Anda di halaman 1dari 18

TUGAS EKOLOGI WILAYAH PESISIR DAN LAUT

TINJAUAN EKOLOGI
PADA IKAN KARANG

OLEH:

ISMA RISKIANI

L022171003

PROGRAM PASCASARJANA
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR TERPADU
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Terumbu karang merupakan suatu ekosistem unik perairan tropis dengan


tingkat produktifitas dan keanekaragaman biota yang sangat tinggi. Peranan
biofisik ekosistem terumbu karang sangat beragam, diantaranya sebagai tempat
tinggal, tempat berlindung, tempat mencari makan dan berkembang biak bagi
beragam biota laut, disamping berperan sebagai penahan gelombang dan
ombak serta sebagai penghasil sumberdaya hayati yang bernilai ekonomis tinggi.
Ikan karang adalah salah satunya (Nontji, A. 1993).
Ikan Karang adalah kelompok taksa ikan yang kehidupannya berasosiasi
dengan lingkungan ekosistem terumbu karang. Allen dan Adrim (2003)
mengemukakan sebanyak 113 famili ikan merupakan penghuni karang dan
sebagian besar dari ordo Perciformes. Sepuluh besar famili utama dari ikan
karang tersebut adalah Gobiidae, Labridae, Pomacentridae, Apogonidae,
Bleniidae, Serranidae, Murraenidae, Syngnathidae, Chaetodontidae, dan
Lutjanidae. Berdasarkan fungsi pemanfaatan dan aspek ekologi, ikan karang
dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni ikan target, ikan indikator, dan kelompok
lain-lain (major groups). Ikan target adalah kelompok jenis-jenis ikan yang dapat
dikonsumsi dan biasanya diburu nelayan. Ikan indicator adalah jenis-jenis ikan
yang memiliki kehidupan asosiasi yang kuat sekali dengan habitat karang. Reese
(1981) dan Hourigan et al. (1998) menetapkan ikan family Chaetodontidae
sebagai indikator species untuk kesehatan karang. Major group adalah kelompok
dari jenis-jenis tidak termasuk kelompok pertama dan kedua, dan pada umumnya
belum banyak diketahui peranannya di alam, kecuali sebagai suplai makanan
bagi pemangsa (karnivora). Namun beberapa jenis di antaranya memiliki
keindahan warna tubuh sehingga berpotensi sebagai ikan hias.
Ikan karang merupakan salah satu kelompok hewan yang berasosiasi
dengan terumbu karang, keberadaannya mencolok dan ditemukan pada
berbagai mikro-habitat di terumbu karang. Ikan karang, hidup menetap serta
mencari makan di areal terumbu karang (sedentary), sehingga apabila terumbu
karang rusak atau hancur maka ikan karang juga akan kehilangan habitatnya.
Sebagai ikan yang hidupnya terkait dengan terumbu karang maka kerusakan
terumbu karang dengan sendirinya berpengaruh terhadap keragaman dan
kelimpahan ikan karang.
Variasi habitat terumbu karang, dalam hal ini variasi mikro-habitat tidak
hanya terdiri dari habitat karang saja, tetapi juga daerah berpasir, berbagai teluk
dan celah, daerah algae dan sponge serta masih banyak lagi. Keberagaman
habitat tersebut merupakan salah satu faktor kunci tingginya keragaman spesies
ikan di terumbu karang sehingga habitat yang beranekaragam ini dapat
menerangkan jumlah ikan-ikan karang pada ekosistem tersebut (Luckhurst &
Luckhurst, 1978; Robert & Ormond, 1987; Sale, 1978)
Secara umum, ikan karang akan menyesuaikan pada lingkungannya. Setiap
spesies memperlihatkan preferensii/kecocokan habitat yang tepat yang diatur
oleh kombinasi faktor ketersediaan makanan , tempat berlindung dan variasi
parameter fisik. Sejumlah besar spesies ditemukan pada terumbu karang adalah
refleksi langsung dari besarnya kesempatan yang diberikan habitat (Allen dan
Steene, 1996).
Ikan akan memberikan respons terhadap struktur habitat, yang akan
mempengaruhi distribusi dan kelimpahannya. Oman dan Rajasurya (1998) yang
meneliti hal tersebut menyebutkan bahwa kompleksitas struktur, komposisi serta
proporsi penutupan karang hidup memberikan korelasi positif terhadap
komunitas ikan karang (Nontji, A. 1993).

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui distribusi ikan karang
2. Untuk mengetahui interaksi antara ikan karang dan habitatnya.
3. Untuk mengetahui pengelompokan ikan karang
4. Untuk mengetahui perilaku makan ikan karang.
II. PEMBAHASAN

A. Distribusi Ikan Karang


Faktor utama yang menentukan distribusi dan kelimpahan ikan-ikan
karang adalah fisiografi dasar perairan serta kerumitan bentuk substrat sebagai
tempat berlindung, hal tersebut lebih menentukan keberadaan komunitas ikan
karang dan pada kondisi substrat sebagai sumber makanan (Amesbury, 1978 in
Hutomo, 1986).
Berdasar distribusi hariannya, ikan-ikan karang umumnya terbagi menjadi
dua kelompok besar yaltu ikan-ikan diurnal dan nokturnal. Ikan diurnal, aktif di
siang han, merupakan kelompok terbesar di ekosistem terumbu karang. Yang
termasuk ikan diurnal adalah dan famili-famili Pornacentridae, Labridae,
Acanthuridae, Chaetodontidae, Serranidae, Pomacanthidae, Lutjanidae,
Balistidae, Cirrhitidae, Tetraodontidae, Bleriiidae dan Gobiidae. Ikan-ikan diurnal
makan dan tinggal di perrnukaan karang serta mernakan plankton yang lewat
diatasnya (Allen dan Steene, 1990).
Pada malam hari ikan-ikan diurnal akan masuk dan berlindung di dalam
karang, keberadaan ikan-ikan diurnal akan digantikan oleh ikan-ikan nokturnal
yaitu ikan yang aktif di malam hari. Pada malani han ikan-ikan nokturnal keluar
dan mencari makan, dan pada siang hari masuk kembali ke goa-goa atau ke
celah-celah karang. Ikan-ikan nokturnal meliputi Holocentnidae, Apogonidae,
Haemulidae, Muraenidac, Scorpacnidae, Serranidae dan Labridae. Selain ikan
diurnal dan nokturnal, ada pula ikan-ikan yang sering melintasi ekosistem
terumbu karang seperti famili Scombridae, barracuda (Sphyraenidue), ekor
kuning (Caesionidae) dan hiu (Alopiidae) (Allen dan Steene, 1990).
Faktor kedalaman berperan penting dalam penyebaran ikan-ikan karang.
Umumnya mereka memiliki kisaran kedalaman yang sempit, tergantung dan
ketersediaan makanan, ombak dan keberadaan predator. Di daerah-daerah yang
kaya akan makanan ikan akan cenderung berkelompok. Mereka juga
menghindari pecahan ombak dengan menempati daerah yang Iebih dalam.
Kebanyakan ikan-ikan yang tergolong herbivora adalah ikan-ikan diurnal,
berwarna cemerlang dengan ukuran bukaan mulut kecil. Beberapa jenis dan ikan
ini umumnya merupakan ikan yang bergerak cepat dan berkelompok
(Connaughey dan Zottoli, 1983).
B. Interaksi Antara Ikan Karang Dan Habitatnya
Di ekosistem terumbu karang, ikan karang merupakan organisme yang

jumlahnya paling banyak dan merupakan organisme besar dan sangat signifikan

peranannya. Kelompok ikan ini memiliki peran sebagai penyokong hubungan

bioekologis yang ada dalam ekosistem terumbu karang, meliputi interaksi yang

luas antara individu yang sama, jenis-jenis yang berbeda, invertebrata, dan

interaksi dengan faktor fisik (non biologis) seperti suhu, cahaya, ruang dan

kedalaman sesuai dengan niche masing-masing ikan tersebut (Nybakken, 1992).

Dengan demikian keberadaan ikan-ikan karang baik secara kuantitas

maupun kualitas sangat behubungan dengan kondisi kesehatan terumbu karang

yang ditunjukkan oleh persentase penutupan karang hidup (Hutomo, 1986), serta

keanekaragaman jenis biota karang di suatu ekosistem. Interaksi antara ikan

karang dengan terumbu karang sebagai habitatnya dapat dibedakan menjadi tiga

bentuk, yaitu (Coat dan Bellwood, 1991):

1) Interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator pemangsa

terutama bagi ikan-ikan muda;

2) Interaksi dalam mencari makanan yang meliputi hubungan antara ikan

karang dan biota yang hidup pada karang termasuk algae; dan

3) Interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi

hidrologis dan sedimen.

Menurut Nybakken (1992) Interaksi yang terjadi antara ekosistem


terumbu karang dan ikan karang adalah:
a) Pemangsaan, yaitu dua kelompok ikan yang secara aktif memakan
koloni karang, seperti ikan buntal (Tetraodontidae), ikan kepe-kepe
(Chaetodontidae) dan sekelompok omnivor yang memindahkan polip
karang untuk mendapatkan alga di dalam kerangka karang atau
berbagai invertebrate yang hidup dalamlubang kerangka.
b) Grazing, Dilakukan oleh kelompok ikan-ikan famili Siganidae,
Pomacentridae,Acanthuridae dan Scaridae yang merupakan herbivor
grazer pemakan algasehingga pertumbuhan alga yang bersaing ruang
hidup dengan karang dapatterkendali.
Terumbu karang terdiri dan berbagai macam habitat, seperti daerah
berpasir, berbatu, ada yang membentuk daratan, lereng, tebing dan gua-gua.
Habitat-habitat tersebut mempengaruhi jenis-jenis ikan yang berasosiasi di
dalamnya. Pada karang giomerare (seperti Porites sp.) yang pada umumnya
tanpa celah yang dalam, banyak terdapat ikan pemakan polip (polypgrazer)
seperti ikan pakol (Balistidac) dan ikan kepe-kepe (Chaetodontidae). Karang
bercabang (seperti Acropora sp.) merupakan tempat berlindung bagi ikan kecil
(seperti ikan gobi dan ikan betok laut) yang berenang keluar mencari
zooplankton sebagai makanannya.

Gambar 1. Ikan-ikan yang hidup pada koloni karang tipe datar (A)
Gambar 2. Tipe bercabang (B) (Nybakken, 1992)

C. Pengelompokan Ikan Karang


English et all. (1997) mengelompokkan jenis ikan karang ke dalam tiga
kelompok utama, yaitu:
a) Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk
konsumsi. Biasanya kelompok ikan-ikan target menjadikan terumbu
karang sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan
target diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan
kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi),
Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae
(ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);
b) Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah
terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah
tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan
kepe-kepe);
c) Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5
sampai 25 cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga
dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ikan-ikan major umumnya ditemukan
melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung
bersifat teritorial. Kelompok ikan-ikan major sepanjang hidupnya berada
di terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut),
Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae
(ikan peniru).
Lowe and McConel (1987) mengelompokkan komunitas ikan karang ke
dalam dua kelompok yaitu :
a) Kelompok ikan yang terkadang terdapat pada terumbu karang seperti
ikan dari famili Scombridae dan Myctophidae
b) Kelompok ikan yang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat
mencari makan, tempat hidup atau kedua-duanya.
Berdasarkan penyebaran hariannya, ikan-ikan karang dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu ikan yang aktif pada siang hari (diurnal) dan ikan yang aktif
pada malam hari (nokturnal). Menurut Lowe dan McConel (1987) sebagian besar
ikan karang bersifat diurnal serta ikan yang bersifat nokturnal biasanya
merupakan ikan karnivora. Menurut Randall et all. (1990), ikan-ikan diurnal
umumnya ikan herbivora yang berwarna cerah yang pada malam hari
bersembunyi di celah-celah batu atau gua-gua kecil dekat permukaan karang
serta ada yang membenamkan diri dalam pasir. Beberapa deskripsi famili ikan
karang. Menurut Randall et all. (1990) yaitu:
a) Acanthuridae: dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga dasar dan
memiliki saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah
zooplankton atau detritus. Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan
lain dengan duri tajam yang berada pada sirip ekornya.
b) Balistidae: golongan triggerfish, karnivora yang hidup soliter pada siang
hari, memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska yang
bercangkang keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan
alga atau zooplankton.
c) Blennidae: biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian
besar spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan
invertebrata; sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan
pada kulit atau sirip dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai
pembersih.
d) Caesonidae: dikenal sebagai ekor kuning, pada siang hari sering
ditemukan pada gerombolan yang sedang makan zooplankton pada
pertengahan perairan diatas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan
puncak dalam gobah. Meskipun merupakan perenang aktif, mereka
sering diam untuk menangkap zooplankton dan biasanya berlindung di
terumbu pada malam hari.
e) Centriscidae: berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong
kebawah; memakan zooplankton yang kecil.
f) Chaetodontidae: disebut juga ikan butterfly, umumnya memiliki warna
yang cemerlang, memakan tentakel atau polip karang, invertebrata kecil,
telur-telur ikan lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies juga
pemakan plankton.
g) Ephippidae: bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya kecil, umumnya
omnivora, memakan alga dan invertebrata kecil.
h) Gobiidae: umumnya terdapat di perairan dangkal dan disekitar terumbu
karang. Kebanyakan karnivora penggali dasar yang memakan
invertebrate dasar yang kecil, sebagian juga merupakan pemakan
plankton. Beberapa spesies memiliki hubungan simbiosis dengan
invertebrata lain (misalnya : udang) dan sebagian dikenal memindahkan
ectoparasit dari ikan-ikan lain.
i) Labridae: dikenal dengan wrasses, merupakan ikan ekonomis penting,
memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan
spesies penggali pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga
merupakan pemakan plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan
ectoparasit dari ikan-ikan lain yang lebih besar.
j) Mullidae: dikenal dengan goatfish, memiliki sepasang sungut di dagunya
yang mengandung organ sensor kimia dan digunakan untuk memeriksa
keberadaan invertebrata dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau
lubang di terumbu, banyak yang memiliki warna yang cemerlang.
k) Nemipteridae: dikenal sebagai threadfin breams atau whiptail breams,
ikan karnivora yang umumnya memakan ikan dasar kecil, sotong-
sotongan, udangudangan atau cacing; beberapa spesies adalah
pemakan plankton
l) Pomacentridae: dikenal dengan damselfishes, memiliki bermacam warna
yang berbeda secara individu dan lokal bagi spesies yang sama.
Beberapa spesies merupakan ikan herbivora, omnivora atau pemakan
plankton. Damselfish meletakkan telur-telurnya di dasar yang dijaga oleh
ikan jantan. Termasuk didalam kelompok ini ikan-ikan anemon
(Amphiprioninae) yang hidup berasosiasi dengan anemon laut.
m) Scaridae: dikenal sebagai parrotfish, herbivora, biasanya mendapatkan
alga dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu karang beserta alga
serta membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish menjadi salah
satu produsen pasir penting dalam ekosistem terumbu karang. Scaridae
merupakan ikan ekonomis penting.
n) Serranidae: dikenal dengan sea bass, kerapu, predator penggali dasar,
ikan komersial, memakan udang-udangan dan ikan. Subfamilinya adalah
Anthiinae, Epinephelinae dan Serranidae.
o) Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki
warna yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan
invertebrata dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya
memiliki kantong eram sebagai tempat penyimpanan telur dan
diinkubasikan.
p) Zanclidae: memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang
tabular tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata
dasar.
Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat
dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :
a) Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish), dan Pomacentridae
(damselfishes)
b) Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae (rabbitfishes), dan
Zanclidae (Moorish idols)
c) Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan Pomachantidae
(angelfishes)
Menurut Hartati & Edrus (2005), berdasarkan periode aktif mencari makan
ikan dikelompokkan menjadi:
a) Ikan Nokturnal
(Aktif ketika malam hari), contohnya pada ikan-ikan dariSuku
Holocentridae (Swanggi), Suku Apogoninade (Beseng), Suku Hamulidae.
Priacanthidae (Bigeyes), Muraenidae (Eels), Seranidae (Jewfish)
danbeberapa dari suku dari Mullidae (goatfishes) dll
b) Ikan Diurnal
(Aktif ketika siang hari), contohnya pada ikan-ikan dari Suku Labraidae
(wrasses), Chaetodontidae (Butterflyfishes) Pomacentridae
(Damselfishes), Scaridae (Parrotfishes), Acanthuridae (Surgeonfishes),
Bleniidae (Blennies), Balistidae (triggerfishes), Pomaccanthidae
(Angelfishes), Monacanthidae, Ostracionthidae (Boxfishes),
etraodontidae, Canthigasteridae dan beberapa dari Mullidae (goatfishes)
c) Ikan Crepuscular
(Aktif diantara) contohnya pada ikan-ikan dari sukuSphyraenidae
(Baracudas), Serranidae (groupers), Carangidae (Jacks),Scorpaenidae
(Lionfishes), Synodontidae (Lizardfishes), Carcharhinidae,lamnidae,
Spyrnidae (Sharks) dan beberapa dari Muraenidae (Eels).

D. Perilaku Makan Ikan Karang


Terumbu karang merupakan salah satu sumber makanan bagi beberapa jenis
ikan dari famili Chaetodontidae, Apogonidae, Balistidae, Labridae, dan
sekelompok kecil dari Scaridae (Coat dan Bellowod, 1991). Ikan karang famili
Chaetodontidae, Labridae dan Scanidae secara langsung memakan jaringan
lender (mucus) yang diproduksi oleh karang dan simbiosisnya. Kelompok ikan
dari famili Acanthuridaedan kebanyakan dari Labridae lainnya memakan alga
yang tumbuh dalam batuan keras berkapur (Calcareous) (Suharti, 2012).
Kehadiran ikan pemakan karang pada ekosistem terumbu karang
memegang peranan penting dalam mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan karang. Jenis ikan ini bersimbiosis dengan karang sehingga pada
setiap daerah terumbu karang, kehadiran ikan pemakan terumbu karang
dijadikan sebagai indikator kondisi karang. Penurunan penutupan karang hidup
secara langsung mengurangi dan menghilangkan ketersediaan sumber pakan
utama sehingga akan memberikan tekanan terhadap populasi ikan pemakan
karang (Maharbhakti, 2009).
Memahami tentang taraf trofik (terkait dengan tipe makanan) ikan karang
adalah hal yang penting dalam mempelajari ikan karang. Perilaku makan pada
ikan karang dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu : herbivora, planktivora, dan
karnivora. Ketiga bagian ini mewakili kelompok utama dalam ikan karang.
Ikan herbivora adalah kelompok yang paling tinggi penyebaran dan
kelimpahannya di daerah terumbu karang. Ikan herbivora terdiri dari sekitar 76
spesies Siganidae, 25 spesies Scaridae, 79 spesies Pomacentridae dan sekitar
159 spesies yang bersifat omnivora-herbivora (Purwanti, 2004).
Choat (1981) menyatakan bahwa ikan – ikan herbivora mempunyai tiga
peranan penting pada ekosistem terumbu karang. Pertama, sebagai konsumer
dari produsen, herbivora merupakan penghubung antara aliran energi yang
berasal dari produsen ke konsumen tingkat 2 (karnivora). Kedua, mereka
mempengaruhi penyebaran, ukuran, komposisi dan bahkan pertumbuhan dari
tumbuhan di terumbu karang. Komposisi dan struktur dari tumbuhan yang
berasosiasi dengan terumbu karang digambarkan melalui konteks aktivitas
herbivori. Pemangsaan oleh ikan herbivora (grazing) secara substansi mengubah
alga yang ada di terumbu, dimana hal ini memberika pengaruh positif maupun
negatif pada karang. Ketiga, interaksi antara ikan – ikan herbivora merupakan 
alat dalam model demografi dan perilaku ikan karang secara keseluruhan.
Hampir semua ikan karang merupakan planktivora pada masa larva dan
juvenilnya, meskipun ada yang berganti tipe makanan pada masa dewasanya
tergantung adaptasinya . Terumbu karang mempunyai ikan planktivora yang aktif
pada siang (diurnal) dan malam hari (nokturnal). Ikan yang aktif pada siang hari
yaitu Serranidae, Chaetodontidae, Pomacentridae dan Balistidae, sedangkan
yang aktif pada malam hari yaitu Holocentridae, Priacanthidae dan Apogonidae.
Makanan utama ikan planktivora adalah krustasea kecil kelompok
copepoda seperti calanoid dan cylopoid. Zooplankton  ini berukuran terbesar 3
mm  dan paling banyak pada ukuran <1 mm. Proporsi  zooplankton dalam jumlah
besar ini berasal dari laut lepas. Ikan planktivora mengkonsumsi plankton yang
berasal dari laut lepas dalam jumlah besar. Hal tersebut memunculkan dugaan
bahwa ikan planktivor merupakan penghubung utama antara terumbu karang
dan laut lepas (Purwanti, 2004).
Paling sedikit ada tiga jalur yang dilalui energi yang didapat oleh ikan
planktivora untuk kembali ke unsur – unsur  lain yang terdapat di terumbu
karang. Pertama, planktivora kemungkinan dimangsa oleh piscivora(pemakan
ikan). Kedua, planktivora menghasilkan feses dalam jumlah besar  yang jatuh
pada karang dan dikonsumsi oleh ikan lain juga herbivora dan detritivora. Dan
cara yang ketiga adalah apabila ikan planktivora mengalami kematian (Purwanti,
2004).
Jenis karnivora di daerah terumbu karang lebih umum banyak ditemukan
dibandingkan dengan jenis ikan herbivora dan planktivora. Ikan jenis ini biasanya
mengkonsumsi invertebrate bentik karang, seperti halnya crustacea (kepiting,
udang, amphipod dan stomatopod), polychaeta maupun echinodermata. Ikan
karnivora digolongkan menjadi 3 tipe karnivora, yaitu karnivora pemakan ikan
lainnya (piscivora), pemakan invertebrata dan pemakan zoobentos. Diantara tiga
tipe karnivora tersebut, spesies yang spesialis memakan invertebrata dan zoo
bentos terlihat lebih umum di banding piscivora .
Ikan karnivora mempunyai morfologi untuk makan yang bervariasi, mulai
dari mulut kecil yang khusus seperti pada spesies Forceps Butterflyfish
(Forcipiger spp) sampai struktur mulut yang besar seperti pada spesies
Scorpionfish (Scorpaenidae), Kakap (Lutjanidae) dan Kerapu (Seranidae).
Karnivora mempunyai peranan penting dalam siklus energi dimana hal tersebut
terkait dengan struktur fisik terumbu, pola makan ikan dan siklus nutrient.
Ikan karang dan berbagai biota lainnya bersama-sama menciptakan
suatu keseimbangan dalam ekosistem terumbu karang. Menjamin keindahan di
laut ini tetap terjaga untuk masa yang akan datang. Terutama dengan semakin
meningkatnya ancaman terhadap kelestarian ekosistem ini (Purwanti, 2004).
Ikan herbivor adalah konsumen langsung bagi produsen primer. Proses
pemindahan energi dan perpindahan makanan terjadi pada rantai makanan.
Melalui proses fotosintesis, produsen primer mengolah nutrien menjadi protein
dan gula(sumber energi) untuk digunakan dalam metabolisme dan pertumbuhan.
Sumberenergi tersebut dibutuhkan oleh herbivor dan karnivor. Terdapat proses-
prosespenting yang melibatkan ikan herbivor pada ekosistem terumbu karang,
yaitu ikanherbivor menghubungkan aliran energi (proses trophodynamic) bagi
para konsumenlainnya di dalam ekosistem, ikan herbivor mempengaruhi pola
distribusi dankomposisi tumbuhan di dalam lingkungan terumbu karang; interaksi
antar ikan herbivor, terutama dari jenis yang bersifat teritori, digunakan sebagai
dasarpengembangan model demografi dan tingkah laku ikan karang secara
umum.Kebanyakan ikan herbivor menyenangi turf algae sebagai makanannya.
Turf algaememiliki ukuran kurang dari 2 cm dan tidak mengandung bahan kimia
yang tidakdisukai ikan. Ikan herbivor sangat suka memakan tumbuhan yang kecil
ukurannya,strukturnya yang sederhana dan berkumpul (Sale, 1991).
Aktifitas fotosintesis oleh tumbuhan menentukan distribusi ikan
herbivor.Kelimpahan ikan herbivor menurun seiring dengan bertambahnya
kedalaman air.Ikan herbivor lebih menyenangi daerah dangkal karena aktifitas
fotosintesis didaerah tersebut sangat cepat, sehingga selalu tersedia makanan
baginya untukmetabolisme dan pertumbuhan (Sale, 1991).
Kelompok ikan karnivor di daerah terumbu karang sekitar 50-70% dan
hampir meliputi semua ikan di daerah ini. Kelompok ikan karnivor di daerah
terumbu karang dapat berfungsi sebagai level ke-2 dalam rantai makanan.
Kelompok ikan pemakan karang dan herbivor sekitar 15%. Ikan-ikan ini sangat
bergantung pada kesehatan karang karena polip-polip karang merupakan
makanannya. Sedangkan kelompok planktivor dan omnivor hanya terdapat
dalam jumlah yang sedikit (Marsaoli, 1998).

Gambar 3. Ikan karang yang memangsa koloni karang (Omnivora)


(Nybakken,1992)

Gambar 3. Ikan karang yang memangsa koloni karang (Herbivora)


(Nybakken,1992)
E. Contoh Penelitian Tentang Ikan Karang
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Faktor utama yang menentukan distribusi dan kelimpahan ikan-ikan
karang adalah fisiografi dasar perairan serta kerumitan bentuk substrat
sebagai tempat berlindung.
2. Interaksi karang dengan ikan karang yaitu Interaksi langsung sebagai

tempat berlindung dari predator pemangsa terutama bagi ikan-ikan muda,

interaksi dalam mencari makanan yang meliputi hubungan antara ikan

karang dan biota yang hidup pada karang termasuk algae dan interaksi

tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi hidrologis dan

sedimen.

3. Jenis ikan karang terbagi ke dalam tiga kelompok utama yaitu Ikan-ikan

target, Ikan-ikan indicator, dan Ikan-ikan major.

4. Perilaku makan pada ikan karang dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu
herbivora, planktivora, dan karnivora. Ketiga bagian ini mewakili kelompok
utama dalam ikan karang.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, G.R dan Steene R.C. 1990. Reefs Fishes on the Indian Ocean. Marine Science
and Technology. Perth Australia. 81 hal.

Allen, G.R. and M. Adrim, 2003. Coral reef fishes of Indonesia. Zool. Stud. 42(1):1-72.

Allen, G.R. and R. Steene, 1996. Indo-Pacific coral reef field guide. Tropical Reef
Research, Singapore.

Choat JH and Bellwood DR. 1991.Reef fishes: Their history and evolution. Page 39 – 66
in PF Sale ed. The Ecology of fish on coral reef. Journal .Academic press. San
Diego. 754 pp.

Hartati, S. T., & Edrus, I. N., 2005. “Komunitas Ikan Karang di Perairan Pantai Pulau
Rakiti dan Pulau Taikabo, Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat” Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia. Edisi Sumber Daya dan penangkapan. Volume 11. Nomor 2.

Hourigan, T. F., Tymothy, C. Tricas, & E. S. Reese. 1988. Coral reef fishes as indicators
of environmental stress in coral reefs. In: Dorothty F. S. & G. S. Kleppel (Eds.).
Springer-Verlag New York Inc., New York. Pp. 107-135.

Hutomo, M. 1986. Methods of Samplings Coral Reef Fish. Training Course In Coral Reef
Research Method and Management SEAMEO-BIOTROP, No.2. Bogor.37-53p.

Lowe, RH dan M.H.L Mc.Conne11987. Ecological Studies in Tropical Fish Communities.


Cambridge University Press. Cambridge. 77-21 Ip.

Luckhurst, B. E., Luckhurst, K. (1978). Analysis of the influence of substrate variables on


coral reef fish communities. Mar. Biol. 49: 317-323

Maharbhakti, HR. 2009. Hubungan Kondisi Terumbu Karang Dengan Keberadaan Ikan
Chaetodontidae DI Perairan Pulau Abang, Batam. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Marsaoli, MK. 1998. Hubungan Persentase Penutupan Karang Hidup Dengan Densitas
Beberapa Jenis Ikan Karang Di Perairan Kepulauan Karimunjawa, Jepara. Tesis.
Institut Pertanian Bogor. Bogor .

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Cetakan Kedua. Djambatan. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.

Puwanti, DR. 2004. Dinamika Struktur Komunitas Ikan Karang Pada Pagi, Siang Dan
Sore Hari Di Perairan Pulau Payung Kepulauan Seribu. IPB. Bogor.

Randall, J.E.; GR. Allen and R.C. Steene. 1996. Fishes of the Great Barrier Reef and
Coral Sea. Honolulu, HI: Univ. of Hawai'i Press: 506 pp.

Rani,C.,Burhanuddin, A.I, and Atjo,A.A. 2010. Sebaran Dan Keragaman Ikan Karang Di
Pulau Barranglompo Kaitannya Dengan Kondisi Dan Kompleksitas Habitat.
UNHAS. Makassar.
Reese E. S. 1981. Predation on corals by fishes of the family Chaetodontidae:
implications for conservation and management of coral reef ecosystems. Bull. Mar.
Sci., 31: 594-604.
Roberts, C. M., Ormond, R. F. G. (1987). Habitat complexity and coral reef fish diversity
and abundance on Red Sea fringing reefs. Mar. Ecol. Prog. Ser. 41: 1-8.

Sale, P. F. (1978) Coexistence of coral reef fishes - a lottery for living space. Environ.
Biol. Fish. 3: 85-102.

Zottoli, R & B.H, Mc Connaughey. 1983. Pengantar Biologi Laut. C.V Mosby. Company.

Anda mungkin juga menyukai