Anda di halaman 1dari 5

DAMPAK PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN

MASYARAKAT BAGI DRIVER OJEK ONLINE DI


SURABAYA
Oleh Aisyatullabibah
Aisyahlabeebah@gmail.com

ABSTRACT
The pandemic that has emerged since mid-2019 has forced the government to implement
various policies to break the chain of the spread of COVID-19. One of the policies
implemented by the government is the Implementation of Community Activity Restrictions
(PPKM). PPKM is implemented in all areas of Java Bali, one of which is the Surabaya area.
Many people depend on their lives in the midst of the tight restrictions on community
activities in the city of Surabaya, one of which is the Online Ojek Driver. The impact of the
implementation of Community Policy Restrictions is also felt by online motorcycle taxi
drivers. Because the mobility of people outside the home makes the use of online motorcycle
taxi services minimal. Although the online motorcycle taxi pick-up service is very minimal,
at the time of the implementation of PPKM, many people use online motorcycle taxi services
to order food and daily necessities.

Keywords: Online Ojek Drivers, and Enforcement of community activities

ABSTRAK
Pandemi yang sudah muncul sejak pertengahan 2019 membuat pemerintah menerapkan
berbagai kebijakan guna memutus rantai penyebaran covid-19. Salah satu kebijakan yang
diterapkan pemerintah yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
PPKM diberlakukan di seluruh wilayah Jawa Bali salah satunya wilayah Surabaya. Banyak
orang yang menggantungkan hidupnya di tengah ketatnya Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di kota Surabaya, salah satunya yaitu Driver Ojek Online. Dampak dari
adanya Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat juga turut dirasakan oleh driver
ojek online. Karena pembatasan mobilitas masyarakat di luar rumah membuat minimnya
penggunaan jasa ojek online. Meskipun jasa antar jemput ojek online sangat minim, namun
disaat pemberlakuan PPKM banyak masyarakat yang menggunakan jasa ojek online untuk
memesan makanan dan kebutuhan sehari-hari.
Kata Kunci: Driver Ojek Online, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

A. Pendahuluan
i) Latar Belakang
Meningkatnya angka kematian di Surabaya sejak wabah Covid-19 melanda indonesia,
membuat pemerintah kabupaten/kota Surabaya menerapkan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat(PPKM) guna memutus rantai penyebaran covid-19
di Surabaya. Dengan diberlakukannya PPKM diharapkan semua masyarakat
mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjauhi
kerumunan dan mengurangi mobilitas di luar rumah. Sejak Pemberlakuan PPKM
semua aktifitas masyarakat Surabaya menjadi terhambat, mulai dari pemberlakuan
jam malam, sekolah di rumah (daring), bekerja dari rumah (Work From Home), dan
dilarang makan di tempat. Sudah banyak Dampak dari PPKM yang dirasakan seluruh
warga Surabaya, salah satunya driver ojek online.
Menurut hasil riset proporsi jasa ojek online terbesar berada di wilayah Jawa-Bali
yang didominasi oleh kota besar seperti Surabaya dengan rata-rata usia 35-45 tahun.
Hal ini menyatakan bahwa banyak dari para driver ojek online di surabaya yang
menggantungkan perekonomian nya dengan jasa ojek online.
Banyak sekali dampak yang dirasakan oleh para driver ojek online di masa PPKM
seperti penurunan orderan 2x lipat karena mobilitas di luar sangatlah terbatas mulai
dari mahasiswa dan siswa yang masih belajar daring, perkantoran yang masih work
from home dan lain-lain. Maka penghasilan dari para driver online banyak bergantung
pada orderan makanan, barang, dan kebutuhan sehari-hari saja.
Ditengah wabah yang melanda dan turunnya omset orderan antar jemput pada jasa
Ojek Online maka alangkah baiknya para ojek online menambah jam kerja mereka
agar pendapatan lebih meningkat di masa pandemi, serta memanfaatkan waktu saat
menunggu orderan dengan kegiatan positif dan menguntungkan seperti berjualan dll.
Sehingga dengan adanya pemanfaatan waktu dengan baik maka dampak dari PPKM
bagi driver ojek online cukup teratasi. Mengingat sudah ada pembagian bantuan sosial
bagi driver ojek online yang terdampak PPKM mulai usia 40tahun keatas.
Tulisan ini ingin memberikan solusi alternative bagi para driver ojek online untuk
memanfaatkan waktu saat menunggu orderan diisi dengan hal-hal yang positif dan
menguntungkan agar dampak dari PPKM bagi driver ojek online cukup teratasi dan
mampu mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

ii) Rumusan Masalah


1. Dampak apa saja yang dirasakan oleh driver ojek online saat diberlakukannya
PPKM?
2. Bagaimana solusi untuk mengantisipasi dampak dari PPKM bagi driver ojek
online?

iii) Tujuan Penelitian


1. Untuk menganalisis dampak yang dirasakan oleh driver ojek online
saat diberlakukannya PPKM
2. Untuk memberikan solusi alternative dalam menghadapi dampak
PPKM bagi driver ojek online.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei, observasi
langsung lokasi, melalui wawancara secara mendalam kepada responden.
Pertanyaan disusun sesuai dengan latar belakang kelompok responden, wawancara
dilakukan secara online via whatsapp group dan Google form yang sudah
disediakan peneliti mengenai persepsi mereka tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat, dampaknya pada Sektor Kesehatan dan Ekonomi mereka.

C. Pembahasan
Indonesia sudah dilanda Pandemi COVID-19 sejak Maret 2020. COVID-19
merupakan suatu virus yang muncul dari wuhan, China dan masuk ke indonesia
melalui droplet dari korban Covid-19. Wabah ini merupakan wabah mematikan yang
sudah memakan banyak korban jiwa tanpa pandang bulu. Penyakit Virus Covid-19
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
COVID-19 pertama kali masuk Indonesia muncul dari Jakarta dan Surabaya, hal ini
sudah menjadi cikal bakal merebaknya virus COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia,
karena 2 kota ini adalah dua kota besar di Indonesia.
Saat Surabaya masih berstatus Zona Hitam dengan jumlah pasien Covid-19 tertinggi
di Jawa Timur. Hal ini memicu pemerintah Surabaya untuk tetap memberlakukan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mulai dari kegiatan belajar
mengajar dilakukan secara daring, Kegiatan perkantoran 70% dilakukan secara Work
From Home (WFH) , Pemberlakuan Jam Malam dan penyekatan di sejumlah titik
wilayah Surabaya. Hal ini merupakan suatu bentuk upaya dari pemerintah Surabaya
guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.
Namun, dengan diberlakukannya PPKM di Surabaya banyak juga lapisan masyarakat
yang merasakan akan setiap dampak nya. Para siswa yang sudah merindukan kegiatan
belajar di sekolah, kegiatan Work From Home yang sering menyulitkan para pegawai,
para pedagang yang pendapatannya semakin menurun, dan para driver ojek online
yang pendapatannya menurun secara signifikan.
Semenjak diberlakukannya PPKM di Surabaya, mobilitas rakyat surabaya pun ikut
menurun secara signifikan. Karena sarana dan prasarana di surabaya yang sangat
dibatasi demi terlaksananya PPKM berkelanjutan.

Dengan menurunnya mobilitas serta sarana dan prasarana di surabaya para driver ojek
online pun juga sangat merasakan dampaknya. Mereka mengeluhkan berkurangnya
penumpang saat pemberlakuan PPKM di surabaya. Menurut Ketua Presidium
Nasional Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda Indonesia) Igun Wicaksono
mengatakan, menurunnya jumlah penumpang terjadi karena adanya aturan bekerja
dari rumah atau Work From Home bagi pekerja perkantoran sebanyak 75 persen.
Tentunya, hal ini berdampak pada pendapatan pengemudi Ojek online yang
bergantung pada jasa pengantara penumpang perkantoran di wilayah surabaya. Hal
ini akhirnya akhirnya berdampak pada merosotnya pendapatan para pengemudi ojek
online.

Banyaknya driver ojek online yang menggantungkan hidupnya hanya dengan ojek
online, maka dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di
Surabaya para driver ojek online diharapkan mampu membiasakan diri dengan
kondisi yang saat ini terjadi. Membiasakan diri saat penurunan pengantaran
penumpang yang berakibat pada menurunnya pendapatan akan membantu mereka
dalam menyesuaikan kondisi saat ini. Penurunan jumlah penumpang ojek online saat
berlakunya PPKM membuat para driver ojek online memutar kendali dengan
mengandalkan jasa pengantaran makanan dan barang. Hasil penelitian Lembaga
Demografi, (FEB Universitas Indonesia) tentang survei pengalaman mitra Driver
Ojek Online selama pandemi COVID-19 dengan responden sebanyak 41.393 orang di
15 provinsi di indonesia mengungkapkan bahwa 63% mitra driver ojek online
menyatakan hampir tidak ada penghasilan selama bulan Maret-April 2020, 36%
menyatakan penghasilan berkurang, dan sisanya 1% menyatakan penghasilan sama
saja atau meningkat. Hal ini menggambarkan kondisi yang dialami para driver Ojek
Online dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun, setelah presiden mengumumkan PPKM sudah memasuki level 4, pengelola


ojek online bekerja sama dengan pemerintah kota surabaya memutuskan untuk
mengizinkan para mitra Driver Ojek online untuk mengangkut penumpang di wilayah
Surabaya.
Fitur Ojek Online yang sempat dinonaktifkan oleh pengelola Ojek Online saat
diberlakukannya PPKM Darurat dan PPKM Level 4 di Surabaya yang melihat akan
ganasnya virus COVID-19 di Surabaya kini telah diaktifkan kembali dengan
mematuhi Protokol Kesehatan yang sangat Ketat seperti memakai masker baik
Penumpang maupun driver, penumpang diminta membawa helm sendiri, Driver
maupun penumpang diperkenankan untuk membatalkan pesanan apabila salah satu
dari mereka tidak menggunakan masker saat perjalanan, penumpang juga harus
menjaga kontak dan membawa hand sanitizer pribadi.
"Untuk itu, kami berpesan dan berharap agar rekan-rekan ojol Surabaya dapat
mematuhi protokol kesehatan selama masa transisi new normal. Ini untuk mencegah
penyebaran virus Corona agar tidak meluas di wilayah Surabaya," kata pengelola
mitra driver Ojek online.

Kabid Pengawasan dan Pengendalian Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya


Tundjung Iswandaru menyampaikan, dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya
Nomor 28 tahun 2020 telah diatur tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Pada
Kondisi Pandemi Covid-19 di Kota Surabaya. Pada Pasal 24, diatur tentang kegiatan
pergerakan orang dan barang menggunakan moda transportasi, mulai jasa angkutan
transportasi konvensional maupun daring (online). Perwali itu juga mengatur protokol
kesehatan yang harus dijalankan setiap operator ojek online atau taksi online.
"Mereka harus memastikan bahwa unitnya itu dalam keadaan steril dan sudah
dilakukan penyemprotan disinfektan. Di samping itu, kapasitas penumpang untuk
taksi online juga harus diatur 50 persen," kata dia. Sementara untuk driver ojol, ia
meminta para pengemudi membawa sekat partisi atau penghalang droplet. Hal ini
meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengemudi dan penumpang.

Anda mungkin juga menyukai