KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih
dan kuasa-Nya saya dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Praktik Klinik Keperawatan
Komunitas di Lingkungan Rungkang Jangkuk , Kelurahan Sayang Sayang, Kecamatan
Cakranegara selama 10 hari yang berlansung sejak tanggal 14 Oktober sampai dengan 26
Oktober 2021.
Laporan Asuhan Komunitas ini disusun sebagai salah satu bukti dalam pelaksanaan
Praktik kerja Lapangan (PKL) dari mata kuliah Pelayanan Kesehatan Primer II. Dengan
disusunnya laporan Asuhan Komunitas ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
gambaran umum tentang pelaksanaan PKL dan bagaimana mengembangkan ilmu yang telah di
peroleh di pendidikaan untuk selanjutnya dipraktekkan di masyarakat.
Dalam penulisan dan pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................................3
C. Sistematika.....................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................5
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK BALITA.....................................5
I. PENGKAJIAN...............................................................................................................................5
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................................................15
III. INTERVENSI KEPERAWATAN..........................................................................................16
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...................................................................................18
V. Evaluasi........................................................................................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................................20
A. Kesimpulan..................................................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang
sama.Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai minat yang sama. Salah satu
kelompok khusus dalam keperawatan komunitas adalah kelompok bayi dan anak.
Masalah kesehatan bayi, dan anak di Indonesia masih menjadi perhatian serius
karena masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia bila dibandingkan dengan
target RPJM 2005-2009 dan RPJM 2010-2014 dimana targetnya adalah menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, menurunkan Angka
Kematian Balita (AKBal) menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Masalah utama
yangmenyebabkan tingginya angka kematian bayi, dan anak di Indonesia adalah gizi
buruk.Hampir lebih dari 2 juta anak, dan bayi mengalami gizi buruk. Prevalensigizi
kurang dan gizi buruk berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun2007 ke
2010 untuk gizi kurang tetap 13,0 dan untuk gizi buruk dari 5,4 menjadi 4,9. Pada saat ini
masalah terbesar yang disebabkan oleh gizi buruk yang banyak dijumpai dikalangan
energi, defisiensi yodium, defisiensi vitamin A, anemia defisiensi zat besi dan obesitas.
Masa balita merupakan usia penting untuk tumbuh kembang anak. Pertumbuhan anak
pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai dengan
1
kebutuhan balita. Jika asupan zat gizi tidak memenuhi kebutuhan balita maka dapat berakibat
kurang gizi. (Proverawati dan Kusumawati, 2010).
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlansung seumur usia dini meliputi
perkembangan fisik, bahasa, kognitif, dan sosial emosionalnya. Hidup dengan bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih sempurna dan kompleks dalam kemampuan bergerak.
Intelegensi adalah kemampuan yangbersifat untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu
situasi atau masalah yang meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir
mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya.
Jadiw, dapat dijelaskan bahwa perkembangan intelegensi adalah suatu perubahan yang
terjadi pada anak yang mempu menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari
pengalaman, dimana manusia hidup dan berinteraksi di dalam lingkungannya yang kompleks
sehingga memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Stunting merupakan salah satu bentuk kurang gizi yang berupa keterlambatan
pertumbuhan linear. Stunting diketahui dengan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)
berdasarkan standar deviasi referensi World Health Organization (WHO) tahun 2005. Tinggi
badan yang berada di bawah nilai -2 SD, maka dikategorikan stunting (Kemenkes, 2010).
Masalah stunting terkait dengan masalah gizi dan kesehatan ibu hamil dan menyusui, bayi
yang baru lahir dan anak di bawah dua tahun. Masa-masa ini lebih dikenal dengan sebutan
1000 hari pertama kehidupan manusia. Periode ini merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan sistem dan organ tubuh manusia. Periode ini sangat sensitif karena dampak
yang ditimbulkan dapat bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. (Direktorat Jendral Bina
Gizi, 2013). Prevalensi stunting di Indonesia mengalami peningkatan dari 35,6% pada tahun
2010 menjadi 37,2% di tahun 2013. (Balitbangkes, 2013).
2
Berdasarkan jumlah data balita yang didapat dari kader di lingkungan Rungkang Jangkuk
terdapat 60 balita dengan jenis kelamin 40 laki laki dan 20 perempuan. Berdasarkan masalah
kesehatan yang terjadi pada balita satu tahun terakhir yaitu diare, gizi buruk dan demam.
Jumlah presentasi balita yang mengalami stunting 5 orang dengan presentase (8%), diare 5
balita dengan presentase (8%) dan demam 5 balita dengan presemntase (8%). (Lingkungan
Rungkang Jangkuk, 2021)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada kelompok pada ibu yang memiliki
balita di masyarakat Lingkungan Rungkang Jangkuk kecamatan Cakranegara
kelurahan Sayang sayang, Kabupaten Kota Mataram.
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji kesehatan pada kelompok balita di masyarakat Lingkungan Rungkang
Jangkuk kecamatan Cakranegara kelurahan Sayang sayang, Kabupaten Kota
Mataram.
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan pada balita di masyarakat Lingkungan
Rungkang Jangkuk kecamatan Cakranegara kelurahan Sayang sayang, Kabupaten
Kota Mataram.
c. Merumuskan rencana keperawatan pada balita di masyarakat Lingkungan
Rungkang Jangkuk kecamatan Cakranegara kelurahan Sayang sayang, Kabupaten
Kota Mataram.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada kelompok balita di masyarakat
Lingkungan Rungkang Jangkuk kecamatan Cakranegara kelurahan Sayang
sayang, Kabupaten Kota Mataram sesuai dengan memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia dan potensi yang ada pada kelompok balita dan Melakukan kerja
sama lintas sektoral dalam menyelesaikan masalah kesehatan
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada balita di masyarakat
Lingkungan Rungkang Jangkuk kecamatan Cakranegara kelurahan Sayang
sayang, Kabupaten Kota Mataram dan membuat rencana tindakan lanjut yang
diperlukan
3
f. Mendokumentasikan seluruh proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada
kelompok balita di masyarakat Lingkungan Rungkang Jangkuk kecamatan
Cakranegara kelurahan Sayang sayang, Kabupaten Kota Mataram secara
sistematis.
C. Sistematika
Untuk mempermudah laporan ini, penulis membagi penyusunannya dalam 3 (tiga) bab
yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu:
BAB III : Kesimpulan dan Saran yang berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan
saran yang disesuaikan dengan kesimpulan.
4
BAB II
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Kelompok
a. Jumlah
bulan
5
c. Distribusi Berdasarkan usia
No Usia Jumlah %
1 6 bln 1 20
2 11 bln 1 20
3 1 th 5 bln 1 20
4 2 th 2 40
Total 5 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa balita belum bisa dikelompokkan berdasarkan jenis
pekerjaan
keluarga
6
1 Ada 2 40%
2 Tidak ada 3 60%
Total 5 100%
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar terdapat balita pada keluarga (60%)
b. Distribusi kelompok balita berdasarkan adanya penyakit yang diderita saat Ini
Tabel diatas menunjukkan semua kelompok balita tidak ada menderita penyakit saat
ini (100%)
o
1 Gizi buruk 5 100%
2 - - -
5 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa semua kelompok khusus pada balita memiliki
7
Tabel diatas menunjukkan bahwa 5 ibu balita memilih membawa anaknya ke
Tabel diatas menunjukkan 3 balita (60%) tetap melakukan imunisasi setiap bulan, 2
(100%)
8
d. Distribusi kelompok balita yang mendapatkan vitamin A
buruk(100%)
Tabel diatas menunjukkan semua kelompok balita tidak menderita diare selama 6
9
g. Distribusi apakah BB balita naik dalam 2 bulan terakhir
Tabel diatas menunjukkan semua kelompok balita tidak mengalami kenaikan Berat
Badan
10
(20%) menjawab Kondisi dimana anak memiliki tinggi badan yang pendek,
sebanyak (80%) menjawab Kondisi dimana anak memiliki berat badan yang
kurang
11
4. Distribusi berdasarkan pengetahuan ibu tentang efek samping stunting
N Efek samping stunting Jumlah %
o
A Sulit berprestasi, 1 20%
menghambat pertumbuhan
dan mudah terkena
penyakit infeksi
12
sebanyak 3 (60%) mengatakan Makan makanan bergizi dan jaga
kebersihan dan sebanyak 2 (40%) mengatakan jaga kebersihan.
a. Hasil wawancara
o Kader mengatakan ada 5 balita dengan masalah Berat Badan yang murun
khususnya pada kelompok balita dan dari 5 balita yang dikaji ada yang
o Kader mengatakan belum pernah ada tindakan penyuluhan yang dilakukan terkait
o Kader mengatakan jumlah balita yang datang ke posyandu cukup banyak dan dari
5 balita yang dikaji 3 rutin datang dan 2 kadang kadang mengikuti posyandu.
b. Hasil observasi
o Dilihat dari data yang ada di buku register kader posyandu Lingkungan Rungkang
o Ibu dari 5 kelompok balita yang dikaji belum mengetahui apa itu Stunting
o Semua kelompok balita termasuk 5 balita yang dikaji rajin melakukan imunisasi
setiap bulan.
Selaparang, sebelah utara berbatasan dengan Karang Kuluh dan Sayang Daye,
13
sebelah timur berbatasan dengan Lingkungan Sayang Daye dan Sayang Lauk,
15
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
16
Diagnosa Tujuan
NO Intervensi
Keperawatan Tupan Tupen
stunting
5. Bagaimana
cara
17
mengatasi
stunting
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
balita mampu
menjawab
pertanyaan yang
diberikan
18
V. Evaluasi
Dari semua kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
dan berjalan dengan lancar yaitu penyuluhan tentang Stunting. Dari semua kegiatan yang
dilakukan dapat dilihat lihat bahwa ibu yang memiliki balita yang hadir sangat
berpartisipasi dan antusias sehingga kehadiran sebagian besar untuk semua kegiataan
lebih dari 95%, ini menunjukkan bahwa ada keinginan ibu untuk meningkatkan
pengetahuan dan tarap kesehatan semakin tinggi.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stunting merupakan salah satu bentuk kurang gizi yang berupa keterlambatan
pertumbuhan linear. Stunting diketahui dengan indeks tinggi badan menurut umur
(TB/U) berdasarkan standar deviasi referensi World Health Organization (WHO) tahun
2005. Tinggi badan yang berada di bawah nilai -2 SD, maka dikategorikan stunting
(Kemenkes, 2010). Masalah stunting terkait dengan masalah gizi dan kesehatan ibu hamil
dan menyusui, bayi yang baru lahir dan anak di bawah dua tahun. Masa-masa ini lebih
dikenal dengan sebutan 1000 hari pertama kehidupan manusia. Periode ini merupakan
proses pertumbuhan dan perkembangan sistem dan organ tubuh manusia. Periode ini
sangat sensitif karena dampak yang ditimbulkan dapat bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. (Direktorat Jendral Bina Gizi, 2013). Prevalensi stunting di Indonesia
mengalami peningkatan dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% di tahun 2013.
Setelah dilakukan penyuluhan diLingkungan Rungkang Jangkuk tentang stunting ternyata
ibu ibu di Lingkungan Karang Jangkuk masih banyak yang belum mengetahui tentang
apa itu stunting, penyebab stunting, cara mencegah stunting sehingga di Lingkungan
Rungkang Jangkuk masih ada beberapa balita yang berat badannya tidak naik.
20
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
[RISKESDAS] Riset Kesehatn Dasar. (2010). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Bappenas R.I. (2011). Rencana Aksi Nasional Pangan Dan Gizi 2011-2015.
Proverawati, Kusumawati. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan Dan Gizi Kesehatan.
World Health Organization.2005. WHO Child Growth Standard Yogyakarta: Nuha Medika
21