KECAMATAN TUMIJAJAR
TENTANG
Menimbang : a. bahwa setiap warga Negara berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia serta berhak
mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan;
1
Republik Indonesia Nomor 4235), sebagimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 99,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5882) ;
2
14. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5294);
4
32. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan
Perempuan dan Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 532);
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5
kabupaten.
10. Korban adalah perempuan dan anak yang mengalami kesengsaraan dan
atau penderitaan baik langsung maupun tidak langsung sebagai akibat
dari kekerasan yang terjadi di wilayah Kabupaten Tulang Bawang
Barat.
16. Sekretariat Gugus Tugas KELANA adalah Unit kerja yang membantu
pelaksanaan tugas dan memberikan dukungan administrasi Gugus
6
Tugas KELANA yang berkedudukan pada Satuan Kerja Kecamatan
yang melasanakan tugas penyelenggaraan KELANA.
17. Forum Anak adalah wadah anak yang dibina oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak melalui Kecamatan dan
Camat/Kelurahan untuk menjebatani komunikasi dan interaksi antara
pemerintah dengan anak- anak di Kecamatan dan Camat/Kelurahan
dalam rangka pemenuhan hak partisipasi anak.
18. Gender adalah konsep yang mengacu pada peran dan tanggungjawab
laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah
oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat.
24. Penanganan adalah kegiatan dan tindakan segera yang dilakukan oleh
tenaga profesional sesuai dengan profesi masing-masing berupa
konseling, terapi dan advokasi guna penguatan dan pemulihan korban
kekerasan.
7
25. Badan peradilan adalah peradilan umum yang mempunyai kewenangan
untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap
perkara yang diajukan padanya, untuk mewujudkan penegakan hukum
dan keadilan.
29. Pos Curhat merupakan program prioritas pola asuh anak dan remaja
dalam pembinaan karakter keluarga yang menanamkan sikap perilaku
berbudaya dan kepribadian Indonesia.
30. Rumah Aman Anak adalah rumah singgah untuk korban, selama
proses pendampingan, guna keamanan dan kenyamanan korban dari
ancaman dan bahaya pelaku.
32. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah
sampai dengan derajat tiga.
33. Rumah tangga adalah suami, istri dan anak , orang-orang yang
mempunyai hubungan keluarga karena hubungan darah, perkawinan,
persusuan, pengasuhan dan perwakilan dan/atau pekerja rumah tangga
dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB II
Bagian Satu
Pasal 5
Bagian Dua
PERLINDUNGAN PEREMPUAN
Pasal 6
9
a. Pencegahan kekerasan terhadap perempuan;
b. Pelayanan perlindungan perempuan korban kekerasan;
c. Pemberdayaan perempuan korban kekerasan.
PENCEGAHAN
Pasal 7
PELAYANAN
Pasal 8
Pasal 10
1
0
b. mendampingi korban selama proses medicolegal;
c. mendampingi korban selama proses pemeriksaan Kepolisian, Kejaksaan
dan Pengadilan;
d. memantau kepentingan dan hak-hak korban dalam proses pemeriksaan
di Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan.
e. Menjaga privasi dan kerahasiaan korban dari semua pihak yang tidak
berkepentingan, termasuk pemberitaan oleh media massa.
f. Melakukan koordinasi dengan pendampingan yang lain; dan
g. Memberikan penanganan yang berkelanjutan hingga tahap rehabilitasi.
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
PEMBERDAYAAN
Pasal 16
1
1
(1) Pemberdayaan perempuan korban kekerasan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 huruf c, dilaksanakan melalui upaya antara lain :
a. pelatihan kerja; dan
b. usaha ekonomi produktif dan kelompok usaha bersama.
c. bantuan permodalan
(2) Penyelenggaraan pemberdayaan perempuan korban kekerasan
dilaksnakan dengan prinsip :
a. kesetaraan hak;
b. tanggung jawab;
c. kedayagunaan dan kehasilgunaan; dan
d. penghormatan dan penegakan hak asasi manusia.
(3) Pelaksanaan pemberdayaan perempuan korban kekerasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah dan perangkat
Kecamatan terkait sesuai tugas pokok dan fungsinya.
(4) Pelatihan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a meliputi :
a. pelatihan ketrampilan;
b. praktek kerja lapangan; dan
c. pemagangan.
(5) Usaha ekonomi produktif dan kelompok usaha bersama sebagiamana
ayat (1) huruf b meliputi :
a. pelatihan ketrampilan wirausaha;
b. fasilitasi pembentukan kelompok usaha bersama; dan
c. pendampingan pelaksanaan usaha.
(6) Bantuan permodalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c
meliputi :
a. bantuan sarana prasarasa kerja; dan
b. fasilitasi bantuan modal kerja.
PERLINDUNGAN ANAK
Pasal 17
PENCEGAHAN
Pasal 18
PENANGANAN
Pasal 19
1
2
dengan :
a. Instansi vertikal;
b. Pemerintah provinsi;
c. Pemerintah kabupaten/kota lainnya;
d. Pemerintah desa
e. Lembaga swadaya masyarakat;
f. Pihsk swasta;
g. Masyarakat; dan/atau
h. Keluarga.
(3) Membentuk sistem layanan berupa call center dan rumah aman.
REHABILITASI
Pasal 20
a. Instansi vertikal;
b. Pemerintah provinsi;
c. Pemerintah kabupaten/kota lainnya;
d. Pemerintah desa
e. Lembaga swadaya masyarakat;
f. Pihsk swasta;
g. Masyarakat; dan/atau
h. Keluarga.
BAB III
KEKERASAN
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
1
3
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
1
4
BAB IV
Pasal 28
Pasal 29
BAB V
Pasal 30
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 31
1
5
Pendanaan atas kegiatan perlindungan bagi korban dan pencegahan
kekerasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dibebankan pada
APBD serta sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
BAB VII
Pasal 32
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
CAMAT,
ERWAN SAHRONI
1
6