K DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DENGAR PADA
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pra Stase Keperawatan Jiwa Holistik Islami
Dosen Pengampu : Shella Febrita Puteri Utomo, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anindya Maula S 402021062
Astri Indriyani 402021064
Elis nugraha 402021061
Hana laela sa'diyah 402021052
Nur Ranti Luthfiani 402021075
Shanti Nurhayati 402021086
Siti Nuraisyah 402021023
Sri Rahayu Purnamasari 402021002
Yani Yanuar 402021021
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Shalawat serta salam tercurah kepada junjunan Nabi
besar muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang diajukan untuk mememenuhi salah satu tugas pra stase
keperawatan jiwa holistic islami pada Program Studi Profesi Ners Universitas
Aisyiyah Bandung.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN 1
A. Konsep Dasar Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi 1
Dengar 1
1. Definisi halusinasi…………………………………………. 1
2. Tahap halusinasi…………………………………………… 3
3. Rentang respon neurologi…………………………………. 3
4. Jenis halusinasi…………………………………………….. 6
5. Faktor penyebab halusinasi………………………………… 9
6. Terapi modalitas penatalaksanaan halusinasi……………… 14
7. Rencana asuhan keperawatan……………………………… 18
B. Konsep Dasar Skizofrenia……………………… …………… 18
1. Definisi …………………………………………………… 19
2. Faktor penyebab skizofrenia…………..…………………… 23
3. Jenis skizofrenia…………………………………………… 24
4. Gejala skizofrenia………………………………………….. 25
5. Penatalaksanaan skizofrenia……………………………….. 27
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN……………………………... 27
A. Identitas Klien…………………………………………………. 27
B. Alasan Masuk………………………………………………….. 29
C. Fisik…………………………………………………………….. 30
D. Psikososial……………………………………………………... 31
E. Status Mental………………………………………………….. 35
F. Kebutuhan Persiapan Pulang………………………………… 36
G. Mekanisme Koping……………………………………………. 36
H. Masalah Psikososial…………………………………………… 36
I. Pengetahuan Kurang Tentang……………………………….. 37
J. Aspek Medis…………………………………………………… 37
K. Analisa Data…………………………………………………… 40
L. Daftar diagnosa Keperawatan……………………………….. 41
M. Rencana Asuhan Keperawatan………………………………. 46
BAB III PENUTUP………………………………………………… 47
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1
2
berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak dapat
mendapatkan komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.
3. Rentang Respons Neurobiologi
Halusinasi Menurut Sutejo, 2018 Halusinasi merupakan gangguan
dari persepsi sensori, sehingga halusinasi merupakan gangguan dari
respons neuorobiologi. Oleh karenanya, secara keseluruhan, rentang
respons halusinasi mengikuti kaidah rentang respons neuorobiologi.
Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah adanya
pikiran logis, persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman,
perilaku cocok, dam terciptanya hubungan sosial yang harmonis.
Sementara itu, respons maladaptif meliputi adanya waham, halusinasi,
kesukaran proses emosi, perilaku tidak terorganisasi, dan isolasi sosial:
menarik diri. Berikut adalah gambaran rentang respons neorobiologi.
Adaptif Maladaptif
4. Jenis Halusinasi
Menurut Rusdi, 2013 halusinasi terdiri dari 2 jenis, yaitu halusinasi non-
patologis dan halusinasi patologis.
a. Halusinasi Non-Patologis
Menurut NAMI (National Alliance For Mentally III) halusinasi
dapat terjadi pada seseorang yang bukan penderita gangguan jiwa.
Umumnya terjadi pada klien yang mengalami stress yang berlebihan
atau kelelahan bisa juga karena pengaruh obat-obatan. Halusinasi ini
antara lain:
4
sensasi
pembentukan urine
dalam tubuhnya.
a) Pengertian halusinasi.
b) Jenis halusinasi yang dialami oleh pasien.
c) Tanda dan gejala halusinasi.
d) Proses terjadinya halusinasi.
e) Cara merawat pasien halusinasi.
f) Cara berkomunikasi.
g) Pengaruh pengobatan dan tata cara pemberian obat.
h) Pemberian aktivitas kepada pasien.
i) Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau.
j) Pengaruh stigma masyarakat terhadap kesembuhan klien
(Yosep & Sutini, 2014).
7. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang bisa dijangkau
bermain peran cara merawat
rencana tindak lanjut keluarga,
jadwal jeluarga untuk merawat
pasien
Setelah …. SP2
pertemuan pasien
mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Latih keluarga merawat pasien
Menyelesaikan RTL keluarga/ jadwal keluarga
kegiatan yang untuk merawat pasien
sudah dilakukan
memperagkan
cara merawat
pasien
Setelah …. SP3
pertemuan pasien
mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP2)
Latih keluarga merawat pasien
Menyebutkan RTL keluarga/ jadwal keluarga
kegiatan yang untuk merawat pasien
sudah dilakukan
memperagkan
cara merawat
pasien serta
mampu
membuat RTL
Setelah …. SP4
pertemuan pasien
mampu : Evaluasi kemampuan keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
Menyebutkan RTL keluarga: Follow Up dan
kegiatan yang rujukan
sudah dilakukan
Melaksanakan
Follow Up
rujukan
17
Pathway
Gangguan jiwa ringan
Gangguan jiwa
Skizofrenia
Gejala
Gejala positif negatif
Kesulitan
berhubungan dengan
orang lain
Gangguan Gangguan
Gejala positif
penilaian fungsi yang
dan negatif
realitas berat
2) Glutamat
Terdapat hubungan antara pelepasan dopamin dengan aktivitas
sistem glutamat. Proyeksi glutamat kortiko-batag otak
berkomunikasi dengan jaras dopamin mesolimbik untuk regulasi
pelepasan dopamin di Ineucleus accumbens . hipofungsi reseptor
NMDA pada interneuron GABA kortikal menyebabkan terjadinya
overaktifitas. Komunikasi antar jaras ini sehingga terjadi pelepasan
berlebihan dopamin berlebihan pada jaras dopamin mesolimbik
(stahl, 2013).
3) Serotonin
Kadar serotonin berlebihan menyebabkan gejala positif dan negatif
pada skizofrenia. (sadock et al., 2014). Belum ada bukti bahwa
antagonis serotonin saja mampu berfungsi sebagai antipsikosis.
Sehingga hipotesis serotonin sebagai penyebab skizofrenia masih
disematkan pada interaksinya pada sistem dopamin (stahl, 2013)
Pasien skizofrenia memiliki neuron GABAergik yang relatif lebih
rendah daripada individu normal. Keadaan relatif rendahnya
jumlah neuron GABAergik dan memicu hiperaktivitas neuron
dopaminergik. (sadock et al.,2014)
4) Gamma amino butyric acid (GABA)
Pasien skizofrenia memiliki neuron GABAergik yang relatif lebih
rendah daripada individu normal. Keadaan relatif rendahnya
jumlah neuron GABAergik dan memicu hiperaktivitas neuron
dopaminergik. (sadock et al.,2014)
5) Sistem kolinergik
Asetilkolin diperkirakan dapat berperan dalam patogenesis
skizofrenia melalui reseptor nikotinik yang dapat mempengaruhi
beragan neurotransmitter. Peningkatan aktivitas reseptor nikotonik
dapat meningkatkan komunikasi yang diperantarai reseptor
glutamat pada neuron dopamin di VTA tikus coba (Jin et al., 2011;
Mao et al. 2011)
23
6) Sistem adregenik
Norepinefrin kemungkinan mempunyai peran dalam patologi
skizofrenia. Gejala yang muncul pada skizofrenia seperti
berkurangnya kemampuan merassakan kesenangan (Anhedonia)
yang merupakan salah satu gejala negatif diperkirakan
berhubungan dengan degenerasi neuronal selektif pada
norepinephrine reward neural system (kaplan at al.,2015)
e. Psikodinamika
Bagian paling primitif dalam kepribadian dan merupakan dorongan-
dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikologi dasarnya, Id terletak
di alam bawah sadar dan dorongandorongan dalam id selalu ingin
segera dipuaskan. Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian yang
terdapat di dalam alam bawah sadar yang berfungsi untuk menyaring
dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh id berdasarkan
kenyataan. Superego mencakup nilai-nilai moral yang memberikan
batasan baik dan buruk. Nilai-nilai yang ada dalam superego memiliki
nilai-nilai ideal, oleh karena itu, superego berorientasi pada
kesempurnaan (Maramis dan Maramis, 2009).
3. Jenis Skizofrenia
a. Skizofrenia simplex: Sering timbul pertama kali pada masa pubertas , dengan
gejala utama kedangkalan emosi, waham primer, disertai dengan waham –
waham sekunder, halusinasi dan kemunduran kemauan.
b. Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan
kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi.
Sering timbul pada masa remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok
adalah gangguan proses berpikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi
atau double personality.
c. Skizofrenia katatonik, Timbul pertama kali antara umur 15-30 tahun, biasanya
akut serta sering didahului oleh stress emosional. Dengan gejala utama pada
psikomotor seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik.
d. Skizofrenia paranoid, dengan gejala utama kecurigaan yang ekstrim
24
2) Halusinasi
5. Penatalaksanaan Skizofrenia
Tujuan utama dari skizofrenia adalah mengembalikan fungsi normal
klien, serta mencegah kekambuhannya. Belum ada pengobatan dalam
masing-masing subtipe skizofrenia (Prabowo, 2014). Dibawah ini termasuk
penatalaksanaan pada skizofrenia:
a. Terapi farmakologi Obat-obatan yang digunakan dalam terapi
farmakologi skizofrenia yaitu golongan obat antipsikotik. Obat anti
psikotik terbagi menjadi dua golongan, yaitu:
b. Antipsikotik tipikal Merupakan antipsikotik generasi lama yang
mempunyai aksi seperti dopamin. Antipsikoti ini lebih efektif untuk
mengatasi gejala positif pada klien skizofrenia. berikut ini yang
termasuk golongan obat antipsikotik tipikal:
1) Chlorpromazine dengan dosis harian 30-800 mg/hari
2) Flupenthixol dengan dosis harian 12-64 mg/hari
3) Fluphenazine dengan dosis harian 2-40 mg/hari
4) Haloperidol dengan dosis harian 1-100 mg/hari
c. Antipsikotik atipikal Aksi obat ini adalah mengeblok reseptor dopamin
yang rendah. Antipsikotik atipikal ini merupakan pilihan dalam terapi
skizofrenia karena mampu mengatasi gejala positif maupun negatif
pada pasien skizofrenia. berikut ini adalah daftar obat yang termasuk
golongan obat antipsikotik atipikal :
1) Clozapine dosis harian 300-900 mg/hari
2) Risperidone dosis harian 1-40 mg/hari
3) Losapin dosis harian 20-150 mg/hari
4) Melindone dosis harian 225 mg/hari
5) Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
6) Pembedahan bagian otak
7) Perawatan di rumah sakit
8) Psikoterapi
26
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Sebelum Masuk Rumah Sakit Sebelum di rawat 1 minggu yang lalu klien sering
mengamuk dan memukuli keluarganya, klien mudah tersinggung jika ada hal
yang tidak sesuai, dan klien sudah beberapa bulan tidak minum obat.
Kondisi saat ini dikaji tanggal 7 februari 2020, Pada saat dilakukan pengkajian
oleh perawat , klien mengaku akan melakukan kontrol saja ke poli jiwa . tetapi
dokter meminta klien untuk enjalani rawat inap. Klien mengaku setiap malam hari
tidak bisa tidur karena merasa berisik mendengar banyak suara yang tidak jelas,
klien mengaku sering lupa minum obat. Saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan suaranya sedang tidak ada, namun kien sering melirik ke kanan dan
ke kiri, dan tampak memegang telinganya. Klien juga sering meminta diulang
pertanyaannya. Selama wawancara klien tampak kooperatif dan nyambung.
Keadaan Umum klien mengatakan suaranya sedang tidak ada, namun kien sering
melirik ke kanan dan ke kiri, dan tampak memegang telinganya.
FAKTOR FAKTOR
PRESIPITASI PREDISPOSISI
(Pelaku/ korban/ (Pelaku/ korban/ saksi)
saksi)
Aniaya fisik klien sering mengamuk Klien menceritakan
dan memukuli sewaktu SD klien selalu
keluarganya di hina sebagai anak
bodoh dan pernah klien
di buli di kelas.
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan Kriminal
keterangan:
: laki-laki yang meninggal
: perempuan yang meninggal
: laki-laki
29
: Perempuan
: yang tinggal serumah
: Pasien
Jelaskan, segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem tubuh klien termasuk
perilaku
klien mengatakan suaranya sedang tidak ada, namun kien sering melirik ke kanan
dan ke kiri, dan tampak memegang telinganya
2. Bagaimana Pola aktivititas kehidupan sehari-sehari sebelum di RS dan selam di
rawat.
No ADL Sebelum di RS Selama dirawat
1. Nutrisi (makan& Klien makan 3x sehari Klien makan 2x seaat
minum) sahur dan berbuka
2. Eliminasi (BAB 2x sehari 2x sehari
& BAK)
3. Istirahat tidur Tidur teratur Klien mengaku setiap
malam hari tidak bisa
tidur karena merasa
berisik mendengar
banyak suara yang tidak
jelas
4. Aktivitas
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang istimewa dan tidak
disukainya
b. Identitas :
Pasien seorang janda anak 1
c. Peran :
Klien merasa senang sebagai seorang ibu satu anak
d. Ideal diri :
Klien berharap bisa kembali sembuh dan bekerja
e. Harga diri :
klien merasa minder jika ingat dirinya seorang janda dan terkadang ada
beberapa orang yang menghinanya dengan sebutan orang gilang,
sehingga klien merasa malu untuk bertetangga.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
2. Hubungan social :
a. Orang yang berarti :
Orang tua dan anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
Pasien tidak mengikuti kegiatan kelompok masyarakat, pasien jarang
keluar rumah dan hnya beridam diri di rumah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien merasa minder dan malu untuk bertetangga karena dihina
dengan sebutan orang gila.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
b. Kegiatan ibadah : Kegiatan ibadah klien baik
Masalah keperawatan: tidak ada
V. STATUS MENTAL
Berikan tanda Checklist √ pada kotak yang sesuai dengan jenis kondisi klien
1. Penampilan :
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas Motorik :
Jelaskan : Klien mengaku setiap malam hari tidak bisa tidur karena merasa
berisik mendengar banyak suara yang tidak jelas serta Klien mengaku
setiap malam hari tidak bisa tidur karena merasa berisik mendengar banyak
suara yang tidak jelas
5. Afek
Jelaskan: Tidak ada perubahan muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
Masalah Keperawatan : HDR
33
7. Persepsi
8. Proses pikir
Jelaskan :
pembicaraan
9. Isi pikir
Jelaskan : saat ditanya makan sahur apa, klien lupa makan dengan apa
12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Jelaskan:.
14. Daya tilik diri (Insight)
2. BAB / BAK
Bantuan minimal Bantuan total
√
Jelaskan : klien tidak memerlukan bantuan apapun, pergi sendiri dan
membersihkan diri
35
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
√
Jelaskan : klien dapat melakukannya secara mandiri, klien mandi 1 hari
sekali yaitu di siang hari
4. Berpakaian / berhias
Bantuan minimal Bantuan total
√
Jelaskan : Penampilan klien sesuai namun tercium bau.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang , tidak tentu
Tidur malam, lamanyaa nya berbeda beda setiap hari
√
Kegiatan sebelum/sesudah tidur
Jelaskan :
Klien mengaku setiap malam hari tidak bisa tidur karena merasa berisik
mendengar banyak suara yang tidak jelas
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan :
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya
Tidak
Perawatan pendukung Ya
Tidak
Jelaskan : TIDAK TERKAJI
Masalah Keperawatan :
…………………………………………….............................................
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya
Tidak
Jelaskan : TIDAK TERKAJI
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………...……………
9. Kegiatan di luar rumah
36
Belanja Ya Tidak
Tranportasi Ya Tidak
Jelaskan : TIDAK TERKAJI
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………….....……………
sejak kecil dan pasien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 2008 dan
mengalami kekambuhan pada tahun 2020.
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI KEPERAWATA
N
1 DS : Faktor Predisposisi Gangguan
a. Klien mengaku setiap (Predisposisi) persepsi sensori:
malam hari tidak bisa halusinasi
tidur karena merasa Stress
berisik mendengar
Menstimulus sekresi
banyak suara yang tidak
dopamine
jelas,
b. klien mengatakan
Memenuhi
suaranya sedang tidak hipokampus,
amigdala, nucleus
ada
kaudatus, sebagai
DO : lobus prefrontalis
a. kien sering melirik ke
kanan dan ke kiri
Ketidakseimbangan
b. klien tampak
neurotransmeter
memegang telinganya
Faktor presipitasi:
mengaku setiap
malam hari tidak bisa
tidur karena merasa
berisik mendengar
banyak suara yang
tidak jelas
Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi
38
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI KEPERAWATA
N
Otak amigdala
menjadi
heperesponsif
Sering mengamuk
dan memukuli
keluarga
Resiko perilaku
Kekerasan
3. DS : Harga diri rendah Defisit perawatan
a. Selama 3 hari di rs klien diri
menolak untuk mandi Peningkatan aktifitas
karena merasa selalu dopamine dan
bersih serotonin
39
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI KEPERAWATA
N
b. Klien tercium bau
DO : - Gangguan pada lobus
frontalis
Gejala negatif
Kehilangan minat
mandi
Defisit perawatan
diri
4. DS : klien merasa minder jika Merasa minder jika Harga diri rendah
ingat dirinya seorang janda ingat dirinya seorang
dan terkadang ada beberapa janda
orang yang menghinanya
dengan sebutan orang gilang,
klien merasa malu
sehingga klien merasa malu untuk bertetangga
untuk bertetangga.
Harga diri rendah
XII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
pendengaran
Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan Pasien mampu: Setelah 4x pertemuan pasien mampu : SP1
persepsi Sensori Mengenali halusinasi yang menyebutkan Isi, waktu, frekuensi, Bantu pasien mengenal halusinasi: isi,
di alaminya situasi pencetus, perasaan waktu, frekuensi, situasi pencetus,
Mengontrol halusinasinya memperagakan cara dalam perasaan saat terjadi halusinasi
Mengikuti program mengontrol halusinasi Latih mengontrol halusinasi dengan
cara: menghardik. Tahapan tindakan
pengobatan secara optimal
berupa:
- Jelaskan cara menghardik
- peragakan cara menghardik
- minta pasien memperagakan ulang
- pantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku pasien
masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
Setelah 3x pertemuan pasien mampu : SP2
Menyebutkan kegiatan yang sudah Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
42
Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
dilakukan Tanyakan program pengobatan
Menyebutkan manfaat dari program jelaskan pentingnya penggunaan obat
pengobatan pada pasien dengan halusinasi
jelaskan akibat bila tidak rutin
melakukan pengobatan sesuai
program
jelaskan akibat bila putus obat
jelaskan cara mendapatkan obat/
berobat
jelaskan pengobatan dengan prinsip
5B
latih pasien minum obat
masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah 4x pertemuan pasien mampu : SP3
menyebutkan kegiatan yang sudah Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan
dilakukan 2)
memperagakan cara bercakap- latih berbicara/ bercakap dengan orang
lain saat halusinasi muncul
cakap dengan orang lain
masukan dalam jadwal kegiatan pasien
43
Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
2 Pasien: Observasi
1. Monitor adanya benda yg berpotensi
Tidak mengamuk membahayakan(misalnya bend tajam
Tidak melakukan 2. Memonitor keamanan barang yang
kekerasan seperti dibawa oleh pengunjung
memukuli keluarganya 3. Monitor selama penggunaan barang yang
Resiko Perilaku dapat membahayakan
Terapeuti
Kekerasan 1. Pertahankan lingkungan bebas secar rutin
3. Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk
mendukung keselamatan pasien
2. Latih cara mengungkapkan secara asertif
3. Latih mengurangi kemarahan secara
verbal dan nonverbal misalnya dengan
bercerita
44
Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
3. Pasien mampu: Setelah 4x pertemuan pasien mampu : SP1
Mengidentifikasi Mengidentifikasi kemampuan dan Identifikasi kemampuan dan aspek
kemampuan dan aspek aspek positif yang dimiliki positif yang dimiliki
positif yang dimiliki memiliki kemampuan yang dapat - Diskusikan bahwa pasien masih
Menilai kemampuan yang digunakan memiliki sejumlah kemampuan dan
dapat digunakan aspek positif seperti kegiatan pasien
dirumah adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien
Gangguan - beri pujian yang realistis dan
Konsep Diri: hindarkan penialaian negative
setiap kali bertemu dengan pasien
harga diri Nilai kemampuan yang dapat
rendah dilakukan saat ini:
- Diskusikan dengan pasien
kemampuan yang masih
digunakan saat ini
- Bantu pasien menyebutkannya dan
memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
- perlihatkan respon yang konndusif
dan menjadi pendengar yang aktif
45
Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
4. Pasien mampu: Setelah 3x pertemuan pasien mampu SP1
menjelaskan pentingnya:
Melakukan kebersihan diri Identifikasi:
secara mandiri kebersihan diri - kebersihan diri
Defisit
jelaskan pentingnya kebersihan diri
Perawatan Diri jelaskan alat dan cara kebersihan diri
masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
46
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Waham, M., & Lestari, F. (2019). The integration of supply chain
coordination in higher education supply chain framework. International
Business Education Journal. https://doi.org/10.37134/ibej.vol12.5.2019
Gusmiati, Y. I. (2018). Resiko Prilaku Kekerasan. Ilmu Kesehatan (JIK).
Jalil, A. (2015). Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Kemamapuan Pasien
Skizorenia Dalam Melakukan Perawatan Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal
Keperawatan Jiwa.
Moulin, V., Alameda, L., Baumann, P. S., Gholamrezaee, M. M., Palix, J., Gasser,
J., & Conus, P. (2019). Three clinical risk profiles of violent behavior in a
cohort of early psychosis patients. Encephale.
https://doi.org/10.1016/j.encep.2018.08.003
Nurarif, & Huda, A. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis & Nanda NIC_NOC.pdf. In mediaction Jogja.
Rosinta, A., & Pratiwi, A. (2019). Gambaran Ide-Ide Saat Terjadi Waham Pada
Pasien Yang di Rawat Di Rumah Sakit Jiwa. The 9th University Research
Colloqium 2019.
Rusdi, D. D. (2013). Keperawatan Jiwa konsep dan Kerangka Asuhan
Keperawatan Jiwa. Gosyen Publishing.
Yosep Iyus, S. T. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Advance & Mental
Health Nusring. Bandung: PT. Reflika Aditama.