Perusahaan tidak hanya diharuska menentukan apa yang diinginkan, tetapi juga perlu
berusaha menilai apa yang mungkin akan terjadi. Hal ini pada dasarnya sama dengan
menilai kemungkinan bahwa masing-masing permasalahan pengendalian telah ada atau
akan terjadi : Perusahaan seharusnya bertanya apakah karyawannya memahami apa yang
harus mereka lakukan (tindakan penting) atau selesaikan (hal penting) apakah mereka
termotivasi sebagaimana mestinya, dan apakah mereka dapat memenuhi tugas yang
diharuskan.
Jika tindakan atau hasil yang mungkin terjadi berbeda dengan tindakan atau hasil yang
diinginkan, maka diperlukan lebih banyak SPM atau SPM yang berbeda, tergantung
sulitnya permasalahan dan biaya SPM yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Dalam hal ini, manajer seharusnya mempertimbangkan SPM apa
yang digunakan dan seberapa ketat pengaplikasiannya.
A. PILIHAN PENGENDALIAN
2. rnaatau apakah tindakan yang diambil sudah tepat ketika pengukuran gagal
untuk memenuhi satu kualitas pengukuran yang baik atau lebih.
3. Ketika hasil dipengaruhi oleh apapun selain keterampilan dan usaha karyawan
itu sendiri, seperti yang hampir selalu terjadi, pengendalian hasil memberika
risiko pada karyawan.
4. Biasanya tidak munkgin mengoptimalkan sejumlah target kinerja sebagai
bagian dari sistem pengendalian hasil (seperti target anggaran) . sering kali
target diminta memenuhi berbagai fungsi pengendalian yang penting, tetapi
bersaing.
Manfaat potesial pengendalian yang ketat juga cenderung lebih tinggi ketika
kinerjanya buruk sebagai contoh, berkenaan dengan gaya manajemen CEO jack
welch pada general electric, manajer yang sebelumnya mengatakan, “jika kamu
mengerjakan dengan baik, kamu mungkin memliki kebebasan lebih
dibandingkan dengan sebagian besar CEO dari perusahaan perdagangan.
Namun, pengendalian itu akan menjadi sangat ketat ketika suatu unit memiliki
kinerja di bawah standar.”
Keuntungan dan arus kas adalah termasuk alat pengukuran bagi pihak
eksternal untuk mengevaluasi kinerja organisasi yang berorientasi laba
tersebut.
Hal ini disebabkan kompenen pengendalian hasil keuangan sudah ada dalam
organisasi. Organisasi telah secara rutin menyusun pertanggungjawaban
keuangan untuk dilaporkan kepada pemerintah, kreditur, investor, dan pihak
lain. Informasi ini sudah siap digunakan oleh pihak internal dalam
melakukan pengukuran keuangan tanpa perlu menambah biaya lagi.
1. Pusat Investasi
2. Pusat Laba
3. Pusat Pendapatan
4. Pusat Biaya
Pusat biaya (pengeluaran) adalah pusat pertanggungjawaban ketika manajer
bertanggungjawab terhadap elemen biaya. Biaya adalah pengukuran
keuangan dari input, atau sumber daya yang digunakan oleh pusat
pertanggungjawaban. Di pusat-pusat biaya standar seperti departemen
manufaktur, output relatif mudah diukur, dan hubungan antara input dan
output bersifat langsung dan relatif stabil. Di pusat-pusat biaya diskresioner,
seperti departemen penelitian dan pengembangan dan departemen
administrasi (misalnya personel, pembelian, akuntansi, dan fasilitas), output
yang dihasilkan sulit untuk nilai dalam moneter. Selain itu, hubungan antara
input dan output tidak diketahui secara baik.
5. Variasi Lainnya
Empat pusat tanggung jawab yang sangat berbeda (pusat laba kotor, pusat
laba yang belum lengkap, pusat laba sebelum pajak, pusat laba lengkap),
masing-masing merupakan pusat laba meskipun beda pada luasnya tanggung
jawab. Berbagai jenis yang samaantara pusat pertanggungjawaban lainnya
juga pada umumnya sebagai manajer yang bertanggung jawab atas lebih atau
lebih sedikit jenis laporan keuangan.
H. PEMILIHAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
Pertanyaan penting untuk dijawab adalah: para manajer mana yang seharusnya
diharapkan dapat bertanggung jawab untuk macam-macam jenis spesifik
laporan keuangan? Pilihan ini jelas penting karena mereka mempengaruhi
perilaku di mana para manajer memberikanperhatian untuk ukuran-ukuran di
mana mereka diharapkan dapat bertanggung jawab. Dari sudut perilaku, jawaban
dasar untuk pertanyaan di atas adalah secara relatif terang-terangan
mengharapkan para manajer dapat bertanggung jawab untuk macam-macam
jenis yang anda inginkan mereka berikan perhatiannya.
Pada tingkat yang luas, struktur pusat pertanggungjawaban keuangan kebetulan
sama dengan otoritas para manajer. Area-area otoritas yang didefinisikan oleh
struktur dan kebijakan organisasi yang mendefinisikan hak dan kewajiban
manajer untuk membuat keputusan- keputusan tertentu.
Keputusan mengenai struktur organisasi tidak perlu mendahului
keputusan-keputusan mengenai jenis-jenis pusat pertanggungjawaban
yang seharusnya digunakan; keputusan struktur pertanggungjawaban
mungkin yang pertama kali diputuskan.
Ketika pusat laba (investasi) seringkali menyediakan produk atau jasa kepada
pusat laba atau investasi lainnya dalam perusahaan yang sama maka terjadi
mekanisme untuk menetapkan harga transfer. Harga transfer ini secara langsung
mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan oleh pusat laba, biaya yang
dikeluarkan oleh pusat laba dan, oleh karena itu, laba dari kedua entitas.
Harga-harga transfer langsung mempengaruhi pendapatan dari penjualan
(pemasok) pusat laba, biaya untuk pembelian (penerimaan) pusat laba dan,
akibatnya, keuntungan dari kedua entitas. Dampak dari harga transfer tergantung
pada jumlah transfer internal relatif terhadap ukuran setiap entitas. Ketika jumlah
transfer signifikan, kegagalan untuk menetapkan harga transfer yang tepat dapat
memiliki efek negatif yang signifikan pada sejumlah keputusan penting.
Tujuan Harga Transfer
2. Jika biaya digunakan sebagai harga transfer, devisi penjual tidak akan pernah
menghasilkan laba dari setiap transaksi internal.
3. Penetuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif
bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Kebijakan ini dapat efektif jika kedua pusat laba memiliki kekuatan tawar-
menawar (bargaining power), yaitu bahwa, pusat laba penjual memiliki
beberapa kemungkinan untuk menjual produknya ke luar perusahaan dan
pusat laba pembeli memiliki beberapa sumber pemasok dari luar. Harga
transfer negosiasi dapat menyebabkan salah satu dari beberapa masalah.
1. Pertama, negosiasi harga pada sejumlah transaksi tergolong mahal dalam hal
manajemen waktu.