Anda di halaman 1dari 3

REKAYASA LALU LINTAS

Rekayasa Lalu Lintas adalah perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan


rambu-rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalulintas, alat pengendali dan pengaman
pemakai jalan. Pengembangan sistem jalan, perencanaan fasilitas parkir & terminal,
pengendalian lalu lintas, dan manajemen lalu lintas.

KECEPATAN
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan dalam satuan waktu. Kecepatan dari
suatu kendaraan dipengaruhi oleh faktor-faktor manusia, kendaraan, dan prasarana, arus
lalulintas, kondisi cuaca, dan lingkungan alam sekitarnya. Kecepatan merupakan parameter
yang penting khususnya dalam disain jalan, sebagai informasi mengenai kondisi perjalanan,
tingkat pelayanan, dan kualitas arus lalulintas (seperti : kemacetan, dsb)

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN ARUS LALU


LINTAS
Variabel utama yang mempengaruhi karakteristik aliran lalulintas di jalan raya adalah :
Kecepatan, volume dan kepadatan lalu lintas.

Kecepatan : didefinisikan sebagai jarak tempuh kendaraan pada suatu bagian jalan tertentu
dalam satuan waktu tertentu (km/jam; mil/jam; m/dt, dll).
Volume : didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati suatu titik pada bagian ruas
jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu (kend/jam; kend/menit; kend/detik; smp/jam, dsb).
Kepadatan : didefinisikan sebagai jumlah kendaraan per-satuan panjang jalan tertentu
(kend./km).

KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN


Kapasitas adalah volume kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu ruas jalan atau
persimpangan dalam kondisi yang umum. Atau kapasitas lebih dikenal sebagai “ Daya
tampung maksimum” suatu ruas jalan atau persimpangan terhadap volume lalu lintas yang
melewati dalam satuan waktu tertentu.
Tingkat pelayanan jalan (LOS) adalah suatu metode yang mungkin untuk memberikan
batasan-batasan ukuran untuk dapat menjawab pertanyaan “Apakah kondisi suatu ruas jalan
yang ada saat ini masih memenuhi syarat untuk dilalui oleh volume maksimum lalu lintas”

RANCANGAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN


Lampu lalu lintas adalah alat yang sangat baik untuk mengendalikan lalu lintas pada
persimpangan-persimpangan, namun dalam perancangan persimpangan-persimpangan baru
selalu diusahakan agar lampu pengatur lalu lintas tidak lagi diperlukan.

JALINAN DAN BUNDARAN


Jalinan adalah pergerakan arus lalu lintas yang menyatu dan kemudian memencar pada satu
bagian tertentu di persimpangan. Peraturan yang berlaku di Indonesia terhadap arus lalu lintas
di bagian jalinan adalah memberi jalan kepada arus lalu lintas yang datang dari kiri.

PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL


Persimpangan Tak Bersinyal adalah persimpangan yang memberikan hak jalan (prioritas)
kepada kendaraan yang datang dari jalan utama. (rambu-rambu STOP atau beri jalan). Jika
jumlah arus lalu lintas masuk > 1000 kend/jam puncak, disarankan untuk menggunakan
lampu pengatur lalulintas atau bundaran. Perubahan dari simpang tak bersinyal menjadi
bersinyal atau bundaran dapat juga dengan pertimbangan keamanan lalu lintas untuk
mengurangi tabrakan antara kendaraan yang berlawanan arah.

RANCANGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN


Tujuan Rancangan Lampu Pengatur Lalu Lintas di Persimpangan adalah:
- Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas, sehingga
terjamin bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan.
- Untuk memberikan kesempatan kepada kendaraan dan atau pejalan kaki dari jalan simpang.
- Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraan dari arah
bertentangan.

PERANCANGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS


Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), bahwa penggunaan sinyal selalu
meningkatkan kapasitas dan keselamatan dari simpang.

PERPARKIRAN
Parkir adalah suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara. Sedangkan berhenti adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang
bersifat sementara, dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya.

TERMINAL
Terminal merupakan titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai
pelayanan umum. Sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, pengoperasian lalu
lintas, prasarana angkutan yang merupakan bagian dari system transportasi untuk
melancarkan arus penumpang dan barang dan sebagai unsur tata ruang yang mempunyai
peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota.

RAMBU DAN MARKA JALAN


Rambu dan Marka Jalan adalah alat untuk mengendalikan lalu lintas, khususnya untuk
meningkatkan keamanan dan kelancaran pada system jalan. Oleh sebab itu, marka dan rambu
lalu lintas merupakan objek fisik yang dapat menyampaikan informasi (perintah, peringatan,
dan petunjuk) kepada pemakai jalan.

KLASIFIKASI FUNGSI, HIRARKI & PEMBINAAN JALAN


Penerapan Otonomi Daerah di Indonesia mempunyai pengaruh terhadap timbulnya
pemekaran wilayah. Terbentuknya kota-kota baru akibat pemekaran wilayah tersebut selalu
diiiringi dengan pengembangan prasarana pendukung kota, antara lain prasarana jalan. Agar
penataan ruang dapat selaras, serasi, dan seimbang dengan kebutuhan pergerakan, maka
rencana jaringan transportasi jalan harus mewujudkan unsur-unsur jaringan transportasi jalan,
yaitu simpul, ruang kegiatan dan ruang lalu lintas. Oleh karena itu, sangat diperlukan
penentuan fungsi, hirarki dan administrasi jalan yang tepat agar penggunaan dan pembinaan
jalan pada kota-kota baru dapat berjalan dengan efektif dan efisien

Anda mungkin juga menyukai