1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel
(saluran pengalihan ) yang dibangun di sebelah kanan sungai 2. Pekerjaan dimulai dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan maka lokasi bending dapat dikeringkan melalui proses dewatering.
Gambar pengalihan aliran sungai
3. Selanjutnya pekerjaan bending dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan excavatordan hasil galian dingakut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area atu disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah. 4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu 5. Dipilih metode drilling dan blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola blasting. Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradle rock driller) atau kanal drilling
Untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai
pemicunya 6. Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump truck ke disposal area 7. Galian batuan dengan blasting (peledakan) biasanya sulit untuk membentuk dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing 8. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk membentuk dan merapikan galian batuan 9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bending dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan adalah finishing prmukaan batuan dengan membershikan semua loose material dan menutup permukaan dengan splash grouting. 10.Spash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan batuan. 11.Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bending, kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column 12.Di permukaan bending yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre concrete. 13.Pada bending gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesi penggerak pintu, dipasang berupa katrol (hoist) untuk menaikkan dan menurunkan pintu. 14. Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin yang diikuti pekerjaan backfill dengan terseleksi (selected embankment) 15. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestrssed concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus 16. Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanical) tidak banyak menemui kesulitan 17. Dalam penetuan penggunaan perencah bekisting di lantai hoist room perlu penenangan khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton dengan beban ratusan ton dan lendutan yang cukup besar. 18. Pelaksanaan bending gerak dan bending tetap merupakan lintasan kritis. Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat dilaksanakan pararel dengan pekerjaan bending sesuai kapasitas penyediaan beton per hari 19. Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe, yaitu untuk lengkung dipakai bekisting dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu dan plywood 20. Pada tahap pelaksanaan pengecoran beton untuk pier terdapat dua jenis beton yang harus dilaksanakan untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton biasa dan beton campuran steel fibri. 21. Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi beton atau wire mesh 22. Pengecoran dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relative bersamaan antara steel fibre concrete dan beton biasa 23. Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada elevasi di atasnya sesuai dengan ketinggian climbimg formwork