Anda di halaman 1dari 18

BUPATI ENDE

PERATURAN BUPATI ENDE


NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
GUGUS TUGAS PENCEGAHAN
DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ENDE,

Menimbang : a. bahwa Tindak Pidana Perdagangan orang khususnya


perempuan dan anak harus diberantas, karena
bertentangan dengan harkat dan martabat manusia dan
melanggar hak asasi manusia;

b. bahwa Tindak Pidana Perdagangan Orang telah meluas


dalam bentuk jaringan kejahatan yang terorganisasi dan
tidak terorganisasi, baik bersifat dalam suatu daerah,
maupun antar daerah dan antar negara, sehingga
merupakan suatu bentuk ancaman bagi masyarakat,
bangsa dan negara serta terhadap norma kehidupan
yang dilandasi penghormatan terhadap hak asasi
manusia;

c. bahwa upaya pencegahan dan penanganan Tindak


Pidana Perdagangan Orang merupakan tanggung jawab
seluruh unsur, baik Pemerintah, Swasta, Organisasi
Sosial Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat
serta seluruh keluarga dan masyarakat;

d. bahwa sesuai ketentuan Peraturan Menteri Negara


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 10 Tahun 2012, tentang Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana
Perdagangan orang perlu membentuk Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana
Perdagangan Orang dengan melibatkan peran instansi
Pemerintah, lembaga dan/ atau badan swasta,
organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta
seluruh keluarga dan masyarakat sesuai fungsi dan
perannya;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan
huruf e, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Gugus Tugas Pencegahan dan penghapusan Tindak
Pidana Perdagangan Orang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang


Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3277);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4237) Sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5606);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang


Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 95,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4419);

5 5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4720);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 447, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata


Cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan
Atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
22), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4818;
8. Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2008 Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan
Orang;

9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Pembentukan dan Penguatan Gugus Tugas Pencegahan
dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
984);

10. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan


Manusia dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (PTPPO) Tahun 2015-2019.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG GUGUS TUGAS


PENCEGAHANDAN PENANGANAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG.

BAB 1
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Ende.

2. Bupati adalah Bupati Ende.

3. Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan


Orang yang selanjutnya disingkat GT-PPTPPO adalah Lembaga
Koordinatif yang bertugas mengkoordinasikan upaya pencegahan Tindak
Pidana Perdagangan Orang di Kabupaten Ende.

4. Tindak Pidana Perdagangan Orang yang selanjutnya disingkat TPPO


adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,
pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau
memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari
orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang
dilakukan didalam negara, maupun antar negara, untuk tujuan
eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

5. Sub Gugus Tugas Bidang Pencegahan dan Partisipasi anak adalah bagian
dari GT-PPTPPO yang membidangi upaya pencegahan dan partisipasi
anak.

6. Sub Gugus Tugas Rehabilitasi Kesehatan adalah bagian dari GT-PPTPPO


yang membidangi pemulihan saksi dan/atau korban dari gangguan
kesehatan yang dideritanya baik fisik, mental, maupun psikis akibat
Tindak Pidana Perdagangan Orang.
7. Sub Gugus Tugas Rehabilitasi Sosial, Pemulangan dan Reintegrasi adalah
bagian dari GT-PPTPPO yang membidangi pemulihan saksi dan/atau
korban dari gangguan kondisi psikososial dan pengembalian fungsi sosial
baik dalam keluarga maupun masyarakat, dari luar Negeri ke daerah asal
atau Negara asal atau keluarga atau keluarga pengganti atas keinginan
dan persetujuan saksi dan/ atau korban.

8. Sub Gugus Tugas Bidang Pengembangan Norma Hukum adalah bagian


dari GT-PPTPPO yang membidangi advokasi, harmonisasi, dan membuat
kebijakan terkait dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

9. Sub Gugus Tugas Bidang Penegakan Hukum adalah bagian dari GT-
PPTPPO yang membidangi penanganan dan perlindungan saksi dan/atau
korban Tindak Pidana Perdagangan Orang, di bidang Hukum, mulai dari
tingkat pemeriksaan di Kepolisian, penuntutan Kejaksaan.

10. Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang
meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan
paksa, perbudakan, penindasan, pemerasan fisik, seksual, organ
reproduksi, atau secara melawan hukum, memindahkan atau
mentranspalasikan organ dan/ atau jaringan tubuh atau memanfaatkan
tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan
keuntungan baik materiil maupun immateriil.

11. Korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental


fisik, seksual/ekonomi dan atau sosial, yang diakibatkan Tindak Pidana
Perdagangan Orang.

12. Saksi dan/atau korban adalah seorang saksi yang sekaligus sebagai
korban yang mengalami penderitaan psikis, mental, psikis, seksual,
ekonomi dan/
atau sosial yang diakibatkan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

13. Saksi adalah orang yang memberikan keterangan penyelidikan,


penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan disidang Pengadilan tentang
suatu perkara Pidana yang ia dengar sendiri dan /atau ia lihat sendiri
yang diakibatkan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

14. Rehabilitasi adalah Pemulihan dari gangguan terhadap kondisi fisik,


psikis dan sosial agar dapat melaksanakan perannya kembali secara
wajar baik dalam keluarga maupun masyarakat.

15. Penanganan Korban Perdagangan Orang adalah Upaya terpadu yang


dilakukan untuk penyelamatan, penampungan, pendampingan dan
pelaporan.

16. Reintegrasi Sosial adalah Penyatuan kembali saksi dan/ atau korban
dengan pihak keluarga, keluarga pengganti, atau masyarakat yang dapat
memberikan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan bagi
saksi/korban.

17. Pusat Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disingkat PPT adalah suatu
unit kesatuan yang menyelenggarakan pelayanan terpadu untuk Saksi
dan/atau korban Tindak Pidana Perdagangan Orang.
BAB II

PEMBENTUKAN DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Peraturan Bupati ini sebagai Pedoman dibentuknya Gugus Tugas Pencegahan
dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Kabupaten Ende.
(2) Tujuan dibentuknya gugus tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. untuk mencegah dan menangani terjadinya tindak pidana perdagangan
orang;
b. menciptakan keterpaduan dalam pencegahan dan penanganan tindak
pidana perdagangan orang;
c. mewujudkan Kabupaten Ende bebas daru tindak pidana perdagangan
orang.
BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS DAN ORGANISASI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 3

(1) Gugus Tugas Kabupaten Ende berkedudukan di Kabupaten Ende.


(2)
Gugus Tugas Kabupaten bertanggungjawab kepada Bupati.

Bagian Kedua
Tugas

Pasal 4

Gugus Tugas Kabupaten mempunyai tugas :

a. mengkoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan masalah tindak


pidana perdagangan orang;
b. merumuskan kebijakan, program dan kegiatan pencegahan dan
penanganan tindak pidana perdagangan orang;
c. melaksanakan advokasi, sosilisasi, pelatihan dan kerjasama antar wilayah
kabupaten;
d. memantau perkembangan pelaksanaan perlindungan korban yang
meliputi, rehabilitasi, pemulangan dan reintegrasi sosial;
e. memantau perkembangan pelaksanaan penegakan hukum dan;
f. melaksanakan pelaporan dan evaluasi.

Bagian Ketiga
Organisasi
Pasal 5

(1) Organisasi Gugus Tugas Kabupaten terdiri dari :


a. Unsur Pimpinan, meliputi :
1. Ketua
2. Ketua Harian
3. Anggota
b. Sub Gugus Tugas
c. Sekretariat.
(2) Organisasi gugus tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini.

Pasal 6

Anggota pada unsur Pimpinan Gugus Tugas, merupakan wakil dari unsur
Pemerintah, Penegak Hukum, Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Organisasi Profesi dan Peneliti/Akademisi.
Pasal 7
Unsur Sub Gugus Tugas merupakan wakil dari unsur Pemerintah, Penegak
Hukum, Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi
Profesi dan Peneliti/Akademisi.
Pasal 8
Keanggotaan pada unsur Sub Gugus Tugas dijabat secara Ex officio oleh
Pejabat Struktural atau fungsional pada masing-masing unsur.

Pasal 9

Sub Gugus Tugas terdiri dari :


a. sub gugus tugas bidang pencegahan dan partisipasi anak;
b. sub gugus tugas bidang rehabilitasi kesehatan;
c. sub gugus tugas bidang rehabilitasi sosial pemulangan dan reintegrasi
sosial;
d. sub gugus tugas bidang pengembangan norma hukum;
e. Sub gugus tugas bidang penegakan hukum;
f. sub gugus tugas bidang kerjasama dan koordinasi.

Bagian Keempat
Tugas dan Wewenang
Pasal 10
Ketua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a angka 1, bertanggungjawab
kepada Bupati dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai berikut :
a. menyusun dan mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Aksi Daerah
(RAD) pemberantasan tindak pidana perdagangan orang tingkat
kabupaten;
b. melakukan koordinasi pelaksanaan tugas anggota (GT-PPTPPO)Kabupaten;
c. mengalokasikan anggaran pelaksanaan tugas (GT-PPTPPO) Kabupaten;
d. memantau perkembangan pelaksanaan tugas anggota GT-PPTPPO
Kabupaten Ende;
e. mengevaluasi pelaksanaan tugas anggota (GT- PPTPTO).

Pasal 11
Ketua Harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, angka 2,
bertanggungjawab kepada ketua dalam melaksanakan tugasnya sebagai
berikut :
a. membantu pelaksanaan ketua khususnya dalam bidang koordinasi,
pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pencegahan dan
penanganan tindak pidana perdagangan orang di tingkat kabupaten;
b. mengalokasikan anggaran pelaksanaan tugas harian GT-PPTPPO
kabupaten;
c. melakukan pembinaan dan supervisi kepada GT-PPTPPO Kabupaten;
d. memimpin dan mengoperasionalkan sekertariat GT-PPTPPO Kabupaten;
e. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Ketua Harian GT-PPTPPO
Kabupaten Ende.

Pasal 12

(1) Sub Gugus Tugas Bidang Pencegahan dan Partisipasi Anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, mempunyai tugas :
a. melakukan pertemuan koordinasi rutin dengan para anggota Sub GT
Pencegahan dan Partisipasi Anak untuk membahas berbagai
permasalahan perdagangan anak dan eksploitasi anak yang terjadi,
termasuk penyediaan anggaran untuk penanganannya oleh masing-
masing anggota;

b. menyusun, mencetak dan menyebarluaskan media komunikasi,


informasi dan edukasi (KIE) tentang pencegahan tindak pidana
perdagangan orang dan eksploitasi anak;
c. melakukan sosialisasi dan kampanye pendidikan pencegahan tindak
pidana perdagangan orang dan eksploitasi anak;
d. mendorong terintegrasinya isu tindak pidana perdagangan orang dan
eksploitasi seksual anak kedalam proses pembelajaran dalam
pendidikan formal dan non formal;
e. membangun mekanisme pengawasan dan perlindungan berbasis
komunitas terhadap tindak pidana perdagangan orang dan eksploitasi
anak;
f. memfasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan Sub GT Pencegahan
dan Partisipasi Anak tingkat kabupaten;
g. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan,
program dan kegiatan yang terkait dengan tindak pidana perdagangan
orang dan eksploitasi anak;
h. melakukan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pencegahan dan
partisipasi anak kepada Ketua Harian GT-PPTPPO Kabupaten Ende.

(2) Sub Gugus Tugas Bidang Rehabilitasi Kesehatan sebagaimana


dimaksuddalam Pasal 9 huruf b, mempunyai tugas :
a. melakukan pertemuan koordinasi rutin dengan para anggota Sub GT
Rehabilitasi Kesehatan untuk membahas berbagai upaya peningkatan
layanan kesehatan bagi korban tindak pidana perdagangan orang
sesuai standar pelayanan minimal, termasuk penyediaan anggaran
untuk penangananya oleh masing-masing anggota;
b. menyediakan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi
korban tindak pidana perdagangan orang sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal (SPM);
c. meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pelayanan
rehabilitasi kesehatan bagi saksi atau korban tindak pidana
perdagangan orang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
d. mengembangkan dan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan
yang memadai dalam penanganan saksi dan/ atau korban tindak
pidana perdagangan orang;
e. menyusun dan mengharmonisasi standar pelayanan kesehatan bagi
saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang;

f. menyusun dan mengembangkan sistim pencatatan dan pelaporan


semua layanan rehabilitasi kesehatan termasuk layanan bagi korban
tindak pidana perdagangan orang tingkat Kabupaten;
g. memfasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan Sub GT Rehabilitasi
Kesehatan Kabupaten;
h. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi
kesehatan tingkat kabupaten;
i. melakukan pelaporan dan evaluasi tugas rehabilitasi kesehatan kepada
Ketua Harian GT-PPTPPO Kabupaten Ende.

(3) Sub Gugus Tugas Bidang Rehabilitasi Sosial, Pemulangan dan Reintegrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, mempunyai tugas:
a. melakukan pertemuan koordinasi rutin dengan para anggota Sub GT-
Bidang Rehabilitasi Sosial, Pemulangan dan Reintegrasi untuk
membahas berbagai upaya peningkatan layanan rehabilitasi sosial,
pemulangan dan reintegrasi bagi korban tindak pidana perdagangan
orang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), termasuk
penyediaan anggaran untuk penanganannya oleh masing-masing
anggota;
b. mengkoordinasi dengan jajaran terkait dalam rangka pelaksanaan
tugas rehabilitasi sosial, pemulangan dan reintegrasi yang aman bagi
saksi dan/ atau korban tindak pidana perdagangan orang tingkat
kabupaten;
c. mengembangkan dan menyediakan sarana dan prasarana rehabilitasi
sosial dalam penanganan saksi dan/ atau korban tindak pidana
perdagangan orang termasuk membangun rumah-rumah aman dan
trauma center bagi korban tindak pidana perdagangan orang sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tingkat kabupaten;
d. menyusun dan mengharmonisasi standar pelayanan rehabilitasi sosial
bagi saksi dan/ atau korban tindak pidana perdagangan orang tingkat
kabupaten;
e. menyusun, memperbaiki dan mengembangkan sistim pencatatan, dan
pelaporan disemua layanan rehabilitasi sosial, pemulangan, dan
reintegrasi bagi korban tindak pidana perdagangan orang;
f. meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam rehabilitasi
sosial, pemulangan dan reintegrasi bagi korban tindak pidana
perdagangan orang tingkat kabupaten;

g. melakukanpemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial,


pemulangan dan reintegrasitingkat kabupaten;
h. melakukan pelaporan pelaksanaan tugas rehabilitasi sosial,
pemulangan dan reintegrasi kepada Ketua Harian GT-PPTPPO
Kabupaten Ende.

(4) Sub Gugus Tugas Bidang Pengembangan Norma Hukum sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, mempunyai tugas :
a. melakukan pertemuan koordinasi rutin dengan para anggota Sub GT
Bidang Pengembangan Norma Hukum dalam rangka meningkatkan
jumlah dan kualitas peraturan Perundang-undangan yang akan
dipergunakan dalam penanganan tindak pidana perdagangan orang
sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku, termasuk
penyediaan anggaran oleh masing-masing anggota;
b. melakukan reviuw dan mengharmonisasi peraturan perundang-
undangan yang berkaitan langsung dengan tindak pidana perdagangan
orang;
c. melakukan pembentukan dan penertiban peraturan daerah terkait
dengan penanganan tindak pidana perdagangan orang;
d. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan
norma hukum di tingkat kabupaten;
e. melakukan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pengembangan norma
hukum kepada Ketua Harian GT-PPTPPO Kabupaten Ende.

(5) Sub Gugus Tugas Bidang Penegakan Hukum sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 9 huruf e, mempunyai tugas :
a. melakukan pertemuan koordinasi rutin dengan para anggota Sub GT
Bidang Penegakan Hukum untuk membahas berbagai upaya
peningkatan mutu dan kualitas layanan pencegahan dan penanganan
tindak pidana perdagangan orang, termasuk penyediaan anggaran
untuk penanganannya oleh masing-masing anggota;
b. menyediakan dan meningkatkan kualitas layanan penegakan hukum
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tingkat kabupaten;
c. meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam standar
penegakan hukum sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tingkat kabupaten;
d. mengembangkan dan menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
penegakan hukum bagi saksi dan/atau korban tindak pidana
perdagangan orang tingkat kabupaten;

e. mengimplementasikan standar pelayanan penegakan hukum bagi saksi


dan/ atau korban tindak pidan perdagangan orang tingkat kabupaten;
f. mengembangkan sistim pencatatan, pendataan dan pelaporan disemua
layanan penegakan hukum tingkat kabupaten;
g. memperkuat sistim monitoring dan pengawasan penegak hukum kasus
tindak pidana perdagangan orang tingkat kabupaten;
h. mengefektifkan kegiatan layanan bantuan hukum bagi saksi dan/atau
korban tindak pidana perdagangan orang tingkat kabupaten;
i. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penegakan hukum
di tingkat kabupaten;
j. melakukan pelaporan pelaksanaan tugas penegakan hukum di tingkat
kabupaten kepada Ketua Harian GT-PPTPPO Kabupaten Ende.

(6) Sub gugus tugas kerjasama dan koordinasi, sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 9 huruf f, mempunyai tugas :
a. melakukan pertemuan koordinasi rutin dengan para anggota sub
gugus tugas kerjasama dan koordinasi, dalam rangka meningkatkan
kerjasama dan koordinasi PPTPPO didaerah termasuk penyediaan
anggaran oleh masing-masing anggota dalam penanganan kasus-kasus
tertentu;
b. membangun dan mengembangkan kerjasama antar daerah;
c. mendorong dan memfasilitasi kerjasama antar kabupaten terkait
penceghan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang tingkat
kabupaten;
d. menyelenggarakan pertemuan koordinasi pencegahan dan penanganan
tindak pidana perdagangan orang tingkat kabupaten;
e. mendorong pembentukan dan penguatan GT-PPTPPO kabupaten;
f. meningkatkan kapasitas anggota GT-PPTPPO kabupaten;
g.membentuk kesekretariatan GT-PPTPPO kabupaten;
h.membentuk dan mengembangkan pusat informasi terpadu PPTPPO
kabupaten;
i. melakukan survei dan pemetaan tentang tindak pidana perdagangan
orang di daerah;
j. melakukan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan dan
penganggaranpencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan
orang;

k. membangun dan mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha,


organisasi masyarakat, LSM dan perguruan tinggi terkait dengan
pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang di
daerah;
l. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan koordinasi di
tingkat kabupaten;
m. melakukan pelaporan pelaksanaan tugas kerjasama dan koordinasi
tingkat kabupaten kepada Ketua Harian GT-PPTPPO Kabupaten Ende.

Pasal 13

Sekretariat Gugus Tugas mempunyai tugas memberi dukungan teknis dan


Administratif kepada Gugus Tugas kabupaten meliputi :
a. pelayanan surat menyurat pelaksanaan upaya pencegahan dan
penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang;
b. pelayanan penyiapan sarana prasarana kegiatan pencegahan dan
penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang;
c. penyelenggaraan kegiatan dokumentasi upaya pencegahan dan
penanganan Tindak Pidana Perdaganagan Orang;
d. a. menyelenggarakan kegiatan publikasi upaya pencegahan dan
penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang;
e. menyelenggarakan rapat-rapat dan pertemuan-pertemuan dalam upaya
pencegahan dan penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang;
f. melaksanakan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sekretariat
Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan
Orang kepada Ketua Harian GT-PPTPPO Kabupaten Ende.

Pasal 14

(1) Sekretariat Gugus Tugas dilaksanakan oleh Bidang Perlindungan Hak


Perempuan dan Perlindungan Anak pada Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
(2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat.
(3) Kepala Sekretariat dijabat oleh Kepala Bidang Perlindungan Hak
Perempuan dan Perlindungan Anak pada Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
(4) Dalam melaksanakan tugas kesekretariatan, Kepala Sekretariat dibantu
oleh Staf Sekretariat.

(5) Staf Sekretariat dijabat oleh Kepala Seksi Perlindungan Hak Perempuan,
Kepala Seksi Perlindungan Hak Anak, dan Kepala Seksi Perlindungan
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.
(6) Sekretariat bertanggungjawab kepada Ketua Harian GT-PPTPPO
Kabupaten Ende.

BAB IV
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 15
Untuk mengisi keanggotaan Gugus Tugas Kabupaten adalah dengan
mengangkat pejabat pada instansi atau unsur pada Gugus Tugas Kabupaten.

Pasal 16
Pejabat struktural atau fungsional pada instansi dan atau unsur gugus tugas
kabupaten mendapat persetujuan dari pimpinan instansi/unsur yang diwakili.

Pasal 17
Keanggotaan gugus tugas yang telah dinyatakan berhenti akan digantikan oleh
pejabat yang menduduki jabatan struktural atau fungsional pada
instansi/unsur yang diwakili menggantikan pejabat sebelumnya.

Pasal 18

Pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan gugus tugas ditetapkan dengan


Keputusan Bupati.
BAB V
MEKANISME KERJA
Pasal 19

Untuk menjamin sinergitas dan kesinambungan langkah-langkah


pemberantasan tindak pidana perdagangan orang secara terpadu, maka gugus
tugas kabupaten melakukan koordinasi langsung dengan instansi terkait, serta
pihak terkait lainnya untuk menyusun kebijakan, program, kegiatan dalam
bentuk rencana aksi.
Pasal 20
Untuk menjamin efektivitas langkah-langkah pencegahan dan penanganan
tindak pidana perdagangan orang, maka gugus tugas kabupaten melakukan
koordinasi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan secara periodik.

Pasal 21
Koordinasi Gugus Tugas Kabupaten meliputi;
a. menghadiri koordinasi khusus yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
setahun sekali;
b. koordinasi khusus dimaksudkan untuk menyikapi permasalahan khusus
yang membutuhkan pemecahan secara cepat dan tepat;
c. koordinasi sub gugus tugasdiikuti oleh seluruh anggota sub gugus tugas
sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam 2 (dua) bulan atau sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 22
Hasil koordinasi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 menjadi acuan
bagi pelaksanaan gugus tugas di tingkat kabupaten.

Pasal 23
Pelaksanaan gugus tugas kabupaten dilakukan secara terkoordinasi dalam satu
kesatuan kebijakan dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan tindak
pidana perdagangan orang.
Pasal 24

Hasil semua koordinasi meliputi Gugus Tugas Tingkat Kabupaten


pelaksanaanya menjadi tanggungjawab masing-masing unsur Organisasi
Perangkat Daerah di Tingkat Kabupaten.

Pasal 25
Pemantauan perkembangan pelaksanaan tugas oleh Gugus Tugas Kabupaten
dilakukan secara berkala, baik melalui koordinasi pleno, koordinasi Sub Gugus
Tugas dan koordinasi khusus, serta pemantauan langsung ke lapangan atau
menggunakan sarana komunikasi yang tersedia.

Pasal 26

(1) Evaluasi pelaksanaan tugas meliputi evaluasi tahunan, evaluasi


pertengahan periode dan evaluasi akhir periode.
(2) Evaluasi pelaksanaan tugas dapat dilakukan secara internal dan/atau
melibatkan pihak ketiga.
Ketentuan mengenai evaluasi pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
(3)
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Ketua Harian GT-
PPTPPO Kabupaten Ende.

Pasal 27

(1) Sub Gugus Tugas Kabupaten menyampaikan laporan hasil pelaksanaan


tugas kepada Ketua Harian GT-PPTPPO Kabupaten Ende.
(2) Laporan masing-masing Sub Gugus Tugas Tingkat Kabupaten dibahas
dalam koordinasi pleno tingkat Kabupaten.

Pasal 28
Ketua Gugus Tugas Kabupaten melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada
Bupati dan masyarakat secara berkala 1 (satu) tahunan dan 5 (lima) tahunan.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang yang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Ende.
Ditetapkan di Ende
pada tanggal 2018

BUPATI ENDE,

MARSELINUS Y. W. PETU

Diundangkan di Ende
pada tanggal 2018

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENDE,

AGUSTINUS G. NGASU
BERITA DAERAH KABUPATEN ENDE TAHUN 2018 NOMOR
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI ENDE
NOMOR TAHUN 2018
TANGGAL JULI 2018

SUSUNAN ORGANISASI
GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG KABUPATEN ENDE

I. Unsur Pimpinan
a. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Ende
b. Ketua Harian : Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
c. Anggota :
1. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ende.
2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ende.
3. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ende.
4. Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Ende.
5. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende.
6. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ende.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende.
8. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Ende.
9. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ende.
10. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ende.
11. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ende.
12. Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Ende.
13. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Ende.
14. Kepala Dinas Koperasi,Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Ende.
15. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ende.
16. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Ende.
17. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende.
18. Kepala Kepolisian Resort Ende.
19. Kepala Kejaksaan Negeri Ende.
20. Ketua Pengadilan Negeri Ende.
21. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Ende.
22. Kepala Kantor Pusat Statistik Kabupaten Ende.
23. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ende.

II. Sub Gugus Tugas


a. Sub Gugus Tugas Bidang Pencegahan dan Partisipasi Anak
1. Penanggungjawab: Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Ende
2. Anggota :
1. Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Ende.
2. Kepala Bidang Kelembagaan pada Dinas Pariwisata Kabupaten Ende.
Kepala Bidang Kepemudaan pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Ende.
4. Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ende.
5. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Ende.
6. Kepala Bidang Perizinan dan Kelembagaan pada Dinas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Ende.
7. Kepala Bidang Statistik Sosial pada Kantor Pusat Statistik Kabupaten
Ende.
8. Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ende.
9. Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Keluarga
pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak
Kabupaten Ende.
10. Ketua TP.PKK Kabupaten Ende.
11. Manajer Wahana Visi Indonesia (WVI)-AP Ende.
12.Pimpinan Konsorsium Lembaga Pemberdayaan Anak dan Masyarakat
Flores (KLPAMF) – Child Fund Ende.
13. Kepala Kantor RRI Pratama Ende.
14. Pimpinan Harian Umum Flores Pos Ende.

b. Sub Gugus Tugas Bidang Rehabilitasi Kesehatan.


1. Penanggungjawab: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende.
2. Anggota :
1. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Ende.
2. Kepala Bidang Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Ende.

3. Kepala Bidang Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Ende.
4. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Ende.
5. Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Ende.
6. Ketua Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Ende.

c. Sub Gugus Tugas Bidang Rehabilitasi Sosial, Pemulangan dan


Reintegrasi
1. Penanggungjawab: Kepala Bidang Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial pada
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
2. Anggota :
1. Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
2. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
3. Kepala Bidang Penataan Sistim Perhubungan pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Ende.
4. Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas
Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Ende.
5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Ende.
6. Koordinator Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Kabupaten Ende.
7. Ketua Divisi Migran dan Perantau pada Keuskupan Agung Ende.
8. Tenaga Fungsional Satuan Bakti Pekerja Sosial (SAKTI PEKSOS).
9. Ketua Lembaga Kesejahteraan Keluarga (LK3) Kabupaten Ende.
10. Direktris Lembaga Peduli Kasih (LPS) Kabupaten Ende.
11. Koordinator Koalisi Insan Peduli Migran dan Perantau (KIP-MP)
Ende.

d. Sub Gugus Tugas Bidang Pengembangan Norma Hukum


1. Penanggungjawab : Kepala Bagian Hukum pada Sekertariat Daerah
Kabupaten Ende.
2. Anggota :
1. Ketua Komisi A pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Ende.

2. Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum pada Bagian Hukum Sekertariat


Daerah Kabupaten Ende.

3. Kepala Seksi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak pada Kepolisian


Resort Ende.
4. Kepala Seksi Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Ende.
5. Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus pada Kejaksaan Negeri Ende.
6. Kepala Seksi Inteligen pada Kejaksaan Negeri Ende.
7. Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat pada
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Ende.
8. Ketua Program Studi Fakultas Hukum pada Universitas Flores
Kabupaten Ende.

e. Sub Gugus Tugas Bidang Penegakan Hukum


1. Penanggungjawab : Kepala Kepolisian Resort Ende.
2. Anggota :
1. Kepala Kejaksaan Negeri Ende.
2. Ketua Pengadilan Negeri Ende.
3. Kepala Satuan Reskrim pada Kepolisian Resort Ende.
4. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Ende.
5. Kepala Bidang Admin Kamtib pada Lembaga Pemasyarakatan
Kabupaten Ende.
6. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) pada Keuskupan Agung Ende.

f. Sub Gugus Tugas Bidang Kerjasama dan Koordinasi


1. Penanggungjawab: Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Kabupaten Ende.
2. Anggota :
1. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat pada Sekertariat Daerah
Kabupaten Ende.
2. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Ende.
3. Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ende.
4. Kepala Bidang Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Ende.

III. Sekretariat
1. Penanggungjawab: Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan
Perlindungan Anak pada Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Ende.

2. Anggota:
1. Kepala Seksi Perlindungan Hak Perempuan pada Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
2. Kepala Seksi Perlindungan Hak Anak pada Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ende.
3. Kepala Seksi Perlindungan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Ende.

BUPATI ENDE,

MARSELINUS Y. W. PETU

Anda mungkin juga menyukai