Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ANALISA LAPORAN KEUANGAN BANK


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN KEUANGAN BANK
Dosen Pengampu
Prassetyo Rinnie Budi Utami, M. Sy

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Evita Amelia (12401183026)
2. Hilda Uni Matul K. (12401183041)
3. Mumarisatul Millati (12401183170)
4. Helma Nurida Sofwana (12401183174)
5. Sindy Azizatul M. (12401183191)
6. Nufita Ihza Hiliana (12401183196)
7. Tri Nur Khofifa (12401183201)
8. Siti Miftakul Isma (12401183206)
9. Emilda Oktania (12401183207)
KELAS 6-E
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Analisa Laporan
Keuangan Bank ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Prassetyo Rinnie Budi Utami, M. Sy selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Keuangan Bank yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran membantu.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun.

Tulungagung, 21 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Laporan Keuangan Bank ........................................................... 3


B. Tingkat Likuiditas Bank ......................................................................................... 8
C. ROI (Return on Investment) .................................................................................... 11
D. ROE (Return on Equity).......................................................................................... 14
E. ROA (Return on Assets).......................................................................................... 17
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 22
B. Saran ....................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari laporan laba rugi, neraca,
laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan suplemen laporan keuangan
yang berisi penjelasan dari akun-akun yang terdapaat pada laporan keuangan.
Laporan laba rugi menjelaskan tentang penjualan, biaya, dan laba yang
diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Neraca menggambarkan
posisi keuangan yang terdiri dari aktiva, utang, dan modal pada saat tertentu.
Laporan keuangan bank adalah laporan keuangan yang disusun sebagai
bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan dengan kinerja keuangan bank yang dicapai selama periode
tertentu. Oleh karena itu, laporan keuangan bank harus memenuhi syarat mutu
dan kualitatif akuntansi perbankan, sehingga nantinya tidak akan ada keraguan
dalam menggunakannya sebagai pedoman dalam penyelenggaraan akuntansi
bagi manajemen bank.
Analisa laporan keuangan bank adalah ukuran yang digunakan untuk
mengetahui kondisi keuangan bank yang dilihat dari laporan keuangan dan
disajikan oleh bank secara periodik. Pengolahan laporan keuangan dibuat
sesuai standar yang telah ditetapkan.
Analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi
kinerja yang dicapai manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk
bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu
cara untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan
perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan
didesain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item dalam laporan
keuangan. Ada lima jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis
laporan keuangan, diantaranya rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio nilai pasar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum laporan keuangan bank?
2. Bagaimana tingkat likuiditas bank?
3. Apa yang dimaksud dengan ROI (Return on Investment)?
4. Apa yang dimaksud dengan ROE (Return on Equity)?
5. Apa yang dimaksud dengan ROA (Return on Assets)?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui gambaran umum laporan keuangan bank.
2. Mengetahui tingkat likuiditas bank.
3. Mengetahui apa itu ROI (Return on Investment).
4. Mengetahui apa itu ROE (Return on Equity).
5. Mengetahui apa itu ROA (Return on Assets).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Laporan Keuangan Bank


Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca,
Laporan Perhitungan Rugi Laba serta laporan-laporan keuangan lainnya
(Munawir,2004:1).1
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akutansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan,
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan keuangan lainya.
Menurut Baridwan (2004:17) mendefinisikan laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,merupakan suatu
ringkasan dari transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan daftar mengetahui jumlah kekayaan
perusahaan pada periode tertentu, dalam bentuk neraca dan laporan laba
rugi. Di pandang dari sudut pandang yang berkepentingan ada tiga jenis
laporan keuangan yaitu : laporan keuangan untuk manajemen, laporan
keuangan untuk pihak eksternal perusahaan dan laporan keuangan untuk
pihak-pihak khusus.
Menurut Sutrisno (2008:9) “ laporan keuangan merupakan hasil
dari proses akutansi yang meliputi dua laporan utama yakni 1. Neraca dan

1
https://softwarelaporankeuangan.com/gambaran-umum-laporan-keuangan.html (diakses
pada tanggal 21 Maret 2021 pukul 13.24)

3
2. Laporan Laba Rugi. Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan
yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan secara ekonomi.2
Laporan Keuangan (financial statement) merupakan daftar
ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukan semua
kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang
bersangkutan (Sugiyarso & Winarni,2005:1).3

2. Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan


Menurut Jusuf (2000:4) yang dikutip dari Prinsip Akuntansi
Indonesia, tujuan diadakannya laporan keuangan adalah :4
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan
yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai
aktivitas pembiayaan dan investasi.
Menurut Ikatan Akutansi Indonesia (2012:3) tujuan laporan untuk
tujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan suatu keputusan serta menunjukkan kinerja yang telah
dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber-

2
Yolanda Fatrecia Kesuma, Jurnal Akutansi dan Keuangan, vol.5 No.1, tahun2014
hlm.94
3
https://softwarelaporankeuangan.com/gambaran-umum-laporan-keuangan.html (diakses
pada tanggal 21 Maret 2021 pukul 13.24)
4
Ibid

4
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Selain itu laporan keuangan
juga bertujuan untuk:5
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya tentang aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Memberikan informasi keuangan kepada para pemakai laporan
keuangan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.
c. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perusahaan
aktiva neto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam
rangka memperoleh laba.
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti infromasi mengenai
aktivitas pembiyaan dan investasi.
e. Memberikan informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
Menurut “Standar Akutansi Keuangan” (2012:5) yang di
keluarkan oleh oleh ikatan akutansi indonesia, terdapat empat karakteristik
laporan keuangan yaitu :
a. Relevan, informasi relevan dengan kebutuhan pemakai dalam
pengambilan keputusan.
b. Dapat dipahami, kualitas informasi penting yang ditampung dalam
laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dipahami oleh
pemakainya,
c. Keandalan, agar bermanfaat informasi memiliki kualitas keandalan
dan bebas dari kesalahan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai
penyajian yang jujur dari yang seharusnya di sajikan.
d. Daya bating, informasi yang lebih berguna apabila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dengan
laporan perusahaan lain pada periode yang sama6.

5
AR.Agustini, Jurnal Perbankan dan Ekonomi,hlm.12 (diakses pada sabtu pukul 12.00)
6
Ibid

5
3. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2011:11) laporan keuangan dipersiapkan dengan
maksud untuk memberikan gambaran posisi dan laporan kemajuan
(progress report) suatu perusahaan secara periodik yang dilakukan pihak
manajemen yang bersangkutan. Laporan keuangan bersifat historis serta
menyeluruh dan terdiri dari data yang merupakan hasil dari suatu
kombinasi antara :
a. Fakta yang telah di catat (Recorded Fact)
Bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan
akutansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia di perusahaan maupun
yang disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan,
hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
b. Prinsip -prinsip dan kebiasan- kebiasan di dalam akutansi (Accounting
Convetion and Postulate)
Data yang dicatat berdasarkan prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akutansi yang lazim, hal ini
dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatatan untuk
keseragaman. Misalnya cara mengalokasikan biaya untuk persediaan
alat tulis menulis, apakah harus dinilai menurut harga beli atau
menurut nilai pasar pada tanggal penyusutan laporan keuangan.
c. Pendapat priadi
Dimaksudkan bahwa, walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh
konvensi-konvensi dan dalil-dalil yang sudah ditetapkan dan sudah
menjadi standar praktik pembukaan, namun penggunaan dari
konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada
akuntan atau menajamen perusahaan yang bersangkutan.7
Menurut Munawir (2010: 9) ada beberapa keterbatasan dari
laporan keuangan antara lain:
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik, pada dasarnya
merupakan laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara (interim report) dan bukan merupakan laporan final.

7
Ibid hlm 13-14

6
b. Laporan keuangan menunjukkan angka rupiah yang pasti dan tepat,
tetapi sebenarnya dasar penyusunan menggunakan standar nilai yang
mungkin berbeda atau berubah-ubah, oleh karena itu angka yang
tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku
yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan dari waktu dan tanggal yang lalu, dimana daya beli uang
tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi keuangan perusahan karena faktor-faktor
tersebut tidak dinyatakan dengan satuan uang.8

4. Laporan Keuangan Bank


Menurut Kasmir dalam bukunya “ Manajemen Perbankan” (2010 :
253) laporan keuangan bank merupakan laporan keuangan yang
mennunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan, dari laporan
ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan
kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan
membaca laporan ini pihak manejemen dapat memperbaiki kelemahan
yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.

5. Jenis- Jenis Laporan Keuangan Bank


Menurut Taswan dalam bukunya “Akutansi Perbankan” (2008:
244) sama seperti dengan lembaga yang lainya, bank juga memiliki
beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK
SKAPL. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang
telah di tentukan. Dalam praktinya jenis-jenis laporan keuangan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Neraca

8
Ibid hlm.14-15

7
b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
c. Laporan Laba Rugi
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsilidasi
Sedangkan jika dilihat dari segi waktunya, laporan keuangann bank
terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Laporan Keuangan Bulanan
b. Laporan Keuangan Triwulan
c. Laporan Keuangan Tahunan9

B. Tingkat Likuiditas Bank


Likuiditas memiliki peran penting dalam perusahaan, tanpa mengetahui
likuiditas perusahaan, maka tidak akan diketahui berapa lama perusahaan dapat
membiayai kegiatan operaskional bisnis. Pada umumnya, tingkat likuiditas
suatu perusahaan dapat ditunjukkan dalam angka-angka tertentu seperti angka
rasio cepat, angka rasio lancar, dan angka rasio kas.

1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu istilah yang menggambarkan
persediaan uang tunai dan aset yang dapat dijadikan uang tunai dengan
mudah. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian likuiditas pada
umumnya adalah mengenai posisi uang kas suatu perusahaan dan
kemampuannya untuk memenuhi kewajiban (membayar utang) yang jatuh
tempo tepat pada waktunya. Apabila dikaitkan dengan lembaga bank,
berarti kemampuan bank setiap waktu umtuk membayar utang jangka
pendeknya apabila tiba-tiba ditagih oleh nasabah atau pihak-pihak terkait.
Bank dikatakan likuid apabila bank tersebut mempunyai cukup
uang tunai atau aset likuid lainnya dan disertai kemampuan untuk
meningkatkan jumlah dana dengan cepat dari sumber lainnya, untuk
memenuhi kewajiban pembayaran dan komitmen keuangan lain pada saat

9
Ibid hlm 16-17

8
yang tepat. Jadi yang dimaksud likuiditas adalah suatu keadaan yang
berhubungan dengan persediaan uang tunai dan alat-alat likuid lainnya
yang dikuasai bank yang bersangkutan. 10
Dalam kegiatan operasional suatu bank, dapat terjadi kelebihan
maupun kekurangan likuditas. Apabila terjadi kelebihan likuiditas, maka
dapat dikatakan sebagai keuntungan bank. Sedangkan apabila terjadi
kekurangan likuiditas, maka bank harus mendapatkan sarana untuk
menutupi kekurangan tersebut.
Maka dari itu, likuiditas sangat penting bagi keberlangsungan
operasi bank karena itu di perlu manajemen dan pengelolaan yang efektif
untuk menghindari terjadinya permasalahan yang serius dikemudian hari.
Kekurangan likuiditas pada suatu bank dapat mengakibatkan pengaruh
yang lebih luas dan berdampak negatif pada sistem perbankan.11

2. Fungsi Likuiditas
Dengan memenuhi sebagai bank yang likuid, maka likuiditas dapat
berfungsi sebagai berikut :
a. Untuk menunjukan dirinya atau bank sebagai tempat yang aman untuk
menyimpan uang.
b. Memungkinkan bank untuk memenuhi komitmen kredinya.
c. Untuk menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan.
d. Untuk menghindari diri dari penyalahgunaan kemudahan atau kesan
negatif dari otoritas pengawas atau penguasa moneter karena
meminjam dana likuiditas dari bank sentral.
e. Memperkecil penilaian risiko ketidak mampuan membayar kewajiban
penarikan dananya.

3. Indikator Likuiditas
Ada dua konsep yang termasuk indikator likuiditas:
a. Konsep persediaan, dan

10
Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 59
11
Nurul Ichsan, Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah, Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 6
(1), 2014, hlm. 84

9
b. Konsep arus.
Untuk mengukur likuiditas dan sudut pandang persediaan, orang
harus membandingkan jumlah aset yang likuid dengan kebutuhan
likuiditas yang diperkirakan, hal tersebut merupakan konsep likuiditas
yang agak sempit dikarenakan tidak mempertimbangkan bahwa likuiditas
yang dapat diperoleh dari pasar kredit dan arus pendapatan. Sedangkan
jika dilihat dari sudut pandang arus, orang harus memperhatikan tidak
hanya kesanggupan untuk mengubah aset menjadi likuid tapi kesanggupan
bank dalam meminjam dan memperole uang tunai dari hasil operasinya.
Suatu standar likuiditas sulit untuk ditentukan, karena permintaan
masa depan tidak diketahui secara pasti. Untuk memperoleh penilaian
yang wajar atas posisi likuiditas bank, diperlukan :12
a. Suatu ramalan kebutuhan tunai yang tepat.
b. Tingkat aset likuid yang diperkirakan.
c. Arus penerimaan uang tunai selama jangka waktu tertentu.

1. LDR (Loan to Deposit ratio)


Salah satu ukuran likuid dari konsep persediaan adalah rasio
pinjaman terhadap deposit. Kalau rasio mengingkat ke tingkat yang lebih
tinggi secara relatif bankir kurang berminat untuk memberikan pinjaman
atau investasi.
Rasio pinjaman terhadap deposit meningkat untuk semua bank,
peningkatan itu akan lebih tinggi untuk bank yang lebih besar. Rasio yang
lebih tinggi ini dapat dijelaskan sebagian oleh kesanggupan dan kesediaan
bank untuk mengatasi persoalan likuiditasnya menggunakan manajemen
liabilitas.

2. Rasio kas (cash ratio)


Ukuran likuiditas lainnya yang mencerminkan konsep persediaan
mengkaitkan aset likuid terhadap total deposit atau total aset.

12
Taswan, Manajemen Perbankan Konsep, Teknik, Dan Aplikasi, (Yogyakarta: UPP
STIM YKP, 2010), hlm. 246-247.

10
Rasio kas terhadap total deposit misalnya, lebih baik dalam
beberapa hal dibandingkan dengan rasio pinjaman terhadap deposit karena
rasio ini mengkaitkan aset yang likuid secara langsung dengan
memperhatikan pinjaman terhadap deposit.

3. Kelemahan LDR
Rasio kredit terhadap deposit sebagai ukuran likuiditas mempunyai
kelemahan, karena :
a. Rasio ini tidak menunjukkan jatuh tempo atau mutu portofolio kredit.
b. Rasio ini tidak memberikan petunjuk tentang kebutuhan likuiditas.
c. Rasio pinjaman terhadap deposit tidak memberikan informasi tentang
sifat aset bank diluar portofolio kredit.

4. Likuiditas wajib
Likuiditas wajib minimum adalah tingkat likuiditas minimum yang
diwajibkan oleh bank sentral untuk dipertahankan setiap saat. Besarnya
persentase likuiditas wajib ini ditetapkan oleh bank sentral.
Pihak luar bank yang ingin menghitung likuiditas wajib ini dapat
memakai laporan keuangan yang diterbitkan setiap 3 bulan. Tentu saja
dengan menggunakan laporan keuangan ini hasilnya tidak
menggambarkan keadaan likuiditas bank yang sesungguhnya pada setiap
hari.

C. ROI (Return on Investmen)


1. Pengertian ROI / Return On Investmen
Return on investment adalah rasio yang menunjukan bagaimana
perusahaan memaksimalkan investasi yang ada. Cara membaca rasio ini
adalah setiap Rp. 1 yang dikeluarkan perusahaan akan menghasilkan laba
bersih setelah pajak sebesar nilai yang sudah diperhitungkan.
Return on Investment atau yang juga disebut dengan tingkat imbalan
atas investasi adalah laba operasi bersih dibagi investasi dalam aset yang

11
digunakan untuk meraup laba bersih.13 Ada pendapat lain yang
mengungkapkan Return on Investment (ROI) atau yang sering juga disebut
dengan “Return on Total Assets” merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. 14
Return on Investment merupakan kemampuan yang akan digunakan
untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk
mengukur rasio adalah laba bersih setelah pajak. 15
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ROI atau
Return on Investment merupakan suatu ukuran tentang efektivitas
manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu, hasil
pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil
atau semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
Analisis roi mempunyai beberapa kekurangan yaitu analisis ini tidak
memasukkan unsur biaya modal, khususnya biaya modal sendiri kedalam
perhitungannya, sehingga roi yang tinggi belum cukup untuk dinilai efektif
sebelum dibandingkan dengan biaya modalnya. Kelemahan pada analisis
roi, dapat ditutupi dengan menggunakan analisis residual income (ri),
dimana ri sebagai alat analisis yang membandingkan sisa laba setelah
pajak dengan biaya modal yang telah ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan manajemen perusahaan.
Analisis ROI dan RI dapat diperjelas dengan menggunakan Du Pont
System sebagai alat analisis yang bersifat menyeluruh. Du pont system
merupakan suatu sistem yang menghubungkan antara rasio-rasio aktivitas
dengan marjin laba yang menunjukan bagaimana rasio-rasio tersebut

13
Henry Simamora, Akuntansi Manajemen. Edisi ke-2,( Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
2002) Hal 280
14
Lukman. Syamsuddin,. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam:
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. (Jakarta: Rajawali Pers. 2009), Hal 63
15
Sutrisno. Manajemen Keuangan. (Ekonesia: Yogyakarta. 2007) Hal 223

12
selain mempengaruhi untuk menentukan profitabilitas dari aktiva-aktiva
yang dimiliki perusahaan.

2. Rumus ROI / Return On Investmen


Rumus untuk mencari Return on Investment dapat digunakan sebagai
berikut:

Return on Investment (ROI) = Earning After Interest and Tax


Total Assets

Earning after interest and tax adalah laba bersih yang sudah dikurangi
dengan beban pajak dan beban bunga yang berlaku saat ini. Total assets
adalah jumlah dari keseluruhan aset perusahaan yang terdiri dari asset
lancar (kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan lain-lain).

3. Hasil pengembalian investasi (ROI) dengan pendekatan Du Pont


Untuk mencari hasil dari pengembalian investasi, selain dengan
cara yang sudah dikemukaan diatas, dapat pula kita menggunakan
pendekatan Du Pont. Berikut cara mencari hasil pengembalian investasi
dengan pendekatan Du Pont:16

ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva

= net profit after taxes x sales

Sales x total assets

Analisis ROI dalam Du Pont System merupakan suatu sistem yang


menggabungkan rasio-rasio aktivitasnya dengan Net Profit Margin (NPM)
dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk
menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Tingkat
pengembalian atas investasi atau ROI diperoleh dari rasio perputaran
aktiva (TATO) dikalikan dengan Net Profit Margin (NPM). Pendekatan
Du Pont System dapat menunjukkan nilai ROI yang dihasilkan melalui

16
Kasmir, analisis Laporan Keuangan,( Depok: Rajagrafindo persada, 2019) hal 205

13
perkalian laba dari komponenkomponen penjualan serta efisiensi
penggunaan total aset dalam menghasilkan laba tersebut.17

D. ROE (Return on Equity)


1. Pengertian Return On Equity (ROE)
Pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE) adalah salah
satu perhitungan yang masuk dalam rasio profitabilitas. Return On Equity
ROE merupakan perhitungan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal
sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau
investor.
Return On Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba
bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return On Equity (ROE)
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi
para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang
saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan. Return On Equity (ROE) adalah rasio yang memperlihatkan
sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara
efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Return On
Equity (ROE) menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering
disebut rentabilitas usaha.18
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur kemampuan
dalam menghasilkan laba dengan mengukur return atas modal sendiri.
Apabila ROE meningkat, maka akan mengakibatkan harga saham
perusahaan meningkat, sehingga akan meningkatkan profitabilitas yang
dinikmati oleh pemegang saham. Meningkatnya ROE suatu perusahaan
akan meningkatkan harga per lembar saham (earning per share)

17
Lukman. Syamsuddin,. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam:
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. (Jakarta: Rajawali Pers. 2009), Hal 64
18
Darmawan, Dasar-dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan, (Yogyakarta:
UNY Press, 2020), hlm. 114.

14
perusahaan. Hal ini berarti ROE merupakan tingkat hasil pengembalian
investasi bagi pemegang saham.
Return On Eqiuty (ROE) merupakan tingkat pengembalian modal
yang telah diinvestasikan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham
biasa). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
total ekuitas atau modal sendiri. Semakin tinggi hasil pengembalian atas
ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin
rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
ekuitas.19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return On Equity (ROE)


Tingkat Return On Equity (ROE) suatu perusahaan belum tentu
memberikan nilai tambah yang besar pula terhadap investor, kerena nilai
pengembalian investasi tergantung pada besar modal yang diinvestasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Equity (ROE) adalah:20
a. Current Ratio
Adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera dipenuhi
dengan aktiva lancer.
b. Debt To Equity ratio
Adalah rasio yang mencerminkan bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
c. Price Earning Ratio
Adalah rasio yang menggambarkan rasio perbandingan antara harga
saham terhadap earning perusahaan.

19
Yuni Nur Aryaningsih, Aziz Fathoni, dan Cicik Harani, Pengaruh Return On Asser
(ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) terhadap return Saham pada
Perusahaan Consumer Good (Food and Beverages) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2013-2016, (https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/viewFile/1026/1001, diakses
pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 21:42), hlm. 6-7.
20
Nuzul Ikhwal, Analisis ROA dan ROE Terhadap Profitabilitas Bank di Bursa Efek
Indonesia, Al-Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan, Vol. 1, No. 2, 2016), hlm. 217.

15
d. Inventory Turnover
Adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari
inventori.
e. Total Assets Turnover Ratio
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

3. Tujuan dan Manfaat Return On Equity (ROE)


Tujuan penggunaan Return On Equity (ROE) bagi perusahaan
maupun pihak luar perusahaan yaitu:21
a. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
b. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan, baik pinjaman maupun modal sendiri.
c. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan, baik modal sendiri maupun pinjaman.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio ROE
adalah untuk:22
a. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
b. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
c. Mengetaui efisiensi penggunaan modal sendiri maupun modal
pinjaman.
d. Pengukuran Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan formula:

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


Return On Equity =
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

21
Kasmir, Ananlisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015), hlm. 197.
22
Ibid, hlm. 198.

16
Berikut contoh perhitungan besaran Return On Equity pada
perusahaan Unilever Tbk. di tahun 2015-2017:

5.851.805
Return On Equity 2015 = = 1,212216408
4.827.360

6.390.805
Return On Equity 2016 = = 1,358486716
4.704.258

7.004.562
Return On Equity 2017 = = 1,353960306
5.173.388

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa efisiensi


penggunaan modal sendiri dilakukan manajer bisa dikatakan baik, hal ini
karena hasil perhitungan dari rasio ROE ini menunjukkan hasil
perhitungan diatas rata-rata industry dan selalu mengalami kenaikan yaitu
sebesar 121% pada tahun 2015, 135% pada tahun 2016 dan tahun 2017,
dimana besaran rata-rata industry perusahaan menunjukkan angka sebesar
0,9028.23

E. ROA (Return on Assets)


1. Pengertian Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas
dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan
perusahaan. Pengukuran kinerja dengan Return On Asset (ROA)
menunjukkan kemampuan dari modal yang dipergunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Rasio ini
diperoleh dari laba bersih setelah pajak dibagi total aktiva.24
Return On Asset (ROA) menggambarkan sejauh mana kemampuan
aset-aset dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Berhubungan

23
Darmawan, Dasar-dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UNY
Press, 2020), hlm. 114.
24
Basri Kamal, Pengaruh Receivalbel Turn Over Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap
Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, Vol. 17, No. 02, 2016, hlm. 69.

17
dengan pengertian Return On Asset (ROA), maka berikut ini beberapa
pendapat para ahli yang memiliki pengertian atau definisi yang berbeda-
beda dan saling berbeda pendapat dalam penyampaiannya.25
Return On Invesment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksud dengan dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan.26
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama
Return On Invesment atau Return On Asset merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Return On Invesment (ROI) juga merupakan suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.27
Return On Invesment (ROI) atau sering disebut dengan Return On
Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan.28
Rasio Return On Asset (ROA) dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut:29

Rasio ini adalah suatu cara yang digunakan untuk melihat


keberhasilan seorang manajer dalam menjalankan tugasnya. Dengan rasio
ini pendapatan atau laba akan dibandingkan dengan dana yang
ditanamkan.30

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Asset (ROA)

25
Ibid, hlm. 69.
26
Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2010), hlm. 89.
27
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hlm. 201.
28
Basri Kamal, Pengaruh Receivalbel Turn Over Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap
Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, Vol. 17, No. 02, 2016, hlm. 70.
29
Eugece Brigham dan Housto, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2010), hlm. 148.
30
Ibid, hlm. 70.

18
Apabila kinerja perusahaan baik dan menghasilkan laba bersih
yang tinggi atas penggunaan total aset perusahaan secara optimal maka
dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan dan kinerja perusahaan untuk
menghasilkan laba tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor. ROA
mempunyai faktor-faktor yang dipengaruhi. Faktor-faktor tersebut
berhubungan dengan penjualan.31
ROA dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:32
1. Turnover dari operating asset (tingkat perputaran aktiva yang
digunakan untuk beroperasi) yaitu merupakan ukuran tentang sampai
seberapa jauh aktiva ini yang telah dipergunakan didalam kegiatan
perusahaan atau menunjukkan beberapa kali operating asset berputar
dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun.
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan
dalam persentase dan jumlah penjualan. Profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan
dengan penjualannya.
Rasio ini merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas
yang lainnya. Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja
yang semakin baik, karena tingkat pengambilan semakin besar. Return On
Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan.33
Selain itu, ada yang menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi Return On Asset (ROA), yaitu:
Return On Asset (ROA) adalah merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan, yang dipengaruhi oleh Turnover dari Operating Asset, Profit
Margin, penjualan, perputaran total aktiva.34

31
Ibid, hlm. 70.
32
Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2010), hlm. 89.
33
Basri Kamal, Pengaruh Receivalbel Turn Over Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap
Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, Vol. 17, No. 02, 2016, hlm. 70.
34
Ibid, hlm. 70.

19
3. Tujuan Dan Manfaat Return On Asset (ROA)
Return On Asset memiliki tujuan dan manfaat tidak hanya bagi
pihak pemilik perusahaan atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar
perusahaan terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau
kepentingan dengan perusahaan.35
Tujuan penggunaan Return On Asset (ROA) bagi perusahaan
maupun bagi pihak luar, yaitu:36
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.
Adapun manfaat yang diperoleh adalah untuk:37
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan pajak sendiri.
5. Mengetahui produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal sendiri maupun pinjaman.

4. Pengukuran Return On Asset (ROA)


Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset
(ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang

35
Ibid, hlm. 71.
36
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hlm. 197-198.
37
Ibid, hlm. 198.

20
ada. ROA diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak
terhadap total aktiva. Secara keseluruhan didalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan.38
Return On Asset (ROA) dapat diukur dengan rumus:39

Menurut pendapat lain, Return On Asset (ROA) dapat pula diukur


dengan rumus:40

38
Basri Kamal, Pengaruh Receivalbel Turn Over Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap
Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, Vol. 17, No. 02, 2016, hlm. 71.
39
Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi, (Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm.
123.
40
Harmono, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 110.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akutansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca,
laporan laba rugi serta laporan keuangan lainya. Kemudian, Menurut Kasmir
dalam bukunya “ Manajemen Perbankan” (2010 : 253) laporan keuangan bank
merupakan laporan keuangan yang mennunjukkan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan, dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini
juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan
dengan membaca laporan ini pihak manejemen dapat memperbaiki kelemahan
yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
Likuiditas merupakan suatu istilah yang menggambarkan persediaan uang
tunai dan aset yang dapat dijadikan uang tunai dengan mudah. Bank dikatakan
likuid apabila bank tersebut mempunyai cukup uang tunai atau aset likuid
lainnya dan disertai kemampuan untuk meningkatkan jumlah dana dengan
cepat dari sumber lainnya, untuk memenuhi kewajiban pembayaran dan
komitmen keuangan lain pada saat yang tepat. Jadi yang dimaksud likuiditas
adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan persediaan uang tunai dan
alat-alat likuid lainnya yang dikuasai bank yang bersangkutan.
Return on investment adalah rasio yang menunjukan bagaimana perusahaan
memaksimalkan investasi yang ada. Cara membaca rasio ini adalah setiap Rp.
1 yang dikeluarkan perusahaan akan menghasilkan laba bersih setelah pajak
sebesar nilai yang sudah diperhitungkan. Rumus untuk mencari Return on
Investment dapat digunakan sebagai berikut:

Return on Investment (ROI) = Earning After Interest and Tax


Total Assets

22
Return On Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih
sesudah pajak dengan total ekuitas. Return On Equity (ROE) merupakan suatu
pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen)
atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Return On Equity
(ROE) adalah rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola
modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham
perusahaan. Return On Equity (ROE) menunjukkan rentabilitas modal sendiri
atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Return On Equity (ROE) dapat
dihitung dengan formula:
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Return On Equity =
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Return On Asset (ROA) menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset
dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Berhubungan dengan pengertian
Return On Asset (ROA), maka berikut ini beberapa pendapat para ahli yang
memiliki pengertian atau definisi yang berbeda-beda dan saling berbeda
pendapat dalam penyampaiannya. Return On Invesment itu sendiri adalah
salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud dengan dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Rasio Return On Asset (ROA) dapat diukur dengan
rumus sebagai berikut:

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

23
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.

24
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugece dan Housto. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat

Darmawi, Herman. 2018. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara

Kasmir. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajagrafindo persada

Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Sartono, Agus. 2012. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta:


BPFE

Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi ke-2. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN

Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia

Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi


dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Rajawali Pers

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Yogyakarta:


UPP STIM YKP

Ichsan, Nurul. 2014. Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah. Jurnal Ekonomi


Syariah. 6 (1)

Kesuma, Yolanda Fatrecia. 2014. Jurnal Akutansi dan Keuangan. 5 (1)

Darmawan, Dasar-dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan, (Yogyakarta:


UNY Press, 2020), hlm. 114.

Kamal, Basri. 2016. Pengaruh Receivalbel Turn Over Dan Debt to Asset Ratio
(DAR) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Pertanian Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 17
(02)

25
Agustini, AR. Jurnal Perbankan dan Ekonomi, (diakses pada sabtu pukul 12.00)

https://softwarelaporankeuangan.com/gambaran-umum-laporan-keuangan.html
(diakses pada tanggal 21 Maret 2021 pukul 13.24)

Aryaningsih, Yuni Nur, Aziz Fathoni, dan Cicik Harani. Pengaruh Return On
Asser (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS)
terhadap return Saham pada Perusahaan Consumer Good (Food and
Beverages) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-
2016, https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/viewFile/1026/1001"
(diakses pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 21:42)
Ikhwal, Nuzul. 2016. Analisis ROA dan ROE Terhadap Profitabilitas Bank di
Bursa Efek Indonesia. Al-Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan,
1 (2)

26

Anda mungkin juga menyukai