Anda di halaman 1dari 10

MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

Ingin Meneladani Kataatan Malaikat-Malaikat Allah Swt

MAKALAH

Di Ajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Nilai di Mata Kuliah Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
SMP

Oleh

Rahma Yonni 19531129

Reka Widiyastuti 19531137

Dosen Pengampu Karliana Indrawari, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

IAIN CURUP

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ingin
Meneladani Kataatan Malaikat-Malaikat Allah Swt” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Terimakasih kami sampaikan khususnya kepada Ibuk Karliana Indrawari, M.Pd.I


selaku dosen pengampu mata kuliah Materi Pembelajaran PAI di SMP yang telah
membimbing dan memberi pengarahan kepada kami dalam menyusun makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

26 Oktober 2021

Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat kepada perintah serta
ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata “malak” yang dalam bahasa Arab artinya
kekuatan. Dalam ajaran agama islam ada 10 malaikat yang wajib kita ketahui, yang mana itu
adalah bagian dari rukun iman, yaitu iman kepada malaikat. Maksudnya adalah meyakini
adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, tapi sesungguhnya mereka
adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang selalu taat kepada-Nya, dan mereka tidak
pernah berbuat dosa.
Tak seorangpun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui
jumlahnya. Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat, tetapi jika Allah berkehendak
maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya hanya terjadi pada Nabi dan Rasul.
Malaikat selalu menampakkan diri dalam wujud laki-laki kepada para Nabi dan Rasul.
Seperti yang terjadi pada Nabi Ibrahim AS.
Iman kepada malaikat itu mengandung makna baha kita harus percaya dan yakin
dengan sepenuh hati bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberikan tugas oleh
Allah dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sebagaimana perintah-Nya. Untuk menguatkan
keyakinan peserta didik akan adanya malaikat, diperlukan strategi yang tepat supaya materi
yang disampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengaan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Malaikat-Malaikat Allah Swt.
Allah telah menciptakan sejenis makhluk ghaib, yaitu malaikat. Disamping
makhluk lainnya malaikat tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Malaikat
diberi tugas-tugas khusus yang ada hubungannya dengan wahyu, Rasul, manusia,
alam semesta, akhirat dan lain sebagainya. Disisi lain adapula malaikat yang diberi
tugas untuk melakukan sujud kepada Allah SWT secara terus menerus.
Menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia
ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua
tugas-tugas-Nya (QS. Al-Anbiya :19-20). Malaikat berarti makhluk langit. Sedangkan
menurut istilah syara‟ malaikat berarti makhluk gaib yang diciptakan Allah yang
berasal dari nur atau cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu dan senantiasa
mengabdi dan taat kepada Allah. Tidak diperoleh penjelasan kapan malaikat
diciptakan, tetapi diciptakan lebih awal daripada Adam, manusia pertama (Q.S Al-
Baqarah:30).
Malaikat mempunyai sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya. Percaya
kepada adanya malaikat terdapat dalam salah satu dari enam rukun iman yaitu pada
rukun iman kedua “iman kepada malaikat Allah”. Iman kepada malaikat berarti
percaya bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang patuh pada-Nya dan tidak pernah
mendurhakai-Nya.
Kata malaikat adalah kata jama‟ dari kata malak yang berasal dari kata alukah
yang berarti risallah. Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka
adalah perantara antara Allah dan rasulnya, dalam menurunkan kitab-kitab-nya. Oleh
karena itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-
kitab dan Rosul-Nya.1
Malaikat adalah makhluk halus yang samar dan tidak bisa ditangkap oleh
panca indra. Malaikta tidak berwujud fisik yang dapat ditangkap oleh indra. Mereka
termasuuk makhluk dari luar alam yang riil atau tidak dapat dilihat. Tidak ada yang
mengetahui hakikatnya kecuali Allah.2

1
Taufiq, Ahmad, Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Karakter Berbasis Agama), (Surakarta:Yuma Pustaka,
2010), hal.87
2
Sayid Sabiq, Aqidah Islam (Surabaya:Al-Ikhlas, 1996), hal.121
Wujud para malaikat telah dijabarkan didalam Al-Qur‟an, bahwa malaikat ada
yang memilki sayap sebanyak 2, 3 dan 4, dalam surah Faathir ayat 1 :
Artinya :
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-
Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka
sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran islam, ibadah manusia
dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri. Berbeda dengan malaikat yang tidak
memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola
alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih
cepat lagi. Mereka tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan dan tidak
berkeluarga.3
B. Nama-nama Malaikat-Malaikat Allah Swt beserta Tugasnya.
Malaikat memang tidak bisa dihitung jumlahnya, karena begitu banyak sekali
macam-macam malaikat, akan tetapi kita bisa mengenal nama-nama dari malaikat
beserta tugas yang diamanahkan oleh Allah Swt, diantaranya:4
1. Malaikat Jibril ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada
rosul-rosul-Nya. Dalam Al-quran, Jibril disebut sebagai Ruhul Amin atau
Ruhul Qudus.
2. Malaikat Mikail yang ditugaskan oleh Allah untuk menurunkan hujan dan
memberi rezeki kepada makhluk.
3. Malaikat Izrofil ditugaskan oleh Allah untuk meniup sangkakala pada hari
kiamat.
4. Malaikat Izrail ditugaskan oleh Allah untuk mengambil ruh manusia dengan
disertai pembantu.
5. Malaikat Ridwan ditugaskan oleh Allah untuk menjaga surga.
6. Malaikat Malik ditugaskan oleh Allah untuk menjaga neraka.
7. Malaikat Roqib ditugaskan oleh Allah untuk mencatat amal baik manusia.
8. Malaikat Atid di ugaskan oleh Allah untuk mencatat amal buruk manusia
3
Syekh Hafidz Ahmad Al Hakami, Berkah Aqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah, (Jakarta:Gema Insani, 1994),
hal.120
4
Syaikh Muhammad, Prinsip-Prinsip Dasar, hal.122
9. Malaikat Munkar ditugaskan oleh Allah untuk menanya manusia di dalam
kubur.
10. Malaikat Nakir ditugaskan oleh Allah sama dengan malaikat Munkar.5
Semua malaikat diatas melakukan perintah Allah Swt tanpa paksaan, mereka
melakukannya dengan penuh ikhlas dan rida. Hal itu menandakan bahwa malaikat
hadir bersama manusia, dan berada disekitar kehidupan manusia, sama halnya dengan
bangsa jin dan iblis, akan tetapi manusia tidak dapat melihatnya, namun bisa
dirasakan dalam hati pribadi manusia itu sendiri.
C. Perilaku Beriman Kepada Malaikat Allah Swt
Mengimani keberadaan malaikat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam.
Hal ini ditegaskan Basyouni bahwa seseorang tidak disebut beriman apabila dia tidak
mengimani malaikat Allah Swt. Sebagai salah satu rukun iman, iman kepada malaikat
Allah merupakan rukun yang ke-2 sebelum mengimani kitab-kitab Allah Swt. Terkait
dengan bukti-bukti ini, Basyouni mengatakan bahwa keimanan kepada malaikat
sebagai rukun iman yang ke-2 dapat dibuktikan berdasarkan al-quran, sunnah, ‘ijma,
dan logika.6 Allah Swt. telah menegaskan hal ini melalui firman-Nya dalam QS. Al-
Baqarah (2): 98:
Artinya:
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya,
Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”
Sebagai hamba-hamba Allah Swt. yang dimuliakan, malaikat memiliki nilai-
nilai sifat, baik sifat khalqiyah maupun sifat khuluqiyah yang sangat baik dihadapan
Allah Swt. Nilai-nilai sifat khalqiyah merupakan nilai-nilai sifat berupa bentuk atau
wujud seperti yang telah diuraikan di atas. Sedangkan nilai-nilai sifat khuluqiyah
merupakan sifat-sifat kebaikan, seperti ketaatan dan kedisiplinan, pengendalian diri,
dan tanggung jawab. Nilai-nilai sifat malaikat inilah yang perlu diyakini/diimani oleh
setiap muslim, sekaligus sebagai sifat yang wajib diteladani dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Ketaatan dan Kedisiplinan.
Sikap ketaatan dan kedisiplinan ini semestinya men]adi nilai panutan
(qudwah) untuk diteladani oleh manusia. Seorang yang beriman kepada malaikat,
dengan pendekatan spiritualnya, akan senantiasa meneladani sikap-sikap positif
yang dicontohkan malaikat. Al-Andalusi mengemukakan analisisnya tentang nilai-
nilai kebaikan yang ada pada malaikat. Malaikat adalah makhluk yang senantiasa,
dan selamanya, menghindari maksiat kepada Allah.
Kepatuhan para malaikat kepada Allah Swt. ini pun ditunjukkan dengan
kehati-hatiannya dalam memberikan syafaat kepada manusia, yakni hanya kepada
mereka yang diridlai Allah.
2. Pengendalian Diri Dari Perilaku Negatif.

5
Daudy, Ahmad, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1997), hal.178
6
Basyouni, S.W. The Rays of Faith. Qabeelat Hayl Al-Maghrib Institute. Hal.7-9
Terkait dengan pengendalian diri ini, menurut Al-Mubarakfuri (Harisah, 2004,
hlm. 82) terdapat dua pengaruh besar terhadap hati manusia, yaitu pengaruh
negatif setan dan pengaruh positif malaikat. Setan berupaya mempengaruhi dan
menggoda hati manusia untuk berbuat kejahatan serta mengingkari kebenaran-
kebenaran agama. Adapun malaikat, ia senantiasa mengimbangi pengaruh negatif
tersebut dan mengalihkannya kepada kebaikan dan penerimaan kebenaran-
kebenaran agama. Dengan demikian, orang yang beriman merasakan adanya
tuntunan dan kontrol melekat pada diri mereka, yang pada hakikatnya berasal dari
bisikan-bisikan (llham) malaikat.
3. Rasa Tanggungjawab.
Islam mendidik umatnya dengan menanamkan keyakinan bahwa setiap
perbuatan dan ucapan manusia diketahui oleh Allah Swt., dan mereka akan
bertanggung jawab atas segala hal tersebut. Dalam konsep keimanan kepada
malaikat, diyakini adanya malaikat yang mendatangi dan menanyai setiap manusia
dalam kubur. Keimanan ini mengandung nilai yang dapat dijadikan dasar dalam
menanamkan rasa tanggung jawab atas segala tindakan mereka, sekaligus
memberikan indoktrinasi bahwa setiap perbuatan, baik dan buruk, pasti mendapat
ganjaran. Dan balasan itu merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh setiap
manusia.
4. Mensucikan Pujian Kepada Allah Swt.
Para malaikat senantiasa mensucikan pujian kepada Allah Swt. sebagai Rabb
mereka dan memohon ampunan bagi manusia yang berada di bumi. Mereka
adalah mahluk yang paling ikhlas terhadap Bani Adam (Al-Fauzan, 2010. hlm.
33) ini terungkap dalam QS. Ali Imran (3): 18.
Ayat tersebut menegaskan bahwa malaikat senantiasa mengagungkan Allah
Swt. dengan memegang teguh pernyataan bahwasanya tidak ada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah yang menegakkan keadilan, Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
5. Senantiasa mengajak kepada kebaikan.
Malaikat sebagai utusan Allah Swt. yang selalu taat kepada-Nya, senantiasa
menyeru manusia kepada kebaikan. Mereka akan selalu mengingatkan manusia
dengan berbagai cara agar manusia tetap berada di jalan kebenaran yang haq
seizin Allah Swt., termasuk dengan cara menyampaikan/menimpakan adzab Allah
kepada mereka yang dzalim. Bahkan, para malaikat itu senantiasa berdo’a
memohonkan ampunan kepada Allah bagi manusia agar manusia selalu berada di
jalan kebajikan.
6. Senantiasa berzikir dan mengaagungkan Allah Swt.
Malaikat adalah makhluk yang paling taat dan sangat dimuliakan. Mereka
tidak pernah dan tidak akan pernah sedikitpun ingkar kepada Allah Swt.
Selamanya, mereka senantiasa berdzikir dan memuji keagungan Allah. Kapanpun,
para malaikat ini tidak pernah berhenti bertasbih kepada Allah Swt. tanpa
merasakan jemu dan bosan.
D. Hikmah Iman Kepada Malaikat.
Beriman kepada malaikat tentu memiliki hikmah yang cukup besar dlaam
kehidupan, terutama bagi peserta didik, jika diajarkan keyakinan terhadap malaikat
dari sejak dini, maka hikmah yang bisa didapatkan diantaranya:
1. Mengetahui keagungan kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya.
2. Senantiasa Istiqamah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah Swt)
3. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian.
4. Bersyukur kepada Allah atas perlingdungan-Nya kepada anak Adam, dimana dia
menjadikan diantaranya para malaikat sebagai oenjaga mereka.
5. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ingat malaikat
maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya.7
Dan adapun hikmah lain yang dapat ddiperoleh dari sikap beriman kepada
malaikat-malaikat Allah Swt diantaranya:
1. Semakin meyakini tentang kebesaran Allah SWT.
2. Bersyukur kepada Allah SWT, karena telah menciptakan malaikat untuk
membantu segala kehidupan dan kepentingan manusia.
3. Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah, dan karena
mereka selalu membantu dan selalu mendoakan kita.
4. Bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba dalam
kebaikan.
5. Meningkatkan keimanan untuk mengikuti sifat dan perbuatan malaikat.
6. Selalu berfikir dan berhati-hati setiap melakukan suatu perbuatan, karena
perbuatan yang baik maupun yang buruk akan selalu dipertanggungjawabkan
di akhirat kelak.
7. Meningakatkan keimanan manusia kepada Allah, mengingat malaikat
merupakan salah satu ciptaan-Nya.
8. Membentuk jiwa seorang muslim yang benar-benar bertakwa kepada Allah,
karena iman kepada Malaikat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
9. Mendorong manusia untuk senantiasa bertindak hati-hati, karena dia
menyadari bahwa setiap perbuatannya selalu diawasi oleh malaikat.
10. Mendorong manusia untuk selalu meingkatkan amal baik, karena manusia
menyadari bahwa sekecil apapun tindakan bainya akan dicatat oleh malaikat.8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.

7
Abdul Aziz, Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjut, (jakarta: Darul haq, 2014),hal.39
8
Syekh Hafidz Ahmad Al Hakami, Berkah Aqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah, (Jakarta:Gema Insani, 1994),
hal.330
Malaikat adalah makhluk halus yang samar dan tidak bisa ditangkap oleh
panca indra. Malaikta tidak berwujud fisik yang dapat ditangkap oleh indra.
Mereka termasuuk makhluk dari luar alam yang riil atau tidak dapat dilihat. Tidak
ada yang mengetahui hakikatnya kecuali Allah.
Malaikat memang tidak bisa dihitung jumlahnya, karena begitu banyak sekali
macam-macam malaikat, akan tetapi kita bisa mengenal nama-nama dari malaikat
beserta tugas yang diamanahkan oleh Allah Swt, diantaranya Jibril, Mikail, Israfil,
Izrail, Mungkar,Nakir, Rakib, Atid, Malik, dan Ridwan.
Mengimani keberadaan malaikat merupakan suatu kewajiban bagi umat
Islam.diantaranya dengan Ketaatan dan Kedisiplinan, mengendalikan diri dari
perilaku negatif, rasa tanggungjawab, mensucikan pujian kepada Allah, senantiasa
mengajak kepada kebaikan, dan senantisa berzikir dan mengagungkan nama
Allah.
Dan adapun hikmah lain yang dapat ddiperoleh dari sikap beriman kepada
malaikat-malaikat Allah Swt diantaranya: Semakin meyakini tentang kebesaran
Allah SWT dan Bersyukur kepada Allah SWT, karena telah menciptakan malaikat
untuk membantu segala kehidupan dan kepentingan manusia.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun. Kami menyadari betul akan kekurangan-
kekurangan yang ada dalam makalah ini. Maka dari itu kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA
Taufiq, Ahmad, Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Karakter Berbasis Agama),
(Surakarta:Yuma Pustaka, 2010), hal.87
Sayid Sabiq, Aqidah Islam (Surabaya:Al-Ikhlas, 1996), hal.121
Syekh Hafidz Ahmad Al Hakami, Berkah Aqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah,
(Jakarta:Gema Insani, 1994), hal.120
Syaikh Muhammad, Prinsip-Prinsip Dasar, hal.122
Daudy, Ahmad, Kuliah Akidah Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1997), hal.178
Basyouni, S.W. The Rays of Faith. Qabeelat Hayl Al-Maghrib Institute. Hal.7-9
Abdul Aziz, Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjut, (jakarta: Darul haq,
2014),hal.39
Syekh Hafidz Ahmad Al Hakami, Berkah Aqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah,
(Jakarta:Gema Insani, 1994), hal.330

Anda mungkin juga menyukai