Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah: Pendidikan Kependudukan

Dosen Pengampu : Septiani Resmalasari M.Pd

DiSusun Oleh :

Kelompok 6

Tadris IPS D/V

MAULIDA FUJIANI ILLAHI (1908104131)

MISBAHUDIN AZHAR (1908104140)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha kuasa dan kepada Junjunan kita Nabi
Muhammad SAW karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perubahan Sosial dan kebudayaan” tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Pendidikan
Kependudukan yang diampu oleh Ibu Septiani Resmalasari M.Pd. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Rekan- Rekan dan


Semuanya. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

18 November 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Perubahan Sosial Dan Kebudayaan


B. Bentuk-bentuk perubahan social
C. Faktor yang menyebabkan perubahan social dan Budaya
D. Hubungan antara perubahan social dan Perubahan Kebudayaan
E. Faktor yang mempengaruhi jalannya perubahan social dan budaya
F. Proses perubahan social dan Kebudayaan
G. Arah Perubahan
H. Moderanisasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi
masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya , dapat berupa
perubahan- perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapula
perubahan- perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan- perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan
cepat.Maasyarakat yang statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali mengalami
perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat- masyarakat
yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa
dapat di anggap sebagai masyarakat yang statis. Sementara itu, pada masyarakat lainnya
dianggap sebagai masyarakat dinamis
Perubahan bisa berkaitan dengan:
1. Nilai- nilai sosial
2. Pola-pola perilaku
3. Organisasi
4. Lembaga kemasyarakatan
5. Lapisan dalam masyarakat
6. Kekuasaan dan wewenang, dan lain- lain.
Perubahan sosial pada lembaga- lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat ,
yang memengaruhi system sosialnya,termasuk di dalam nilai- nilai, sikap- sikap dan
pola- pola perilaku di antara kelompok- kelompok masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Agar makalah tidak mengambang dan tersusun rapi secara benar, maka kami selaku
penulis makalah membuat beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas didalam
makalah :
a. Apa itu perubahaan social dan kebudayaan?
b. Apa sajakah bentuk-bentuk perubahan social?
c. Faktor apa sajakah yang menyebabkan perubahan social dan kebudayaan?
d. Bagaimana hubungan antara perubahan social dan perubahan kebudayaan?
e. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi jalannya perubahan social dan
kebudayaan?
f. Bagaimana proses-proses perubahan social dan kebudayaan?
g. Apa yang dimaksud arah perubahan?
h. Apa yang dimaksud modernisasi?
C. Tujuan
a. Memahami perubahaan social dan kebudayaan?
b. Mengetahui bentuk-bentuk perubahan social?
c. Mengetahui Faktor apa sajakah yang menyebabkan perubahan social dan
kebudayaan?
d. Mengetahui Bagaimana hubungan antara perubahan social dan perubahan
kebudayaan?
e. Mengetahui Faktor apa sajakah yang mempengaruhi jalannya perubahan social
dan kebudayaan?
f. Mengetahui Bagaimana proses-proses perubahan social dan kebudayaan?
g. Mengetahui Apa yang dimaksud arah perubahan?
h. Mengetahui Apa yang dimaksud modernisasi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan social dan kebudayaan

Sebenarnya di dalam kehidupan sehari- hari , tidak mudah untuk menentukan


letak garis pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal ini disebabkan tidak ada
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, sebaliknya tidak mungkin ada
kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Hal ini mengakibatkan bahwa
garis pemisah didalam kenyataan hidup antara perubahan sosial dan kebudayaan lebih
sukar lagi untuk di tegaskan. Biasanya antara kedua gejala itu dapat di temukan hubungan
timbal balik sebagai sebab dan akibat.

Kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan. Kita yang dahulu kecil


tanpa tahu apa pun, kini tumbuh dewasa. Kematangan fisik dan intelektual kita
bertambah. Begitu pun, kehidupan masyarakat. Keadaan masyarakat senantiasa
mengalami perubahan, perkembangan, dan pergantian. Perubahan-perubahan ini dalam
ilmu sosial dinamakan perubahan sosial budaya.

Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan


masyarakat, mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai
dan tata cara kehidupan dari tradisional menjadi modern. Max Weber berpendapat bahwa
perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakats ebagai akibat
adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam bukuSociological Writings). Sedangkan W.
Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya
masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam bukuSociology in Changing
World).
Perubahan sosial budaya dapat bersumber pada pengalaman baru, pengetahuan
baru, penemuan baru, persepsi dan konsepsi baru, serta teknologi baru, sehingga
menuntut penyesuaian cara hidup serta kebiasaan masyarakat pada situasi yang baru. Di
dalamnya terjadi juga perubahan sistem nilai budaya, sikap mental demi terciptanya
keseimbangan, dan integrasi terhadap sistem nilai budaya.
Perubahan sosial terjadi dalam masyarakat memiliki beberapa ciri, antara lain
sebagai berikut:
1. Setiap masyarakat mengalami perubahan baik secara lambat maupun cepat sehingga
tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya.
2. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti oleh
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Hal ini disebabkan oleh
lembaga-lembaga sosial bersifat interdependen akan saling memengaruhi sehingga
sulit sekali untuk mengisolir perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu, proses
yang dimulai dari proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.
3. Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disorganisasi yang bersifat
sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi tersebut akan
diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan dari kaidah-kaidah dan nilai-
nilai yang baru.
4. Perubahan sosial terjadi dalam bidang material dan immaterial karena keduanya
memiliki hubungan timbal balik.
5. Secara tipologis, perubahan sosial dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk, yaitu
sebagai berikut:
a. Proses sosial, yaitu pergantian beragam pengahargaan, fasilitas, dan anggota dari
suatu struktur.

b. Segmentasi atau pembagian, yaitu pemekaran unit-unit struktural yang tidak


terlalu berbeda dengan unit-unit yang telah ada.
c. Perubahan struktur, yaitu timbulnya peran dan organisasi yang baru.
d. Perubahan struktur kelompok, yaitu pergantian komposisi kelompok, tingkat
kesadaran kelompok, dan hubungan antarkelompok dalam masyarakat.

B. Bentuk-bentuk perubahan social

sosial dan kebudayaan dapat di bedakan kedalam beberapa bentuk, yaitu sebagai
berikut:

1. Perubahan Lambat (Evolusi)

Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama.


Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti
dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau
kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan,
keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)

Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan revolusi. Di


dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu
maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan tanpa kekerasan maupun
dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena
revolusi pun dapat memakan waktu lama. Perubahan-perubahan tersebut dianggap
cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem
kekeluargaan dan hubungan antarmanusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung
dengan didahului suatu pemberontakan.

Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi
dapat tercapai.

a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan perubahan. Di


dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada
keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih baik.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin
masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari rakyat untuk
kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh
masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu saat di mana
keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan.

3. Perubahan Kecil

Pada zaman dahulu, kaum perempuan di Indonesia setiap harinya


mengenakan baju kebaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan
mode, model pakaian yang mereka kenakanpun mengalami perubahan. Ada yang
memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos, dan lainlain. Contoh
tersebut merupakan suatu bentuk perubahan kecil.Apa yang kamu ketahui
mengenai perubahan kecil? Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung
atau berarti bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar

Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh terhadap


masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem kerja, sistem hak milik
tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya kepadatan
penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan berbagai perubahan, seperti semakin
sempitnya lahan, terjadinya banyak pengangguran tersamar di desa-desa, dan
lainnya.

5. Perubahan yang Dikehendaki

Perubahan ini merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah


direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. Pihakpihak ini dinamakan agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai
pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat adalah dengan rekayasa sosial


( social engineering ), yaitu dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih
dahulu. Cara ini sering pula dinamakan perencanaan sosial ( social planning ).
Contohnya, lahirnya undang-undang pemilu yang merubah tata cara pemilihan
presiden dan wakil presiden di Indonesia. Saat ini rakyat memilihnya secara
langsung.

6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak


dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan,
perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau
kendala-kendala dalam masyarakat.Oleh karenanya, perubahan yang tidak
dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir
bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan
lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya,
banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang
mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.
C. Faktor yang menyebabkan perubahan social dan budaya

Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang


melatari terjadinya perubahan tersebut. Pada umumnya bahwa mungkin ada sumber yang
terletak didalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya diluar. Sebab-sebab yang
bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri, antara lain:

1. Bertambah atau berkurangnya penduduk.


Pertambahan penduduk yang terjadi sangat cepatmenyebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur masyarakat, terutama pada lembaga kemasyarakatnya. Misal, orang
lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, bagi hasil dan lain
sebagainya yang sebelumnya belum dikenal. Berkurangnya penduduk mungkin
disebabkan karena perpindahan penduduk dari kota ke desa atau transmigrasi.
Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang
pembagian kerja yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. perpindahan
penduduk telah berlangsung selama ratusan ribu lamanya didunia ini.
2. Penemuan-penemuan Baru.

Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam waktu yang tidak
terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suat penemuan baru, jalannya
unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-
cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam
masyarakat yang bersangkutan. Penenemuan baru sebagai akibat terjadinya
perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pngertian dari discovery dan invention.

Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alasan atau
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru berubah menjadi
invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan
baru itu.

Apabila ditelaah lebih lanjut lagi tentang penemuan baru, terlihat ada beberapa
faktor pendorong yang dipunyai masyarakat, antara lain adalah:

a. Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya.

b. Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.

c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.


Didalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya
kekeurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Sebagian orang menerima
kekurangan-kekurangan tersebut sebagai hal yang diterima begitu saja. Sebagian
orang yang tidak puas dengan keadaan akan tetapi tidak mampu memperbaiki
keadaan tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjaci pencipta-pencipta baru
tersebut.

3. Pertentangan Masyarakat
Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu-kelompok, kelompok-
kelompok. Pada umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif.
Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu
walaupun diakui tapi mempunyai fnganungsi sosial. Banyak timbul pertentangan
antara kepentinga individu denga kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat
menimbulkan perubahan-perubahan.

Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi pada generasi muda dengan generasi
tua. Pertentangan-pertentangan demekian itu kerap terjadi, apalagi pada masyarakat
yang sedang berkembang dari tahap tradisional menuju ketahap modern. Generasi
muda yang belum terbentuk kepribadiaannya lebih mudah menerima unsur-unsur
kebudayan asing atau barat yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih
tinggi. Keadaan demikian dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam
masyarakat. Misalnya, pergaulan bebas antara wanita dengan laki-laki, cara
berpakaian, atau derajat wanita yang kian sama di dalam masyarakat dan lain-lain.

4. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi.


Revolusi yang terjadi di Rusia pada 1917 telah menyulut terjadinya perubahan-
perubahan besar bagi negra rusia yang dulu adalah kerajaan berubah menjadi dictator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan ,
mulai dari bentuk egara sampai keulrga mengalami perubahan yang mendasar.Suatu
perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang
berasal dari luar masyarakat itu sendiri (factor ekstern) antara lain:
- Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar
manusia
- Peperangan.

- Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain.


D. Hubungan Antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan

Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan


perbedaan antara perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung dari
adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan. Apabila perbedaan
perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas, maka dengan sendirinya
perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dan perubahan-perubahan kebudayaan
dapat di jelaskan.

Kingsley Davis berpendapat “bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari


perubahan kebudayaan”. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya,
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, tekhnologi, filsafat, dan sebagainya. Bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan dalam organisasi sosial. Sebagai contoh
dikemukakan perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari induknya. Akan
tetapi, perubahan sosial tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan ketimbang kebudayaan
social.

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk letak garis
pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal itu di sebabkan tidak ada
masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan yang
tidak terjelma kedalam suatu masyarakat. Hal itu mengakibatkan garis pemisah didalam
kenyataan hidup antara perubahan sosial dan kebudayaan lebih sukar lagi untuk di
tegaskan. Biasanya antara kedua gejala itu dapat ditemukan hubungan timbal balik
sabagai sebab dan akibat.

E. Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Penyebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan terbagi menjadi 2


yauitu faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya sebuah
perubahan. Dan semua akan diterangkad dalam bentuk poin-poin sebagai berikut:

1. Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan


 Kontak dengan kebudayaan lain
 Sistem pendidikan yang maju
 Sikap menghargai hasil karya seseorang dan sikap keinginan untuk maju
 Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang
 Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
 Penduduk yang heterogen
 Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
 Orientasi kemuka
 Nilai meningkatkan taraf hidup
2. Faktor yang menghambat terjadinya perubahan

 Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain


 Pengembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
 Sikap masyarakat yang tradisionalistis
 Adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat atau vested
interest
 Rasa takut akan terjadi kegoyahaan terhadap integrasi kebudayaan
 Prasangka terhadap hal-hal baru
 Hambatan ideoligis
 Kebiasaan
F. Proses-proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Didalam proses perubahan sosial dan kebudayaan melalui beberapa tahap


tahap yang harus dilalui seperti berikut:

1. Penyesuaian Masyarakat terhadap perubahan


Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (sosial equilibrium) merupakan
keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat. Keserasian masyarakat
dimaksudkan sebagai suatu keadaan suatu lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian,
individu secara psikologis merasakan akan adanya ketentraman karena tidak
adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai.
2. Saluran-saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Saluran saluran perubahansosial dan kebudayaan (averue or chanel of change)
merupakan saluran-saluran yang dilaluioleh suatu proses perubahan. Umumnya
saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang
pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan seterusnya. Lembaga
kemasyarakatan tersebut menjadi titik tolak, tergantung pada cultural focus
masyarakat pada suatu masa tertentu.
3. Disorganisasi (disintegrasi) dan Reorganisasi (reintegrasi)
Sebelum kita mengetehahui arti kedua kata tersebut kita artikan apakah itu
organisasi? Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan
satu kebulatan yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kemudian
pengertian dari disorganisasi dan reorganisasi yaitu:
 Disorganisasi adalah proses berpudarnya norma norma dan nilai dalam
masyarakat dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
 Reorganisasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai
yang baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
mengalami perubahan. Reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma
dan nilai-nilai yang baru telah melembaga(institusionalized) dalam diri
warga. Berhasil tidaknya proses pelembagaan tersebut dalam masyarakat.
G. Arah Perubahan (Directory Of Change)

Apabila seseorang mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahui


kearah mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Hal yang jelas adalah
perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi, setelah
meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak pada suatu bentuk yang
sama sekali baru, mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada
didalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat Indonesia yang bergerak ke
arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata, pendidikan, dan
industrialisasi yang disertai usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia
merupakan contoh kedua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam
masyarakat kita(Soerjono Soekanto,2006: 300). Contohnya “Dulu sebelum orang
belanda datang ke indonesia masyarakat indonesia sudah mengenal pendidikan
agama melaui padepokan-padepokan atau pondok untuk belajar agama. Namun
setelah Belanda datang sistem pendidikan sekuler pun mulai ada di Indonesia yaitu
memisahkan antara agama dan ilmu. Namun seiring perkembangan zaman kini
banyak perubahan yang terjadi yaitu banyak berdirinya sekolah-sekolah madrasah
yang menyatukan kembali antara ilmu dan agama.”
H.  Modernisasi

Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang batas-


batasnya tak dapat secara mutlak. Namun pada dasarnya modernisasi mencakup suatu
transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam
artian teknoplogis serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan menjadi ciri
Negara barat yang stabil

Syarat-syarat modernisasi yaitu:

 Cara berfikir ilmiah


 Sistem administrasi negara yang baik
 Adanya sistem pengumpulan data yang terbaik dan teratur
 Penciptaan iklim favorable (menyenangkan, menguntungkan) dari masyarakat
 Tingkat organisasi yang tinggi
 Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan social (social planning)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan sosial merupakan gejala pergeseran atau pergantian yang bersifat


normal dan universal artinya perubahan itu penting dan pasti terjadi pada masyarakat
apapun dan dimanapun sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima,
baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi maupun difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat.

Terjadinya perubahan sosial dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh


beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun
faktor yang berasal dari luar masyarakat. Seperti hal nya kejadian yang lain apabila
terdapat apabila ada sebab yang melatarbelakangi terjadinya suatu kejadian pasti
terdapat akibat yang ditimbulkan dari adanya kejadian tersebut. Begitu pula dengan
perubahan sosial disamping ada faktor penyebab terjadinya perubahan sosial juga
terdapat akibat/ dampak dari perubahan sosial itu sendiri, baik dampak yang bersifat
positif maupun yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA

 Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2006

Narwoko Dwi.J  dan Suyanto Bagong. 2010. Sosiologi  Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta
: Kencana.

Johnson, P.D, 1988.Teori Sosiologi Klasik dan Modern I, Gramedia, Jakarta         

https://www.academia.edu/21859333/Perubahan_Sosial_dan_Kebudayaan

http://makalah2107.blogspot.com/2016/07/perubahan-kebudayaan-dan-dampaknya.html

Anda mungkin juga menyukai