Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TENTANG STEROID

Disusun oleh :
Akmel
Amaria Dewi ( E0020059 )
Dyah Ayu Fikriyanti ( E0020069 )
Fiqih Dwi Wahyuni ( E0020074 )
Indah Pramesti ( E0020078 )
Salsa Adinda Novita ( E0020099 )
Sekar Wulandari ( E0020100 )

Dosen Pengampu :
Apt. Oktariani Pramiastuti, M.Sc

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
SEMESTER III
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah fitokimia yang diberikan oleh dosen. Terimakasih kepada
teman kelompok yang sudah berkerjasama dengan baik sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

DAFTAR ISI

ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang terkenal akan kekayaan rempah-
rempah dan berbagai jenis tanaman. Dari dulu hingga sekarang tanaman
herbal ataupun tanaman obat dapat mencegah penyakit-penyakit tertentu
(Achmad et al., 2009). Dalam satu tanaman dapat ditemukan berbagai
senyawa aktif pada bagian bunga, daun, batang, kulit batang, akar dan kulit
akar. Senyawa aktif tersebut berkhasiat sebagai obat atau bahkan sebagai
penuntun dalam penemuan obat baru. Kandungan senyawa di dalam
tanaman dapat berupa senyawa metabolit primer seperti protein, karbohidrat,
lemak yang digunakan sendiri oleh tanaman tersebut untuk pertumbuhannya,
maupun sebagai sumber senyawa metabolit sekunder seperti steroid,
terpenoid, kumarin, flavonoid dan alkaloid (Lenny, 2006).
Senyawa steroid terdapat pada hewan, tanaman tingkat tinggi bahkan
terdapat pula pada beberapa tanaman tingkat rendah seperti jamur (fungi),
fungsi steroid antara lain untuk meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan
serta merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan, menghambat proses
gugurnya daun dan menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan.
Steroid banyak terdapat di alam tetapi dalam jumlah yang terbatas dan
mempunyai aktivitas biologis. Dalam tubuh manusia hormon steroid memiliki
banyak fungsi, seperti glukokortikoid atau kortisol berperan sebagai pengatur
dalam proses metabolisme termasuk pembentukan glukosa dari asam amino
dan asam lemak. Kortisol juga membantu menjaga tekanan darah tetap
normal dan mempunyai efek anti-inflamasi dan imunosupresif. Selanjutnya
mineralkortikoid atau aldosteron berperan dalam menjaga keseimbangan air
dan garam mineral dalam tubuh (Aria, 2009)
Steroid digunakan secara komersial sebagai senyawa aktif biologis dan
umumnya produk volume rendah bernilai tinggi daripada produk utama
metabolit, yang digunakan dalam pembuatan obat oleh industri
farmasi. Steroid secara farmasi penting dalam persiapan hormon seks,
kortikosteroid dan kontrasepsi. Diosgenin adalah metabolit steroid penting
yang digunakan sebagai bahan awal untuk sintesis obat steroid, karena

v
menunjukkan aktivitas estrogenik. Diosgenin telah menunjukkan efek dari
menurunkan kadar kolesterol serum. Hal ini terutama digunakan sebagai
bahan awal untuk sintesis parsial kontrasepsi oral, jenis kelamin hormon dan
steroid lainnya. (Khandelwal, et. al 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa steroid ?
2. Bagaimana biosintesis senyawa steroid ?
3. Bagaimana tata nama steroid ?
4. Bagaimana penggolongan steroid ?
5. Bagaimana struktur steroid ?
6. Apa klasifikasi dari senyawa steroid ?
7. Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa steroid ?
8. Apa saja contoh tanaman yang mengandung senyawa steroid ?
9. Apa fungsi dan manfaat senyawa steroid ?

C. Tujuan
1. Mengetahui senyawa steroid
2. Mengetahui biosintesis senyawa steroid
3. Mengetahui tata nama steroid
4. Mengetahui penggolongan steroid
5. Mengetahui struktur steroid
6. Mengetahui Klasifikasi dari senyawa steroid
7. Mengetahui cara identifikasi senyawa steroid
8. Mengetahui contoh tanaman yang mengandung senyawa steroid.
9. Mengetahui fungsi dan manfaat senyawa steroid

vi
BAB II
ISI

A. Pengertian Steroid
Steroid merupakan terpenoid lipid yang dikenal dengan empat cincin
kerangka dasar karbon yang menyatu. Struktur senyawanya pun cukup
beragam. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya gugus fungsi
teroksidasi yang terikat pada cincin dan terjadinya oksidasi cincin karbonya
(Samejo dkk., 2013).
Steroid adalah golongan triterpenoid yang mengandung inti siklopentana
Perhidrofenantrena, yang terdiri dari tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana. Steroid memainkan peran penting dalam menjaga
keseimbangan garam, mengendalikan Metabolisme dan meningkatkan fungsi
organ seksual dan perbedaan fungsi biologis lainnya Antara jenis kelamin.
Steroid pada tanaman telah menunjukkan efek penurun kolesterol dan Anti
kanker (Nasrudin, 2017).
B. Biosintesis Steroid
Steroid dianggap berasal dari tepenoid, karena pada jalur biosintesisnya,
steroid diturunkan dari squaleneyang juga merupakan senyawa pembentuk
triterpene. Secara garis besar biosintesisnya sebagai berikut : Senyawa
precursor dimulai dari senyawa Asetil Koenzim A yang bergabung sebanyak
dua molekul dengan beberapa jalur reaksi selanjutnya membentuk asam
mevalonat. Setelah mengalami beberapa tahap reaksi akan membentuk
DMAPP (dimetil alil pirofosfat) dan isomernya IPP (Isopentenil pirofosfat).
Kedua senyawa ini bergabung dan membentuk monotepen.Monoterpene
selanjutnya bergabung lagi dengan unit isoprene baru membentuk
sesquiterpen (farnesyl pirofosfat). Dua molekul farsenil pirofosfat membentuk
squalene, selanjutnya teroksidasi menjadi 2,3 – epoksisqualen, yang dalam
suasana asam membentuk lanosterol ( tepenoid ). Lanosterol kehilangan
gugus metil, yatu dua dari atom C-4 dan satu drai C-14 membentuk kolestreol
(steroid).Reaksi biosintesis steroid dapat dilihat pada gambar berikut:

vii
viii
Gambar 1. Biosintesis steroid
Semua hormone steroid diturunkan dari kolesterol.Produksi hormon
melibatkan nomor modifikasi yang tepat untuk struktur kolesterol, dengan
macam modifikasi yang berbeda yang terjadi dalam jalur yang
berbeda.Modifikasi terseut mencakup penyerangan pada posisi 11, 16, 17, 18,
19, 20 dan 21, konversi 3 – hidroksil menjadi keton, dan isomerisasi ikatan
rangkap 5-6 menjadi posisi 4-5.Nomor modifikasi tambahan, tidak
diperlihatkan disini, terjadi selama konversi hormone steroid menjadi metabolit
inaktif.Setiap perubahan menjadi struktur dasar steroid mengubah afinitas
steroid untuk reseptor steroid yang diberikan.
Dalam kimia organik, sisi yang tidak jenuh ( seperti ikatan rangkap )
sering ditulis menggunakan tanda ∆. Dengan begitu, steroid mengan-dung
ikatan rangkap 5-6, seperti kolesterol, dituliskan steroid ∆5; struktur dengan
ikatan rangkap 4-5 disebut steroid ∆4.
C. TATA NAMA STEROID
Sebagaimana senyawa organik lainnya, tata nama sistematika dari
steroid didasarkan pada yang menunjukkan jenis substituen. Sedangkan,
posisi dari substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana
substituen itu terikat. terikat.Penomoran atom karbon dalam molekul steroid
adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Tata Nama Steroid

Nama yang digunakan untuk steroid menyangkut biologi menyatakan


stereokimia yang benar kecuali secara khusus dinyatakan sebakiknya
( contoh : untuk menjadi kolesterol steroid harus memiliki sebuah 3β- hidroksil,

ix
dan cabang 8- karbon sisi rantai sampingpada posisi 17β). Namun, ada tata
nama kimia untuk setiap steroid yang secara unik menunjukkan struktur
senyawa tersebut. Tata nama ini didasarkan pada penjelasan modifikasi satu
dari empat struktur dasar yang mungkin.
Semua steroid psikologis diturunkan dari satu dari keempat struktur dasar
di atas. Perbedaan antara setiap struktur dasar tersebut relatif
sedikit.Perbedaan antara cholestan (yang memiliki 27 karbon), pregnan (yang
memiliki 21 karbon), dan androstan (yang memiliki 19 karbon) hanya terbatas
pada panjang rantai samping pada posisi 17β.Estran berbeda dari androstan
dari tidak adanya gugus metil 19. Untuk memberikan namasenyawa terkait,
hanya dengan menentukan mana struktur dasar yang benar, kemudian buat
tanda perubahannya. Contohnya, nama kimia kolestrol adalah 5- cholestena-
3β-ol. Nama tersebut adalah karena struktur dasar kolesterol adalah steroid
C27 (cholestan) dengan ikatan rangkap 5-6 (5-cholestena), dan sebuah 3β-
hidroksil (3β-ol).
D. Penggolongan steroid
Berdasarkan strukturnya steroid dibagi menjadi dua golongan, yaitu ;
1. Golongan steroid dengan atom karbon tidak lebih dari dua puluh satu
disebut steroid seder-hana.
2. Golongan steroid dengan atom karbon lebih dari dua puluh satu, misalnya
sterol, sapogenin, alkaloid steroid dan lain-lain seperti yang
tercantum pada tabel.
Nama Jumlah Atom Jenis Rantai Samping ( R)
C
Androstan 19 -H
Pregnan 21 -CH 2CH3
Kolan 24 -CH(CH3) (CH 2 2) CH3
Kolestan 27 -CH(CH3) (CH 2 3) CH (CH 3 )2
Ergostan 28 -CH(CH3) (CH 2 2) CH (CH 3 ) CH (CH3)2
Stigmastan 29 -CH(CH3) (CH 2 2) CH (C 2H 5 ) CH (CH3)2

( Hellawati, Lenny. 2018.)


E. Struktur Steroid

Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan

x
jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus
fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap
cincin.

Gambar 3. Struktur steroid


F. Klasifikasi Steroid

Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa yang


pengelompolannya didasarkan pada efek fisiologis yang dapat ditimbulkan.
Ditinjau dari segi struktur, perbedaan antara berbagai kelompok ini ditentukan
oleh jenis subtituen R1, R2, dan R3 yang terikat pada kerangka dasar
sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan senyawa lain dari
satu kelompok ditentukan oleh panjangnya rantai karbon subtituen, gugus
fungsi yang terdapat pada subtituen, jumlah dan posisi gugus fungsi oksigen
dan ikatan rangkap pada kerangka dasar serta konfigurasi pusat asimetris
pada kerangka dasar. Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sterol
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun
diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak
ditemukan pada tanaman, hewan dan fungi. Semua steroid dibuat di dalam
sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada
hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis
lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol
adalah jenis lain lemak sterol yang umum dijumpai. Lemak sterol juga
dikenal sebagai alkohol steroid, sebuah subkelompok steroid dengan gugus
hidroksil pada posisi ketiga dari cincin-A. Lemak sterol bersifat amfipatik
yang terbentuk dari acetyl-coenzyme A melalui jalur HMG-CoA reductase.
Lemak sterol nabati disebut fitosterol dan yang hewani disebut zoosterol.

xi
Jenis zoosterol yang penting antara lain adalah kolesterol dan hormon
steroid. Sedangkan pada fitosterol dikenal campesterol, sitosterol, dan
stigmasterol. Ergosterol adalah lemak sterol yang ditemukan pada membran
sel fungi yang berfungsi layaknya kolesterol pada hewan.
Sebenarnya nama sterol dipakai khusus untuk steroid yang memiliki
gugus hidroksi, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol
dengan gugus hidroksi pada posisi C-3, maka semuanya disebut sterol.
Selain dalam bentuk bebasnya, sterol juga sering dijumpai sebagai glikosida
atau sebagian ester dengan asam lemak. Glikosida sterol sering disebut
sterolin.

(a) (b)

(c (d)
)

Gambar 4. Kolesterol, Campesterol, Sitosterol, Stigmasterol, dan Ergosterol

2. Asam Empedu

Asam empedu adalah asam steroid yang diproduksi oleh hati dan
disimpan di dalam empedu. Asam empedu biasa ditemukan dalam bentuk

xii
asam kolik dengan kombinasi dengan glisin dan taurin. Asam empedu
utama (primer) yang terbentuk dihati adalah asam kolat dan asam
kenodeoksikolat. Di kolon, bakteri mengubah asam kolat menjadi asam
deoksikolat dan asan kenodeoksikolat menjadi asam litokolat. Karena
terbentuk akibat kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat disebut
sebagai asam empedu sekunder.

Gambar 5. Asam kolat

3. Hormon Kelamin

Hormon kelamin dihasilkan oleh gonad dan adrenal yang diperlukan


untuk konsepsi, maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-ciri khas seks
primer dan sekunder pada pubertas. Hormon kelamin pada umumnya
merupakan turunan steroid, molekulnya bersifat planar dan tidak lentur.
Kerangka dasarnya adalah cyclopentanoperhydrophenanthrene yang
bersifat kaku.
Hormon kelamin dibagi dalam empat kelompok yaitu:
a. Hormon androgen (testosteron dan dihidrotestosteron)

b. Hormon estrogen (estradiol, estron, dan estriol)

c. Hormon progestin (progesteron)

d. Obat kontrasepsi

(a (b (c
) ) )

xiii

(d (e)
Gambar 6. Testosteron, Progesteron, Estriol, Estradiol, dan Estron

4. Hormon Adrenokortikoid

Hormon adrenokortikoid merupakan hormon steroid yang disintesis


dari kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks.
Pengeluaran hormon dipengaruhi oleh adreno cortico tropin hormon
(ACTH) yang berasal dari kelenjar pituitari anterior. Beberapa fungsi
fisiologisnya berhubungan dengan kardiovaskuler dari darah, sistem saraf
pusat, otot polos dan stress.
Hormon adrenokortikoid terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Mineralokortikoid

Aktivitas mineralokortikoid mempengaruhi elektrolit (mineral) cairan


ekstrasel, terutana natriun dan kalium. Pada manusia, terutama adalah
aldosteron.
b. Glukokortikoid

Glukokortikoid dapat meningkatkan glukosa darah, serta efek tambahan


pada metabolisme protein dan lemak seperti pada metabolisme
karbohidrat. Yang termasuk dalam hormon glukokortikoid adalah kortisol
atau hidrokortisol.

G. Cara Mengidentifikasi Steroid menggunakan 2 cara antara lain :


1. Reaksi warna
a) Uji Lieberman - Burchard

xiv
Ekstrak pekat n-heksana yang diperoleh dilakukan identifikasi dengan
pereaksi Liebermann-Burchard (LB) yang menghasilkan warna biru
kehijauan yang menunjukkan adanya senyawa steroid.
b) Uji Salkowski
Uji salkowski ini dilakukan identifikasi dengan menambahkan 1- 2 ml
H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi. Adanya steroid tak jenuh di
tandai dengan timbulnya cincin berwarna merah.

2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Ekstrak n-heksana dilakukan kromatografi lapis tipis untuk mengetahu
jumlah komponen senyawa dalam ekstrak dan menentukan eluen yang
cocok untuk
kromatografi kolom. Eluen yang digunakan yaitu nheksana, kloroform, dan
campuran eluen n-heksana: kloroform (2:7), n-heksana: kloroform (3:7), n-
heksana: kloroform (2:8). Kromatografi Kolom Ekstrak kental n-heksana
dipisahkanmenggunakan kromatografi kolom. Silika gel 60G digunakan
sebagai fasa diam dan eluen n-heksana, kloroform, etil asetat yang
dialirkan secara gradien berdasarkan peningkatan kepolaran dan
ditampung dalam vial tiap 15 mL. Fraksi-fraksi hasil kolom selanjutnya di
KLT untuk mengelompokkan senyawa menjadi fraksi-fraksi besar (A, B, C,
D, E). Fraksi (A, B, C, D, E) selanjutnya dilakukan pengujian steroid
menggunakan KLT dengan penampak bercak Liebermann-Burchard untuk
menunjukkan fraksi positif steroid

H. Contoh tanaman yang mengandung steroid antara lain :


1. Biji Mahoni
Tanaman yang diduga mengandung steroid adalah biji mahoni (Swietenia
mahagonia Jacq.) . Mahoni (Swietenia mahagonia Jacq.) merupakan
family Meliaceae, yang dapat tumbuh di daerah tropis benua Asia. Biji
mahoni ditemukan sebagai vitamin dan obat-obatan, di Indonesia itu
sendiri mahoni dimanfaatkan sebagai obat Diabetes Melitus (Ambarwati &
Theresih, 2018).

xv
Gambar 7. Biji Mahoni
2. Temulawak
Tanaman kedua yaitu pada rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.). Temulawak itu sendiri banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai bahan pangan, pewarna serta obat tradisional atau bahan obat
diakarenakan temulawak dapat memelihara kesehatan serta dapat
mengobati seseorang yang kurang nafsu makan, sembelit/ambeien,
jerawat, obat kejang – kejang , diare dan sebagainya (Aldizal et al., 2019).
Temulawak pun terdiri dari beberapa metabolit baik primer maupun
sekunder, salah satunya yaitu steroid.

Gambar 8. Temulawak

3. Batang Tanaman Patah Tulang


Tanaman lain yang diduga memiliki senyawa steroid dan triterpenoid
adalah batang tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.)

xvi
Gambar 9. Tanaman patah tulang

I. Fungsi dan manfaat senyawa steroid


Steroid memiliki peran pentingdalam dunia medis, salah satunya yaitu
androgen yang merupakan hormon steroid yang berfungsi sebagai agen yang
menstimulasi organ seksual pada wanita (Nogrady, 1992). Tugas utama
steroid endogen atau yang secara alami terdapat dalam tubuh yaitu berperan
dalam proses regulasi metabolisme seperti metabolisme energi, air dan
keseimbangan natrium, fungsi reproduksi dan fungsi perilaku dan kognitif.
Selain itu, senyawa steroid sintetis dalam jumlah besar secara struktural yang
memiliki target spesifik telah menunjukkan aktifitasnya terhadap beberapa
penyakit seperti kanker, gangguan hati, kardiovaskular, inflamasi, dan
penyakit lainnya yang berhubungan dengan hormon sterid (Bhawani et al.,
2011).
Salah satu kandungan steroid yang ada pada tanaman adalah
campestrol. Sama seperti β-sitosterol yang sering ditemukan di tanaman,
campesterol memiliki efektifitas sebagai antikanker. β-sitosterol berguna untuk
mencegah berbagai macam kanker seperti kanker rahim, payudara, prostat
dan usus (Awad et al., 2000).
Steroid pada tumbuhan ada yang memiliki fungsi untuk menghambat
penuaan daun sehingga daun tidak cepat gugur, sedangkan steroid pada
hewan pada umumnya dijumpai dalam bentuk hormon yang salah satu
fungsinya berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan
(Harborne, J. B. 1987)
Steroid merupakan senyawa turunan dari hidrokarbon 1,2-
Siklopentenoperhidrofenantrena (Achmad, S.A. 1986). Steroid di alam
terdapat pada hewan dan tumbuhan.Senyawa steroid pada hewan
berhubungan erat dengan beberapa hormon dan keaktifan biologis lainnya,
sedangkan pada tumbuhan steroid banyak terdapat baik pada tumbuhan
tingkat tinggi maupun tumbuhan tingkat rendah.Steroid pada tumbuh-

xvii
tumbuhan secara umum terdapat dalam bentuk sterol. Tumbuhan tingkat
tinggi biasanya mengandung fitosterol seperti: sitosterol (ß-sitosterol),
stigmasterol, dan kompesterol [5]. Kandungan senyawa steroid dalam
tanaman obat telah banyak diteliti oleh para ahli.Daun papaya (Carica papaya
L.)mengandungsenyawa steroid golongan sterol berupa senyawa ergost-5en-
3ß-ol [8]. Tanaman sidawayah (Woodfordia floribunda Salisb.) telah diketahui
mengandung steroid jenis stigmasta-7,22- dien-3-ol (Saleh, C. 2009). Menurut
(Mamahit, L. 2009) mengisolasi senyawa steroid berupa ß-sitosterol dari daun
tanaman gedih (Abelmoschus manihot L. Mendik). Steroid merupakan salah
satu golongan senyawa yang cukup penting dalam bidang medis.Lebih dari
150 jenis golongan steroid telah terdaftar sebagai obat (National Nutritional
Food Association. 2001). Steroid dalam dunia medis digunakan sebagai
bahan obat dan kontrasepsi, misalnya: androgen merupakan hormon steroid
yang dapat menstimulasi organ seksual jantan, estrogen dapat menstimulasi
organ seksual betina, adrenokortikonoid dapat mencegah peradangan dan
rematik (Nogrady, T. 1992) Senyawa stigmasterol dapat menurunkan
kolesterol darah, menghambat penyerapan kolesterol usus sehingga dapat
menghambat perkembangan kanker usus besar dan menekan kolesterol hati
(Jones, at al. 2000). Selain senyawa-senyawa steroid tersebut masih banyak
senyawalain yang golongan steroid dimanfaatkan dalam dunia medis.

BAB III
KESIMPULAN

Steroid adalah senyawa organiklemak sterol tidak terhidrolisis yang

xviii
didapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid
merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana
jenuh. Fungsi Steroid pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid
mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga
cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Senyawa yang termasuk
turunan steroid misalnya, kolesterol, ergosterol, progesteron, dan
esterogen.Steroid terdiri atas sterol, asam empedu, hormon kelamin, hormon
adrenokortikoid, aglikon kardiak, dan sapogenin Steroid terdapat pada
tumbuhan, diantaranya pada: temulawak, biji mahoni, tanaman patah tulang,
pepaya, kulit batang bakau merah, buah mahkota dewa.

DAFTAR PUSTAKA
Hellawati, Lenny. (2018). Kimia Organik Bahan Alam. Bogor: Universitas
Pakuan Bogor.

xix
- Wahid, A. R. (2019). Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder
Terhadap Ekstrak Tanaman Ranting Patah Tulang ( Euphorbia Tirucalli
L .). 23(1), 45–47.]
- Saleh, C. 2009. Senyawa Steroid Tumbuhan Sidawaya (Woodfordia
floribunda Salisb). Jurnal Kimia Mulawarman Vol. 6. No 2.
- Mamahit, L. 2009. Satu Senyawa steroid dari Daun Gedi (Abelmoschus
manihot L. Medik) Adal Sulawesi Utara.Jurnal Teknologi Pertanian
Universitas Sam Ratulangi. Vol. 2.No. 1.
- National Nutritional Food Association. 2001. Plants Sterol and
Stanols. www.nnfa.org/services/science. [19 Februari 2015].
- Nogrady, T. 1992. Kimia Medisinal. Edisi II Alih Bahasa Raslim Rasyid.
ITB. Bandung
Jones, at al. 2000. Modulation of Plasma Lipid Levels and Cholesterol
Kinetics by Phytosterol Versus Phytostanol Ester. J Lipid Res. 41: 297-705.
- Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Khandelwal, et. al (2017). Isolation And Identification of Steroids From


Different Parts Of Prosopis Juliflora. International Journal of Current
Pharmaceutical Research. Vol. 9.Rajashtan, India.

Nasrudin, Wahyono, Mustofa, dan Asmah, R., 2015, Hepatoprotective activity Of


ethyl acetate fraction of Senggugu’s root bark (Clerodendrum serratum L. Moon) On rats
induced by carbon Tetrachloride, Indonesian J. Pharm., 28(1), 10-18.
Samejo, M,Q., Memon, S., Bhanger, M.I., dan Khan, K. M., 2013, Isolation and
characterization of steroids from Calligonum polygonoides., J. Pharmacy Res., 6, 346-
349.

Bhawani, S.A., Sulaiman, O., Hashim, R., dan Ibrahim, M.N.M., 2011, Thinlayer
chromatographic analysis of steroids., Trop J Pharm Res., 9, 301-313.
R Saraswathi, Upadhyay, Lokesh, R Venkatakrishnan, R Meera, P Devi, Isolation
and biological evaluation of steroid from stem of Costus igneus, Jurnak of
Chemical and Pharmaceutical Research,2,5 (2010) 444-448.

xx

Anda mungkin juga menyukai