Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maulida Fujiani Illahi

Nim : 1908104131

Kelas : Tadris Ips D/4

Tugas Mereview Buku Agama Tanpa Tuhan Bab II

Cinta Tak Menghapus Perbedaan

1. Kampung Intelektual

Di pembahasan bagian ini penulis mengenalkan kamoung yang sangat terkenal


dengan kampong intelektual dengan banyaknya masyarakat yang berpendidikan tinggi
yang tidak lain sudah bergelar sarjana. Desa tersebut juga tidak pernah menerima
bantuan dari pemerintah karena mereka sudah menjadi kelompok yang kaya akan
kemajuannya.Desa ini juga sering menjadi mazhab intelektual tingkat kecamatan, Desa
ini juga menjadi desa yang tidak tertinggal. Namun demikian ada sesuatu yang
mencolok fenomena keberagaman masyarakat disini sebagaimana telah di jelaskan
dibab sebelumnya bahwa ada dua pemuda yang tidak mengikuti pendidikan pesantren
dan hanya mengikuti pendidikan umum. Dan penulis juga mengenal tokoh baru yang
dimana ada pemuda yang mengikuti pendidikan di luar kota dengan diajarkan kultur
sekolah yang relative lebih maju namun lebih santun dalam berkomentar.Remaja aja ini
sangat kalem dan manja yang diberi nama Bert.

Bert ini dijuluki juga sebagai guru cinta bagi anak- anak remaja di kampungnya.
Mereka yang mempunyai kemampuan membuat surat yang dimana sering dikirim ke
Bert tersebut dan Bert juga memili kemampuan membaca puisi. Bert yang tak begitu
pandak bermain alat music tetapi memiliki sedikit kemampuan menyanyi. Bert juga
memiliki konteks berfikir yang maju , ekstrem atau berbahaya dalam kontek tradisi dan
keagamaan yang akhirnya ia meninggalkan pesantren dan lebih memfokuskan dengan
studinya di sekolahan.
2. Bert dan She

Dibagian ini menceritakan tentang kisah cinta bert denga seorang perempuan yang
menjadi kebanggan dan kebahagiaan baginya ini dan menjadi idola batinnya.
Perempuan ini adalah primadona yang tidak pernah sekalipun lekang dari ronga jantung
yang dimana namanya terus masuk dalam pikiran yang dikenal dengan nama sHe.
Perempuan tersebut dianggap sebagai masa depannya ini yang measumsi kebahagiaan
batinnya. Bert yang merasa masa depan cintanya sebagai sesuatu yang abadi meski
seringkali diterjal dengan beberapa masalah. sHe yang dimana sudah memiliki kesasih
ini penulis juga menceritakan yang dimana perempuan emliki kultur , karakter orientasi
dan target keluarganya yang berbeda. Di Batinnya Bert yang selau merasa cemburu ini
dan smeski bert pandai menyimpan persaan tersebut kepada sHe sendiri. Bert yang
mersa posesif yang merasa sHe ini harus menjadi miliknya seutuhnya meski ia telah
dimilika laki-laki lain. Penulis disini masih menceritakan kisah cinta mereka berdua
yang dimana mereka mulai bisa beryukar pikiran dengan saling mengirim massage
mereka saling mengutarakan isi hati mereka. Mereka yang saling menyangai namun
terhalang dengan sHe yang sudah memiliki kekasih yang tidak membuat Bert merasa
putus asa.

3. Dialog Bert dan sHe

Pada bagian 3 ini penulis masih menggambarkan kisah cinta Bert dan sHe yang
dimana mereka sudah bisa saling bertemu dan saling berbicara soal cinta mereka.
Mereka juga saling menceritakan studi mereka, masa depan, kehidupan keluarga bahkan
kampong halaman mereka. Bert yang menceritakan kampong halamanya dengan detail.
Pada suatu ketika bert sadar bahwa sHe adalah orang sangat amat taat pada agama
sedangkan Bert itu orang yang Liberal yang sangat tajam. Hamper tidak mungkin Bert
merasa harus bersatu dengan nalar yang digunakannya. Keluarga sHe yang sangat anti
dengan Liberalisme. Pada bagian ini kegelisahan Bert mulai bermunculan kembali yang
dimana mereka berdua sadar bahwa mereka itu orang yang berbeda. Namun mereka
berfikir begitu amat tulusnya cinta mereka berdua yang menyebabkan suasana cinta
mereka ini menjadi ambigu. Penulis juga menggambarkan bebrapa banyak masalah atau
halangan yang di hadapi dua insan tersebut.
4. Perubahan Waktu

Pada bagian terakhir di bab II ini penulis menceritakan kembali perjungan kisah
cinta Bert dan sHe yang dimana bert dengan berbagai cara masih mempertahankan she
walaupun banyak sekali halangan dan cobaan yang dihapi mereka berdua. Dengan
berjalannya waktu dan perubahan zaman seiring berjalan. Mereka yang dibingungkan
dengan dua pilihan yang dimana mereka bersatu atau pilihanya yang lainnya. Mereka
bisa bersatu tetapi dengan lakon yang berbeda. Mereka yang setiap pagi saling
menceritakan masa kecilnya, masa remajanya, masa dewasanya. Mereka juga bercerita
tentang tanaman padi, jagung, dan palawija jika sawahnya kekeringan atau musim tikus
yang memungkin sawahnya menjadi rusak. Penulis menggambarkan keharmonisan dua
insan tersebut. sHe yang mulai menceritakan kampong halamanya yang mempunyai 4
pesantren. Semua pesantren itu di gurui oleh saudara- saudaranya yang dimaklum
memang keluarga mereka adalah keluarga besar. Pada bagian ini penulis menceritakan
isi keluarga dari Bert yang mulai satu persatu meninggal yang ulang kepada Illahi sang
pencipta alam semesta.Yang dimana uga pada bagian ini Bert dan she yang sudah mulai
beranjak tua dan sHe yang mulai terkena penyakit ini membuat Bert semakin cemas.
Dibagian akhir ini penulis mulai mengakhiri cinta dua insan tersebut yang dimana Bert
dan sHe sadar dengan Cinta mereka yang saling melindungi satu sama lain. Cinta yang
dipandang menyatukan semua kekuatan yang saling bertentangan. Cinta harus
dipandang menjadi jalan menuju Tuhan dan menghindari sekuat mungkin untuk
mencapai titik yang jauh dari sisi Ketuhanan. Perjuangan mereka yang dimana menjadi
final atas seharusnya mereka lakukan.

KESIMPULAN

Pada Bab II ini penulis yang dari awal sampai akhir menceritakan pertemuan antar Bert
dan sHe ini yang di pertemukan dalam suatu perbedaan yang dimana mereka memiliki
kultur yang berbeda satu sama lainya. Yang mempunyai lakon yang berbeda. Bagian ini
merupakan bagian dimana para pembaca mulai ikut mersakan perjalanan kisah cinta dua
insan yang amat banyak rintanganya.

Anda mungkin juga menyukai