c. Edukasi
Memberikan pengetahuan dan edukasi gizi tentang ODHA baru
d. Konseling Gizi
mulai ARV (gizi seimbang, keamanan makanan, pemilihan bahan
makanan, keterampilan menyiapan makanan, dan mengatasi efe
samping obat). Pemberian edukasi dan konseling ini kepada
pasien dan juga keluarga.
e. Koordinasi dengan tenaga
kesehatan lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
dengan dokter, perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor
hasil:
a. Asupan makan: pasien harus mencapai 100% dari
kebutuhan.
b. Antropometri: pasien dapat mempertahankan BB normal.
c. Biokimia: semua nilai lab yang bermasalah kembali
normal.
d. Fisik klinis: gejala berkurang atau membaik.
e. Keluhan: pasien tidak mengalami sakit seperti keluhan
sakit tenggorokan dan mulut.
f. Pasien diharapkan mau menerima dan melaksanakan diet
yang diberikan.
6. Re Asesmen (Kontrol kembali) Kondisi pasien harus selalu dikontrol setiap hari agar pasien HIV
tidak sampai terkena AIDS. Pasien harus dikontrol pola makan,
pola minum obat yang harus teratur, pola tidur, dan pola perilaku
hidup sehat.
7. Indikator (Target yang akan a. Asupan makan 100% dari kebutuhan
dicapai/Outcome) b. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri Indek Masa
Tubuh (IMT) atau lingkar lengan atas, biokimia, fisik/klinis
dan asupan makan
8. Sumber Pustaka 1. Purwaningsih S. 2008. Perkembangan HIV dan AIDS di
Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia; 3 (2): 11 - 16.
2. Fitri Hudayani, Asuhan Gizi pada HIV-AIDS. Temu Ilmiah
Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
3. Nursalam dan Ninuk. 2007. Asuhan Keperawatn Pada
Pasien Terinfeksi. Jakarta. Salemba Medika.
4. Almatsier, S (2009) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.