Serlina Simamora
Serlina Simamora
lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan atau defesiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Jumlah penderita diabetes di dunia yang tercatat pada tahun 1990 baru
angka 110,4 juta empat tahun kemudian (Zimmet, 1994). Menurut laporan
McCarty dan Zimmet (2000) ada minimal 110,4 juta penderita diabetes di dunia
menyebutkan, bahwa ditahun 2012 sudah ada lebih dari 371 juta penderita
diabetes dengan tiap tahun angka kejadian diabetes naik 3 persen atau bertambah
7 juta orang. Ditahun 2014 jumlah ini meningkat menjadi 422 juta orang.
Dibandingkan dengan tahun 1990, prevalensi global meningkat dua kali lipat. Ini
mencapai angka 592 juta orang ditahun 2035 (Guariguata et. al., 2014).
ada satu orang yang terkena diabetes. Prediksi sepuluh tahun yang lalu bahwa
jumlah diabetes akan mencapai 350 juta pada tahun 2025, ternyata sudah jauh
terlampaui. Lebih dari setengah populasi dunia yang menderita penyakit diabetes
berada di Asia, terutama di India, China, Pakistan, dan Indonesia (Tandra, 2013).
Sementara itu suatu studi yang dilakukan di ibukota Saudi Arabia tahun 2012
penderita diabetes terbanyak. Pada tahun 1995 negara yang tergolong tengah
diabetes sebanyak 4,5 juta jiwa. Peringkat ini diprediksi akan naik dua tingkat
12,4 juta jiwa (Arisman, 2013). Namun kenyataannya Indonesia telah menduduki
dan India. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penderita
Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care,
2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh
bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun
di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan,
Kesehatan RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H saat
membuka Seminar dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia 2009, 5
penduduk usia >15 tahun diperkotaan 5,7%. Prevalensi nasional Obesitas umum
pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan sebanyak 12 provinsi
penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi memiliki
Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan adalah 10.2% dan
kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%, dan prevalensi kurang aktifitas fisik
pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2%. Disebutkan pula bahwa prevalensi
merokok setiap hari pada penduduk >10 tahun sebesar 23,7% dan prevalensi
minum beralkohol dalam satu bulan terakhir adalah 4,6%. Dalam sambutannya
Prof. Tjandra Yoga menjelaskan, Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis
tinggi akibat pola makan yang tidak seimbang dan pola hidup tidak sehat.
umumnya mengandung kalori yang tinggi baik itu berupa nasi, daging, makanan
cepat saji, dan lain sebagainya, makanan yang digoreng, serta yang mengandung
santan seperti gulai. Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti nasi
juga merupakan pemicu penyakit diabetes, baik itu berupa nasi goreng, lontong,
bahkan nasi yang dimakan bersama mie instan. Selain itu, menurut data Dinkes
Kabupaten Samosir pada survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2014,
bahwa terdapat kasus sebanyak 468 pasien dengan diagnosa DM, angka ini
terhadap orang-orang yang telah terkena penyakit tersebut, namun masih belum
Sinaga Kabupaten Samosir yang dilakukan terhadap orang yang belum terkena
penyakit diabetes melitus dan memprediksi tingkat risikonya dimasa yang akan
masalah penelitian ini adalah : ”Apa sajakah faktor resiko Diabetes Melitus pada
Melitus pada pasien di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Kabupaten Samosir tahun
2021.
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis