WALIKOTA MADIUN,
Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, perlu
amembentuk Peraturan Daerah tentang Pemberdayaan
dan Pelindungan Kelompok Rentan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBERDAYAAN DAN
6
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Madiun.
2. Walikota adalah Walikota Madiun.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Madiun.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
5. Perangkat Daerah Kota adalah unsur pembantu
Walikota dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Kota.
6. Pelindungan kelompok rentan adalah upaya
perlindungan hak bagi kelompok rentan yang dianggap
lemah dan belum memiliki kemampuan dalam
menghadapi ancaman di lembaga permasyarakatan
dan mewujudkan perlindungan bagi kelompok rentan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Pemberdayaan kelompok rentan adalah upaya
peningkatan kemampuan dalam rangka
mengembangkan dan mendukung kelompok rentan
agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
8. Kelompok rentan adalah kelompok yang memiliki
keterbatasan dalam menikmati kehidupan yang layak.
9. Kelompok rentan adalah kelompok yang berisi ibu
hamil, fakir miskin, anak, disabilitas dan lanjut usia;
10. Komite Penanganan Pelindungan dan Pemberdayaan
Kelompok Rentan selanjutnya disingkat KP3KR adalah
7
BAB II
ASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 2
Pemberdayaan dan pelindungan kelompok rentan
berasaskan:
a. penghormatan terhadap hak asasi manusia;
8
b. keadilan sosial;
c. ketertiban dan kepastian hukum
d. nondiskriminasi; dan
e. kesejahteraan.
Bagian Kedua
Maksud
Pasal 3
Pemberdayaan dan pelindungan kelompok rentan
bermaksud untuk:
a. mencegah dan menagani resiko kekerasan dan
kerentanan kelompok rentan agar kelangsungan
hidupnya dapat dipenuhi sesuai prinsip kesetaraan
dan keadilan;
b. upaya pemberdayaan kelompok rentan dalam
pengembangan ekonomi; dan
c. meningkatkan akses terhadap pendidikan dan
pelatihan.
Bagian Ketiga
Tujuan
Pasal 4
Pemberdaya kelompok rentan bertujuan untuk :
a. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok
rentan;
b. Meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri
kelompok rentan;
c. Menguatkan kapasitas manajemen dalam organisasi
kelompok rentan;
9
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 5
Ruang lingkup pengaturan Pelindungan dan
Pemberdayaan Kelompok Rentan meliputi:
a. pelindungan kelompok rentan;
b. pemberdayaan kelompok rentan;
c. pendataan dan kriteria kelompok rentan;
d. hak dan kewajiban kelompok rentan;
e. hak dan kewajiban pemerintah;
f. pembinaan bantuan sosial;
g. pembinaan dan pengawasan kelompok rentan;
h. partisipasi masyarakat; dan
i. pembiyaan.
BAB IV
PEMBERDAYAAN DAN PELINDUNGAN KELOMPOK RENTAN
Bagian Kesatu
Pemberdayaan
Pasal 6
10
Pasal 7
(1) Pemerintah Daerah wajib memberikan dukungan
kepada sekolah dan institusi pendidikan untuk
memastikan akses dan pendidikan inklusif bagi
kelompok rentan.
(2) Program pendidikan inklusif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus menyediakan pendampingan,
fasilitas, dan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan penyandang disabilitas.
Pasal 8
(1) Pemerintah Daerah wajib memastikan akses yang
setara dan terjangkau ke layanan kesehatan bagi
keluarga rentan.
(2) Program kesehatan harus mencakup pemeriksaan
rutin, vaksinasi, perawatan khusus, dan dukungan
psikologis, terutama untuk kelompok rentan yang
memiliki kondisi medis yang spesifik.
Bagian Kedua
Pelindungan
Pasal 9
Pelindungan adalah upaya Pemerintah Daerah yang
dilakukan secara sadar untuk melindungi, mengayomi,
dan memperkuat hak kelompok rentan.
Pasal 10
11
Pasal 11
(1) Pemerintah Daerah wajib melindungi dan
mempromosikan hak-hak kelompok rentan, termasuk
hak kesehatan, hak pendidikan, hak ekonomi, dan hak
atas kebebasan dari diskriminasi dan kekerasan
berbasis gender.
(2) Perlindungan hak-hak kelompok rentan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mencakup edukasi,
penyuluhan hukum, dan penciptaan lingkungan yang
aman dan inklusif.
BAB V
PENDATAAN DAN KRITERIA KELOMPOK RENTAN
Bagian Kesatu
Pendataan
Pasal 12
Pengelolaan data sebagaimana dimaksud dilakukan oleh:
a. instansi sosial kabupaten/kota untuk data di
kecamatan lingkup wilayah kewenangannya;
b. instansi sosial provinsi untuk data di kabupaten/kota
lingkup wilayah kewenangannya; dan
12
Bagian Kedua
Kriteria
Pasal 16
Kriteria Kelompok Rentan yang teregister sebagai berikut :
a. tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tetapi
tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar;
13
Pasal 18
Kriteria dalam kelompok rentan didasarkan pada :
a. aksesibilitas dan ketersediaan fasilitas bagi kelompok
rentan;
b. ketersediaan petugas yang siaga; dan
c. kepatuhan pejabat, pegawai, dan pelaksana terhadap
Standar Pelayanan masing-masing bidang pelayanan;
14
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak Kelompok Rentan
Pasal 19
Setiap masyarakat kelompok rentan mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan.
Pasal 20
Setiap kelompok rentan di Daerah berhak memperoleh :
a. mendapatkan pelindungan yang layak;
b. mendapatkan kesetaraan sosial yang sejajar;
c. mendapatkan perlakuan yang sama untuk berperan
dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya;
d. mendapatkan rehabilitasi, bantuan sosial, dan
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial; dan
e. mendapatkan hak yang sama untuk
menumbuhkembangkan sosialnya dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat.
Bagian Kedua
Kewajiban Pemerintahan
Pasal 21
Pemerintah berkewajiban menegakkan hak dan
kesempatan yang sama bagi kelompok rentan dalam segala
aspek kehidupan dan penghidupan.
Pasal 22
(1) Pemerintah berkewajiban mengupayakan terwujudnya
hak-hak masyarakat kelompok rentan di Daerah.
15
Bagian ketiga
Kewajiban Masyarakat
Pasal 23
(1) Masyarakat berkewajiban berperan serta dalam
pemenuhan hak, peningkatan kesejahtraan dan
kepedulian terhadap kelompok rentan.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan adanya peranan berupa:
a. kontribusi menjadi relawan yang dinaungi oleh
pemerintah untuk memberdayakan dan melindungi
hak kelompok rentan; dan
b. kontribusi sosial lainnya sebagai bentuk kepedulian
terhadap kelompok rentan.
(3) Masyarakat berkewajiban untuk menjaga kehidupan
sosial yang harmonis bagi para kelompok rentan.
BAB VII
PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL
Pasal 23
Syarat dari pemberian bantuan sosial ini meliputi :
a. orang lanjut usia, dibuktikan dengan kartu identitas
anak/dokumen sejenisnya, atau surat keterangan
lurah/kepala desa;
b. anak-anak, dibuktikan dengan surat keterangan
lurah/kepala desa;
c. fakir miskin, dibuktikan dengan surat keterangan dari
lurah/kepala desa dan/atau Perangkat Daerah yang
16
Bagian Kesatu
Bantuan Sosial
Umum
Pasal 24
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan Bantuan Sosial
kepada anggota/kelompok masyarakat rentan sesuai
kemampuan keuangan daerah.
(2) Pemberian Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja urusan wajib dan urusan pilihan dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas
dan manfaat untuk masyarakat.
Pasal 25
Anggota/kelompok masyarakat rentan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) meliputi :
Pasal 26
(1) Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/atau
keluarga rentan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
huruf a, terdiri atas bantuan sosial kepada individu
dan/atau keluarga rentan yang direncanakan dan yang
tidak dapat direncanakan sebelumnya.
(2) Bantuan sosial yang direncanakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dialokasikan kepada individu
dan/atau keluarga rentan yang sudah jelas nama,
alamat penerima dan besarannya pada saat
penyusunan APBD.
(3) Bantuan sosial yang direncanakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan usulan dari calon
penerima dan/atau atas usulan kepala SKPD.
(4) Jumlah pagu usulan kepala SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) paling tinggi 50% (lima puluh
persen) dari pagu bantuan sosial yang berdasarkan
usulan dari calon penerima.
18
Pasal 27
(1) Bantuan Sosial berupa uang kepada individu dan/atau
keluarga rentan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
huruf a, terdiri dari :
a. bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga
rentan yang direncanakan ; dan
b. bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga
rentan yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
(2) Bantuan Sosial yang direncanakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, dialokasikan kepada
individu dan/atau keluarga rentan yang sudah jelas
nama, alamat penerima dan besarannya pada saat
penyusunan APBD.
(3) Bantuan Sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial
yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan
APBD yang apabila ditunda penanganannya akan
19
Pasal 28
(1) Pemberian Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (1) memenuhi kriteria paling
sedikit :
a. selektif ;
b. memenuhi persyaratan penerima bantuan ;
c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali
dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan ;
d. sesuai tujuan penggunaan.
(2) Kriteria selektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a diartikan bahwa Bantuan Sosial hanya
diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untuk
melindungi dari kemungkinan resiko sosial.
(3) Kriteria persyaratan penerima bantuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :
a. memiliki identitas yang jelas ; dan
b. berdomisili dalam wilayah administratif Pemerintaha
Daerah.
(4) Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diartikan
bahwa pemberian Bantuan Sosial tidak wajib dan tidak
harus diberikan setiap tahun anggaran.
(5) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diartikan bahwa
Bantuan Sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran
sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial.
20
Pasal 29
(1) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 ayat (6) huruf a ditujukan untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan seseorang yang
mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar.
(2) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26ayat (6) huruf b ditujukan untuk mencegah dan
menangani resiko dari guncangan dan kerentanan
sosial seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan
kebutuhan dasar minimal.
(3) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (6) huruf c ditujukan untuk menjadikan
seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalami
masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya.
21
Pasal 30
(1) Bantuan Sosial dapat berupa uang atau barang yang
diterima langsung oleh penerima Bantuan Sosial.
22
BAB IX
KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 31
Untuk membantu pelindungan dan pemberdayaan
kelompok rentan Pemerintah Daerah dapat membentuk:
a. Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelindungan dan
Pemberdayaan Kelompok Rentan;
23
Bagian Kedua
Unit Pelaksana Teknis Daerah
Pemberdayaan dan Pelindungan Kelompok Rentan;
Pasal 32
UPTD PPKR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf
a adalah pelaksana teknis untuk melaksanakan kegiatan
teknis operasional di wilayah kerjanya dalam memberikan
layanan bagi Kelompok Rentan yang mengalami masalah
kekerasan, diskriminasi, perlindungan khusus dan
masalah lainnya.
Bagian Ketiga
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pasal 33
(1) P2TP2KR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf
b, merupakan wadah pelayanan perlindungan dan
pemberdayaan kelompok rentan yang berbasisterhadap
masyarakat yang berfungsi sebagai pusat pelayanan
24
Bagian Keempat
Gugus Tugas Perlindungan dan Pemberdayaan Kelompok Rentan Tingkat
Kecamatan
Pasal 34
(1) Gugus Tugas Perlindungan Dan Pemberdayaan
Kelompok Rentan Kecamatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 huruf c, merupakan unit kerja
fungsional yang menyelenggarakan pelayanan
perlindungan dan penanganan kasus kekerasan
terhadap anak dan perempuan secara terpadu di
tingkat Kecamatan.
25
Bagian Kelima
Satuan Tugas Pelindungan dan Pemberdayaan Kelompok Rentan Tingkat
Desa
Pasal 35
(1) Satuan Tugas Pelindungan dan Pemberdayaan
Kelompok Rentan Tingkat Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 huruf d merupakan unit
kerja fungsional yang menyelenggarakan pelayanan
perlindungan dan penanganan kasus kekerasan
terhadap anak dan perempuan secaraterpadu di
tingkat Desa.
(2) Pengurus Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan
Anak Tingkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari:
a. unsur aparat Desa;
b. unsur Bintara Pembina Desa atau Kelurahan;
c. unsur Bintara Pembina Masyarakat;
d. tokoh masyarakat atau tokoh agama;
e. unsur pemuda; dan
f. unsur Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga Desa.
(3) Tugas pokok Satuan Tugas Perlindungan kelompok
rentan Tingkat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah:
a. memberikan pelayanan dalam rangka
perlindungan dan pemberdayaan kelompok
rentan;
b. menerima pengaduan masyarakat mengenai kasus
kekerasan terhadap kelompok rentan di wilayah
Desa;
27
Bagian Keenam
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah
Pasal 36
(1) Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf e
merupakan mitra Pemerintah dalam ikhtiar pemenuhan
hak-hak anak dan perlindungan anak serta
berkedudukan di tingkat Kabupaten.
(2) Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah ditetapkan
dengan keputusan Bupati.
(3) Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Daerah terdiri atas 1(satu) orang ketua, 1 (satu) orang
wakil ketua, dan 7 (tujuh) orang anggota.
(4) Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Daerah berasal dari unsur Pemerintah Daerah, tokoh
agama, tokoh masyarakat, organisasikemasyarakatan,
dunia usaha, dan kelompok masyarakat yang
peduliterhadap pelindungan anak.
28
Pasal 37
(1) Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf e
mempunyai rincian tugas meliputi :
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
perlindungan danpemenuhan hak anak;
b. memberikan masukan dan usulan dalam perumusan
kebijakan tentang penyelenggaraan perlindungan
anak;
c. mengumpulkan data dan informasi mengenai
perlindungan anak;
d. menerima dan melakukan penelaahan atas
pengaduan masyarakat mengenai pelanggaran hak
anak;
e. melakukan mediasi atas sengketa pelanggaran hak
anak;
f. melakukan kerjasama dengan lembaga yang
dibentuk masyarakat dibidang perlindungan anak;
dan
g. tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Dalam hal terjadi perubahan peraturan perundang-
undangan berkenaan dengan Komisi Perlindungan
Anak Indonesia Daerah, maka pengaturan mengenai
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah
berpedoman kepadaperaturan perundang-undangan
yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Bagian Ketujuh
Forum Anak Daerah
Pasal 38
29
Paragraf 1
Forum Anak Tingkat Kabupaten
Pasal 39
(1) Forum Anak Tingkat Kabupaten sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf a merupakan
wadah partisipasi anak dalam wilayah Kabupaten yang
beranggotakan perwakilan Forum Anak Tingkat
Kecamatan paling kurang 1 (satu) anak perempuan dan
1 (satu) anak laki-laki.
(2) Forum Anak Tingkat Kabupaten ditetapkan dengan
Keputusan Bupati dengan masa kepengurusan selama
2 (dua) tahun.
(3) Agar Forum Anak Tingkat Kabupaten dapat berjalan
dengan baik harus dibentuk sekretariat.
30
Paragraf 2
Forum Anak Tingkat Kecamatan
Pasal 40
(1) Forum Anak Tingkat Kecamatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf b merupakan
wadah partisipasi anak dalam wilayah kecamatan yang
beranggotakan perwakilan Forum Anak Tingkat Desa
paling kurang 1 (satu) anak perempuan dan 1 (satu)
anak laki-laki.
(2) Forum Anak Tingkat Kecamatan ditetapkan dengan
Keputusan Camat dengan masa kepengurusan selama
2 (dua) tahun.
(3) Pemerintah Kecamatan sebagai Pembina Forum Anak
Tingkat Kecamatan memfasilitasi terbentuknya Forum
Anak Tingkat Kecamatan mulai tahap pemilihan,
pengesahan kepengurusan dan pembinaan dalam
31
Paragraf 3
Forum Anak Tingkat Desa
Pasal 41
(1) Forum Anak Tingkat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (2) huruf c merupakan wadah
partisipasi anak dalam wilayah Desa yang
beranggotakan perwakilan dari Rukun Tetangga dan
Rukun Warga paling kurang 1 (satu) anak perempuan
dan 1 (satu) anak laki-laki.
(2) Forum Anak Tingkat Desa ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa dengan masa kepengurusan
selama 2 (dua) tahun.
(3) Pemerintah Desa sebagai Pembina Forum Anak Tingkat
Desa memfasilitasi terbentuknya Forum Anak Tingkat
Desa mulai tahap pemilihan, pengesahan kepengurusan
dan pembinaan dalam peningkatan kapasitas dari
anggota Forum Anak Tingkat Desa.
(4) Lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa mempunyai
berkewajiban menampung dan membina partisipasi
anak dalam pembangunan serta dalam
memperjuangkan hak anak.
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Umum
32
Pasal 42
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap upaya
peningkatan kesejahteraan Kelompok Rentan yang
diselenggarakan oleh swasta dan masyarakat sesuai
dengan kewenangannya.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kementerian, satuan
kerja perangkat daerah tingkat Provinsi, dan satuan
kerja perangkat daerah tingkat Kabupaten/Kota sesuai
dengan fungsi dan tugas pokok masing-masing.
Bagian Kedua
Pembinaan
Pasal 43
Pembinaan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan
Kelompok Rentan sebagaimana dimaksud berupa:
a. penetapan pedoman teknis;
b. penyuluhan;
c. bimbingan;
d. bantuan usaha; dan
e. perizinan.
Pasal 44
Pembinaan berupa penetapan pedoman teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf a dilakukan
melalui penyusunan dan/atau penetapan kebijakan
pelindungan dan pemenuhan hak Kelompok rentan dalam
segala aspek kehidupan dan penghidupan.
Pasal 45
Pembinaan berupa penyuluhan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 43 huruf b dilakukan untuk:
33
Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 49
(1) Pengawasan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan
Kelompok Rentan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dengan membentuk tim koordinasi.
(2) Tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat melibatkan masyarakat.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatanya dalam Lembaran Daerah Kota Madiun.
Ditetapkan di Madiun
pada tanggal 23 November 2023
WALIKOTA MADIUN,
ttd
35
MAIDI
Diundangkan di Madiun
pada tanggal 23 November 2023
ttd
RUSDIYANTO