Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Maulida Fujiani Illahi

NIM : 1908104131

KELAS : Tadris IPS D/4

MATA KULIAH : Pendidikan Multibudaya

Review Buku Agama Tanpa Tuhan Bab 3

PADEPOKAN INTELEKTUAL PENENTU SEJARAH

1. Padepokan Intelektual
Dibagian awal bab ini penulis menceritakan ghani yang diinkuisi di masjid sejarah
keislaman kampong dan Bert yang mendirikan klub kajian keislaman, tanpa judul dan
tanpa nama tertentu yang hanya di hadiri oleh beberapa orang saja yang hanya
dihadiri oleh orang-orang yang bersimpati kepada kajian keisalaman temporer yang
relavansinya kajian dimaksud dengan dinamika politik, dinamika social, budaya dan
dinamika ilmu pengetahuan baik dalam konteks ke Indonesiaan. Ghani yang
merupakan adalah anak tertua di kaisar. Seluruh keluarga nya termasuk kedalam klub
semacamnya. Padepokan itu yang siisi oleh murid kesayangan para kaisar yang latar
belakang daerah, pendidikan dan ekonomi yang terbatas. Klub yang dibangun ini
sangat multicultural dan multi ideology dalam islam. Wajah mereka yang berbeda
dengan tipikal mimic yang juga beragam dengan latar belakang ekonomi yang sangat
variatif. Islam yang menjadi salah satu tema diskusi di klub ini hanya berbicara doal
keislaman itu sendiri tanpa presentasi sedikitpun untuk berada dalam bagian tertentu.
Bert yang menunjukan bahwa perbedaan adalah kenyataan sejarah kehidupan yang
dimana manusia tidak bisa disatukan dalam konteks senyawa. Manusia harus berdiri
sendiri dengan berbagai senayawa. Hal ini harus dipertahankan agar manusia tetap
hidup menjadi manusia. Kajian yang digelar Bert di padepokan dilaksanakan pada
malam tertentu disetiap pertengahan bulan. Malam yang dimaksud umumnya
menunjukan cahaya rembulan yang berguna sebagai penerang utama. Bert
mendiriikan padepokan itu dengan pemateri tunggal yakni kaisar.
2. Berawal dari Definisi
Di mulai pada malam hari seperti biasa di malam-malam kajian yang lain, tiba- tiba
kaisar lompat dengan pemikirang yang tidak terduga sebelumnya. Kaisar adalah orang
dengan pemikirang yang spekulatif kritis salam soal ketuhanan, kemanusiaa,
kealaman dan sosio antropologi yang mengeinteralasikan manusia dengan manusia
yang lainnya. Kaisar yang meminta murid- murid untuk tidak memberikan komentar
ataupun perlawanan sebelum kaisar memberi kesempatan kepada mera untuk bertanya
atau melawan. Nusantara yang dianggap sebagian syarat untuk disebut sebagai surge
manusia dimuka bumi. Ciptaan tuhan yang bernama manusia yang mempunyai lakon
tertentu menjadi cita- cita utama mengama tuhan pada akhirnya menciptakannya
segala ciptaanya. Kaisar yang menjelaskan atau menceritakan sedikit suasana surge
dengan adanya pohon besar dengan buah nya yang lebat, pohon yang dipenuhi daun-
daun yang hijau segar, tempat dimana air susu binatang melimpah, tempat dimana
benda apapun yang ditanam dapat tumbuh subur dengan putaran matahari yang
teratur,dengan rembulan yang meneranginya. Definisi yang akan membuat manusia
dapat membuat konsep gagasan dan perbuatanya tanpa henti, sekalipun dunia
dipandang sebentar lagi akan rubuh. Semua yang tampak dari hasil tersebut berawal
dari konsep yang kita namai dengan definisi.
3. Relativitas: itulah Logika
Gunakan relativitas itu sebagai ciri bahwa kita manusia.kareana relativitas
memberikan logika yang memberi ruang kemungkinan. Logika statistic menganggap
bahwa dalam segenap ketidakmungkinan selalu tersedia kemungkinan yang mungkin
dapat menjadi mungkin. Karena segala sesuatu berdimensi bisa menjadi mungkin.
Kisar yang berkata muridnya yang tidak terlihat menjadi orang lemah. Jadilah orang
kuat untuk segalanya meski tidak harus terlatih sebagai petanding. Belajarlah untuk
selau menjadi orang yang rukun dan berdamai dengan segala keadaan. Itulah jalan
kehidupan. Jalan yang akan menjadi dimana anda semua dapat hidup sejahtera. Kisar
yang menyuruh murid- muridnya untuk menulis kalimat-kalimat yang kaisar opilih
untuk mereka sebagai terjemahan lain dari apa yang kaisar sebutkan sebagai logika
statistic. Lalu kisar membaca tulisan dan kalimatnya dengan nada kadang landau,
kadang terasa berat kadang memberi bobot tekanan tertentu.
“ Berpijaklah dibumi, bukan berarti hidup tanpa ruang untuk mampu menatap
bintang. Tak berhingganya bintanf telah menjadi petunjuk bahwa jalan kehidupan
begitu banyak dan Kompleks. Yang menganggap bahwa bintang itu Tunggal, Telah
menjadi ciri nyata bahwa ia sedang tidak bertuhan”
Detik dimana kajian itu berakhir dan mlam mulai menyerap menjelang subuh. Kaisar
yang berdiri kemudian memutar menyalami seluruh muridnya dengan khidmat.
4. Sisi Lain Tentang Padepokan
Bagian ini penulis mengenalkan kembali tokoh yang lain yaitu Mardiana sosok yang
pemimpin informal yang di segani dan didengarkan pendapatnya dan cendrung diikuti
kawannya yang lain. Ia membuat jarak dengan dinamika politik dan aspek lain dalam
dinamika social. Ia lebih menekuni dunianya sendiri dengan semburan cita- cita yang
hanya dimiliki dan diketahui dia sendiri. Mardiana adalah sosok yang unik bukan saja
memiliki badan yang gembur dan pernah belajar di tempat lain sebelum masuk
padepokan itu dengan tingkahlaku yang informal cendrung bersahaja, tenang dan
solutif dalam setiap putusan yang diambilnya. Mardiana yang lebih mengedepankan
kebersamaan mereka, sehingga putusannya itu selalu menguntungkan mereka.
Dikenalkan kembali tokoh yang kedua di bagian ini yaitu Suprit tipikal yang berbeda
dengan sebelumnya yang dimana suprit setiap harinya selalu meminta izin kekaisar
unruk mendatangi tokoh- tokoh bangsa. Dengan kepalan tangan yang kokoh badan
yang terus bergerak, mulutnya nyerocos dan argumentasi yang kadang liar,
menampilakn diri sebagai sosok yang dalam kasus tertentu. Suprit yang pernah gagal
untuk menjadi pembuat lakon dalam sejarah padepokan. Ia yang kalah gesit dengan
murid yang datang dari priayangan. Yang di beri nama Tarkim. Panggung padepokan
semakin tampak geliat di bawah asuhan Tarkim yang mengaransemen padepokan
menjadi organ strategis. Tipikal model mardiana dan tarkim ini di periode yang sama,
mampu menampilakan figure sentrik sekelas Abdul Hak. Mereka berbeda dengan
Waska Eko, fauzi, Syarifudin dan Bert. Empat tokoh ini menampilakan gaya oralnya
dengan kemampuan baca dan menulis yang terus menerus dilatihkan kepada dirinya
sendiri.
5. Runtuhnya Padepokan
Tulisan Bert yang dikirim Bert ditulisnya membayangkan bagaimana bapaknya
pernah berkata kepadanya jangan heran suatu saat kamu akan mendapati manusia
yang biasanya memakai sepatu bersemir tiba-tiba berganti dengan memakai sandal
jepit. Di waktu yang sama nanati akan terjadi gemuruh anaeh yang mengubah tradisi
masyarakat yang kakinya kotoe, tiba tiba menjadi bersih dan terus berlatih
membersihkan kuku yang penuh dengan kotoran dengan warna kuku nya menjadi
demikian mahal. Di waktu itu padepokan mungkin sudah tidak adalagi yang
menghuni. Ketiadaan simbolik padepokan ini bukan lantaran tidak ada lagi yang
berminat untuk meneruskan tradisi ini. Padepokan yang menghasilkan ribuan
intelektual, tetapi ketiadaan ini terjadi karena aku dan saudara ku sudah pulang ke
kampong halaman.
6. Bergeraklah demi Satu Tujuan
Menceritakan Bert yang akan move on atau bergerak, ternyata menjadi kunci dalam
hidup bagi siapapun yang hidup. Yang hidup tanpa bergerak sama saja dengan mati.
Bert yang mengingat kembali kata sHe penuh semangat jika hidup tidak pernah ada
pergerakan maka berarti sudah tidak ada lagi harapan. Saya berasumsi bahwa
bergerak harus pada setiap tepian yang ada tepinya. Bert juga mengingat kembali apa
yang dikatakan kaisar yang selalu ia ungkapkan ketika kami sama-sama melingkar di
api unggun yang di nyalakan setiap malam jum’at waktu bulan sedang purnama.
Itulah sebagian bekal-bekal kehidupan yang harus kita titipkan kepada Tuhan kita.
Kita mesti memperoleh bekal yang cukup untuk kehidupan jangka pnjang. Kita mesti
memiliki bekal yang cukup untuk kembali ke kampong halaman kita sebagai alam
primordial pertama, lalau kita mampu berangkat kea lam primodial kedua. Di alam
primodial terakhir inilah kata sHe, kehidupan abadi akan dilakoni. Di alam itu kita
akan menemukan sebuat tempat tanpa sedikitpun intevensi. Bert yang terdiam hanyut
dalam nasihat sHe yang entah mengapa dalam beberapa episode terakhir, Spiritualitas
sHe menjadi terus meningkat dan terus mengalahkan spiritialiatas Bert. Bert yang
masih selalu mengingat kebaikan-kebaikan sHe yang akan menjadi media terbaiknya
untuk memperoleh jalan kehidupan yang lurus.

Anda mungkin juga menyukai