Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran
Fisika dengan Dosen Pengampu Bapak Dr. Didi Teguh Chandra, M.Si.
Oleh:
Irma Pebriyanti S.
NIM 1903639
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................2
E. Metode Penelitian..............................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Kajian Pustaka...................................................................................................4
1. Belajar............................................................................................................4
2. Pembelajaran.................................................................................................5
3. Kondisi Siswa dan Sains Teknologi..............................................................7
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................8
A. Perkembangan Revolusi Industri 4.0.................................................................8
B. Tuntutan Kompetensi Abad Ke-21....................................................................9
C. Kondisi Siswa, Dukungan Sains dan Teknologi, dan Perubahan Paradigma..11
D. Hakikat Belajar, Pengajaran, Pembelajaran, dan Pembelajaran Bermakna di
Era Revolusi Industri 4.0.................................................................................12
E. Hubungan Segitiga Guru, Peserta Didik, dan Konten.....................................14
F. Zone of Proximal Development (ZPD)............................................................15
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
Rahmat-Nya dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “Paradigma Pendidikan dan Dukungan Sains Teknologi
Di Era Revolusi Industry 4.0”
Dalam karya tulis ilmiah ini dibahas mengenai Pendidikan saat ini dan
dukungannya dari segi sains dan teknologi di era revolusi industry 4.0.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Fisika.
Selama penulisan karya tulis ilmiah ini banyak sekali hambatan yang
penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
beranggapan bahwa karya tulis ilmiah ini merupakan karya terbaik yang
dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa didalamnya
terdapat kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Irma Pebriyanti S.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana perkembangan revolusi industri 4.0 dan tuntutan
kompetensi abad ke-21?
2. Bagaimana kondisi siswa, dukungan sains dan teknologi, dan
perubahan paradigma?
3. Bagaimana hakikat belajar, pengajaran, pembelajaran, dan
pembelajaran bermakna di era revolusi industri 4.0?
4. Bagaimana hubungan segitiga guru, peserta didik, dan konten?
5. Bagaimana Zone of Proximal Development (ZPD)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu :
6. Mengetahui gambaran kondisi saat ini dan pengaruhnya pada
Pendidikan.
7. Mengetahui perkembangan revolusi industry 4.0 dan tuntutan
kompetensi siswa abad ke-21.
8. Mengetahui kondisi siswa dan dukungan sains serta teknologi yang
berkembang yang menyebabkan perubahan paradigma.
9. Mengetahui suksesnya guru membantu peserta didik demi
terwujudnya Indonesia emas 2045 dan melalui zone of proximal
development.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
dunia Pendidikan, khususnya bagi sekolah yang ingin
meningkatkan kualitas pendidik dan peserta didik menuju
Indonesia generasi emas 2045 serta ingin mengikuti
perkembangan revolusi industry 4.0 agar mengetahui tuntutan
kompetensi siswa di abad ke-21.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat dari segi praktis,
yaitu dapat meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam
2
kualitas Pendidikan dan sebagai bekal pengetahuan dimasa yang
akan datang.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunaan pendekatan library research
atau studi kepustakaan. Yakni mencari data yang merujuk pada
buku-buku, jurnal-jurnal penelitian yang telah ter-publish baik
local ataupun internasional, tulisan-tulisan ilmiah, penelitian yang
telah dilakukan oleh orang lain sebelumnya dan artikel-artikel
yang diterbitkan baik berupa majalah maupun surat kabar.
Menurut Lofplad (1984:47), sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan Tindakan, selebihnya
hanya data tambahan seperti dokumen. Penelitian ini memiliki
sejumlah ciri-ciri yang membedakan dengan penelitian lainnya,
seperti : latar alamiah, manusia sebagai alat (instrument), metode
kualitatif, adanya batas yang ditentukan oleh focus, deskriptif, dan
lain-lain.
2. Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analisis yang
mendeskripsikan mengenai kondisi siswa dan dukungan sains
serta teknologi yang berkembang yang menyebabkan perubahan
paradigma demi terwujudnya Indonesia emas 2045 dan melalui
zone of proximal development. Dan relevansi pada masa sekarang,
mengumpulkan fakta-fakta yang tepat kemudian mempelajari
permasalahan-permasalahan yang timbul dari apa yang terjadi saat
ini dan persepsi untuk dianalisis secara cermat dan mendalam.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Meliputi buku-buku
dan sumber-sumber yang terkait dalam penelitian.
4. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode analisis kualitatif. Dengan data kualitatif berbentuk
deskripstif, berupa kata-kata, dokumen dan kasus sejarah.
Kemudian, metode penelitian analisis kualitatif adalah proses
mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
3
literasi sehingga memperoleh temuan baru dan membuat hasil
kesimpulan yang mudah dipahami.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
4
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam
berpikir, merasa, maupun dalam bertindak yang ada pada diri
seseorang.
b. Makna dan Ciri Belajar
Secara singkat dari berbagai pandangan oleh
Syamsudin Makmun (2003, hlm. 159) dapat dirangkumkan
bahwa yang dimaksud dengan perubahan dalam konteks belajar
itu dapat bersifat fungsional atau struktural, material, dan
behavioral, serta keseluruhan pribadi (Gestalt atau sekurang-
kurangnya multidimensional). Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Hilgard dan Bower (1981) yang mengemukakan
bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku
yang relatif permanen dan yang merupakan hasil proses
pembelajaran bukan disebabkan oleh adanya proses
kedewasaan.
Dari pembahasan tersebut ditegaskan bahwa ciri khas
belajar adalah perubahan, yaitu belajar menghasilkan
perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang secara relatif tetap
dalam berpikir, merasa, dan melakukan pada diri peserta didik.
Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan, pengalaman,
dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara
langsung.
c. Tujuan Belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan
secara berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta
didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
yang menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia,
serta ketermpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa,
dan negara.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
5
Pembelajaran dimaknai sebagai proses interaksi peserta
didik dengan pendidik, bahan pelajaran, dan strategi
pembelajaran dalam suatu lingkungan belajar.
b. Ciri-ciri Pembelajaran
Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang
terdapat di dalam sistem pembelajaran, yaitu :
1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material,
dan prosedur yang merupakan unsur-unsur
sistem pembelajaran, dalam suatu rencana
khusus.
2) Saling ketergantungan, antara unsur-unsur
sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu
keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan
masing-masing memberikan sumbangannya
kepada sistem pembelajaran.
3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi
dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh
manusia dan sistem pemerintahan, semuanya
memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi,
sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur
yang saling ketergantungan satu sama lain,
disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi
tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem
menuntun proses merancang sistem. Tujuan
utama sistem pembelajaran agar siswa belajar.
Tugas seorang perancang sistem adalah
mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur
agar siswa belajar secara efisien dan efektif.
c. Tujuan Pembelajaran
6
Tujuan pembelajaran menurut Bloom (2003) tujuan
pembelajaran mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif,
spikomotor. Aspek kognitif meliputi pengenalan, pengetahuan,
pemahaman analisa, sintesa dan evaluasi. Aspek afektif
meliputi sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang
merupakan aspek psikologis peserta didik. Sedangkan aspek
psikomotor adalah penguasaan keterampilan dengan didukung
oleh keutuhan anggota badan yang akan terlibat dalam berbagai
jenis kegiatan. Aspek psikomotor meliputi persepsi, kesiapan,
kemanisme, imitasi, keterampilan dan adaptasi. Berdasarkan
pendapat diatas tujuan pembelajaran merupakan komponen
pertama yang harus diterapkan dalam proses pengajaran yang
berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Era revolusi industri selanjutnya adalah era 2.0. Bila pada era
sebelumnya mesin-mesin menjadi hasil penemuan yang membantu
manusia dalam melakukan produktivitas, maka pada awal abad
20, listrik membawa perubahan ke tahapan yang baru. Setelah listrik
ditemukan oleh Michael Faraday dan dikembangkan maka
penggunaan energi listrik lebih efektif dibandingkan dengan tenaga
uap atau air karena produksi difokuskan ke satu mesin. Para era ini,
produktivitas berkembang pada tahap efektivitas dan efesiensi
manufaktur. Artinya tidak hanya bagaimana mengasilkan produk yang
lebih banyak namun juga bagaimana dapat menghasilkan produk yang
lebih banyak lagi dengan biaya yang lebih kecil dan waktu yang lebih
singkat. Era inilah mulai berkembangnya program manajemen yang
memunginkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
manufaktur. Manajemen atau pengelolaan ini diantaranya dengan
dilakukan pembagian kerja.
Kemudian pada era revolusi industry 3.0 diawali dengan
penemuan chip elektronik dan juga komputasi pada 1969. Selain itu
produksi yang menggunakan mesin mengalami perkembangan hingga
bisa menganalisa, memonitoring, dan lain-lain. Pada era ini juga
ditemukan Programmable Logic Controller (PLC) yang
memungkinkan otomasi dan robotisasi. Pada periode ini banyak terjadi
pengembangan system perangkat lunak untuk memanfaatkan
perangkat keras elektronik.
Hingga sekarang kita berada pada era revolusi industry 4.0
yaitu era yang menghubungkan manufaktur yang dioperasionalkan
dengan komputasi dan internet. Dua hal tersebut menjadi factor utama
dalam kemajuan saat ini dan dimasa yang akan datang. Di era revolusi
industry 4.0 ada beberapa prinsip yang menjadi penekanan, yaitu
Interkoneksi yang terdiri dari kolaborasi, standardisasi, dan keamanan.
Namun, di era revolusi industry 4.0 ini tentunya ada beberapa
tantangan yang dihadapi. Maka setidaknya ada hal penting yang harus
menjadi perhatian dalam mempersiapkan diri terhadap revolusi
industry 4.0 yaitu meningkatkan sumber daya manusia. Selain itu,
dalam era revolusi industry 4.0 banyak terjadi disruptive innovation
yang dimana banyak sekali inovasi bermunculan namun tidak terlihat
dan tidak disadari sehingga menghancurkan aktivitas system lama,
maka dari itu kita harus meningkatkan literasi dan mengikuti
perkembangan teknologi.
9
besar-besaran yang mampu mengubah system. Perkembangan disrupsi
teknologi ini bahkan bisa mampu menggantikan manusia. Saat ini ada
banyak sekali disrupsi teknologi yang sudah terbentuk seperti ojek
online, mobile internet, robotic, 3D printing, dan lain-lain. Agar
teknologi-teknologi tersebut tidak bisa menggantikan manusia maka
kita harus dapat bertahan di era seperti ini. Jika kita berbicara masalah
pembelajaran, Ketika memasuki era disrupsi teknologi maka ada
beberapa trend pembelajaran yang akan dihadapi dimasa depan yaitu
the future of learning is open, the future of learning is visual, the
future of learning is augmented, the future of learning is mobile, the
future of learning is social, dan the future of learning is personal.
Karena itulah, ada beberapa tantangan sekolah yang harus
dihadapi untuk mengikuti trend pembelajaran ke depan yaitu
penyediaan sarana-prasarana, konsep keunggulan local, jumlah dan
mutu guru, pertumbuhan penduduk, perubahan pola kerja,
perkembangan teknologi, otonomi/politik daerah, dan perubahan
struktur ekonomi. Yang paling menonojol dari tantangan-tantangan
tersebut adalah jumlah dan mutu guru. Karena inilah yang
menentukan produk (siswa) yang dibentuk akan seperti apa. Guru
mempunyai peran dalam penentu prestasi siswa, menurut penelitian
yang dilakukan oleh Professor John Hattie dari Universitas Auckland
guru berpengaruh terhadap prestasi siswa sebesar 30%, sekolah 7%,
Rumah 7%, teman 7%, dan karakteristik siswa itu sendiri 49%.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru mempunyai potensi yang
besar untuk mempengaruhi karakteristik siswa. Maka dari itu, salah
satu tugas guru yaitu membangun generasi emas 2045 yang membekali
siswa keterampilan abad ke-21.
Adapun keterampilan yang harus dimiliki siswa untuk bertahan
dan berkembang di abad ke-21, yaitu :
1. Kualitas karakter, yaitu tentang bagaimana siswa beradaptasi
pada lingkungan yang dinamis, kualitas karakter yang
dibutuhkan yaitu religious, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas.
2. Literasi dasar, literasi yang dimaksud disini bukanlah literasi
seperti membaca pada umumnya, namun tentang bagaimana
siswa menerapkan keterampilan dasar sehari-hari seperti
literasi Bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi
digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan
kewarganegaraan.
3. Kompetensi, yaitu mengenai bagaimana siswa memecahkan
masalah kompleks, seperti berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi.
10
Guru juga memiliki tantangan dalam menghadapi abad ke-21
yaitu :
1. Murid yang belajar saat ini akan berbeda dengan murid 5
tahun yang lalu dan akan berbeda juga untuk lima tahun
yang akan datang.
2. Mjurid yang belajar sekarang bukan yang akan hidup
saat ini, tetapi murid yang akan hidup dimasanya 10, 20,
atau lebih tahun yang akan mendatang.
3. Kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup saat ini akan
sangat berbeda dengan masa mendatang.
4. Dukungan lingkungan, pemerintah, kondisi social murid
yang belajar saat ini akan sangat berbeda dengan kondisi
saat mereka hidup realistic di masyarakat pada masanya.
5. Kebutuhan dukungan sains dan teknolpgi saat siswa
belajar saat ini juga akan sanget berbeda saat mereka
hidup di masanya.
6. Intensitas penetreasi teknologi dalam kehidupan siswa
dan guru makin tahun makin bertambah tinggi.
11
berinovasi, berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah, dan komunikatif serta kolaboratif.
3. Informasi, media, dan teknologi, seorang guru harus
melek teknologi, media, dan TIK.
Kerangka kompetensi abad ke-21 diatas memiliki implikasi
terhadap pergeseran paradigma belajar abad ke-21 yaitu seperti pada
gambar berikut ini :
12
seseorang mampu untuk menemukan sesuatu yang baru dan
mengambil makna-makna baru dari peristiwa tersebut. Belajar juga
bisa dimulai dari bermain atau melakukan kesalahan yang juga
nantinya seseorang dapat menemukan seseuatu yang baru. Artinya
proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja serta
melalui peristiwa apa saja.
Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu
aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar
menyangkut peranan seorang guru dalam kontek mengupayakan
terciptanya jalinan komunikasi yang harmonis antara mengajar itu
sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang
menjadi indikator suatu aktivitas atau proses pengajaran itu berjalan
dengan baik. Suatu pengajaran akan bisa disebut berjalan dan berhasil
dengan baik, apabila pendidik mampu mengubah diri peserta didik
dalam arti yang luas serta mampu menumbuh kembangkan kesadaran
peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh
peserta didik selama mereka terlibat di dalam proses pengajaran itu,
dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan
pribadinya.
Pembelajaran sendiri adalah sebuah interaksi peserta didik
dengan pendidik, bahan pelajaran, dan strategi pembelajaran dalam
suatu lingkungan belajar. Dalam pasal 1 butir 20 UU No 20 tahun
2003 tentang sikdiknas “pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik, dan sumber belajar pada suatu limgkungan
belajar”. Sementara menurut Wingkel dalam Elveline Siregar dkk
(2010, hlm. 12), mendefinisikan “pembelajaran adalah seperangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,
dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dan
dialami oleh siswa.
Di era 4.0 ini pembelajaran bermakna adalah salah satu hal
yang penting, belajar bermakna yaitu sebuah kondisi dimana siswa
menghubungkan informasi atau materi pelajaran dengan konsep yang
telah ada dalam struktur kognitifnya dan juga menghubungkannya
dengan kehidupan abad ke-21. Dengan kata lain, belajar akan lebih
bermakna jika siswa mengalami langsung apa yang dipelajarinya dan
lebih mengaktifkan banyak indra. Pembelajaran bermakna ini juga
sangat berkaitan dengan the future of learning is open, the future of
learning is visual, the future of learning is augmented, the future of
learning is mobile, the future of learning is social, dan the future of
learning is personal.
13
E. Hubungan Segitiga Guru, Peserta Didik, dan Konten
Didaktik berasal dari kata didaskein dalam bahasa yunani
berarti pengajaran dan Didaktikos yang artinya pandai mengajar
(Nasution, 2004, hal. 1). Selaras dengan Yunarti, (2014, hal. 15)
bahwa didaktik merupakan segala usaha yang dilakukan guru untuk
membuat siswa mudah berinteraksi dengan materi pengetahuan dan
memahami konsep-konsep yang diberikan dengan baik.
Di dalam didaktik terdapat sebuah segitiga didaktik yang
menghubungkan antara guru, peserta didik, dan konten.
14
Segitiga didaktik yang dikembangkan oleh didi suryadi
menjadi pedoman bagi guru dalam sistem pengajaran di sekolah
diantaranya seorang guru harus memperhatikan hubungan-hubungan
berikut yaitu hubungan guru-siswa (HP atau Hubungan Pedagogik),
hubungan guru-materi (ADP atau Antisipasi Didaktik-Pedagogik),
hubungan materi-siswa (HD atau Hubungan Didaktik).
15
bukanlah sebagai titik dalam sebuah skala, namun dalam sebuah
rangkaian kesatuan keterampilan dan kemampuan yang berbeda-
beda. Dengan kata proximal ia menegaskan bahwa zona itu terbatas
hanya pada keterampilan dan kemampuan.
Menurut Tharp dan Gallimore (1988) terdapat empat langkah
dalam ZPD yaitu sebagai berikut :
1. Bantuan diberikan oleh MKO (More Knowledge Other)
2. Bantuan oleh diri sendiri tanpa bantuan orang lain
3. Otomatisasi melalui Latihan
4. De-otomatisasi, pengulangan dari tiga langkah
sebelumnya
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam rangka mempersiapkan kebangkitan generasi emas
Indonesia pada tahun 2045, diperlukan beberapa hal penting yang
harus dilakukan seperti pembangunan Pendidikan, yaitu dengan
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri,
modern, dan melek teknologi. Di era revolusi industry 4.0 banyak
terjadi disruptive innovation yang dimana banyak sekali inovasi
bermunculan namun tidak terlihat dan tidak disadari sehingga
menghancurkan aktivitas system lama, maka dari itu kita harus
meningkatkan literasi dan mengikuti perkembangan teknologi.
Perkembangan disrupsi teknologi ini bahkan bisa mampu
menggantikan manusia. Maka dari itu pendidikan harus mengikuti
perkembangan zaman dan harus bisa survive di era sekarang. Saat ini,
berpengetahuan saja tidak cukup, namun seorang guru harus mampu
berpikir kreatif, kritis, berkarakter kuat, dan memanfaatkan informasi
dan berkomunikasi.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
https://medium.com/@stevanihalim/revolusi-industri-4-0-di-indonesia-
c32ea95033da
http://repository.iainbengkulu.ac.id/2849/1/SKRIPSI%20RATNA
%20SARI.pdf
18
19