Menjelaskan mengapa kisah institusi menjadi pusat doa syukur agung
- Menjelaskan pentingnya doa Bapa kami
- Menjelaskan sikap yang tepat untuk menyambut tubuh dan darah Kistus

D. MATERI POKOK : TATA PERAYAAN EKARISTI

3.3 LITURGI EKARISTI

Ada tiga (3) bagian utama dalam Liturgi Ekaristi :


1. Persiapan Persembahan
Terdiri atas:
o Kolekte, perarakan persembahan
o Doa pribadi Imam
o Persembahan dan doa persembahan
2. Doa Syukur Agung
o Dialog pembuka
o Prefasi
o Kudus
o Konsekrasi
o Aklamasi anamnesis
o Doa Penutup
3. Komuni
o Bapa Kami
o Embolisme (doa sisipan)
o Doksologi (Sebab Engkaulah Raja)
o Doa damai
o Pemecahan roti
o Anak Domba Allah
o Persiapan Komuni
o Penerimaan Komuni
o Pembersihan Bejana (Patena dan Piala)
o Saat Hening
o Doa Sesudah Komuni

01. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


 Dalam Liturgi Ekaristi Altar menjadi pusat perhatian umat, seperti halnya dalam liturgi
sabda; mimbar sabda menjadi pusat.
 Altar menjadi pusat karena di atas altarlah liturgi ekaristi berlangsung. Di atas altar juga
diletakan sibori yang diisi hostia kecil, piala berisi anggur dan patena yang diisi dengan
hosti besar. Ketika anggur dicampur dengan sedikit air pada waktu persembahan hal itu
melambangkan keikutsertaan kita dalam keAllahan Kristus.
 Bahan utama dalam persiapan persembahan adalah hosti dan anggur. Hosti (latin) artinya
kurban/persembahan. Sarana penunjang utamanya adalah piala, sibori, ampul (tempat anggur
dan air), korporale, purifikatorium, pala, buku misa (Mibiasanyassale).
 Bahan-bahan lain yang menyertai bahan utama persembahan adalah hasil-hasil bumi,
kolekte, dsb. Kolekte itu sendiri adalah tindakan mengumpulkan uang dalam misa sebagai
bentuk partisipasi jemaat terhadap orang yang tidak mampu, dan ungkapan persembahan diri
kepada Allah dan Gereja kudusNya.
 Bahan-bahan persembahan yang disiapkan dibawa ke Altar dan dihantar oleh jemaat sendiri.
 Perarakan persembahan terdiri atas 2 bentuk yaitu:
 Perarakan persembahan sederhana yang dilakukan hanya oleh misdinar atau putra altar
diiringi nyanyian.
 Perarakan persembahan meriah yang dilakukan oleh beberapa petugas persembahan,
wakil jemaat dan diiringi nyanyian persembahan.
 Urutan perarakan persembahan sebagai berikut:
 Pembawa roti dan anggur
 Pembawa hasil bumi
 Pembawa kolekte
 Para pembawa persembahan berjalan sejajar tanpa menggunakan lilin bernyala. Lilin perlu
dalam mengarakkan sakramen maha kudus.
 Pemberkatan terhadap orang yang membawa persembahan juga sebenarnya tidak perlu
karena pemberkatan hanya satu kali yakni pemberkatan penutup dan juga supaya tidak
membedakan antara umat yang membawa persembahan dengan umat lain.
 Bahan persembahan Roti dan anggur diletakkan diatas Altar sementara hasil bumi dan
kolekte diletakkan pada satu meja khusus dekat Altar. Meja khusus tersebut, biasa disebut
kredens.
 Persiapan persembahan diawali dengan kolekte, kemudian wakil umat menghantar
persembahan.
 Jika misa sederhana, roti dan anggur sudah pada satu meja khusus dekat altar. Hosti besar
diletakan di atas patena ditutup dengan palla dan korporale. Anggur diisi dalam ampul
terpisah dari air dan ditutup dengan kain lavabo.
 Dalam persembahan ada doa menghunjukkan persembahan. Doa ini sebenarnya merupakan
pujian bagi Allah atas segala anugerah yang diterima baik hidup jasmani maupun rohani.
 Doa persiapan persembahan terdiri atas 3 bagian, yakni:
 Ajakan Imam (berdoalah saudara-saudara……..)
 Tanggapan jemaat (semoga persembahan ini……..)
 Doa Imam (Allah……..)
 Dalam doa persembahan ada pendupaan. Pendupaan ini dilakukan agar Allah hadir karena
asap dupa dan aromanya sungguh untuk menghadirkan Allah.
 Dalam perayaan ekaristi, pendupaan dilakukan pada saat pembukaan, bacaaan Injil,
persembahan dan doa syukur Agung. Dalam pendupaan, Imam melakukan pendupaan
mengelilingi Altar, ajuda mendupakan Imam juga mendupakan seluruh umat.

02. DOA SYUKUR AGUNG (DSA)


 DSA merupakan doa syukur dan persembahan yang sebenarnya. Dalam roti dan anggur yang
kita hunjukkan kepada Bapa, sungguh roti dan anggur itu berubah menjadi Tubuh dan darah
Kristus berkat kerja Roh Kudus.
 Pada abad ke 8 di Lanciano hosti benar- benar jadi daging dan anggur benar-benar jadi darah
saat dikonsekrir oleh imam. Dan pada tahun 1991 di Venesuela, hosti yang dikonsekrir
mengeluarkan darah selama misa.(Perempuan dan Naga: Kanisius: Yokyakarta: David Michael Lindsey:
2007: Hal: 56)
 DSA adalah pusat dan puncak Perayaan Ekaristi.
 Ada 2 unsur utama Doa Syukur Agung, yakni:
A. Doa pujian, yang terdiri atas:
 Dialog ajakan
 Prefasi
 Aklamasi kudus
B. Doa syukur, yang terdiri atas:
 Doa epiklesis
 Kisah institusi / doa konsekrasi
 Aklamasi anamnesis
 Doa kurban / persembahan
 Doa permohonan
 Doksologi
 Amin meriah
 Aklamasi kudus

 Dialog ajakan berbunyi:


P : Tuhan sertamu
U : Dan sertamu juga
P : Marilah mengarahkan hati………….
 Dialog berfungsi untuk mengajak jemaat memusatkan perhatian pada saat terpenting dalam
Perayaan Ekaristi.
 Selain dialog ada prefasi. Prefasi adalah doa ucapan syukur. Isi prefasi adalah pujian dan
ucapan syukur dari jemaat kepada Allah Bapa atas seluruh karya keselamatan yang
diselenggarakannya. Rumusan prefasi, mengungkapkan alasan-alasan kita untuk memuji
Allah khususnya mengenai karya penciptaan.
 Di samping prefasi, ada aklamasi kudus. Aklamasi kudus/sanctus merupakan aklamasi
terpenting. Aklamasi berarti: seruan jemaat.
Catatan :
Lagu kudus seharusnya dinyanyikan oleh paduan suara dan seluruh umat serta hendak
mengajak umat mengalami saat kemuliaan Ilahi dan bernyanyi bersama para malaikat
(seraphim). Dalam kudus terjadi pertemuan antara liturgi manusiawi dan liturgi surgawi.
 Selain itu, ada aklamasi anamnesis yang berarti kenangan atau peringatan.
 Dalam doa syukur agung juga kita mengenal istilah epiklesis. Epiklesis berarti permohonan.
Dalam Liturgi Ekaristi epiklesis merupakan doa permohonan supaya Roh Kudus turun untuk
mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus juga memohon Roh Kudus
mempersatukan seluruh jemaat.
 Ada 2 macam epiklesis, yaitu: epiklesis konsekrasi dan epiklesis komunio.
 Bunyi epiclesis konsekrasi adalah: “kami mohon semoga RohMu menyucikan
persembahan ini, agar menjadi bagi kami Tubuh dan darah PutraMu terkasih, Tuhan kami
Yesus Kristus”.
 Sedangkan bunyi epiclesis komunio adalah “kami mohon agar kami yang menerima
Tubuh dan Darah Kristus dipersatukan oleh Roh Kudus menjadi umatMu”.
 Kisah institusi atau doa konsekrasi adalah pusat doa syukur agung karena dalam peristiwa ini
roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus.
 Contoh teksnya: “Pada hari sebelum menderita, Ia mengambil roti……..lakukanlah ini
sebagai kenangan akan Daku. Imam kemudian mengucapkan terimalah dan
makanlah…….”. Demikian juga Ketika mengangkat piala yang berisi anggur dan
menunjukan kepada umat, imam berkata ”….. terimalah dan minumlah………”.
 Dasar biblisnya:
 Injil Matius 26:26-28
 Injil Markus 14:22-24
 Injil Lukas 2:19-20
 I Kor 11:23-25
 Tata gerak/gerakan tubuh:
 Ketika hosti (Tubuh) dan anggur (Darah) dalam piala diangkat dan ditunjukkan oleh
Imam selebran, umat diharapkan untuk melihatnya. Saat Imam memberi penghormatan
dengan berlutut, umat juga dapat menyetarakan dengan sikap Imam.
 Yang mengkonsekrasikan roti dan anggur adalah Allah Bapa sendiri melalui Roh Kudus.
Imam selebran hanya mengucapkan doanya saja.
 Beberapa istilah :
1) Doksologi. Doksologi berasal dari bahasa Yunani doksa berarti kemuliaan. Doksologi
menyimpulkan seluruh isi doa syukur agung. Dalam doksologi tersebut Tubuh dan
Darah Kristus diangkat setinggi-tingginya.
2) Turibulum berasal dari bahasa latin. Thuris yang berarti dupa. Turibulum adalah: bejana
di mana dupa dibakar untuk pendupaan liturgis. Dupa adalah: Harum-haruman yang
dibakar pada saat misa.
3) Navikula: bejana tempat penyimpanan serbuk dupa.
4) Aspergilum adalah: sebatang tongkat pendek pada ujungnya terdapat bola logam yang
berisi lubang-lubang yang dipergunakan untuk mereciki air suci pada orang atau benda
yang diberkati. Tempat untuk isi air disebut: bejana air suci.
5) Meja Kredens: Meja persembahan.
6) Piksis: Tempat untuk mengisi hosti kecil bagi orang sakit.
7) Lunula:Alat untuk menjepit hosti kudus dalam monstrans.
8) Kustodia:Tempat hosti yang diapit lunula setelah suatu perarakan atau adaorasi.
9) Kandelar : tempat lilin.
10) Kadera: Tempat duduk imam
11) Dll.

03. RITUS KOMUNI


 Dalam ritus komuni ada doa Bapa Kami.
o Doa Bapa Kami sudah sejak awal abad 5 dimasukkan dalam Perayaan Ekaristi. Dasar
biblisnya adalah: Injil Matius 6:9-13.
o Dalam doa Bapa Kami kita memohon kepada Allah Bapa bukan sebagai hamba tetapi
sebagai anak.
o Dalam doa Bapa kami terdapat unsur-unsur pemberian rejeki, unsur kebersamaan,
pengampunan, perdamaian. Dan ketika mendoakannya, kita perlu berdiri dengan tangan
terbuka di dada.
 Dalam ritus komuni ada doa damai.
o Doa ini sebenarnya hanya dilakukan oleh Imam, karena masih merupakan doa
presidensial.
o Bunyinya sebagai berikut, “Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bersabda kepada para
rasul. Jangan memperhitungkan dosa kami……….”. Umat hanya menjawab, “Amin”.
 Setelah doa damai, ada salam damai.
o Pada saat salam damai, Imam sebenarnya tidak boleh meninggalkan Altar, dan
menelantarkan Tubuh dan darah Kristus sendiri.
 Kemudian dilanjutkan dengan ritus pemecahan roti (Fractio Panis).
o Makna pemecahan roti adalah suatu pemberian diri bagi orang lain, bagi orang banyak,
dalam kesatuan dengan diri Yesus Kristus. Dengan demikian biarpun kita banyak tetapi
tetap menjadi satu dalam Kristus.
 Ekaristi memiliki 2 simbol, yakni :
1. Simbol kesatuan antara Gereja dengan Kristus maupun antara Gereja dengan Gereja.
2. Simbol sengsara Kristus
 Dalam ritus pemecahan roti (Fractio Panis) ada doa imam, yakni: “Semoga perpaduan Tubuh
dan Darah Kristus yang akan kami sambut memberi kami kehidupan abadi”.
 Pemecahan roti juga adalah simbol kematian Kristus. Dan pencampuran melambangkan
kebangkitan Kristus. Sementara sikap badan dalam pemecahan roti saat anak domba Allah
adalah berdiri.
 Setelah ritus pemecahan roti diteruskan dengan pembagian komuni. Petugas utama pembagi
komuni adalah selebran. Imam selebran harus tetap membagi komuni (Tubuh dan Darah
Kristus) karena ia adalah pribadi Kristus sendiri. Untuk Jemaat/umat yang menerima komuni
bukan diambil langsung dari sibori yang dibagikan oleh Imam atau petugas lain.

 Ada beberapa cara menerima tubuh dan darah kristus.


o Cara menerima dengan lidah. Cara ini adalah cara yang dipakai dalam misa Trente
(1970). -.
o Cara menerima dengan telapak tangan. Cara yang biasa dilakukan oleh kebanyakan umat
hingga sekarang ini.
 Soal menerima dengan tangan kanan atau tangan kiri sering dipersoalkan. Namun saat
ini banyak orang menerima dengan telapak tangan kiri dan menyantap dengan tangan
kanan. Sebenarnya demi keseragaman, pemimpin Gereja setempat dapat membuat
kebijakan dalam soal ini.
 Ketika Petugas menunjukkan tubuh Kristus kepada umat, umat menjawab Amin,
menundukan kepala dan langsung menyantapnya.
 Soal menerima satu atau dua rupa sama nilainya, karena dalam tubuh ada darah.
 Selama perarakan untuk menerima komuni, suasana diusahakan sehikmat mungkin agar
jemaat berdoa pribadi sebelum dan sesudah menyambut komuni. Hening yang diciptakan
saat menyambut komuni merupakan ucapan syukur pribadi, dan nyanyian yang dinyanyikan
merupakan ucapan syukur bersama.

BAHAN AJAR IV
RITUS PENUTUP

A. STANDAR KOMPETENSI:
Memahami Ekaristi sebagai pengetahuan yang dapat membantu para siswa menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai Ekaristi, dan menjadikan Ekaristi sebagai bagian dari kehidupannya.
B. KOMPENTENSI DASAR:
Memahami ritus penutup sebagai ritus pengutusan, dalam dan melaluinya umat diutus
mengamalkan rahmat Ekaristi dalam kehidupannya setiap hari sebagai seorang yang beriman.
C. INDIKATOR: - Menyebutkan unsur utama dalam ritus penutup
- Menyebutkan macam-macam rumusan pemberkatan
- Menjelaskan urutan perarakan keluar
- Menjelaskan urutan perarakan masuk
- Menjelaskan sejarah misa
E. MATERI POKOK : TATA PERAYAAN EKARISTI

3.4. RITUS PENUTUP

 Ritus penutup merupakan ritus untuk menutup seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi. Ritus
penutup terdiri atas :
@. Pengumuman @. Pengutusan
@. Amanat Pengutusan @. Perarakan keluar
@. Berkat

 Unsur utama ritus penutup adalah berkat dan pengutusan.


Dalam ritus penutup ada istilah “Ire Missa Est” artinya misa telah selesai dan Deo Gratias
artinya syukur kepada Allah.
 Dalam ritus penutup ada pemberkatan. Rumusan pemberkatan terdiri atas 3 rumusan:
 Rumus berkat sederhana (cara A)
 Rumus berkat meriah (cara B).
Imam mengulurkan kedua tangan kearah jemaat kemudian jemaat menjawab, “Amin”.
Kurang lebih ada 4 kali Amin dalam berkat meriah ini.
 Berkat dengan doa untuk jemaat
Pada bagian ini rumusan berkat dan doa didahului dengan salam. Inti doa adalah memohon
pertolongan, perlindungan dari Allah bagi seluruh jemaat yang hadir. Bagian akhir umat
menjawab: Amin. Baru kemudian Imam memberkati umat lalu sekali lagi umat menjawab
Amin. Jadi ada 2 kali Amin.
 Untuk penghormatan di depan altar, bisa dilakukan dengan membungkuk tetapi jika ada
sakramen maha kudus dalam tabernakel di belakang Altar, sebaliknya dilakukan dengan
berlutut.
 Urutan perarakan keluar : putra altar pembawa salib, pembawa lilin, dan imam.
 Selain perarakan keluar, ada juga perarakan masuk dengan urutan sebagai berikut:
o Pembawa dupa, pembawa lilin yang mengawal salib pancang, petugas misdinar lainnya,
diikuti petugas bacaan, pembagi komuni, para Imam konselebran dan yang paling
belakang adalah imam seleberan.
o Sikap umat saat perarakan masuk harus berdiri untuk menyambut kedatangan Kristus
karena dalam Perayaan Ekaristi Imam adalah wakil Kristus, dan diiringi lagu pembuka.

BAHAN AJAR V

IBADAT SABDA TANPA IMAM

A. STANDAR KOMPETENSI:
Memahami Ibadat Sabda sebagai pengetahuan yang dapat membantu siswa dalam menghayati dan
mengamalkan Sabda dan kehendak Allah dalam hidupnya.

B. KOMPENTENSI DASAR:
Memahami Ibadat Sabda tanpa imam sebagai bagian dari upacara liturgi Gereja.

C. INDIKATOR: - Menjelaskan tentang apa itu ibadat sabda


- Menyebutkan bagian – bagian ibadat sabda tanpa imam
- Menjelaskan bagian – bagian ibadat sabda tanpa imam dan urutannya

F. MATERI POKOK : IBADAT SABDA TANPA IMAM

Pengantar
 Ibadat sabda adalah ibadat yang dirayakan tanpa imam atau ibadat yang dipimpin oleh awam.
Ibadat sabda hadir untuk menjaga kemungkinan terhadap kekurangan imam dan juga untuk
lebih melibatkan umat. Dengan adanya ibadat sabda, awam pun ikut berperan menjadi
pemimpin dalam ibadat
 Ibadat sabda dibagi atas beberapa bagian :
1. Ibadat Sabda Pada Hari Minggu:
2. Ibadat Sabda Pada Hari Biasa
3. Ibadat Tobat

I. Ibadat Sabda Pada Hari Minggu


Ibadat sabda hari minggu adalah ibadat sabda yang dirayakan pada hari minggu tanpa imam,
dan dapat dipimpin oleh awam/kaum tak tertabis. Ibadat ini biasanya dilaksanakan di stasi-stasi
atau lingkungan-lingkungan yang tidak sempat dilayani oleh para imam.
Langkah- langkah Ibadat Sabda hari Minggu adalah sbb :
1. Pembukaan:
 Lagu Pembuka
 Tanda Salib
 Salam
 Kata Pengantar
 Menyadari Kehadiran Tuhan
 Nyanyian
 Tobat
 Doa Pembuka
2. Mendengarkan Sabda
 Bacaan I
 Mazmur Tanggapan
 Bacaan II
 Bait Pengantar Injil
 Bacaan Injil
 Homili
3. Menanggapi Sabda
 Menghormati Sabda
 Nyanyian (Kolete)
 Syahadat
 Pujian-
 Doa Persatuan Anggota Tubuh Kristus
 Salam Damai
 Bapa Kami
 Komunio (Fakultatif)
 Syukur
4. Penutup
 Doa Penutup
 Pengumuman
 Kolekte(Kalau Sebelumnya Belum Ada)
 Amanat Sabda
 Berkat
 Perutusan
 Lagu Penutup

II. Ibadat Sabda Pada Hari Biasa


Ibadat Sabda pada hari biasa adalah ibadat untuk berbagai kepentingan di luar ibadat sabda
tanpa imam pada hari Minggu. Misalnya, ibadat syukur atas ulang tahun kelahiran, ibadat ulang
tahun perkawinan, syukur atas wisuda, Valentine day, dst.
Ibadat ini biasanya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut;
1. Pembuka :
 Ajakan
 Lagu pembuka
 Tanda salib
 Salam
P: Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan
Roh kudus selalu beserta kita
U: Sekarang dan selama- lamanya
 Kata Pengantar
 Pernyataan Tobat
P: Menyadari bahwa kita ini orang berdosa yang tidak terlepas dari dosa dan kesalahan
maka marilah kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, mengakui kesalahan dan
dosa kita
Saya mengaku/doa tobat……
P: Semoga Allah yang maha kuasa, mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan
menghantar kita kepada kehidupan yang kekal
U: Amin
 Doa Pembuka
2. Upacara Sabda
 Bacaan Kitab Suci
 Lagu Antar Bacaan
 Bacaan Injil
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Inilah Injil Tuhan kita Yesus Kristus menurut Santo…….
U : Dimuliakanlah Tuhan
Setelah bacaan.....
P : Demikianlah Injil/Sabda Tuhan
U : Terpujilah Kristus
 Renungan Singkat
 Doa Permohonan
P : Sebagai umat Allah yang telah dipersatukan Kristus, marilah dengan penuh harapan
dan syukur, kita sampaikan doa-doa permohonan kita pada Tuhan
.……….doa umat …………
P : Allah Bapa YMK dan kekal, demikianlah doa-doa dan permohonan yang sempat
kami sampaikan kehadirat-Mu. Engkau tahu, masih banyak hal yang yang ada
dalam relung hati kami, yang tidak sempat kami panjatkan. Kami yakin dan
percaya Engkau mengetahui dan mendengarkan semuanya.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami,
U : Amin.
 Bapa kami

3. Penutup
 Doa penutup
 Mohon Berkat Tuhan :
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama – lamanya
P : Semoga kita semua yang berhimpun disini dan semua orang yang kita kasihi, yang
kita doakan, dan yang mengharapkan doa – doa dari kita senantiasa diberkati oleh
Allah YMK, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus..
U : Amin.
 Pengutusan :
P : Saudara/i ytk.... Dengan demikian ibadat sabda kita telah selesai, marilah kita
pulang membawa damai dan suka cita Kristus kepada sesama kita.
U : Syukur kepada Allah
 Lagu Penutup
 Tanda salib

Tambahan :
1. Hal – hal yang harus disiapkan waktu ibadat sabda adalah sbb :
 Kata Pengantar
 Doa pembuka
 Bacaan
 Renungan
 Doa umat / doa permohonan
 Doa penutup
 Dll. (tinggal disesuaikan)

III. Ibadat Tobat


Ibadat tobat merupakan ibadat untuk mengenang Kristus yang telah wafat, bangkit dan yang
akan datang kembali. Dalam ibadat tobat ada usaha untuk meneguhkan iman dan membangun
niat dalam keyakinan bahwa Tuhan mencintai diri kita.Ada upaya untuk memperbaharui diri
dan melakukan rekonsiliasi.
Langkah- langkah penyusunan ibadat tobat :
1. Lagu Pembuka
2. Tanda Salib
3. Salam
4. Kata Pengantar
5. Doa Pembuka
6. Bacaan Kitab Suci
7. Renungan
8. Pemeriksaan batin:
 Sikap terhadap Tuhan
 Sikap terhadap sesama
 Sikap terhadap masyarakat
 Sikap dalam doa
 Sikap terhadap cinta dan keadilan

9. Pernyataan Tobat:
P: Menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, maka marilah kita merendahkan diri di
hadapan Tuhan, kita menyesali dosa-dosa kita.
Doa tobat…………….
P: Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan
menghantar kita kepada kehidupan yang kekal
U: Amin
10. Litani tobat:
P : Bapa kami di surga, kami percaya kepada Bapa dan mengharapkan belaskasihan.Maka
kami berdoa kepadaMu. Kami terkurung dalam kesempitan cinta diri dan jarang mau
mencintai sesama dengan sungguh. Kami mohon ya Bapa...
U : Kasihanilah kami umatMu
P : Kami mudah mengadili orang lain dan lekas iri hati kepada sesama. Kami mohon ya
Bapa
U : Kasihanilah kami umatMu
P : Kami sering tersinggung dan sukar mengampuni. Kami kurang sabar dan cepat marah.
Kami mhn ya Bapa
U : Kasihanilah kami umatMu
P: Betapa sering kami melalaikan tanggung jawab dan puas dengan pekerjaan yang tidak
sungguh - sungguh. Kami mohon ya Bapa
U: Kasihanilah kami umatMu
P: Kami malas dan kurang berusaha, mengejar kesenangan sendiri dan bukan kehendak
Bapa. Kami mohon Ya Bapa
U: Kasihanilah kami umatMu
P: Kami sering malas berdoa dan hidup doa kami hanyalah karena rutin belaka. Kami
mohon ya Bapa
U: Kasihanilah kami umatMu
P: Marilah kita menyatukan segala doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan
Yesus sendiri.
11. Bapa kami……
12. Doa Penutup
13. Berkat dan pengutusan
14. Lagu Penutup

BAHAN AJAR VI

TATA GERAK DAN SIKAP TUBUH


DALAM LITURGI GEREJA

A. STANDAR KOMPETENSI:
Memahami Ekaristi sebagai pengetahuan yang membantu para siswa dapat menghayati dan
menjadikan Ekaristi sebagai bagian dari hidupnya. Dengan demikian dapat mengamalkan nilai-nilai
Ekaristi dalam hidupnya.

B. KOMPENTENSI DASAR:
Memahami tata gerak dan sikap tubuh untuk membantu umat lebih menghayati Perayaan Ekaristi
serta mengikuti tata gerak dalam Perayaan dengan penuh kesadaran dan keyakinan atau iman yang
penuh.
C. INDIKATOR: - Menjelaskan perlunya tata gerak atau ekspresi manusiawi
- Menjelaskan pentingnya sikap tubuh yang seragam
- Menjelaskan makna masing-masing tata gerak
- Menyebutkan dasar biblis berkumpul bersama
- Menyebutkan dasar biblis masing-masing tata gerak
- Menyebutkan saat-saat yang tepat melakukan tata gerak

D. MATERI POKOK : TATA GERAK DAN SIKAP TUBUH DALAM LITURGI

PENGANTAR :
 Sebagai perayaan manusiawi, perayaan Ekaristi juga memerlukan ekspresi manusiawi.
Dengan adanya ekspresi manusiawi, maka tata gerak dan sikap tubuh menjadi bagian penting
dalam simbolisasi kebersamaan dan kesatuan gereja yang berdoa.
 Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk
merayakan liturgi suci, sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap
batin yang sama pula. Dengan demikian jika sikap tubuh dapat dilakukan dengan baik, maka:
 Seluruh perayaan memancarkan keindahan dan sekaligus kesederhanaan yang anggun
 Makna aneka bagian Perayaan dipahami secara tepat dan penuh
 Partisipasi seluruh jemaat ditingkatkan

MACAM-MACAM TATA GERAK DALAM PERAYAAN EKARISTI


1. Berkumpul
© Berkat pembaptisan kita dijadikan satu keluarga dalam gereja kudus. Orang Kristen adalah
pribadi yang komuniter atau berhubungan dengan kebersamaan. Kita tidak sendirian. Dalam
nama Bapa, Putra kita dipersatukan oleh Roh Kudus. Hal ini tampak ketika kita berkumpul
ditempat yang kudus.
© Liturgi memanggil kita untuk menemukan kembali panggilan kita yaitu: bersatu menjadi
umat Allah, bekerja dengan dan bagi sadara/saudari dalam perayaan.
© Berkumpul juga menandakan kehadiran Kristus (Mat 18:20).

2. Berdiri
Berdiri mengungkapkan:
© Kegembiraan. Gembira atas kebersamaan dan persaudaraan dalam Kristus
© Menyatakan kesiagaan dihadapan Allah
© Menyatakan kesiapan untuk bertemu dan berdialog dengan Allah
© Menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya Allah dan Tuhan kita (Kej 18:8)
© Menunjukkan rasa syukur dan keakraban dengan Allah
© Mengungkapkan persaudaraan yang hidup yang dipersatukan bagi dan oleh Allah
Catatan :
Saat yang tepat untuk berdiri selama perayaan ekaristi berlangsung lihat buku TPE (Tata
Perayaan Ekaristi) yang baru.

3. Duduk
Sikap duduk menggambarkan:
© Mengharapkan sesuatu
© Mendengar atau mencerna suatu pesan
© Mendambakan sesuatu
© Menemukan makna hidup
© Menyambut sabda Allah dengan hati terbuka
© Bersedia untuk mendengarkan
© Saling membagi pengalaman
© Menggambarkan rasa damai, aman
Catatan :
Saat yang tepat untuk duduk selama perayaan ekaristi berlangsung lihat buku TPE (Tata Perayaan
Ekaristi) yang baru. Dasar biblisnya Mat 5:1, dan Luk 10:39

4. Berlutut
Berlutut mengungkapkan:
© Pengakuan iman akan misteri paskah
© Perendahan diri dihadapan Tuhan
© Peniruan kita akan sengsara Yesus di salib
© Kepasrahan kita
© Kelemahan dan ketakberdayaan kita dihadapan Tuhan Allah. Ketakberdayaan dan
kepasrahan juga dapat diungkapkan lewat tiarap.
Catatan :
Saat yang tepat untuk berlutut selama perayaan ekaristi berlangsung lihat buku TPE (Tata
Perayaan Ekaristi) yang baru. Berlutut biasanya dilakukan saat konsekrasi.
Dasar biblisnya: Filipi 2:10-11

5. Menundukkan Kepala
Menundukkan kepala dapat dilakukan ketika putra altar, lector, diakon sedang membawa salib,
lilin, dupa, Alkitab.
Menurut Punar 275a menudukkan kepala dapat dilakukan juga ketika mengucapkan :
© Allah Tritunggal
© Roh Kudus
© Perawan Maria
© Nama orang kudus yang diperingati dalam misa bersangkutan

6. Membungkuk
Menurut Punar 275b membungkuk bada dapat dilakukan saat:
© Menghormati Altar
© Sebelum memaklumkan Injil
© Saat syahadat ketika mengucapkan kata-kata dan Ia menjadi Manusia
© Dalam persiapan persembahan waktu mengucapkan doa dengan rendah hati dan tulus.

7. Mencium
Menurut Punar 273 : kalau mencium tidak sesuai dengan tradisi kebudayaan setempat, bisa
diganti dengan cara penghormatan lain seperti menempelkan kening pada benda-benda tersebut
atau meletakkan telapak tangan pada benda-benda tertentu.

8. Merentangkan Tangan
Merentangkan memiliki makna:
© Meniru Kristus yang tersalib
© Meniru Musa yang berdoa agar Allah melindungi bangsa Israel dari kejaran bangsa Mesir
© Menunjukan kesediaan dan keterbukaan
© Ketakberdayaan
© Penyerahan diri
9. Menumpangkan Tangan
Menumpangakan tangan melambangkan:
© Turunnya Roh Kudus (Epiklesis)
© Penganugerahan berkat

10. Tangan Terkatub


Tangan terkatub melambangkan:
© Perjumpaan Allah dengan manusia
© Penyerahan diri
© Permohonan
© Sikap hormat

Anda mungkin juga menyukai