Anda di halaman 1dari 2

Liturgi Ragam Profesi

Prolog :           Begitu banyak profesi didunia ini, setiap profesi yang mereka lakukan merkea
selalu merasa profesi mereka yang palin benar dan paling hebat. Mari kita mendengarkan
liturgi ragam profesi.
Petani:             Saya seorang petani yang baik dan jujur, sya tidak pernah korupsi dimana-
mana, tanpa saya! Kalian semua tak akan pernah bias makan nasi, sayur-sayuran dan buah.
Jadi akulah yang benar dalam hidup. (perlengkapan: cangkul/sabit, topic aping)

Parengge- rengge:     Bah…bah…, menak ma hamu disi sude….! Ikan beras, sayur, buah,
semuanya sibawa ke-onan dan yang bawakan itu adalah kami angka parengge-renge. Jadi
jangan satupun dari kamu semua yang menganggap dirinya yang paling benar dan berjasa.
Coba bayangkan… mau jadi apa semua hasil bumi tanpa kami parengge-rengge… ha.. ha..
(perlengkapan: timbangan dan keranjang)

Partiga-tiga Minyak:   Eh..eh…, dainang, kalu tidak ada minyak…, entah minyak apapun
itu… mana mungkin kalian semua bias berpergian kemana-mana. Kamu semua tidak akan
dapat menyelesaikan tugasnya tanpa minyak… Jadi akulah yang paling benar… (sambil
berseru): minyak…, minyak…, kompor akan menyalah dengan minyak…, motor, kapalpun
akan hidup bila ada minyak…, minyak…, minyak…, (perlenkapan: corong jiregen)

Pengusaha :     (sambil bertelpon): iya..iya Pak, sudah selesai rancangannya… tendernya
nanti sehabis tahun baru.. Ok.. sampai ketemu.. Lihat..!! Aku selalu mengerjakan segala
proyek pembangunan,, didesa, dikota, untuk kamu semua… Karena aku, ada sekolah,
rumahsakit, jalan, dsb. Jadi semua terlaksana gara-gara ide, gagasanku dan perkerjaanku..
jelaskan!! (perlengkapan: Hp dan tas)

Guru:   Kamu bisa mahir menulis, membaca, berhitung, karna siapa? Karena pegusha, karna
petani, karna parminyak? Karena siapa, kalau bukan karena aku? Kamu tahu siapa aku? Aku
guru, jadi jangan banyak omonganlah…Guru dulu baru yang lain.. dan gurulah yang paling
benar. (perlengkapan: pakaian seragam guru dan kaca mata)

Polisi:  Lihat aku, lihat seragamku, lihat diriku… gagahkan? Itulah aku…! Polisi Republik
Indonesia karna kesatuanku, ditugaskan diseluruh Wilayah Kesatuan Negara ini, sekarang
aku ada di Kecamatan ini. Tugasku : menjadi pengayom masyarakat, mengangkap dan
membereskan segala tindakan criminal, melaksanakan segalah sesuatu berdaskan Undang-
undang Hukum Pidana dan Perdata di Republik ini. Pokoknya … idih capek deh!!! Jadi,
akulah yang paling bejasa… Paham!! (perlengkapan : Pakian Polisi)

Tentara:           Bah…, perasaa, ho polisi! Loreng, garang, berani, tangkas, cepat, itulah aku!
Menjaga kedaulatan Negara ini, dari serangan dalam negeri sendiri maupun luar negeri. Siap
bertempur digaris yang paling depan demi keutuhan negeri ini. Kemana? Kemana saja kami
siap! Tentara Negara Republik Indonesia! Siap! Maju! Jalan! (perlengkapan: pakaian tentara)

Hakim:            (sambil mengetuk palu..tok..tok..tok), cukup, cukup, terlalu banyak omongan


kamu semua… Siapa yang menghakimi? Siapa yang memberikan hukuman? Itulah saya, sya
seorang hakim! Setiap perkara baik atau ringan maupun berat harus melalui pengadilan,
mengerti! Jadi saya yang paling benar! (perlenkapan: pakaian hakim)
Dokter:            Hakim, tentara, guru, polisi, petani, dan semuanya… kalu sudah sakit.. dibawa
kemana coba? Ke Dokter?  Selain itu, kalau ada penyuluhan kesehatan dikecamatan ini, oleh
siapa coba? Jelaslah Dokter? Nah, itu berarti kalau tidak ada dokter, maka sakit penyakit akan
terus merambat. Jadi sadarlah coi… dokter yang palinbg betul…( perlengkapan; pakain
dokter)

Pak Kades:      Kamu tinggal dimana? Apa nama desamu? Uda ada KTP-mu?  Pokoknya
segalah urusan warga Negara dan pendduduk setempat harus melalui Pak Kades, termasuk
tentang pembangunan di suatu desa hanya saya; Pak Kades yang megetahuinya… jadi akulah
yang paling benar.. Karena itulah aku dipilih ditingki Kissing( perlengkapan: Pakaian Kades)

Pak Camat:      Ido tutu, alai molo so adong Rekomendasi-hu, sundat do ulaon mi Bapak
Kades name… bah… termasuk do penempatan angka guru, tentara, polisi, dokter, molo
naeng magula di Luat on, na ingkon parjolo marboa-boa do tu ahu bah… autsugari ndang
adong camat.. ndada mardalan dengan pamerentaan disada  luat.. Ido kan? Jadi akulah yang
paling berjasa..!! Pak Camat (perlengkapan: Pakaian Camat)

Pendeta:          Saudara/I ku sekalian, memang benar setiap orang dengan segala apa yang
dilakukannya adalah sangat berjasa buat kehidupan orang lain, buat kemajuan dan
perkembangan masyarakat di suatu lokasi di Indonesia ini, tetapi ingatlah, bahwa semua itu
adalah anugerah dari Tuhan. Tidak satupun yang dapat kita banggakan berdasarkan
kemampuan kita masing-masing, tidak stupun yang dapat kita lakukan karena kekutan yang
kita miliki .. sekali-kali jangan… jangan pernah berpikiran dan berprinsip demikian. Karena
Tuhan sangat benci dengan kesombongan-kesombongan yang demikian, nukankah Yesus
berkata: “ Kamu adalah Garam dan Terang dunia, ai hamu do sira dohot panondang
portibion”. Jadi lakukanlah itu semua dengan segenap doa dan hatimu, supaya semua
berkenan bagi Allah dan senantiasa mencurahkan berkatNya kepada kita… Ok!!

Anda mungkin juga menyukai