Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“VARIABEL DAN MENDEFINISIKAN VARIABEL PENELITIAN”


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN PENGAMPU
Dr. Hj. Darmiyati, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH
KELAS 5E PGSD

KELOMPOK 2:
Maretta Fauzia Rahmi 1910125220045 (22)
Annisah 1910125220080 (28)
Riswana Sandi 1910125220110 (34)
Alfian Noor 1910125310036 (39)
Fuad Adiyatma Habibie 1910125310095 (44)
Febry Agustina 1910125320040 (49)
Norleni Hidayah 1910125320080 (53)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‘alamin, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik fisik maupun akal pikiran, sehingga kami berhasil menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul “Variabel dan Mendefinisikan Variabel Penelitian” dengan
sebaik-baiknya.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian. Rasa terima kasih kami sampaikan kepada yang
terhormat Ibu Dr. Hj. Darmiyati, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembina mata kuliah
Metodologi Penelitian, serta semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. 
Dalam penyajian makalah ini penyusun menyadari masih belum
mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan koreksi
dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat
demi perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan. Akhir kata,
semoga Makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan petunjuk atau pedoman bagi pembaca dalam melakukan
penelitian dalam hal pendidikan.

Banjarmasin, 17 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian dan Definisi Variabel Penelitian.................................................3
B. Jenis-Jenis Variabel Penelitian.....................................................................4
C. Mengidentifikasi Variabel Penelitian...........................................................9
D. Pengukuran Variabel Penelitian..................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam sebuah penelitian, penentuan sebuah variabel penelitian
merupakan salah satu tahapan yang penting dan tidak boleh ditinggalkan oleh
peneliti dan harus dilakukan secara tepat. Jika terjadi kesalahan dalam
menentukan variabel penelitian, kesalahan ini akan berlanjut pada penggunaan
teori dan akan terjadi kesalahan pula dalam mendefinisikan secara
operasional. Kendala yang sering dihadapi peneliti sebelum melaksanakan
penlitian biasanya berkaitan dengan pertanyaaan tentang variabel penelitian
karena tanpa jawaban yang pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan
akan mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan
untuk mengambil kesimpulan nantinya. Dalam menentukan variabel-variabel
penelitian, peneliti harus melakukannya setelah masalah penelitian yang
diangkatnya dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis. [ CITATION
Dan18 \l 1033 ]
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperhatikan sehingga
diperoleh informasi tentang hal kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel
juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
penelitian. Atau yang lebih umum, variabel adalah semua faktor yang
berperan dalam proses penelitian. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan
sebagai atribut (lambang) seseorang atau objek yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan yang lain.(Hatch
dan Farhady, 1981) dalam [CITATION Adl17 \l 1033 ] Oleh karena itu disini kami
akan membahasa tentang variabel dan mendefinisikan variabel penelitian agar
bisa menjadi sumber referensi tentang variabel penelitian yang sangat penting
untuk diketahui oleh rekan-rekan mahasiswa yang nantinya akan melakukan
penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan definisi variabel penelitian?

1
2

2. Apa saja jenis-jenis variabel penelitian?


3. Bagaimana mengidentifikasi variabel penelitian?
4. Bagaimana cara pengukuran variabel penelitian?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian dan definisi variabel penelitian.
2. Menjelaskan jenis-jenis variabel penelitian.
3. Menjelaskan cara mengidentifikasi variabel penelitian.
4. Menjelaskan cara pengukuran variabel penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperhatikan sehingga
diperoleh informasi tentang hal kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel
juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
penelitian. Dalam [ CITATION Rid17 \l 1033 ] Variabel Penelitian adalah suatu
atribut, nilai/sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai banyak
variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya.
Beberapa definisi variabel menurut para ahli:
1. Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan sebagai
atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
2. Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi,
penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produktifitas kerja, dll.
3. Menurut kidder (1981), variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
4. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009).
Dari pengertian para ahli di atas, sederhananya variabel penelitian
adalah segala jenis bentuk, macam, nilai, atau sesuatu yang dapat diukur dari
beberapa objek yang menghasilkan suatu hal yang diamati tersebut bervariasi.
Misalnya, pengukuran tinggi badan dari beberapa individu, jenis kelamin,
informasi usia dari beberapa individu, dan segala sesuatu yang menunjukkan
hasil yang beragam dari suatu aspek yang diteliti.

3
4

B. Jenis-Jenis Variabel Penelitian


Jenis-jenis penelitian terbagi beberapa macam tergantung dari data apa
dan bagaimana data diperoleh. Pada variabel penelitian dapat dilihat dari dua
sudut yaitu dari sudut peran dan sifat. Dilihat dari segi perannya, variabel ini
dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu:
1. Variabel Independent (Mempengaruhi/Bebas)
Ialah variabel yang berperan memberi pengaruh (mempengaruhi)
kepada variabel lain dan sering disebut dengan variabel bebas. Variabel ini
umumnya dilambangkan dengan huruf X dan juga dapat diartikan sebagai
suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan
(mengubah) kondisi atau nilai yang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat
Tritjahjo Danny Soesilo yang mengatakan bahwa, “Variabel Independent
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menajdi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Berikut ciri-ciri
variabel independent:
 Variabel yang menentukan variabel lain.
 Kegiatan stimulus yang dilakukan peneliti menciptakan pada variabel
dependen (terikat).
 Biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui
hubungannya.[ CITATION Dan18 \l 1033 ]
Variabel independent dilihat dari perannya dibedakan dalam dua
jenis yaitu variabel prediktor dan variabel kontrol.
a. Variabel Prediktor (Predictor Variable) adalah variabel yang dijadikan
sebagai sebuah variabel independent pada suatu pengamatan/analisa.
b. Variabel Kontrol (Control Variable) adalah suatu variabel yang diduga
sebagai variabel lain yang kemungkinan dapat menguji hubungan
varibel independent dan dependent. Sehingga variabel kontrol sering
disebut juga variabel pengganggu atau penekan. Dikatakan sebagai
variabel kontrol apabila suatu variabel dijadikan sebagai pengontrol
untuk memastikan apakah benar sebuah variabel independent tertentu
mempunyai pengaruh terhadap suatu variabel dependent atau ada
pengaruh lain. Variabel yang diduga ada kemungkinan ikut
5

mempengaruhi itu dijadikan sebagai variabel control, variabel ini


sering digunakan oleh peneliti apabila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan atau penelitian eksperimen.
Variabel kontrol dikatakan sebagai variabel pengganggu karena
dengan kehadiran variabel ini dapat mengganggu pemahaman tentang
hubungan antara variabel independent dan dependent. Sebagai contoh
analisa tentang “pengaruh ditemukan umpamanya variabel
independent sangat besar pengaruhnya terhadap variabel dependent itu.
Untuk memastikannya lalu dikontrol dengan variabel kontrol.
Misalnya, setelah kontrol dengan variabel tersebut, ternyata
sebenarnya hasil analisa pertama tidak benar, analisa tersebut
terganggu oleh variabel pendapatan orang tua. Oleh karena itu,
variabel kontrol tersebut menjadi variabel pengganggu karena dapat
mengaburkan analisa pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar anak. (Pasay: 1984: 7-8) dalam [ CITATION San17 \l 1033 ]
Disamping itu, variabel kontrol dapat pula sebagai variabel
penekan. Apabila suatu hasil analisa tentang hubungan antara dua
variabel menunjukkan ada hubungan atan ada pengaruh suatu variabel
dengan variasi lain dan setelah diuji dengan variabel kontrol ternyata
lebih memperjelas hubungan tersebut. Contoh: pada kasus metode
pembelajaran (X) memengaruhi kreativitas belajar siswa (Y).
Penelitian ini melihat pengaruh metode pembelajaran terhadap
kreativitas belajar siswa. Maka harus ditetapkan variabel control
berupa pengalaman, atau jenis kelamin siswa. Tanpa adanya variabel
kontrol maka sulit ditemukan apakah ada pengaruh metode
pembelajaran berpengaruh terhadap kreativitas belajar siswa. Artinya
kepengaruhan X terhadap Y berbeda tidak pada kelompok pengalaman
dan jenis kelamin yang berbeda?
Dalam penelitian pendidikan, wujud penelitiannya berupa
penelitian eksperimen dan penelitian tindakan. Dalam penelitian
eksperimen maupun tindakan ini, variabel independent merupakan
variabel yang dimanipulir (dirancang dan diimplementasikan) oleh
6

peneliti. Umumnya variabel bebas dalam penelitian eksperimen maupun


tindakan tersebut berupa treatment (perlakuan) yang akan dikenakan pada
subjek penelitian untuk dinilai dampaknya (hasil perubahannya).
Dalam menentukan variabel bebas, peneliti perlu melandaskan
teori yang kuat dan perlu mengkaji teori-teori yang menguraikan
keterkaitan antara keberadaan variabel bebas dengan variabel terikat.
Sehingga, peneliti harus mengkaji dan memilih teori manakah di antaranya
yang menjamin kuatnya keterkaitan keberadaan di antara kedua variabel
tersebut. Dengan adanya alasan yang kuat (tepat) maka peneliti dapat
menentukan penggunaan variabel bebas dalam penelitian eksperimen.
Misalnya:
Pengaruh motivasi belajar (X) terhadap prestasi belajar (Y).
2. Variabel Dependent (Terpengaruh/Terikat)
Ialah variabel yang dijadikan sebagai faktor yang dipengaruhi oleh
sebuah atau sejumlah variabel lain atau dikenal dengan variabel yang
disebabkan oleh adanya perubahan variabel lainnya. Variabel terikat ini
menjad primary interest to the researcher atau persoalan pokok bagi
seorang peneliti dan nantinya akan menjadi objek penelitian. Dengan
demikian, variabel dependent (terikat) ini merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independent
(bebas). Besaran variabel ini tergantung dari besaran variabel indpenden
(bebas) dan akan memberi peluang terhadap perubahan pada variabel
dependen sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel
independent. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel
independen (bebas), diharap akan menyebabkan variabel independent
(terikat) berubah sekian satuan juga, begitupun sebaliknya. Dengan
demikian variabel dependen ini mempunyai beberapa ciri:
 Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
 Aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang dikenai
stimulus
 Faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya
hubungan atau pengaruh dari variabel bebas.
7

Sebagai contoh:
Pengaruh Pembelajaran Tri Fokus Steve Synder (TFSS) (X)
Terhadap Kemampuan Membaca Cepat Siswa (Y). [ CITATION
Dan18 \l 1033 ]
Selanjutnya dilihat dari sifatnya, variabel penelitian dapat pula
dibedakan dalam dua jenis yaitu:
1. Variabel Diskret (Categorical Variable), ialah suatu konsep yang
mengandung nilai secara horizontal atau suatu konsep yang mempunyai
variasi nilai ke dalam bentuk dan jenis. Apabila hasil belajar sebagai
sasaran penelitian, maka konsep hasil belajar dapat mengandung variasi
nilai ke dalam hasil belajar kognatif, efektif psikomotor–variabel, variabel
demikian disebut dengan variabel kategorikal (diskret) karena nilai
tersebut dibedakan kedalam kelompok bentuk atau jenis. Catagorical
variable mempunyai skala yang disebut dengan skala nominal.
2. Variabel Kontinyu (Continue Variable), ialah suatu konsep yang
mengandung nilai bervariasi kedalam tingkatan atau jenjang. (Rahmat:
1989: 18) dalam [ CITATION San17 \l 1033 ] . Variabel hasil belajar juga
dapat dikatakan sebagai variabel kontinyu apabila konsep hasil belajar
mengandung nilai yang bervariasi ke dalam jenjang atau tingkatan. Dalam
hal ini variabel hasil belajar bervariasi ke dalam tinggi, sedang atau
rendah. Variabel kontinyu memiliki tiga skala yaitu:
1) Skala ordinal yaitu variabel yang bervariasi ke dalam tingkatan tetapi
jarak atau besar suatu tingkatan dari yang lainnya tidak sama, seperti
skala sikap: sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju;
sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik; tinggi sedang dan
rendah; dan sebagainya.
2) Skala interval ialah variabel yang bervariasi ke dalam tingkatan atau
jenjang tetapi jarak antara jenjang sama, umpamanya prestasi belajar
yang berkala sampai sepuluh atau variabel umum yang dikelompok ke
dalam interval kelas seperti: 10;10 – 14;15 – 19;20 - 24 dst.
3) Skala ratio ialah varibel yang bervariasi ke dalam tingkatan atau
jenjang tetapi masing -masing tingkatan dapat dibandingkan dengan
8

yang lain misalnya ratio kelahiran dan kematian pada seribu penduduk
atau guru per seribu murid. (Arie: 1982: 145-149) dalam [ CITATION
San17 \l 1033 ] Dengan demikian, secara umum variabel bervariasi ke
dalam skala nominal, oridinal, interval dan ratio.
Selain itu ada dua variabel yang sering digunakan dalam penelitian
mahasiswa, yaitu variabel moderator dan variabel intervening.
1. Variabel Moderator
Variabel Moderator (moderating variable), adalah variabel yang
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel Independent
(bebas) dengan variabel dependen (terikat). Variabel ini disebut juga
sebagai variabel independen kedua dan terkadang tidak dimasukkan ke
dalam model statistik namun memengaruhi mutu hubungan antarvariabel-
variabel tersebut.
Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni
satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, ada
kalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model statistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang
dikenal dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel
yang bisa memperkuat hubungan antara satu atau beberapa variabel yang
lain dan juga bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapa
variabel independen dan variabel dependen.
Misalnya pengaruh teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Synder
(TFSS) (X) terhadap kemampuan membaca cepat siswa (Y) akan
diperkuat dan diperlemah minat membaca siswa (M). Dalam contoh di
atas teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Synder (TFSS) adalah variabel
independen dan kemampuan membaca cepat siswa adalah variabel
dependen, dan minat membaca siswa adalah variabel moderator. Atau
dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan
terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel
dependen.[ CITATION Dan18 \l 1033 ]
2. Variabel Intervening
9

Variabel antara (intervening variable), adalah variabel yang


menjadi antara atau penyelang di antara hubungan variabel bebas dan tak
bebas. Munculnya variabel antara ini setelah peneliti mengkaji lebih
mendalam teori yang diacu. Tuckman dalam [ CITATION Dan18 \l 1033 ]
menyatakan bahwa “intervening variable is an intervening variabel as
that factor that theoretically offect the observed phenomenon but can not
be seen, measured, or manipulated”. Variabel yang secara teoritis
mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel
independent dengan dependent, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara
variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
Variabel ini berperan menambah atau mengurangi efek variabel
independen terhadap variabel dependen.
Dalam setiap penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, biasanya
menemukan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan antar variabel (variabel moderator) yang sedang diukur. Secara
teori setiap variabel ada sebagian variabel yang nilainya secara satuan
relatif tidak dapat diukur secara pasti. Misalnya: terdapat pengaruh jumlah
biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua terhadap gaya hidup
mahasiswa dan akan berimbas pada IPK mahasiswa tersebut. [ CITATION
Dan18 \l 1033 ]
C. Mengidentifikasi Variabel Penelitian
Identifikasi variabel merupakan bagian dari langkah penelitian yang
dilakukan peneliti dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam
penelitiannya. Misalnya variabel manipulasi (variabel bebas/ variabel
independen), variabel respon (variabel dependen/variabel terikat), dan variabel
kontrol.
a. Variabel Manipulasi
Apabila suatu variabel secara sengaja dipilih dan dimanipulasi
oleh peneliti dalam suatu situasi agar efek terhadap variabel lain tersebut
dapat diamati dan diukur maka variabel itu disebut variabel manipulasi.
10

Variabel manipulasi merupakan faktor yang menjadi sebab atau


terjadinya perubahan variabel lain (yaitu variabel respon). Variabel
manipulasi disebut juga variabel bebas atau intervening variable (X)
karena variabel ini secara bebas dapat mempengaruhi variabel lain.
b. Variabel Respon
Variabel yang berubah sebagai hasil atau akibat dari
perubahan variabel bebas (variabel manipulasi) disebut variabel respon.
Perubahan pada variabel ini dipengaruhi oleh variabel manipulasi sebagai
tanggapan darivariabel manipulasi (variabel bebas) sehingga disebut
variabel respon (variabel terikat) atau dependent variabel (Y). Variabel ini
diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain
sehingga besarannya tergantung dari besaran variabel manipulasi dan akan
memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar
koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap
terjadi perubahan sekian kali satuan varibel dependen, diharap akan
menyebabkan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Besar efek
tersebut diamati dari ada tidaknya, timbul hilangnya besar mengecilnya,
atau berubahan variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada
variabel lain.
c. Variabel Kontrol
Disamping variabel manipulasi, terdapat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi suatu hasil penelitian. Padahal yang diinginkan dalam
penelitian adalah dapat mengatakan bahwa variabel manipulas itu adalah
satu-satunya  variabel yang berpengaruh terhadap variabel respon. Oleh
karena itu, peneliti harus mencegah munculnya factor lain agar tidak
mempengaruhi variabel respon kecuali variable manipulasi.
Variabel yang dapat mempengaruhi hasil ekseprimen, tetapi dijaga
agar tidak memberikan pengaruh disebut variabel kotrol. Dikatakan
sebagai variabel kontrol apabila suatu variabel dijadikan sebagai
pengontrol untuk memastikan apakah benar sebuah variabel manipulasi
tertentu mempunyai pengaruh terhadap suatu variabel respon atau ada
pengaruh lain dan mencegah agar tidak ada lagi factor lain yang dapat
11

mempengaruhi variabel respon. Dengan demikian kita dapat


mendefinisikan variabel kontrol adalah variabel yang dijaga agar tidak
mempengaruhi hasil eksperimen.[ CITATION Dan18 \l 1033 ]
Variabel penelitian dapat ditentukan dengan cara mengkaji secara
seksama terhadap judul penelitian, atau rumusan masalah maupun tujuan
penelitiannya. Pada setiap judul penelitian diharapkan selalu
menampakkan secara langsung tentang subjek penelitian, variabel
penelitian, jenis penelitian dan lokasi penelitian. Sedangkan metode
penelitian, sering kali tidak nampak secara langsung dalam judul
penelitian tetapi dapat dikaji secara implisit (tidak langsung) berdasar jenis
penelitian yang digunakan.
Dengan demikian, setiap peneliti dapat menentukan variabel
penelitiannya berdasarkan dari pencermatannya terhadap judul penelitian.
Misal, pada beberapa judul penelitian berdasar jenis penelitian masing-
masing di bawah ini dapat dikaji tentang variabel penelitiannya.
a. Penelitian Deskripsi Judul: Kinerja Guru BK di SMA Negeri Salatiga
Variabel penelitian: Kinerja guru BK 39
b. Penelitian Inferensial Judul: Pengaruh Konsep Diri terhadap Sikap
Asertif pada Siswa SMAN 1 Salatiga
Variabel penelitian: Konsep Diri, dan Sikap Asertif
c. Penelitian Tindakan Judul: Peningkatan Kemampuan Pro-sosial
melalui Permainan Tradisonal pada Siswa TK Sinar Nyata Salatiga
Variabel penelitian: Kemampuan Pro-sosial, dan Permainan
Tradisional
d. Penelitian Eksperimen Judul: Efektivitas Layanan Bimbingan
Kelompok dengan Teknik Kegiatan Kelompok dalam Meningkatkan
Percaya Diri Siswa Kelas VII G SMP N 1 Bringin
Variabel penelitian: Percaya Diri, dan Layanan Bimbingan Kelompok
e. Penelitian Pengembangan Judul: Pengembangan Model Parenting
tentang Pendidikan Seks Anak Usia Dini melalui Media Pinball
Variabel penelitian: Model parenting pendidikan seks
12

Jika variabel penelitian sudah ditentukan, maka selanjutnya peneliti


harus mengkaji teori-teori yang terkait dengan variabel penelitiannya.
Teori yang dipilih haruslah relevan dengan variabel yang digunakan,
artinya tidak semua teori perlu digunakan tetapi memang yang benar-benar
sesuai dengan gambaran dan kondisi subjek yang diteliti. Ketepatan
penentuan teori yang digunakan tersebut juga menentukan instrument
penelitian yang akan disusun oleh peneliti nantinya.[ CITATION Adl17 \l 1033
]
D. Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran Variabel Penelitian menurut (Setyawan, 2009) dapat
dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu:
1. Skala Nominal
Skala nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-
anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki
perbedaan dari anggota himpunan yang lain. Misalnya:
a. Jenis Kelamin: dibedakan antara laki–laki dan perempuan
b. Pekerjaan: dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
c. Golongan Darah: dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
d. Ras: dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid
e. Suku Bangsa: dapat dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala nominal, variasinya tidak menunjukkan perurutan atau
kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam skala
nominal, tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah
kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan-
tingkatan. Skala ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut
rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Kategori skala ordinal dapat
diurutkan atau diberi peringkat. Dalam skala ordinal, data kontinum antara
batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang
13

dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih
rendah daripada nilai yang lain. Contoh:
a. Tingkat Pendidikan: dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
b. Pendapatan: Tinggi, Sedang, Rendah
c. Tingkat Keganasan Kanker: dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III.
Hal ini dapat dikatakan bahwa: Stadium II lebih berat daripada
Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita
tidak bisa menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
d. Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert): Setuju, Ragu–ragu, Tidak
Setuju. Dsb.
3. Skala Interval
Skala interval adalah skala data kontinum yang batas variasi nilai
satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat
dibandingkan. Dikatakan skala interval apabila jarak atau perbedaan antara
nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui
secara pasti. Nilai variasi pada skala interval juga dapat dibandingkan
seperti halnya pada skala ordinal (lebih besar, sama ataupun lebih kecil),
tetapi nilai mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara matematis, oleh
karena itu batas-batas variasi nilai pada skala interval bersifat (angka nol-
nya tidak absolut). Contoh:
a. Temperature / Suhu Tubuh: sebagai skala interval, suhu 360 Celcius
jelas lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa
dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu
240 Celcius. Alasannya: Penentuan skala 00 Celcius Tidak Absolut
(=00 Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali).
b. Tingkat Kecerdasan
c. Jarak, dsb.
4. Skala Ratio
Skala ratio adalah skala yang disamping batas intervalnya jelas,
juga variasi nilainya mempunyai batas yang tegas dan mutlak (mempunyai
nilai nol absolut). Misalnya:
14

a. Tinggi Badan: sebagai skala ratio, tinggi badan 180 cm dapat


dikatakan mempunyai selisih 60 cm terhadap tinggi badan 120 cm, hal
ini juga dapat dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari
tinggi badan 120 cm.
b. Denyut Nadi: nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada
sama sekali denyut nadinya.
c. Berat Badan
d. Dosis Obat, dsb.
Dalam setiap penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, biasanya
menemukan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan
antar variabel (variabel moderator) yang sedang diukur. Secara teori setiap
variabel ada sebagian variabel yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat
diukur secara pasti. Misalnya: terdapat pengaruh jumlah biaya pendidikan
yang dikeluarkan oleh orang tua terhadap gaya hidup mahasiswa dan akan
berimbas pada IPK mahasiswa tersebut. [ CITATION Mer15 \l 1033 ]
Dalam pengukuran variabel juga terdapat Definisi Operasional
Variabel. Menurut [ CITATION Dan18 \l 1033 ] , definisi operasional variabel
adalah batasan dan cara pengukuran variabel yang akan diteliti. Definisi
operasional (DO) variabel disusun dalam bentuk matrik, yang berisi: nama
variabel, deskripsi variabel (DO), alat ukur, hasil ukur dan skala ukur yang
digunakan (nominal, ordinal, interval dan rasio). Definisi operasional dibuat
untuk memudahkan dan menjaga konsistensi pengumpulan data,
menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup
variabel.
Langkah-langkah mendefinisi operasionalkan variabel:
1. Mencari definisi operasional variabel yang telah ditulis dalam literatur
oleh peneliti sebelumnya. Jika sudah didapat dan definisi tersebut cukup
operasional, maka dapat langsung untuk dipakai. Kalau definisi tersebut
belum operasional, maka kita harus mendefinisikan variabel tersebut
seoperasional mungkin, sehingga memudahkan dalam penyusunan
kuesioner.
15

2. Jika dalam literatur belum ada definisi operasional variabel yang


diperlukan, maka harus dibuat definisi opeasional sendiri dan
mendiskusikan dengan sesama peneliti agar lebih operasional sebelum
digunakan.
3. Dengan uji coba kuesioner melalui jawaban terbuka, sehingga bisa dibuat
definisi operasional suatu variabel.[ CITATION Dan18 \l 1033 ]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Variabel penelitian adalah segala jenis bentuk, macam, nilai, atau
sesuatu yang dapat diukur dari beberapa objek yang menghasilkan suatu hal
yang diamati tersebut bervariasi. Dilihat dari segi perannya, variabel dapat
dibedakan ke dalam dua jenis yaitu variabel independent (bebas) dan variabel
dependent (terikat). Dan dalam variabel independent dilihat dari perannya
dibedakan dalam dua jenis yaitu variabel prediktor dan variabel kontrol.
Selanjutnya dilihat dari sifatnya, variabel penelitian dapat pula dibedakan
dalam dua jenis yaitu Variabel diskret (categorical variable) dan variabel
kontinyu. Dan juga terdapat dua variabel yang sering digunakan dalam
penelitian mahasiswa, yaitu variabel moderator dan variabel intervening.
Identifikasi variabel merupakan bagian dari langkah penelitian yang
dilakukan peneliti dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam
penelitiannya. Variabel penelitian dapat ditentukan dengan cara mengkaji
secara seksama terhadap judul penelitian, atau rumusan masalah maupun
tujuan penelitiannya. Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan
menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval
dan skala ratio. Dalam pengukuran variabel juga terdapat Definisi Operasional
Variabel, yaitu batasan dan cara pengukuran variabel yang akan diteliti.
B. Saran
Kami mengharapkan dengan adanya makalah yang membahas tentang
variabel dan mendefinisikan variabel penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber referensi bacaan mahasiswa sebelum melakukan penelitian
kedepannya. Demikianlah yang dapat kami paparkan, terima kasih atas segala
perhatiannya. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
dimasa yang akan datang dapat memperbaiki dan membuat makalah yang
lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S. (2017). Variabel Penelitian. RAUDHAH: Program Studi Pendidikan


Guru Raudhatul Athfal (PGRA) 5 (2), 2-4.

Ridha, N. (2017). Ridha, N. PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL,


DAN PARADIGMA PENELITIAN. Jurnal Hikmah 14 (1), 66.

Setyawan, D. (2014). Menyusun Tinjauan Teori (Kerangka Teori dan Kerangka


Konsep Penelitian). Surakarta: Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta.

Soesilo, T. D. (2019). Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan. Salatiga: Satya


Wacana University Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&. Bandung:


Alfabeta.

Ulfa, R. (2021). Variabel Penelitian dalam Penelitian Pendidikan. Jurnal


Pendidikan dan Keislaman (https://jurnal.stibb.ac.id) , 342-350.

17
18

Anda mungkin juga menyukai