Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh Kelompok 7/ 2B :

1. Amaria Dewi (E0020059)


2. Dyah ayu fikriyanti (E0020069)
3. Elsa Hersanty Putry (E0020070)
4. Muhammad Dea Sabili (E0020086)
5. Vivian Hanan Salsabila (E0020106)

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Angkatno, S. H., M. Pd

PRODI FARMASI S1
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
SEMESTER III
2020/2021
1. Mengapa globalisasi bisa membawa dampak positif maupun dampak negatif bagi
pengembangan intergrasi nasional Indonesia? Jelaskan dan berilah contohnya.
Karena,globalisasi bisa menjadi peluang dan tantangan bagi sebuah negara, salah
satunya Indonesia.Dengan globalisasi maka peluang untuk mendapatkan hasil produksi
semakin luas, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat.Kemudian lapangan
kerja menjadi luas. Itu sebagai tantangan bagi bangsa untuk meningkatkan kualitas.
Dalam buku Globalisasi: peluang atau ancaman bagi Indonesia (2009) karya Budi
Winarno, bagi ekonomi nasional suatu bangsa, dampak perubahannya cukup jelas. Ketika
perekonomian nasioanl suatu negara telah terintegrasi ke dalam pasar-pasar global maka
perekonomian ini tidak dapat lagi terbebas dari pengaruh kekuatan-kekuatan ekonomi dan
politik eksternal.
Terdapat tiga mekanisme bagaimana perubahan-perubahan tersebut berdampak
terhadap ekonomi nasional, yakni:
a. Tekanan perdagangan yang semakin kompetitif
b. Multinasionalisasi produksi
c. Integrasi pasar keuangan.
Dampak positif globalisasi,yakni:
1) Perubahan tata nilai dan sikap
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud),
globalisasi menyebabkan perubahan tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola
pikir, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak bagi kehidupan sosial
ekonomi yang lebih produktif, efektif, dan efisien. Dengan kemajuan di bidang
teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi akan memudahkan manusia.
3) Tingkat kehidupan menjadi lebih baik
Globalisasi membantu memperkenalkans kehidupan sosial dan budaya
Indonesia. Sehingga turisme dan pariwisata berkembang. Globalisasi juga
membantu meluaskan pasar produk dalam negeri. Sehingga produksi dalam negeri
mampu bersaing di pasar internasional. Kehidupan masyarakat menjadi lebih baik
dan pembangunan negara meningkat.
Dampak negatif globalisasi, yakni:

1) Lunturnya nilai budaya asli, Ada beberapa dampak negatif dalam lunturnya nilai
budaya asli:
 Arus globalisasi yang sangat deras dapat menggerus nilai-nilai budaya asli.
Contohnya itu, semakin luntur semangat gotong royong, solidaritas,
kepedulian, atau kesetiakawanan.
 Cara berpakaian, cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam
budaya kita.
 Meniru perilaku yang buruk dan gaya hidup kebarat-baratan, Misalnya,
perkelahian antar pelajar dan adegan-adegan kekerasan.
 Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh
"cipika-cipiki" yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal itu tidak sesuai
dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam
bermasyarakat.
 Meniru idola Cara berpakaian para aktris atau penyanyi dari barat sangat
bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia.
2) Perubahan gaya hidup

 Individualistis, sikap mementingkan diri sendiri.


 Pragmatis, melakukan suatu kegiatan yang menguntungkan saja.
 Materialistis, sikap mengukur sesuatu dengan materi.
 Hedonism, sikap bergaya hidup mewah dan boros.
 Konsumtif, pola konsumsi yang sudah melebihi batas.
 Sekuler, sikap yang lebih mementingkan kehidupan duniawi.
2. Integrasi nasional umumnya dianggap tugas penting suatu negara, apalagi negara
dan bangsa yang baru merdeka. Mengapa demikian? jelaskan dan berilah contoh-
contohnya.
Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh. Berintegrasi nasional berarti sama dengan konsep menyatukan
bangsa dengan kesederhanaan.Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni
integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘integrate‘ yang berarti
memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Adapun menurut Kamus Besar Bangsa
Indonesia (KBBI), integrasi adalah pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat
dan utuh. Adapun kata nasional berarti bangsa. Integrasi nasional merupakan upaya
penyatuan berbagai perbedaan, seperti kelompok budaya dan kelompok suku dalam suatu
wilayah sehingga membentuk kesatuan. Bangsa Indonesia tentu membutuhkan integrasi
nasional karena dapat menyatukan segala bentuk latar belakang budaya, suku, etnis,
hingga latar belakang ekonomi.
Di sisi lain, ada beberapa faktor pendorong terciptanya Integrasi nasional. Faktor
pendorong integrasi nasional membantu menjaga negara bersatu dan kuat dari dalam,
meski ada keragaman. Bangsa Indonesia tentu membutuhkan integrasi nasional karena
dapat menyatukan segala bentuk latar belakang budaya, suku, etnis, hingga latar belakang
ekonomi. Di sisi lain, ada beberapa faktor pendorong terciptanya Integrasi nasional.Salah
satu di antara faktor pendukung integrasi nasional yang paling utama ialah adanya
perasaan senasib dan seperjuangan. Perasaan memiliki nasib yang sama tersebut
kemudian menimbulkan inisiatif untuk melakukan perlawanan secara serempak guna
mendapatkan kemerdekaan Hal yang tak kalah pentingnya dalam mendorong terciptanya
integrasi nasional adalah adanya Rasa cinta Tanah Air. Hal ini dapat dibuktikan ketika
masa perjuangan untuk merebut, menegakkan, serta mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia hingga masa kini. Di era kemerdekaan tersebut, semua rakyat Indonesia dari
berbagai latar belakang bersatu padu melawan penjajah karena adanya rasa cinta Tanah
Air.
Disamping itu, kondisi masyarakat Indonesia yang beraneka ragam (heterogen) juag
merupakan hambatan bagi terwujudnya integrasi nasional. Untuk itu diperlukan
kedewasaan dana kesadaran akan pentingnya dalam menyikapi perbedaan-perbedaan
yang ada. Perbedaan harus disyukuri, karena dengan perbedaan satu sama lain akan saling
melengkapi. Sementara munculnya paham “etnosentrisme” yang menganggap
kelompoknya lebih baik atau ebih tinggi disbanding dari kelompok lainya, juga menjadi
penghambat terwujudnya integrasi nasional. Lagi-lagi disini diperlukan sikap dewasa
dalam menyikapi kondisi tersebut.
Berikut ini terdapat tiga contoh integrasi nasional, yaitu:
1) Sikap Saling Berbagi
Indonesia sejak dulu sudah terkenal dengan keramahannya. Sikap yang warga
ramah-tamah ini dibarengi dengan sikap yang saling berbagi kepada sesama. Yang
telah dikembangkan sejak dini.
2) Pelaksanaan Gotong Royong
Indonesia terkenal dengan gotong royong, saling membantu dalam melakukan
apapun dengan sesama warga setempat dengan solidaritas tinggi.
3) Saling Menghargai
Contoh wujud dari Integrasi Nasional berikutnya ini adalah rasa untuk saling
menghargai, menghormati perbedaan dan tidak membedakan satu dengan yang lain.
Meskipun Indonesia dengan beragam perbedaan budaya namun tetap satu jua.
3. Berilah contohnya masing-masing 5 paham-paham yang bertentangan dengan
nasionalisme yaitu sukuisme, kauvinisme, ekstrimisme, kedaerahan.
a. Sukuisme:
1) Menghina bahasa daerah dan budaya suku lain.
2) Hanya mau bergaul dengan sukunya sendiri.
3) Melakukan diskriminasi/kebencian pada suku lain (hanya bergaul dengan
sukunya).
4) Bersikap provokatif antar suku, sehingga menimbulkan kericuhan (perang
sodara) contohnya pada saat perang sodara antara suku madura dengan suku
dayak
b. Chauvinisme:
1) Konteks Partai
Individu yang berada dalam suatu pengertian budaya politik (partai) dan
memiliki pandangan chauvinis memandang partainya dalah hidup dan matinya
akan selalu siap pasang badan untuk partainya meskipun partainya tersebut
bersalah.
2) Sikap Pemimpin
Jerman mempunyai pemimpin yang diktaktor, kejam, dan bermusuhan
dengan bangsa yang lain, utamanya bangsa Yahudi, ia adalah Adolf Hitler. Hitler
mengutarakan bahwa Jerman di atas segalanya dalam dunia dan menganggap ras
Jerman adalah ras arya sehingga menganggap bangsa lain tidak pantas ada.
3) Agama
Chauvinisme dalam agama sangat rentan sekalo, dan selalu berujung pada
isu SARA. Faktanya, di Indonesia hal ini terjadi, misalnya dalam pemilihan cagub
dan cawagub di Jakarta periode sebelumnya, merusak tempat ibadah agama yang
lain tanpa adanya contoh toleransi, bahkan dalam pemilihan capres dan cawapres
mendatang, dan lain sebagainya.
4) Pembatasan impor atau menutup impor barang luar negeri dengan alasan
memajukan produk local.
5) Kerusuhan-kerusuhan yang berlatar belakang SARA.
6) Merendahkan dan menyalahkan negara lain atas ketidakmampuan bangsa kita
sendiri dalam mengatasi persoalan yang terjadi. Contoh kasus kebakaran hutan
yang menyebabkan SIngapura mengalami kabut asap.
c. Ekstrimisme:
1) Pada suku adat, seseorang dengan sikap ekstrimisme yang tinggi pada suku adat
tidak akan memperdulikan, menghormati ataupun menghargai suku adat lain. Ia
pecaya bahwa semua kelompok memiliki adat masing-masing sehingga orang lain
tidak perlu ikut campur mengenai tradisi mereka.
2) Pada suatu politik, seperti kelompok teroris di Amerika Serikat, yakni kelompok
Patriot/Neo Nazi yang berjumlah 5-12 juta orang. Mereka bangga dengan ras kulit
putih sehingga menganggap bahwa kelompok miskin merupakan akibat dari
imigran dari ras kulit hitam. Paham yang sama juga ditunjukkan oleh Australia
yang menganut One Nation Party. Mereka menganggap bahwa orang berkulit
putih memiliki derajat lebih tinggi daripada yang berkulit hitam. Seseorang
dengan kulit hitam itu rendah, miskin, tidak memilki contoh hak asasi politik dan
memiliki pandangan yang negatif.
3) Pada bidang agama, seseorang dengan sikap ekstrimisme pada agama tak segan-
segan akan mewajibkan orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak
diwajibakn oleh Allah. Ia pun sering bersikap kasar bukan pada tempat dan
masanya apalagi jika yang diperdebatkan adalah masalah akidah. Ia mengkafirkan
orang lain, menghalalkan darah dan harta benda, mengkafirkan orang-orang yang
melakukan dosa besar serta mengkafirkan orang yang tidak menerima fikiran
mereka atau yang tidak bergabung dalam jemaah mereka.
4) Contoh ekstrimisme di bidang sosial, Misalnya saja ketika seseorang yang begitu
fanatik kepada suatu pendapat, maka ia tidak akan memperdulikan pendapat orang
lain. Ia tidak akan pernah memperhatikan kepentingan manusia ataupun tujuan-
tujuan lain.
5) Contoh ekstrimisme adanya Taliban Pakistan. Taliban Pakistan sendiri merupakan
wujud pelaksanaan paham ektremisme yang melakukan penentangan terhadap
semua kebijakan pemerintah. Baik dari segi politiknya maupun dari segi
militenya. Gerakan taliban Pakistan ini juga dikenal dengan gerakan anti terhadap
ideologi barat. Dalam melancarkan aksinya, organisasi ini tidak segan segan untuk
melakukan pembunuhan terhadap pihak pihak tertentu yang mengancam
eksistensinya.
d. Kedaerahan:
1) Sentimen kedaerahan misalnya kerusakan sosial yang terjadi di ibukota Jakarta
antara suku bangsa Betawi (penduduk asli) dengan suku bangsa Madura
(penduduk pendatang).
2) Munculnya sifat kedaerahan atau etnosentrisme yang fanatis, sehingga dapat
menyebabkan konflik antar daerah .
3) Munculnya kesenjangan antara daerah satu dengan yang lain, karena perbedaan
sistem politik, sumber daya alam, maupun faktor lainnya.
4) Pemerintah pusat kurang mengawasi kebijakan daerah karena kewenangan penuh
yang diberi pada daerah.
5) Masing-masing daerah berjalan sendiri-sendiri, tanpa ada kerja sama, koordinasi,
atau bahkan interaksi.
4. Tulislah perubahan UUD RI 1945 sebelum dan sesudah adanya amandemen dilihat
dari :
A. BAB
B. Pasal
C. Ayat
D. Peraturan peralihan
E. Peraturan tambahan
SEBELUM SESUDAH AMANDEMEN
AMANDEMEN
BAB I BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1 Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah negara (1) Negara Indonesaia ialah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik. kesatuan, yang
(2) Kedaulatan adalah di tangan berbentuk Republik.
rakyat, dan dilakukan (2) Kedaulatan berada ditangan rakyat,
sepenuhnya oleh Majelis dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar.
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum
BAB II BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT RAKYAT
Pasal 2 Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (1) MPR dan perwakilan daerah dipilih
terdiri atas anggota- anggota Dewan melalui pemilihan umum dan di atur
Perwakilan Rakyat, ditambah dengan lebih lanjut dengan undang-undang
Utusan-utusan dari daerah-daerah (2) MPR bersidang sedikitnya sekali
dan golongan-golongan menurut dalam lima tahun di Ibukota Negara
aturan yang ditetapkan dengan (3) Segala putusan MPR ditetapkan dengan
undang-undang. suara yang terbanyak
(2) Majelis permusyawaratan rakyat
bersidang sedikitnya sekali dalam
lima tahun di ibukota Negara.
(3) Segala keputusan majelis
permusyawaratan rakyat ditetapkan
dengan suara terbanyak.
Pasal 3 Pasal 3
Majelis permusyawaratan Rakyat (1) MPR berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-undang Dasar dan menetapkan Undang-undang Dasar.
Garis-Garis besar haluan Negara. (2) MPR melantik presiden dan Wakil
Presiden.
(3) MPR hanya dapat memberhentikan
Presiden dan Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut Undang-
udang Dasar
BAB III BAB III
KEKUASAAN PEMERINTAHAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN
NEGARA NEGARA
Pasal 4 Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia (1) Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-undang Dasar. menurut Undang-undang Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajibannya (2) Dalam melakukan kewajibannya
Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden dibantu oleh satu orang
Presiden Wakil Presiden.
Pasal 5 Pasal 5
(1) Presiden memegang kekuasaan (1) Presiden berhak mengajukan
membentuk undang-undang dengan rancangan Undang-undang kepada
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Presiden menetapkan peraturan DPR.
pemerintahuntuk menjalankan (2) Presiden menetapkan peraturan
Undang-undang sebagaimana mestinya. pemerintah untuk menjalankan
Undang-undang sebagaimana
mestinya.
Pasal 6 Pasal 6
(1) Presiden adalah orang Indonesia Asli. (1) Calon Presiden dan Calon Wakil
(2) Presiden dan Wakil Presiden Presiden harus seorang warga Negara
dipilih oleh Majelis Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
Permusyawaratan Rakyat dengan pernah penerima kewarganegaraan
suara terbanyak. lain karena kehendaknya sendiri, tidak
pernah menghianati negara, serta
mampu secara rohani dan jasmani
untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.
(2) Syarat-syarat menjadi Presiden dan
Wakil Presiden diatur lebih lanjut
dengan undang-undang
Pasal 6A
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih
dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat
(2) Pasangan calon Presiden dan
Wakil Presiden diusulkan oleh
partai politik atau gabungan
partai politik peserta pemilihan
umum sebelum pelaksanaan
pemilihan umum
(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden yang mendapatkan suara
lebih dari lima puluh persen dari
jumlah suara dalam pemilihan
umum dengan sedikitnya duapuluh
persen suara di setiap provinsi yang
tersebar di lebih dari setengah
jumlah provinsi di Indonesia,
dilantik menjadi Presiden dan
Wakil Presiden
(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden
terpilih, dua pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan
umum dipilih oleh rakyat secara
langsung dan pasangan yang
memperoleh suara rakyat terbanyak
dilantik sebagai Presiden dan Wakil
Presiden
Pasal 7 Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan
jabatannya selama masa lima tahun dan selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat
sesudahnya dapat dipilih kembali. dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan.
Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat
diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR
atas usul DPR, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden
Pasal 7B
(1) Usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden dapat
diajukan oleh DPR kepada MPR
hanya dengan terlebih dahulu
mengajukan permintaan kepada MK
untuk memeriksa, mengadili dan
memutus pendapat DPR bahwa
Presidendan/atau Wakil Presiden
telah melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan
tercela; dan/atau pendapat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden
tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden.
(2) Pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum
tersebut ataupun telah tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden adalah
dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan DPR.
(3) Pengajuan permintaan DPR kepada
MK hanya dapat dilakukan dengan
dukungan sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota DPR yang
hadir dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota DPR.
(4) Mahkamah konstitusi wajib
memeriksa, mengadili, dan memutus
dengan seadil-adilnya terhadap
pendapat DPR tersebut paling lama
sembilan puluh hari setelah
permintaan DPR itu diterima oleh
MK.
(5) Apabila MK memutuskan bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden
terbukti melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela;
dan/atau terbukti bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden, DPR
menyelenggaran sidang paripurna
untuk meneruskan usul
pemberantasan Presiden dan/atau
Wakil Presiden kepada MPR.
(6) MPR wajib menyelenggaran sidang
untuk memutuskan usul DPR
teresebut paling lambat tigapuluh
hari sejak MPR menerima usul
tersebut.
(7) Keputusan MPR atas usul
pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden harus diambil dalam
rapat paripurna MPR yang dihadiri
oleh sekurang-kurangnya ¾ dari
jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir, setelah Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberi
kesempatan menyampaikan
penjelasan dalam rapat paripurna
MPR.
Pasal 7C
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau
membubarkan DPR
Pasal 8 Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak (1) Jika Presiden mangkat, berhenti,
dapat melakukan kewajiban dalam masa diberhentikan atau tidak dapat
jabatnaya, ia diganti oleh Wakil Presiden melakukan kewajiban dalam masa
sampai habis waktunya. jabatnaya, ia diganti oleh Wakil
Presiden sampai habis waktunya.
(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil
Presiden selambat-lambat nya dalam
waktu enam puluh hari, Majelis
Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuh
memilih Wakil Presiden dari dua
calon yang diusulkan Presiden.
(3) Jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajiban dalam masa
jabatnaya bersamaan, pelaksana tugas
kepresidenan adalah Menteri Luar
Negri, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pertahanan secara bersama-sama.
Selambat-lambatnya tiga puluh hari
setelah itu. Majelis Permusyawaratan
Rakyat menyelenggarakan sidang
untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden dari dua pasang calon
Presiden dan Wakil Presiden yang di
usulkan partai politik atau gabungan
partai politik yang peket calon Presiden
dan Wakil Presiden meraih suara
terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan sebelumnya, sampai habis
masa jabatanya.
Pasal 9 Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden (1) Sebelum memangku jabatannya,
dan Wakil Presiden bersumpah menurut Presiden dan Wakil Presiden
agama, atau berjanji, dengan sungguh- bersumpah menurut agama atau
sungguh di hadapan Majelis
berjanji dengan sungguh- sungguh
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan
dihadapan Majelis
Perwakilan Rakyat.
(2) Jika MPR atau DPR tidak dapat
mengadakan sidang, Presiden dan
Wakil Presiden bersumpah menurut
agama, atau berjanji dengan sungguh-
sungguh di hadapan pimpinan MPR
dengan disaksikan oleh pimpinan
Mahkamah Agung
Pasal 10 Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi
tertinggi atas angkatan Darat, Angkatan atas angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Laut dan Angkatan Udara. Angkatan Udara
Pasal 11 Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan (1) Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan perang, Perwakilan Rakyat menyatakan
membuat perdamaian dan perjanjian perang, membuat perdamaian dan
dengan negara lain. perjanjian denga negara lain.
(2) Presiden dalam membuat perjanjian
Internasional lainya yang
menimbulkan akibat yang luas dan
mendasar bagi kehidupan rakyat yang
terkait dengan beban keuangan negara
dan mengharuskan perubahan dan
pembentukan undang-undang harus
dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang


perjanjian internasional diatur dengan
undang – undang
Pasal 12 Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya Presiden menyatakan keadaan bahaya Syarat
Syarat dan akibatnya keadaan bahaya dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan
ditetapkan dengan undang-undang. dengan undang-undang undang-undang
Pasal 13 Pasal 13
(1) Presiden mengangkat Duta dan (1) Presiden mengangkat Duta dan Konsul
Konsul. (2) Dalam mengangkat Duta Presiden
(2) Presiden menerima duta negara lain. memperhatikan pertimbangan DPR
(3) Presiden menerima penetapan
duta negara lain
dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 14 Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti,abolisi (1) Presiden memberi grasi, dan
dan rehabilitasi. rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung.
(2) Presiden memberi Amnesti dan
abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
Pasal 15 Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan
lain-lain tanda kehormatan. lain-lain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang.
BAB 1V BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
Pasal 16 Pasal 16
(1) Susunan DPA di tetapkan dengan Presiden berhak mengangkat DPA yang
undang-undang memiliki tugas untuk memberikan nasehat
(2) Dewan ini berkewajiban member dan pertimbangan kepada Presiden sesuai
jawab atas pertanyaan presiden dan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
berhak memajukan usul kepada Dengan demikian , pasal 16 ayat (1) dan (2)
pemerintah sesudah amandemen dilebur menjadi satu tapi
dirubah dalam hal konten.
BAB V
KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17 BAB V
(1) Presiden dibantu oleh menteri- KEMENTERIAN NEGARA
menteri Negara Pasal 17
(2) Menteri-menteri itu diangkat (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri
dan diberhentikan Negara
oleh Presiden. (2) Menteri-menteri itu diangkat dan
(3) Menteri-menteri itu memimpin diberhentikan oleh Presiden
departemen pemerintah. (3) Setiap menteri membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.
(4) Pembentukan, pengubahan dan
pembubaran kementerian7negara
diatur dengan undang-undang

BAB VI PEMERINTAH DAERAH BAB VI PEMERINTAH DAERAH


Pasal 18 Pasal 18
Pembagian daerah Indonesia atas daerah (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia
besar dan kecil, dengan bentuk susunan dibagi atas daerah provinsi dan
pemerintahnya ditetapkan dengan undang- daerah provinsi itu dibagi atas
undang, dengan memandang dan kabupaten dan kota, yang tiap
mengingati dasar permusyawaratan dalam provinsi, kabupaten dan kota itu
pemerintah negara, dan hak-hak asal usul mempunyai pemerintah daerah, yang
dalam daerah-daerah yang bersifat diatur dengan undang-undang.
istimewa. (2) Pemerintah daerah provinsi, daerah
kabupaten dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas etonomi
dan tugas pembantuan.
(3) Pemerintah daerah provinsi, daerah
kabupaten dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Daerah yang anggota-
anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
(4) Gubernur, Bupati dan Wali kota
masing-masing sebagai kepala daerah
provinsi, kabupaten dan kota, dipilih
secara demokratis
(5) Pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintah yang oleh undang-
undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
(6) Pemerintah daerah berhak
menetapkan peraturan dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara
penyelenggaraan pemerintah daerah
diatur dalam undang-undang.
Pasal 18A
(1) Hubungan wewenang antara
pemerintahan pusat dan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten dan kota
atau antara provinsi dan kabupaten
dan kota diatur dengan undang-
undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainya antara
pemerintah pusat dan daerah diatur
dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-undang.
Pasal 18B
(1) Negara mengakui dan menghormati
satuan-satuan pemerintah daerah yang
bersifat khusus atau istimewa yang
diatur dengan undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur
dengan undang-undang.
BAB VII BAB VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pasal 19 Pasal 19
(1) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat (1) Anggota Dewan perwakilan Rakyat
ditetapkan dengan undang-undang. dipilih melalui pemilihan umum.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang (2) Susunan Dewan perwakilan Rakyat
sedikitnya sekali dalam setahun. diatur dengan undang- undang.
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.
Pasal 20 Pasal 20
(1) Tiap-tiap undang-undang (1) Dewan perwakilan Rakyat memegang
menghendaki persetujuan Dewan kekuasaan membentuk undang-
Perwakilan Rakyat. undang.
(2) Jika sesuatu rancangan undang- (2) Setiap rancangan undang-undang
undang tidak mendapat persetujuan dibahas oleh Dewan perwakilan
Dewan Perwakilan Rakyat, maka Rakyat dan Presiden untuk
rancangan tadi tidak boleh mendapatkan persetujuan bersama.
dimajukan lagi dalam persidangan (3) Jika rancangan undang-undang itu
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. tidak mendapatkan persetujuan
bersama, rancangan undang-undang
itu tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan Dewan perwakilan
Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan
undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi undang-
undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang
yang telah disetujui bersama tersebut
tidak disahkan oleh Presiden dalam
waktu tiga puluh hari semenjak
rancangan undang-undang disetujui,
rancangan undang-undang tersebut
sah menjadi undang-undang dan
wajib diundangkan.
Pasal 20A
(1) Dewan perwakilan Rakyat memiliki
fungsi legislasi, fungsi anggaran dan
fungsi pengawasan.
(2) Dalam melaksanakan fungsinya,
selain hak yang diatur dalam pasal-
pasal lain undang-undang dasar ini,
Dewan perwakilan Rakyat
mempunyai hak interpelasi, hak
angket dan hak menyatakan pendapat.
(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-
pasal lain undang-undang dasar ini,
setiap anggota Dewan Perwakilan
Rakyat mempunyai hak mengajukan
pertanyaan ,menyampaikan usul dan
pendapat serta hak imunitas.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak
Dewan Perwakilan Rakyat dan hak
anggota Dewan Perwakilan Rakyat
diatur dalam undang- undang.
Pasal 21
(1) Anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat berhak memajukan
rancangan undang-undang.
Pasal 21
(2) Jika rancangan itu, meskipun
Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat
disetujui oleh Dewan Perwakilan
berhak mengajukan rancangan undang-
Rakyat, tidak disyahkan oleh
undang.
Presiden, maka rancangan tadi tidak
boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.
Pasal 22 Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang (1) Dalam hal Ikwal kegentingan yang
memaksa, Presiden berhak memaksa, Presiden berhak
menetapkan peraturan pemerintah menetapkan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang. sebagai pengganti undang- undang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus (2) Peraturan Pemerintah itu harus
mendapat persetujuan Dewan mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat dalam Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut. persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, (3) Jika tidak mendapat persetujuan,
maka peraturan pemerintah itu harus maka peraturan pemerintah tersebut
dicabut. harus dicabut.

Pasal 22A
Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara
pembentukan undang-undang diatur dengan
undang-undang.

Pasal 22B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat
dihentikan dari jabatanya, yang syarat-syarat
dan tata cara diatur dalam undang-undang.

BAB VIIA
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pasal 22C
(1) Anggota Dewan perwakilan daerah
dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah
dari setiap provinsi jumlahnya sama
dan jumlah seluruh anggota Dewan
Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari
sepertiga dari jumlah Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat.
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.
(4) Susunan dan kedudukan Dewan
Perwakilan Daerah diatur dengan
undang-undang.
Pasal 22D
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat
mengajukan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat rancangan
undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, sehubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan
daerah, pengolahan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi
lainya, serta yang berkaitan dengan
pertimbangan keuangan pusat dan
daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut
membahas rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah pengolahan
sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainya, serta yang berkaitan
dengan pertimbangan keuangan pusat
dan daerah serta memberikan
pertimbangan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat atas rancangan
undang-undang anggaran pendapatan
dan belanja negara dan rancangan
undang-undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan dan
Agama.
(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat
melakukan pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan
pusat dan daerah, pengelolahan
sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainya, pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja
negara, pajak, pendidikan dan agama
serta menyampaikan hasil
pengawasan itu kepada pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah
pengolahan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainya, serta
yang berkaitan dengan pertimbangan
keuangan pusat dan daerah serta
memberikan pertimbangan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
bahan pertimbangan untuk ditindak
lanjuti.
(4) Dewan Perwakilan Daerah dapat
diberhentikan dari jabatanya, yang
syarat-syarat dan tata caranya diatur
dalam undang-undang.
BAB VIIB PEMILIHAN UMUM
Pasal 22E
(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil setiap lima tahun sekali.
(2) Pemilihan umum diselenggarakan
untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
(3) Peserta pemilihan umum untuk
memilih anggota dewan perwakilan
rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah adalah partai
politik.
(4) Peserta pemilihan umum untuk
memilih Anggota Dewan Perwakilan
Daerah adalah perseorangan.
(5) Pemilihan umum diselenggarakan
oleh suatu komisi pemilihan umum
yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang
pemilihan umum diatur dengan
undang-undang.
BAB VIII HAL KEUANGAN
Pasal 23 BAB VIII HAL KEUANGAN
(1) Anggaran pendapatan dan belanja Pasal 23
ditetapkan tiap-tiap tahun dengan (1) Anggaran dan belanja negara sebagai
undang-undang. Apabila Dewan wujud dari pengelolaan keuangan
Perwakilan rakyat tidak menyetujui negara ditetapkan setiap tahun dengan
anggaran yang diusulkan
undang-undang dan dilaksanakan
Pemerintah, maka Pemerintah
secara terbuka dan bertanggung jawab
menjalankan anggaran tahun yang
untuk sebesar-besarnya kemakmuran
lalu.
rakyat.
(2) Segala pajak untuk keperluan
(2) Rancangan undang-undang anggaran
Negara berdasarkan undang-
pendapatan belanja negara diajukan
undang.
oleh presiden untuk dibahas bersama
(3) Macam dan harga mata uang
Dewan Pewakilan Rakyat dengan
ditetapkan dengan undang- undang.
memperhatikan pertimbangan dewan
(4) Hal keuangan negara selanjutnya
Perwakilan Daerah.
diatur dengan undang- undang.
(3) Apabila Dewan Pewakilan Rakyat
(5) Untuk memeriksa tanggung jawab
tentang keuangan Negara diadakan tidak menyetui rancangan anggaran
suatu Badan Pemeriksa Keuangan, pendapatan dan belanja negara yang
yang peraturannya ditetapkan diusulkan oleh presiden, permerintah
dengan Undang-Undang. Hasil menjalankan anggaran pendapatan dan
pemeriksaan itu diberitahukan belanja negara tahun lalu.
kepada Dewan Perwakilan rakyat.

Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur
dengan undang-undang.
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan
dengan undang-undang.

Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur
dengan undang-undang.

Pasal 23D
Negara memiliki bank sentral yang susunan,
kedudukan, kewenangan, tanggung jawab dan
independensinya diatur dengan undang-
undang.
BAB VIIIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pasal 23E
(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu badan
pemeriksa keuangan.
(2) Hasil pemeriksa keuangan negara
diserahkan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat, dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah sesuai dengan kewenanganya.
(3) Hasil pemeriksaan tersebut
ditindak lanjuti oleh
lembagaperwakilan atau badan sesuai
dengan undang-undang.
Pasal 23F
(1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
dipilih oleh anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan dewan
perwakilan daerah dan diresmikan
oleh presiden.
(2) Pimpinan Badan Pemeriksa
Keuangan dipilih dari dan oleh
anggota.
Pasal 23G
(1) Badan Pemeriksa Keuangan
berkedudukan di ibu kota negara dan
memiliki perwakilan disetiap
provinsi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
badan pemeriksa keuangan diatur
dengan undang-undang
BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 24 Pasal 24
(1) Kekuasaan kehakiman dilakukan (1) Kekuasaan kehakiman merupakan
oleh sebuah Mahkamah Agung dan kekuasaan yang merdeka untuk
lain-lain badan kehakiman menurut menyelenggarakan peradilan guna
undang- undang. menegakkan hukum dan keadilan.
(2) Susunan dan kekuasaan badan-badan (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
kehakiman itu diatur dengan sebuah Mahkamah Agung dan badan
undang-undang. peradilan yang berada di bawahnya
dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
(3) Badan – badan lain yang fungsinya
berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman diatur dalam undang –
undang.
Pasal 24A
(1) Mahkamah Agung berwenang
mengadili pada tingkat kasasi,
menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh undang-undang.
(2) Hakim agung harus memiliki
integritas dan kepribadian yang tidak
tercela, adil, profesional, dan
berpengalaman di bidang hukum.
(3) Calon hakim agung diusulkan Komisi
Yudisial kepada Dewan
Pasal25
Pasal25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk
Syarat-syarat untuk mendyadi dan untuk
diperhentikan sebagai hakim ditetapkan
diperhentikan sebagai hakimditetapkandengan
dengan undang-undang.
undang-undang.

BAB IXA WILAYAH NEGARA


Pasal25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
sebuah negara kepulauan yang berdiri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.

BAB XWARGANEGARA
BABX
Pasal26
WARGANEGARADANPENDUDUK
(1) Yang menjadi warga Negara ialah
Pasal26
orang-orang bangsa Indonesia asli dan
(1) Yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa lain yang disyahkan
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
dengan undang-undang sebagai warga
orang bangsa lain yang disahkan dengan
negara.
undang-undang sebagai warganegara.
(2) Syarat-syarat yang mengenai
(2) Penduduk ialah waraga negara
kewargaan negara ditetapkan dengan
Indonesia dan orang asing yang bertempat
undang-undang.
tinggal diIndonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan
penduduk diatur dengan undang-undang.
Pasal27
(1) Segala warga negara bersamaan Pasal27
kedudukannya didalam hukum dan (1) Segala warga negara bersamaan
pemerintahan dan wajib menjunjung kedudukannya didalam hukum dan
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak pemerintahan dan wadjib mendjundjung
ada kecualinya. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
(2) Tiap-tiap warga Negara berhak atas kecualinya.
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi (2) Tiap-tiap warga Negara berhak atas
kemanusiaan pekerdyaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya

BABXA
HAKASASIMANUSIA
Pasal28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dankehidupannya.

Pasal28B
(1) Setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
BAB XIAGAMA
BAB XIAGAMA
Pasal29
Pasal29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan yang
yang Maha Esa
Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya
tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadah
masing-masing dan untuk beribadat menurut
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
agamanya dan kepercayaannya itu.

BABXII
PERTAHANAN NEGARA DAN
BAB XII PERTAHANAN NEGARA KEAMANAN NEGARA
Pasal30 Pasal30
(1) Tiap-tiap warga Negara berhak dan (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
Negara. keamanan negara.
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan (2) Usaha pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang. negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Repbulik Indonesia,sebagai kekuatan
utama dan rakyat,segabai kekuatan
pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut,dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan,melindungi,dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan
TNI,kepolisian Negara republik Indonesia,
hubungan dan kewenangan TNI dan
kepolisian NKRI didalam menjalankan
tugasnya syarat–syarat keikutsertaan warga
Negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan diatur dalam UU
BAB
BAB XIII PENDIDIKAN
XIIIPENDIDIKANDANKEBUDAYAAN
Pasal31
Pasal31
(1) Tiap-tiap warga Negara berhak
(1) Setiap warga negara berhak mendapat
mendapat pengajaran.
pendidikan.
(2) Pemerintah mengusahakan dan
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti
menjelenggarakan satu sistim pengajaran
nasional,yang diatur dengan undang- pendidikan dasar dan pemerintah wajib
undang. membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional,yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,yang diatur
dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja
negara serta dari aggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia.
BAB XIV KESEJAHTERAAN SOSIAL BABXIV
Pasal33 PEREKONOMIAN NASIONAL DAN
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha KESEJAHTERAAN SOSIAL
bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Pasal33
(2) Cabang-cabang produksi yang (1) Perekonomian disusun sebagai usaha
penting bagi Negara dan yang menguasai bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh (2) Cabang-cabang produksi yang penting
Negara. bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
(3) Bumi dan air dan kekajaan alam orang banyak dikuasai olehnegara.
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang
Negara dan digunakan untuk sebesar-besar terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
kemakmuran rakyat. dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip
kebersamaan,efisiensi
berkeadilan,berkelanjutan,berwawasan
lingkungan,kemandirian,serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
BABXV
BAB XV BENDERA DAN BAHASA
BENDERA, BAHASA DAN LAMBANG
Pasal35
NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
Bendera Negara Indonesia ialah Sang
Pasal35
Merah Putih.
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah
Putih.

Pasal36 Pasal36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

Pasal36A
Lambang Negara ialah garuda pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Pasal36B
Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya
Pasal36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera
bahasa dan lambang Negara serta lagu
kebangsaan diatur dengan undang-undang.
BABXVI BABXVI
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
DASAR DASAR
Pasal37 Pasal37
(1) Untuk mengubah Undang-Undang (1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-
Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada Undang Dasar dapat diagendakan dalam
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
rakyat harus hadir. apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3
(2) Putusan diambil dengan persetujuan dari jumlah
sekurang-kurangnya 2/3 dari pada djumlah Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
anggota yang hadir. (2) Setiap usul perubahan pasal-pasal
Undang-Undang Dasar diajukan secara
tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian
yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-
Undang Dasar,sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal
Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya limapuluh
persen ditambah satu anggota dari seluruh
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
(5) Khusus mengenaibentuk negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat

ATURAN PERALIHAN
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Pasal 1
Segala peraturan perundang-undangan yang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
ada masih tetap berlaku selama belum
mengatur dan menyelenggarakan
diadakan yang baru menurut Undang-Undang
kepindahan pemerintahan kepada
Dasar ini.
Pemerintah Indonesia.

Pasal II Pasal II
Segala badan Negara dan peraturan yang Semua lembaga negara yang ada masih tetap
ada masih langsung berlaku selama belum berfungsi sepanjang untuk melaksanakan
diadakan yang baru menurut Undang- ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum
Undang Dasar ini. diadakan yang baru menurut Undang- Undang
Dasar ini.
Pasal III
Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan
Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan sebelum dibentuk segala kewenangannya
Kemerdekaan Indonesia. dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Pasal IV
Sebelum Majelis Permusjawaratan rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Pertimbangan Agung dibentuk menurut
Undang-Undang ini, segala kekuasaannya
dijalankan oleh Presiden dengan bantuan
sebuah Komite Nasional.
ATURAN TAMBAHAN
(1) Dalam enam bulan sesudah akhirnya ATURAN TAMBAHAN
peperangan Asia Timur Raja, Pasal I
Presiden Indonesia mengatur dan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi
menyelenggarakan segala hal yang untuk melakukan peninjauan terhadap materi
ditetapkan dalam Undang-Undang dan status hukum Ketetapan Majelis
dasar ini. Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
(2) Dalam enam bulan sesudah Majelis Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Permusyawaratan rakyat dibentuk, untuk diambil putusan pada sidang Majelis
Majelis itu bersidang untuk Permusyawaratan Rakyat tahun 2003.
menetapkan Undang-Undang Dasar.
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan UUD ini,
UUD RI Tahun 1945 Terdiri atas pembukaan
dan psal-pasal perubahan tersebut diputuskan
dalam rapat paripurna MPR RI ke 6 (lanjutan)
tgl 10 Agustus 2002 sidang tahunan MPR RI
dan mulai berlaku pada tgl ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai