Oleh :
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………......i
Daftar Isi……………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….. 4
1.1 Latar Belakang…………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………..... 4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………….. 5
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………..5
2.1 Strategi Bisnis…...………………………………….5
2.2 Organisasi Internasional………………………........16
BAB 3 PENUTUP………………………………………………22
3.1 Kesimpulan………………………………………….22
3.2 Saran………………………………………...………22
BAB I
PENDAHULUAN
kegiatan ekonomi antar bangsa yang bergerak menuju kesaling tergantungan ekonomi.
Suatu ekonomi global jangan dianggap hanya sekedar perdagangan yang semakin besar
diantara negara-negara di dunia, karena yang tengah terjadi adalah suatu ekonomi dunia yang
bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan satu pasar. Dengan demikian kini
tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional murni. Bagian dunia yang lain terlalu besar
untuk diabaikan, baik sebagai pasar maupun sebagai pesaing. Oleh karena itu kita wajib
mengajarkan kepada siswa tentang cara berpikir internasional supaya dapat memahami
perkembangan ekonomi internasional.Terlepas dari masih adanya kontroversi tentang
perdagangan bebas dan ekonomi internasioanl, dari sudut hukum bahwa ratifikasi yang
dilakukan pemerintah indonesia terhadap WTO merupakan suatu fakta hukum yang
terbemtukl atas dasar kemauan politik pemerintah untuk mendorong sistem perdagangan
bebas yang tidak dapat di hindari. Perubahan ini terutama disebabkan oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan treknologi yang semakin cepat meluas sejalan dengan perubahan
dalam sikap dan fikiran manusia yang semakin maju. Sebagain akibat dari proses perubahan
tersebut, bangsa bangsa harus bekerjasama baik dalam tataran global maupun regional.
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, pedagang mempunyai peranan yang sangat penting.
Barang hasil produksi dapat tersalurkan ke konsumen melalui para pedagang tersebut.
Mereka membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah jenis/bentuknya dengan tujuan
memperoleh laba disebut perdagangan. Sekarang, kegiatan perdagangan sangat luas.
Perdagangan sudah merambah wilayah antarnegara ( internasional ). Proses tukar-menukar
barang atau jasa yang terjadi antara satu negara dengan negara yang lain inilah yang disebut
perdagangan internasional. Dalam perdagangan antarnegara tersebut melibatkan eksportir dan
importir.
Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas
alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang
modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri. Fluktuasi ekspor dan impor
dalam perdagangan internasional tergantung pada faktor-faktor pendorongnya berikut ini.
Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara yaitu ada beberapa tokoh
yang mengemukakan teori tentang terjadinya perdagangan internasional. Tokoh tersebut di
antaranya adalah Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith mengemukakan teori yang
disebut Theory of Absolute Advantage (teori keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu
negara disebut memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut
dapat memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi negara lain. Misalnya
Indonesia memproduksi gas alam cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi
mampu memproduksi mobil. Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara
Indonesia dan Jepang. Sedangkan David Ricardo mengajukan teori tentang perdagangan
internasional yang disebut Theory of Comparative Advantage (Teori Keunggulan
Komparatif). Menurut David Ricardo keunggulan komparatif suatu negara apabila negara
tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa dengan efisien dan lebih murah
dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, Indonesia dan Korea Selatan negara produsen
komputer. Korea Selatan mampu memproduksi komputer dengan harga lebih murah daripada
Indonesia. Korea Selatan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan Indonesia dalam
memproduksi komputer. Indonesia akan lebih untung apabila mengimpor komputer dari
Korea Selatan. Lebih jelasnya Perdagangan internasional terjadi karena adanya hal – hal
berikut diantaranya :
Sebelum membahas tema lebih jauh, telebih dahulu mengetahui apa itu perdagangan
Internasional berdasarkan pendapat para ahli/pakar seperti Hendra (2002), “perdagangan
internasional bisa terjadi apabila kedua belah pihak memperoleh manfaat atau keuntungan
dari dalam perdagangan tersebut (gains from trade)”. Sedangkan menurut Basri dan
Munandar (2010), “Perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama,
negara-negara yang berdagang karena memiliki sumber daya yang berbeda satu sama lain.
Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan skala ekonomi economies of
scale) dalam produksi.
Perdagangan Internasional adalah kegiatan tukar menukar atau trasaksi jual beli
barang atau jasa antara suatu negara dengan negara lain yang tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan negaranya danmencari keuntungan. Terjadinya perdagangan interbasional
dikarenakan adanya perbedaan sumber daya yang ada pada setiap daerah, sperti sumber daya
alam, sumber daya manusia, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, upah dan biaya
produksi, dan harga barang. Dalam perdagangan internasional yang dilakukan adalah
kegiatan ekspor dan impor. Barang-barang impor itu akan dibayar dengan devisa. Devisa itu
merupakan alat pembayaran luar negeri. Tujuan kegunaan devisa antara lain untuk
membiayai kegiatan perdagangan luar negeri, membayar barang-barang impor, membayar
cicilan dan bunga pinjaman luar negeri, membiayai perjalanan dinas pejabat ke luar negeri,
membiayai pemuda atau pelajar dan mahasiswa yang belajar diluar negeri atas nama negara,
membayar jasa dari luar negeri (tenaga ahli), dan menyumbang dalam rangka kemanusiaan.
Setiap negara dalam melakukan perdagangan internasional akan mengalami dampak
positif dan dampak negative secara umum terhadap perekonomian negara itu sendiri. Sejauh
mana pengaruh perekonomian Negara terhadap tiap negara berbeda – beda. Yaitu,
1. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat,
seperti PDB dan PNB dan stabilitas ekonomi nasional.
3. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.
4. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutamadalam
bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam
memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.
5. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
6. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
7. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.
1. Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang
dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami
kerugian besar.
2. Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
3. Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
4. Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin
rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
Cara Menangani Dampak Perdagangan Internasional
Dengan Hambatan – Hambatan Perdagangan ( Trade Barriers )
Ada dua cara umum dilakukan suatu negara untuk membatasi produk asing:
Negara yang Maju dan berkembang dapat dilihat dari seberapa gencarnya perdagangan
internasional yang dilakukan Negara tsb, tentunya tidak terlepas dari prinsip hukum
perdagangan internasional yang mengatur dan menggerakkan semua aktivitas perdagangan
tsb. Berikut 4 prinsip hukum perdagangan Indonesia:
Prinsip yang pertama ialah kebebasan berkontrak. Prinsip ini sering disebut dengan
PARTIJ AUTONOMIE. Prinsip ini berlaku di semua Negara. Inti dari prinsip ini ialah jika
ingin terikat dalam perdagangan, harus diberikan kebebasan untuk berkehendak atau
“Meeting of Minds” (dalam literatur Inggris).
Di Indonesia suatu perjanjian dinyatakan sah apabila (Pasal 1320 KUH Perdata):
Kata sepakat dan kecakapan bersifat subjektif dan jika dilanggar maka perjanjian
tersebut menjadi “Voidable” (dapat dibatalkan). Sedangkan obyek/ hal tertentu dan sebab
(kausa) bersifat objektif dan jika dilangggar maka perjanjian tersebut menjadi “Null & Void”
(batal demi hukum).
2. Prinsip Dasar Pacta Sunt Servanda
Prinsip kedua, pacta sunt servanda, adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa
kesepakatan atas kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya (dengan itikad baik). Prinsip inipun bersifat universal. Setiap system hukum didunia
menghormati prinsip ini.
Penyelesaian sengketa dapat ditempuh dengan dua jalur, yakni melalui pengadilan dan
diluar pengadilan. Penyelesaian sengketa dengan menggunakan arbitrase merupakan
penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Di Indonesia terdapat suatu lembaga arbitrase yang
terkenal, yakni BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).
Inti dari prinsip ini ialah semua pihak mempunyai akses yang sama dalam komunikasi.
Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk berkomunikasi untuk keperluan
dagang dengan siapapun juga dengan melalui berbagai sarana navigasi atau komunikasi, baik
darat, laut, udara, atau melalui sarana elektronik. Kebebasan ini sangat esensial bagi
terlaksananya perdagangan internasional. Dalam berkomunikasi untuk maksud berdagang
ini, kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh system ekonomi, system politik, atau
system hukum.
Dalam perdagangan internasional tentu saja terdapat konflik-konlik yang terjadi. Adapun
konflik tersebut dapat terjadi antara negara yang menganut keluarga civil law dengan negara
yang menganut keluarga common law. Lalu bagaimana penyelesaiannya? Berikut akan
dijelaskan melalui gambar di bawah ini. Siapa pihak (subjek) yang dimaksud?
(Negara, Organisasi Perdagangan Internasional, Individu, Perusahaan Internasional dan
Bank).
Jika kedua pihak negara tersebut mengalai konflik di bidang hukum maka ada tiga
kemungkinan yang akan diambil untuk menyelesaikan konflik tersebut:
Tiap pihak tidak memakai hukum nasionalnya, tetapi memakai Hukum Perdagangan
Internasional.
Membuat klausula pilihan hukum (choice of law) pada atas salah satu hukum nasional
tersebut.
Menggunakan aturan yang telah diunifikasi atau diharmonisasi.
Unifikasi
Unifikasi ialah penyeragaman yang mencakup penghapusan dan penggantian suatu system
dengan system hukum yang baru.
Aturan sama sekali tidak mengacu pada kehendak salah satu pihak, tetapi berdasar pada
Perjanjian Internasional. Tiap negara wajib menyesuaikan aturan hukum nasionalnya dengan
isi perjanjian internasional itu. Contoh Unifikasi:
Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights). Ada suatu organisasi dunia yang
tugasnya melindungi Patents (Hak Paten), Copyrights (Hak Cipta), dan Trade Secret,
organisasi tersebut ialah TRIPS/WTO (Trade Related aspects of Intellectual Propertie Rights/
World Trade Organization).
Harmonisasi
Harmonisasi yakni upaya mencari keseragaman atau titik temu dari prinsip-prinsip yang
bersifat fundamental dari berbagai sistem hukum yang ada dan akan diharmonisasikan.
Mencari prinsip-prinsip yang sama (titik temu) dari hukum tiap negara lalu gunakan sebagai
aturan bersama. Contoh: asas “pacta sun servanda”.
Metode Komparatif Schimtthoff untuk melakukan unifikasi/ harmonisasi:
2.2ORGANISASI INTERNASIONAL
1. Pengertian
Organisasi internasional adalah sebuah organisasi yang dibentuk masyarakat dunia yang
terdiri dari beberapa negara dengan tujuan untuk menciptakan tata hubungan internasional
yang lebih baik dalam aspek ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
keamanan, dan lainnya.
Setiap organisasi memiliki fungsi khusus yang berbeda, tetapi secara umum, organisasi
internasional memiliki delapan fungsi di bawah ini.
Organisasi internasional bisa menjadi forum diskusi dan negosiasi sehingga setiap anggota
bisa menjalankan proses artikulasi dan agregasi kepentingan negaranya dalam konteks
hubungan internasional.
2. Fungsi Norma
Organisasi internasional dapat menetapkan nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang wajib
dipatuhi tidak saja oleh para anggotanya, tetapi juga seluruh dunia.
3. Fungsi Rekrutmen
Organisasi internasional juga memiliki fungsi penting dalam merekrut partisipan dalam
sistem perpolitikan internasional.
4. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi sebuah organisasi internasional dilakukan dengan cara mentransfer nilai-
nilai tertentu kepada seluruh anggotanya yang dijalankan secara sistematis.
Organisasi internasional juga berfungsi mengesahkan berbagai macam aturan yang akan
diberlakukan dalam sistem internasional, berkaitan dengan lembaga kehakiman yang
memiliki fungsi yudikatif.
7. Fungsi Informasi
Setiap negara anggota organisasi internasional memiliki peran yang sama dalam mencari,
mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan informasi dalam rangka kepentingan umum.
8. Fungsi Operasional
Dalam organisasi PBB, terdapat beberapa organisasi yang menjalankan fungsi operasional,
seperti UNICEF (perlindungan anak) dan UNHCR (mengatasi masalah pengungsi). Selain
itu, ada juga organisasi internasional dengan fungsi pendanaan seperti World Bank.
Hingga saat ini, terdapat bermacam-macam organisasi internasional yang bisa dibedakan
berdasarkan jenis keanggotaan, ruang lingkup (wilayah), bidang kegiatan, pola kerja sama,
dan fungsinya. Penjelasan dan contoh masing-masing jenis organisasi tersebut dapat Anda
simak di bawah ini.
a. Berdasarkan Bentuk
Organisasi antar-pemerintah (inter-governmental organization/IGO) yang anggotanya
terdiri dari delegasi resmi pemerintah, seperti PBB, ASEAN, dan WTO.
Organisasi non-pemerintah (non-governmental organization/NGO) yang
beranggotakan kelompok-kelompok swasta yang berkonsentrasi pada bidang tertentu,
seperti Palang Merah Internasional dan Greenpeace.
b. Berdasarkan Wilayah
Organisasi internasional global yang wilayah kegiatan dan keanggotaannya mencakup
seluruh dunia, seperti PBB, OKI, dan GNB.
Organisasi internasional regional yang wilayah kegiatan dan anggotanya berada di
suatu kawasan regional yang sama, seperti ASEAN (Asia Tenggara), APEC (Asia
Pasifik), dan EEC (Eropa).
c. Berdasarkan Kegiatan
Bidang ekonomi : International Chamber of Commerce (ICC)
Bidang lingkungan hidup : United Nations Environment Program (UNEP)
Bidang kesehatan : World Health Organization (WHO)
Bidang komoditas : International Wool Textile Organization (IWTO)
Bidang perdagangan : World Trade Organization (WTO)
d. Berdasarkan Pola Kerja Sama
Kerja sama pertahanan (collective security) : NATO, SEATO
Kerja sama fungsional (functional cooperation) : PBB, ASEAN, OKI, OPEC
e. Berdasarkan Fungsi
Organisasi politis : PBB, ASEAN, ANZUS, Liga Arab
Organisasi administratif : OPEC, ICAO, ICRC
Organisasi peradilan : Mahkamah Internasional
Organisasi yang Diikuti Indonesia
Indonesia juga ikut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, dan menjaga hubungan
baik dengan Negara-negara lain dengan menjadi anggota organisasi di bawah ini:
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) adalah organisasi internasional
yang merupakan perkumpulan sebagian besar negara yang ada di dunia. Organisasi ini
didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 di San Fransisco, California, dan memiliki markas
besar di New York, Amerika Serikat.
Pada awalnya, anggota PBB hanya berjumlah 50 negara dan kini sudah berkembang hingga
193 negara. Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB pada tanggal 28 September 1950. Pada
tahun 1965, Indonesia sempat keluar dari PBB karena alasan politik, tetapi kemudian
bergabung kembali pada tahun 1966.
Indonesia berperan aktif dengan mengirimkan kontingen untuk perdamaian dunia, menjadi
pemimpin dan anggota organisasi di PBB (termasuk Dewan Keamanan), menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika, mengirimkan bantuan kemanusiaan, dan membantu penyelesaian
konflik di berbagai negara.
2. Association of South East Asia Nations (ASEAN)
Organisasi ini merupakan wadah kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang
didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dan kini beranggotakan 10
negara. Tujuan ASEAN adalah untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman,
damai, stabil, dan sejahtera.
Selain sebagai salah satu negara pelopor berdirinya ASEAN, Indonesia juga menjadi
penyelenggara KTT ASEAN yang pertama. Selain itu, Indonesia juga aktif dalam
menyelesaikan konflik dengan menjadi perantara perundingan damai, membantu para
pengungsi akibat konflik ataupun bencana, dan lainnya.
Indonesia menjadi anggota APEC sejak organisasi tersebut didirikan, yaitu pada tahun 1989.
Organisasi ini merupakan organisasi kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik yang saat
ini beranggotakan 21 negara.
Peran aktif Indonesia dalam APEC di antaranya adalah pernah menjadi Ketua APEC,
menjadi tuan rumah KTT APEC, dan menjadi perumus Bogor Declaration dan Bogor Goals,
mendorong terbentuknya ECOTECH (Economic and Technical Cooperation), dan menjadi
anggota G-20.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadiri konferensi di Rabat, Maroko, pada
tahun 1989, yang melahirkan OIC atau Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Organisasi ini
bertujuan meningkatkan solidaritas Islam, mendukung perdamaian dunia, dan membantu
perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sebagai anggota, Indonesia memiliki peran penting dengan memelopori gagasan Tata
Informasi Baru Dunia Islam, menjadi Ketua Committee of Six, menjadi tuan rumah KTT
Tingkat Menteri, KTT OKI, KTT Luar Biasa OKI, dan membantu perdamaian negara-negara
Islam yang bersengketa.
5. United Nations Children’s Fund (UNICEF)
Organisasi ini berada di bawah naungan PBB dan didirikan pada tanggal 11 September 1946
di New York, Amerika Serikat. Tujuan didirikannya UNICEF adalah mengatasi persoalan
kemiskinan, kekerasan, penyebaran penyakit, dan diskriminasi dalam dunia anak, terutama di
negara berkembang.
Dengan bergabung menjadi anggota, pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan
UNICEF dalam berbagai bentuk program dalam meningkatkan kesejahteraan, memajukan
pendidikan, dan menjamin keamanan anak-anak.
Selain kelima organisasi tersebut, Indonesia juga menjadi anggota banyak organisasi
internasional lainnya, di antaranya:
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan penjelasan sesuai tema yaitu dampak dan hukum
perdagangan internasional dapat disimpulkan bahwa kaitan keduanya sangatlah erat, dampak
perdagangan internasional bisa menghasilkan hal positif dan negative, hal ini tentunya akan
sfesifik untuk mengungulkan dampak positif nya dan meminimalisir dampak negative dan
tentunya dari dampak yang terjadi terbentuklah Suatu Hukum yang mana berfungsi sebagai
pembenteng, aturan, kebijakan, agar nantinya hukum ini dapat menuntun proses perdagangan
internasionla ini lebih baik dan terkoordinasi demi meraut keuntungan setinggi-tingginya
yang nantinya diharapkan dapat mensejahterakan semua rakyat Indonesia.
b. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari segi isi juga masih
perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.