Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN MASALAH OKSIGENASI

Di

Oleh :

MIZONA FEBRIA NEGARA, Amd. Kep


NIM 21010046

METRIYANI, Amd, Kep


NIM 21010044

MEY WULANDARI, Amd. Kep


NIM 21010045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow memiliki lima kebutuhan
dasar. Dasar paling bawah atau tingkat pertama, termasuk kebutuhan fiologis seperti
udara, air, dan makanan. Tingkat kedua yaitu kebutuhan aman atau perlindungan,
termasuk juga keamanan fisik dan psikologis dimana pasien terganggu untuk melakukan
akvitasnya sehari-hari dikarenakan gangguan oksigenasi. Tingkat ketiga berisi kebutuhan
akan cinta dan memiliki, termasuk didalamnya hubungan pertemanan, hubungan sosial,
hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, termasuk juga
kepercayaan diri, pendayagunaan, penghargaan dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan
kebutuhan aktualisasi diri, keadaan pencapaian potensi, dan mempunyai
kemampuan untuk menyeesaikan masalah dan beradaptasi dengan kehidupan. (Potter &
Perry, 2006)
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya,
dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Asmadi, 20012).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan
untuk kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai
organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap
hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan
kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat.
Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai
O2 ke seluruh tubuh dan pembuangan CO2 .
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari
peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan
oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan
lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada
klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang
mengalami masalah atau gangguan oksigenasi (Asmadi, 2008), atau hasil pembakaran sel
(Hidayat, 2006) .
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh (Potter & Perry, 2013).
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
meliputi: saraf otonomik, hormon dan obat, alergi pada saluran nafas,
perkembangan dan prilaku (Hidayat, 2006).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien dengan masalah kebutuhan dasar :
Oksigenasi
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
kebutuhan dasar : Oksigenasi
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
masalah kebutuhan dasar : oksigenasi
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah
kebutuhan dasar : Oksigenasi
d. Mampu melakukan intervensi keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar :
Oksigenasi
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien dengan masalah kebutuhan dasar : oksigenasi

C. MANFAAT
1. Bagi Pendidik Keperawatan Menambah wawasan pada tenaga pendidik yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigenasi.
2. Bagi Penulis Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang
didapat selama pendidikan.
3. Bagi Klien Sebagai informasi tambahan tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan
Oksigenasi pada pasien yang memiliki masalah pernafasan.
BAB II
TEORI

A. Pengertian Oksigenasi
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara
permanen. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan
kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk
ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi
secara optimal (Hidayat, 2006).
Oksigen dipasok kedalam tubuh melalui proses pernafasan/respirasi yang melibatkan
system pernafasan. Sistem pernafasan terdiri dari serangkaian organ yang berfungsi
melakukan pertukaran gas antara atmosfer dengan plasma melalui proses ventilasi paru-
paru, difusi, transportsi oksigen, dan perfusi jaringan. Fungsi ini berlangsung selama
kehidupan untuk mempertahankan homeostasis dengan megatur penyediaan oksigen,
mengatur penggunaan nutrisi, melakukan eliminasi sisa metabolisme atau karbondioksida
(Asmadi, 2008).

B. Proses Oksigenasi
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru-paru, semakin
tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin
rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler
paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membrane
respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial (keduanya
dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan). Perbedaan
tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagaimana O2 dari alveoli masuk kedalam darah
oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah
vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).
3. Transportasi Gas
Transportasi Gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan
CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu curah jantung (Cardiac output), kondisi pembulu darah, latihan (exercise),
perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan
kadar Hb. (Hidayat, 2006).
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
a. Saraf Otonomik Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat
dipengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi, hal ini dapat terlihat
simpatis maupun parasimpatis.Ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat
mengeluarkan neurotransmitter (untuk simpatis dapat mengeluarkan norodrenalin
yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan
asetilkolin yang berpengaruh bronkhokonstriksi) karena pada saluran pernafasan
terdapat reseptor adrenergenik dan reseptor kolinergik.
b. Alergi pada Saluran Nafas Banyak faktor yang dapat menimbulakan alergi, antara lain
debu yang terdapat dalam hawa pernafasan, bulu binatang, serbuk benang sari bunga,
kapuk, makanan, dan lain-lain.
c. Perkembangan
Adanya proses penuan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas
menurun, ekspansi paru menurun.
d. Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi seperti factor alergi,
ketinggian tanah, dan suhu kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
e. Perilaku
Faktor perilaku yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah
perilaku dalam mengkonsumsi makanan atau status nutrisi (Wartonah, Tarwoto,
2006).

D. Jenis Pernafasan
1. Pernafasan Eksternal
Yaitu absorbsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh secara kesuluhan dengan
lingkungan luar, dengan urutan sebagai berikut:
a. Pertukaran udara luar kedalam alveoli dengan aksi mekanik
pernafasan, melalui proses ventilasi
b. Pertukaran O2 dan CO2O, udara alveolar-darah dalam pembuluh
kapiler paru-paru melalui proses difusi
c. Pengangkutan Odan CO2 oleh sistem peredaran darah dari paru-
paru kejaringan dan sebaliknya.
d. Pertukaran O2 dan CO2 dalam pembuluh kapiler jarigan
dengan sel-sel jaringan melalui proses difusi dan masuk kedalam
pernafsan internal.
2. Pernafasan Internal
Pernapasan internal merupakan pertukaran gas antara sel-sel dan medium
cairnya. Dengan kata lain pernafasan dalam adalah proses metabolisme
intraseluler yang terjadi di mitokondria, meliputi konsumsi O2 dan CO2 selama
pengambilan energy dari molekul-molekul nutrient.Oksigen digunakan untuk
“membakar” glukosa agar dapat menghasilkan energi kimia dalam bentuk
molekul. Dalam reaksi ini, glukosa diambil dan energy yang dihasilkan dalam
bentuk adenosine trifosfat (Potter &Perry, 2013).

E. Masalah Kebutuhan Oksigen


1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam
tubuh akibat difisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel,
di tandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis).
2. Perubahan Pola Nafas
a. Tachipnea, merupakan pernafasan yang memiliki frekuensi lebih dari 24
x/menit.
b. Bradypnea, merupakan pola pernapasan yang lambat dan kurang dari 10
x/menit.
c. Hiperventilasi, merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan
jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.
d. Hipovontilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
karbondiaoksida dengan cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar
serta tidak cukupnya penggunaan oksigen yang ditandai dengan adanya
nyeri kepala, penurunan kesadaran disorientasi, atau ketidakseimbangan
elektrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis.
e. Dispnea, merupakan perasaan sesal dan berat saat pernafasan.
f. Orthopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau
berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami
kongestif paru.
g. Cheyney stokes, merupakan sikluas pernafasan yang amplitudonya yang
mula-mula naik, turun, berhenti, kemudian mulai dari siklus baru.
h. Biot, merupakan pernafasan degan irama yang mirip dengan cheyne stokes,
tetapi amplitudanya tidak teratur.
i. Esteridor, merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan
pada saluran pernafasan.

F. Gangguan frekuansi pernafasan


1. Takipnea/hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlahnya meningkat
diatas frekuensi pernafasan normal.
2. Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan
yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal.

G. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus
mencakup data yang dikumpulkan dari sumber-sumber berikut:
1. Riwayat keperawatan fungsi kardiopulmonar normal klien dan fungsi
kardiopulmonar saat ini, kerusakan fungsi sirkulasi dan fungsi pernafasan
pada masa yang lalu, serta tindakan klien yang digunakan untuk
mengoptimalkan oksigenasi.
2. Pemeriksaan fisik status kardiopulmonal klien, termasuk inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
3. Peninjauan kembali hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan
diagnostic, termasuk hitung darah lengkap, elektrokardiogram (EKG), dan
pemeriksaan fungsi pulmonary, sputum, dan oksigenasi, seperti arteri gas
darah (AGDA) atau oksimetri nadi (Potter & Perry, 2005).

b. Analisa Data
Klien yang mengalami perubahan tingkat oksigenasi dapat memiliki
diagnosa keperawatan yang awalnya dari kardiovaskular dan pulmoner.Setiap
diagnosa keperawatan harus didasarkan pada batasan karakteristik dan melibatkan
etiologi terkait. Label diagnostic divalidasi dengan menggunakan batasan
karakteristik atau tanda dan gejala (Potter & Perry, 2005).

c. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan mengidentifikasi perubahan kesejajaran tubuh
dan mobilisasi aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data selama
pengkajian. Analisa menampilkan kelompok data yang mengidentifikasikan ada
atau resiko terjadi masalah (Potter & Perry, 2005 ).
Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen
ini, antara lain:
a) Tidak efektifnya jalan nafas
Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan nafas yang tidak bersih,
misalnya karena adanya sumbatan, penumpukan secret, penyempitan jalan nafas
oleh karena spasme bronchus, dan lain-lain.
b) Tidak efektifnya pola nafas
Merupakan suatu kondisi dimana pola nafas, yaitu inspirasi dan ekspirasi,
menunjukkan tidak normal.Penyebabnya bisa karena kelemahan neuromuscular,
adanya sumbatan di trakheo-bronkhial, kecemasan, dan lain-lain.
c) Gangguan Pertukaran Gas
Suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup
dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara
alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membrane alveoli,
kondisi anemia, proses penyakit, dan lain-lain.

H. Perencanaan
Klien yang mengalami oksigenasi membutuhkan rencana asuhan
keperawatan yang ditunjuk untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi actual dan
potensial klien.Sasaran individual berasal dari kebutuhan yang berpusat pada
klien.Perawat mengidentifikasi hasil akhir khusus dari asuhan keperawatan yang
diberikan. Rencana tersebut meliputi satu atau lebih sasaran yang berpusat pada
klien berikut ini :
a. Klien mempertahankan kepatenan jalan nafas
b. Klien yang mempertahankan dan meningkatkan ekspansi paru
c. Klien yang mengeluarkan sekresi paru
d. Klien mencapai peningkatan toleransi aktivitas
e. Oksigenasi jaringan dipertahankan atau ditingkatkan
f. Fungsi kardiopulmonar klien diperbaiki dan dpertahankan

Tingkat kesehatan klien, usia, gaya hidup, dan resiko lingkungan yang mempengaruhi
tingkat oksigenasi jaringan. Klien yang mengalami kerusakan oksigenasi yang berat acap kali
membutuhkan intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mencapai keenam sasaran
tersebut.Alur yang kritis memberikan pedoman perawatan untuk klien yang membutuhkan
perawatan dari banyak disiplin perawatan kesehatan (Potter & Perry, 2005).
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. Data Subjektif : Mycobacterium Ketidakefektifan Bersihan
 Pasien mengatakan batuk tuberculosis Jalan Nafas
berdahak kurang lebih 1
minggu.
 Pasien mengatakan sesak Airbone / inhalasi
nafas datang tiba-tiba droplet
 Pasien mengatakan Perokok
Aktif.
Saluran pernafasan atas
Data Objektif :
 Pasien tampak sesak
 Pasien nampak batuk Bakteri bertahan di
berdahak. bronkus
 Terdapat suara nafas
tambahan ronkhi.
Mucus dalam jumlah
 Pasien tampak pucat
berlebihan
 Irama pernafasan irregular
 Tanda – tanda vital.
TD : 100/70 mmHg
Ketidakefektifan
Nadi : 70 x/i
Bersihan Jalan Nafas
Pernafasan: 32 x/i
Suhu : 36°c
Spo2 : 90 %
Hemoglobin : 8,6 g/dl
PERENCANAAN

Ketidakefektifan Tujuan: klien dapat mempertahankan bersihan jalan nafasyang efektif.


Bersihan Jalan Nafas
Kriteria Hasil:
1. Frekuensi pernafasan normal.
2. Irama pernafasan Reguler.
3. Mampu untuk mengeluarkan secret
4. Tidak ada suara nafas tambahan
Rencana Tindakan Rasional
 Posisikan pasien semi fowler  Posisi semi fowler untuk
untuk memaksimalkan ventilasi. mengurangi sesak nafas dan
menstabilkan pola nafas
pasien.

 Auskultasi adanya suara nafas  Adanya suara nafas


tambahan. tambahan yang menandaka
n gangguan pernafasan.

 Latih pasien untuk nafas dalam  Nafas dalam dan batuk


dan batuk efektif. efektif memudahkan
ekspansi maksimum paru –
paru dan memudakan
pasien untuk mengeluarkan
secret secara maksimal agar
jalan nafas kembali normal.

 Monitor status pernafasan dan  Mengetahui permasalahan


status oksigen. pada pernafasan pasien
untuk memenuhi kebutuhan
oksigen tubuh.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi


Ketidakefektifan Bersihan 1. Memposisikan pasien S:
Jalan Nafas semi fowler untuk - Pasien mengatakan
memaksimalkan ventilasi. nyaman di posisi semi
fowler
2. Mengauskultasi adanya - Pasien bisa melakukan
suara nafas tambahan. teknik nafas dalam dan
batuk efektif
3. Melatih pasien untuk - Suara nafas normal
nafas dalam dan batuk - Irama nafas normal
efektif.
O:
4. Memonitor status - Sesak pasien berkurang
pernafasan dan status - Suara nafas normal
oksigen - Irama nafas regular
- Tanda-tanda vital:
TD: 120/80
N: 80
RR: 22 x/i
S: 36
Spo2: 98 % (Spontan)
- Sekret (+)

A: Masalah Teratasi

P: Intervensi Dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Asmadi, (2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep Anak dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika : Jakarta.

Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Anda mungkin juga menyukai