Anda di halaman 1dari 9

1

PARASITISASI Diadegma semiclausum Hellen


(HYMENOPTERA: ICHNEUMONIDAE) PADA HAMA
Plutella xylostella (LEPIDOPTERA; PLUTELIDAE) DI TOMOHON 1)
(PARASITIZATION Diadegma semiclausum Hellen (HYMENOPTERA; ICHNEUMONIDAE)
IN Plutella xylostella (Lepidoptera; PLUTELIDAE) IN TOMOHON)
Oleh :
Michael Syntha Nurhajati Bakri ), Moulwy Frits Dien2), Daisy S. Kandowangko3)
1

1) Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Sulut


2) Perhimpunan Entomologi Indonesia, Cabang manado
3) Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado

msn.bakri@yahoo.com

ABSTRAK

Ulat daun kubis (diamondback moth), Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae) adalah hama
utama yang sangat merusak tanaman famili Brassicaceae, khususnya tanaman kubis. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui parasitisasi terhadap P. xylostella di areal pertanaman kubis dan
Brassiscae lainnya di Kota Tomohon. Penelitian ini menggunakan metode survei pada empat
lokasi di Tomohon yaitu di Desa Rurukan, Desa Kumelembuay, Desa Wailan dan Desa
Kakaskasen Dua. Hasil penelitian ternyata hanya ditemukan satu jenis parasitoid yang
menyerang Plutella xylostella di kota tomohon. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
parasitoid yang menyerang larva/pupa P. xylostella adalah Diadegma semiclausum. Rata-rata
persentase parasitisasi D. semiclausum terhadap P. xylostella di kota Tomohon tertinggi dijumpai
pada lokasi Desa Rurukan (82,01%), Kumelembuay (76,58 %), Wailan (73,37 %) dan terendah
di Desa Kakaskasen Dua (71,94 %).
Kata kunci : Kubis, Plutella xylostella, Diadegma semiclausum

ABSTRACT

Cabbage moth (diamondback moth), Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae) is a major pest
that is very damaging on plant family Brassicaceae, especially cabbage plants. The study aims to
determine parasitation P. xylostella in cabbage planting and Brassiscae area in Tomohon. This
study uses survey at four locations in Tomohon, namely Rurukan village, Kumelembuay village,
Wailan village and Kakaskasen Two village. Results of the study was only found one type of
parasitoids that attack Plutella xylostella in the Tomohon city. Identification results showed that
parasitoids that attack the larvae / pupae of P. xylostella is Diadegma semiclausum. The average
percentage of parazitation D. semiclausum against P. xylostella in Tomohon highest found in
location of Rurukan village (82.01%), Kumelembuay village (76.58%), Wailan village (73.37%)
and the lowest in the Kakaskasen Two village (71.94%).

Key word : Cabbage, Plutella xylostella, Diadegma semiclausum


1

PENDAHULUAN maupun terserang hama dan penyakit


Latar Belakang tanaman (Anonim, 2005; Anonim, 2013a;
Upaya peningkatan produksi sayuran Mulyana, 2013).
di Indonesia sangat diperlukan, khususnya Ulat daun kubis (diamondback moth),
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae)
guna mengimbangi laju pertambahan adalah hama utama yang sangat merusak
penduduk yang semakin meningkat pula. tanaman famili Brassicaceae, khususnya
Selain itu, penting juga adanya upaya tanaman kubis (Herminanto, 2010;
peningkatan produksi sayuran untuk Capinera, 2012). Pada musim kemarau,
keperluan ekspor. Hal ini sesuai dengan kerusakan oleh hama dapat mengakibatkan
tujuan utama pembangunan nasional di penurunan produksi kubis hingga produksi
sektor pertanian yaitu menaikkan produksi mencapai nol (da Lopes, 2011). Dilaporkan
pertanian (Anonim, 2013; Anonim, 2014; oleh Hosang dan Sembel (1983) bahwa
Hartoyo, 2013). Sayuran merupakan bahan kerusakan tanaman kubis akibat serangan P.
pangan penting bagi penduduk Indonesia xylostella di Tomohon dapat mencapai
yang diperlukan setiap hari. Di antara 38,00% bahkan pada musim kemarau dapat
sayuran yang ditanam, kubis (Brassica mencapai 100%. Lebih lanjut oleh Herlinda
oleracea var. capitata L.) banyak (2005) mengemukakan bahwa di daerah
dibudidayakan dan dikonsumsi karena Pagaralam, Sumatera Selatan pada tanaman
sayuran tersebut mengandung vitamin (A, B sawi putih (Brassica chinensis L)
dan C), mineral, karbohidrat, protein dan menunjukkan bahwa populasi larva P.
lemak yang amat berguna bagi kesehatan. xylostella mencapai 6,99 ekor/tanaman
Seperti beberapa jenis sayuran lainnya, dengan kerusakan mencapai 27.98%
kubis memiliki sifat mudah rusak, sehingga produk ini tidak laku dijual.
berproduksi musiman dan tidak tahan Petani pada umumnya mengatasi
disimpan lama. Sifat mudah rusak ini dapat gangguan ulat kubis dengan menggunakan
disebabkan oleh daun yang lunak dan insektisida kimia sintetik. Ditinjau dari segi
kandungan air cukup tinggi, sehingga penekanan populasi hama, pengendalian
mudah rusak oleh alat-alat pertanian secara kimiawi dengan insektisida memang
cepat dirasakan hasilnya, terutama pada dapat menyebabkan pengaruh samping yang
areal yang luas. Tetapi, selain memberikan buruk, baik terhadap hama penyakit sasaran
keuntungan ternyata penggunaan insektisida sendiri, maupun terhadap pekerja,
yang serampangan atau tidak bijaksana masyarakat dan lingkungan hidup. Dewasa
ini tuntutan masyarakat akan produk
2

tanaman yang berkualitas, ekonomis, serta Tujuan Penelitian


aman dikonsumsi semakin tinggi. Produk Penelitian ini bertujuan untuk mengeta-
tanaman seperti ini dapat diperoleh dengan hui parasitisasi D. semiclausum di areal
menerapkan budidaya tanaman yang sehat, pertanaman kubis dan Brassicae lainnya di
antara lain dengan penggunaan agens hayati Kota Tomohon.
sebagai sumber pengendalian hama dan
Manfaat Penelitian
penyakit (Anonim, 2013b; Capinera, 2012). Hasil dari penelitian ini diharapkan
Salah satu musuh alami yang dapat dapat memberikan informasi, khususnya
digunakan untuk menekan populasi P. bagi petani, mengenai sebaran dan
xylostella adalah parasitoid Diadegma parasitisasi D. semiclausum di areal
semiclausum Hellen (Reloba, 2002; pertanaman kubis di Tomohon.
Kadirvel et.al., 2010). Parasitoid ini
pertama kali dilepaskan pada tahun 1990-an
METODOLOGI PENELITIAN
dan cukup berhasil menekan perkembangan
Tempat dan Waktu Penelitian
populasi P. xylostella di areal pertanaman
Penelitian dilaksanakan di areal
kubis di Kakaskasen, Kecamatan Tomohon
pertanaman kubis dan Brassicae lainnya
(Wanta, dkk, 1993). Lebih lanjut dilaporkan
milik petani di Desa Kumelembuay, Desa
oleh Sembel, dkk (1994) menyatakan bahwa
Rurukan, Desa Wailan dan Desa
pelepasan parasitoid D. semiclausum yang
Kakaskasen II, kota Tomohon. Penelitian
kedua, dilakukan pada tahun 1993 di areal
berlangsung selama empat bulan yakni sejak
pertanaman kubis di Desa Rurukan dan
bulan Juli sampai dengan Oktober 2012.
dilaporkan parasitoid tersebut dapat
berkembang dengan baik dan menyebar di Bahan dan Alat Penelitian
lapangan. Bahan dan alat yang digunakan
Melihat keberhasilan parasitoid D. dalam penelitian ini adalah larva instar akhir
semiclausum menekan perkembangan dan pupa Plutella xylostella, karet gelang,
populasi P. xylostella di lapangan, kontainer gelas aqua, kain azahi, lup,
khususnya di Desa Rurukan maka kamera dan alat tulis menulis.
diperlukan pula pemantauan parasitisasi D.
Metode Penelitian
semiclausum di areal pertanaman kubis
Penelitian ini menggunakan metode
lainnya seperti di Desa Kumelembuay, Desa
survei pada 4 lokasi di Tomohon yaitu di
Wailan dan Desa Kakaskasen Dua yang juga
Desa Rurukan, Desa Kumelembuay, Desa
merupakan sentra produksi tanaman kubis di
Wailan dan Desa Kakaskasen II.
Kota Tomohon.
3

Prosedur Kerja Pelaksanaan penelitian.


Tahapan yang dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai Pengambilan sampel/Pengumpulan Pupa
berikut: Pengambilan sempel dilakukan pada
Persiapan pertanaman kubis dan brasiscae lainnya di
Kegiatan awal dari penelitian ini Desa Kumelembuay, Desa Rurukan, Desa
yakni mempersiapkan bahan dan peralatan Wailan dan Desa Kakaskasen II, Kota
yang akan digunakan dalam penelitian, Tomohon. Pengambilan sampel dilakukan
antara lain penyediaan kontainer gelas aqua sebanyak enam kali dengan interval waktu
sesuai kebutuhan, kain azahi serta karet dua minggu sekali. Sampel dimasukkan ke
gelang. Keseluruhan bahan tersebut dalam wadah gelas aqua masing-masing
ditempatkan pada suatu wadah atau kotak sebanyak 10 individu dan pada bagian
penyimpanan sehingga memudahkan dalam atasnya ditutupi dengan kain azahi.

Gambar 1. Pengambilan sampel


(Figure 1. Sampling)
Keterangan : a. Pengambilan sampel di Desa Rurukan
b. Pengambilan sampel di Desa Kumelembuay
c. Pengambilan sampel di Desa Wailan
d. Pengambilan sampel di Desa Kakaskasen Dua

Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sulut


Setiap kontainer gelas aqua yang
untuk kepentingan pengamatan.
berisi pupa dan diberi label berdasarkan
tanggal pengambilan dan lokasi sampel. Pengamatan
Hal yang diamati dalam penelitian
Sampel dipelihara di Laboratorium
ini adalah ada tidaknya parasitoid D.
Hayati, Balai Perlindungan Tanaman
2

semiclausum yang menginfestasi P. yang masing-masing ruas ditumbuhi


xylostella. Dilakukan pula penghitungan rambut-rambut halus.
persentase parasitisasi D. semiclausum
dengan rumus sebagai berikut:

P = Persentase parasitisasi
n = Jumlah parasitoid D. semiclausum
yang ditemukan
N = Jumlah pupa/kokon yang terkumpul

Gambar 2. Imago Diadegma semiclausum


Analisis Data (Figure 2. Diadegma semiclausum adult)
Data hasil pengamatan yang diperoleh
disajikan dalam bentuk tabel dan gafik serta Tungkai depan dan tengah ber-warna
dianalisis secara deskriptif. coklat kekuningan, bagian tarsus berwarna
coklat keitaman. Coxa tungkai belakang
agak membesar berwarna hitam, pangkal
HASIL DAN PEMBAHASAN trochanter berwarna hitam, femur berwana
coklat dengan spot berwarna hitam yang
A. Jenis Parasitoid
melingkar pada bagian pangkalnya; tibia
Hasil pengamatan ternyata hanya
tungkai belakang pada bagian pangkal dan
ditemukan satu jenis parasitoid yang
ujung berwarna coklat dan tarsus berwarna
menyerang Plutella xylostella di kota
coklat kehitaman pada setiap ruasnya
tomohon. Hasil identifikasi menunjuk-kan
dengan rumus tarsi adalah 5-5-5,
bahwa parasitoid yang menyerang
Kedua pasang sayap transparan,
larva/pupa P. xylostella adalah Diadegma
pasangan sayap depan dan belakang
semiclausum yang memiliki ciri-ciri sebagai
memiliki venasi yang khas dan ditumbuhi
berikut :
rambut-rambut halus yang jarang, abdomen
Imago memiliki tubuh berwarna hitam
berwarna hitam namun pada bagian ventral
pekat. Memiliki sepasang faset yang
terutama ruas kedua dan ketiga berwarna
berwarna coklat kehitaman. Antena
coklat muda, ruas pertama abdomen
berbentuk filiform atau panjang menyerupai
berwarna hitam dan memanjang. Ciri-ciri
benang dan beruas-ruas. Scapus berwarna
tersebut seperti yang dilaporkan oleh
coklat, dengan pedicel kecil bulat;
Azidah, et al. (2000), Cai Xia et al., (2006).
sedangkan flagellum terdiri dari 26 ruas
3

B. Persentase parasitisasi tertinggi dijumpai pada lokasi Desa


Hasil pengamatan ternyata rata-rata Rurukan (82,01 %), dan terendah di Desa
persentase parasitisasi D. semiclausum Kakaskasen Dua (71,94 %), seleng-kapnya
terhadap P. xylostella di kota Tomohon dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata persentase parasitisasi Diadegma semiclausum pada


pupa P. xylostella di Tomohon

Rata-rata persentase parasitsasi pada pengambilan Rata-rata


Lokasi sampel sampel ke .. (%)
1 2 3 4 5 6
Rurukan 77,48 89,10 81,06 78,81 86,30 79,35 82,01

Kumelembuay 73,75 86,11 69,31 80,62 71,53 78,21 76,58

Wailan 72,72 77,55 64,77 72,47 78,50 74,24 73,37

Kakaskasen Dua 72,09 69,74 74,28 71,57 72,44 71,53 71,94

Berdasarkan Tabel 1 ternyata persen- adanya letusan gunung lokon sepanjang satu
tase parasitisasi D. semiclausum di empat bulan pada tahun 1991, populasi parasitoid
lokasi sampel mencapai > 70 %. Hal ini ini menurun drastis (Wanta dkk, 1993). Pada
menunjukkan bahwa parasitoid D. tahun 1993 kembali dilakukan introduksi
semiclausum telah mapan dan berkembang dengan mengguna-kan parasitoid yang
serta mampu menekan populasi hama P. berasal dari Lembang Jawa Barat dan
xylostella di Tomohon. ternyata dapat menurunkan populasi P.
Tingginya populasi D. semi clausum xylostella dengan tingkat parasitasi
pada keempat lokasi sampel diduga karena mencapai 46 – 58 % (Sembel dkk, 1994).
berbagai factor diantaranya adanya kegiatan Pelepasan berikutnya dilakukan pada tahun
inundasi atau pelepasan D. semiclausum 1994 di desa Paslaten Tomohon dengan
sebelum-nya dan ketersediaan inang. tingkat parasitasi sampai 37 % (Rante et al,
Di Sulawesi Utara parasitoid ini 1995). Hasil survei jenis-jenis parasitoid
diintroduksi pertama kali tahun 1990 dari oleh Sembel dkk., (1994) pada bulan April
Lembang, Bandung untuk mengendalikan sampai dengan Desember 1994 diketahui
hama P. xylostella di Tomohon dan cukup bahwa di daerah Tomohon persentasi
berhasil dengan tingkat parasitasi sekitar parasitasi D. semiclausum berkisar antara 6
36, - 48,7 % (Wanta, 1991). Namun karena % sampai dengan 85,7 %, sedangkan di
2

daerah Tompaso dan Modoinding tidak Diadegma semiclausum pada tanaman kubis
ditemukan parasitoid ini pada larva dan dan Brassicae lainnya di Provinsi Sulawesi
pupa P. xylostella (Sembel dkk, 1994). Utara.
Hasil pelepasan parasitoid D. Diadegma
pada tahun 1999 di Modoinding berhasil
DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan populasi parasitoid D.
Semiclausum 20-47 % (Sembel dkk, 1994).
Anonim, 2005. Kubis. Tanaman Obat
Evaluasi, perbanyakan dan pelepasan Indonesia. http://www.iptek.net.id/
kembali parasitoid ini yang dilakukan di ind/ pd_/view. php?id=229

Tomohon, Modoinding, dan Modayag


______, 2013. Manfaat Kubis Bagi
tingkat parasitasi antara 76 % sampai Kesehatan Tubuh. http://obatnaturals.
dengan 87 %, sedangkan di Tompaso blogspot. Com/ manfaat-kubis-bagi-
kesehatan tubuh html
parasitasi hanya berkisar 17 % (Sembel.,
2014) ______, 2013a. Cara Menanam Kubis atau
Budidaya Kol. http://tipspetani.
blogspot.com/2013/08/cara-menanam-
KESIMPULAN DAN SARAN kubis-atau-budidaya-kol.html

Kesimpulan ______, 2013b. Budidaya Tanaman Sayur


1. Parasitoid yang ditemukan pada Kubis (Kol). http://www.problogger.
web.id/2013/01/budidaya-tanaman-
pertanaman kubis dan Brassicae lainnya
sayur-kubis-kol.html#.
di Tomohon adalah Diadegma
semiclausum. ______, 2014. Kubis. Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas. http://
2. Rata-rata persentase parasitisasi D.
id.wikipedia. org/wiki/Kubis# Budi
semiclausum terhadap P. xylostella di daya
kota Tomohon tertinggi dijumpai pada
lokasi Desa Rurukan (82,01%), Desa Azidah, A. A., M.G. Fitton and D.L.J.
Quicke, 2000. Identification of the
Kumelembuay (76,58 %), Wailan (73,37 Diadegma species (Hymenoptera:
%) dan terendah di Desa Kakaskasen II Ichneumonidae, Campopleginae)
(71,94 %), attacking the diamondback moth,
Plutella xylostella (Lepidoptera:
Plutellidae). Bulletin of Entomo-
Saran logical Research / Volume 90 /
Issue 05 / October 2000
Perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui jenis dan populasi parasitoid
3

Cai Xia, Hao Zhongping, Shi Zuhua, Chen Kadirvel P., Srinivasan R., Lin Mei Ying.,
Xuexin, 2006. The effect of host age on Jouri E. A., Iddraw M. W., de la Pena,
biological characteristics of Diadegma R. C, 2010. Occurrence of Diadegma
semiclausum. Chinese Journal of semiclausum, a parasitoid of
Biological Control [2006, 22(2):92-95]. diamondback moth in lowlands of
http://europepmc.org Syria. http://www.sciencedirect.com/
/abstract/CBA/619057/reload=0;jsessio science/article/pii/S1226861510001196
nid=pnjj ZNph Hj2Xjo3lPaDJ.12
Mulyana, R. K. 2013. Budidaya Kubis
Capinera, J. L. 2012. Diamondback Moth Bunga. Badan Penelitian Tanaman
Plutella xylostella (Linnaeus) (Insecta: Sayuran. Pusat Penelitian dan
Lepidoptera: Plutellidae). University of Pengembangan Holtikultura. http://
Florida. http://entn emdept.ufl.edu/ riankustiamulyana.blogspot.com/
creatures/veg/leaf/ 2013/07/budidaya-kubis-bunga.html
diamondback_moth.htm
Reloba, R. G, 2002. A Biological Control
da Lopes, Y. F, 2011. Diamondback Moth: Agent Against The Diamondback Moth
Plutella xylostella. http://arantha 2302 Diadegma semiclausum. Agricultural
76.blogspot.com/2011/03/diamond Center Chief III. Regional Crop
back-moth-plutella-xylos tella.html Protection Center. Department of
Agriculture XI Bago Oshiro, Davao
Hartoyo, D. 2013. Budidaya Kol atau Kubis City Regional Crop Protection Center.
(Brassica oleracea). http://caracara- Technical Bulletin . No. 2 Series of
penanaman. blogspot.com/2013/02/ 2002. http://davao agribiz.da.gov.
budidaya-kol-atau-kubis-brassica. html ph/tipsdl/ipm/diadegma_ semiclausum.

Herlinda, S., 2005. Jenis dan Kelimpahan Sembel, D.T., N.N. Wanta, R.T.D. Maramis,
Parasitoid Plutella xylostella L. dan J. Rimbing. 1994. Pembiakan,
(Lepidoptera: Plutellidae) Di Pelepasan dan Penyebaran Diadegma
Sumatera Selatan. Agria 1(2):78-83. eucerophaga Horstm. (Hymeno-ptera:
Ichneumonidae) untuk Pengendalian
Herminanto, 2010. Hama Ulat Daun Kubis Hama Plutella xylostella Linn.
Plutella xylostella L. dan Upaya (Lepidoptera: Yponeumeutidae) pada
Pengendaliannya. http://www.gerbang Tanaman Kubis di Minahasa. Laporan
pertanian.com/2010/08/hama-ulat- daun Penelitian, Fakultas Pertanian, Unsrat
-kubis-plutella.html Manado.

Hosang, M.L.A dan D.T. Sembel. 1983. Sembel, D.T. 2011. Dasar-dasar
Pemilihan Tanaman Inang oleh Plutella Perlindungan Tanaman. Penerbit ANDI
maculipennis Curtis (P. xylostella). Yogyakarta. 306 p.
Kongres Entomologi II. Jakarta, 24-26
Januari 1983. 10 h. ___, 2014. Serangga-serangga Hama
Tanaman Pangan, Umbi dan Sayur.
4

Penerbit Bayumedia Publishing, Wowor J. 2006. Pengaruh ukuran kurungan


Malang dan beberapa jenis pakan tambahan
terhadap parasitoid Diadegma
Wanta, N.N. 1991. Introduksi Parasitoid semiclausum Hellen (Hymenoptera;
Diadegma eucerophaga Horstm. Ichneumonidae) dala meningkatkan
(Hymenoptera: Ichneumonidae) untuk efektifitasnya sebagai musuh alami
Pengendalian Hama Plutella xylostella Plutella xylostella Linn (Lepido-ptera;
Linn. (Lepidoptera: Plutellidae) pada Yponomeutidae). Thesis, Program
Tanaman Kubis. Tesis S2. Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
Pascasarjana IPB Bogor. Manado.

Anda mungkin juga menyukai