Anda di halaman 1dari 15

1

URAIAN KASUS

Nama Fisioterapis : Pipin Suparni, S. St. Ft., M. KM Peminatan : FT A (Pediatri)


Nama Dokter :- Tanggal : 27/10/2021
No Reg : 441-11-37 Ruangan : Poli FT Anak

3.1 Identitas Pasien


Nama : An. MED
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 20 November 2019
Usia : 1 tahun 11 bulan
Alamat : Lenteng Agung, Jakarta Selatan
Diagnosa Medik : Down Syndrome, ASD small secundum

3.2 Riwayat Penyakit


1. Keluhan Utama : belum bisa berdiri stabil

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pada tanggal 6 Desember 2019, Os datang ke Poli Kardiologi Anak
RSCM setelah di rujuk dari RS Aulia dengan tersangka penyakit jantung
bawaan dan down syndrome. Os lahir di RS Aulia secara caesar karena
terlilit tali pusar dan ketuban pecah dini (KPD) dengan usia gestasi 36
minggu (prematur), lahir langsung menangis, lahir biru, serta tidak ada
riwayat sesak. Setelah itu, Os menjalankan pemeriksaan EKG dan
didapatkan hasil adanya small secundum ASD. Os sudah menjalani 8x
fisioterapi, namun terhenti ketika pandemi dan dilanjutkan dengan home
program via zoom sampai 6 Oktober 2021, Os menjalankan fisioterapi
kembali di Poli FT Anak dan sudah menjalankan 2x fisioterapi. Saat ini
keluhan Os adalah belum bisa berdiri stabil

3. Riwayat Prenatal :
- Tidak ada riwayat jatuh

Universitas Indonesia
2

- Adanya suara abnormal detak jantung saat dilakukan USG, namun


disangkal adanya kelainan yang berarti

4. Riwayat Natal :
- Lahir kurang bulan (36 minggu)
- Lahir melalui caesar
- Anak lahir dengan terlilit tali pusar
- Anak lahir langsung menangis
- Anak lahir dengan riwayat biru
- Tidak ada riwayat sesak

5. Riwayat Postnatal :
- Tidak ada riwayat jatuh

6. Riwayat Tumbuh Kembang :


a. Riwayat Motorik Kasar
1) Telungkup : positif, 11 bulan
2) Berguling : positif, 11 bulan
3) Duduk stabil : positif, 1 tahun 11 bulan
4) Ke duduk mandiri : positif, 1 tahun 11 bulan
5) Merayap : positif, 1 tahun
6) Merangkak : negatif
7) Berdiri berpegangan : positif, 1 tahun
8) Ke berdiri berpegangan : positif, 1 tahun 11 bulan
9) Berjalan berpegangan : negatif
10) Berjalan tanpa pegangan : negatif

b. Riwayat Motorik Halus


1) Menggenggam objek : positif
2) Meraih benda : positif

c. Riwayat Bahasa :

Universitas Indonesia
3

- Mengucapkan satu kata (“ayah”, “mam”)


- Celoteh berkonteks
- Bisa mengungkapkan sesuatu

d. Riwayat Nutrisi :
- ASI sampai umur 9 bulan
- Os alergi susu sapi, konsumsi Susu Soya sampai saat ini

7. Riwayat Imunisasi:
- Lengkap

8. Riwayat Penyakit Dahulu :


- Riwayat gizi buruk

9. Riwayat Penyakit Keluarga:


- Tidak ada riwayat penyakit jantung bawaan di keluarga

10. Riwayat Psikososial :


- Os merupakan anak pertama
- Os tinggal bersama orang tua
- Os paling dekat dengan ibu

3.3 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
a. Cara datang : digendong oleh ibu
b. Kesadaran : compos mentis
c. Kooperatif/tidak kooperatif:
d. Tekanan Darah : tidak dilakukan
e. Nadi : 73x/menit
f. Pernapasan : 26x/menit
g. Status Gizi : BB = 9.3 kg, TB = 81 cm

Universitas Indonesia
4

9.3 kg
IMT =
(0.81 ( m ))2
9 .3 kg
= 2
=¿ 14.3 (BB Kurang)
(0 .81)
h. Suhu : Afebris
i. Lingkar kepala : 44 cm (normal : 46-52 cm)
j. SpO2 : 98%

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Pemeriksaan posisi dan pola gerak
1. Telentang
Anak diposisikan terlentang di matras, didapatkan :
- Kepala bergerak bebas
- Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif, simultan
- Posisi hip abduksi
- Posisi knee semifleksi

2. Telungkup
Anak diposisikan telungkup, didapatkan :
- Head control adequat
- Forearm support adequat
- Hands support adequat

3. Berguling
- Via hip
- Head control adequat
- Rotasi trunk positif

4. Keduduk

Universitas Indonesia
5

- Os keduduk dengan prone lying terlebih dahulu, lalu fore


arm support, hand support lalu membawa kedua tungkai ke
depan dengan split dan pasien duduk
- Head control adequat

5. Duduk
- Round back position
- Head control adequat
- Hands support adequat
- Sitting balance adequat
- Weight bearing di sacrum
- Pasien sudah bisa duduk di kursi dengan tumpuan minimal
satu tangan

6. Mengesot
- Hand support adequat
- Head control adequat
- Trunk control positif

7. Merangkak
- Baru bisa merayap, hip belum terangkat
- Head control adequat
- Hand support inadequat
- Gerak simultan negatif
- Transfer weight bearing negatif

8. Berdiri berpegangan
- Bertumpu di sisi medial kaki
- Transfer weight bearing positif, tetapi belum mampu
berpindah tempat
- Head control adequat
- Standing balance negatif

Universitas Indonesia
6

- Tumpuan kaki wide base (lebar)

b. Palpasi:
- Gerak napas : Thoracal breathing
- Suhu lokal : afebris
- Tonus otot : tidak dilakukan

c. MMT :
- Core muscle : ⅗
- Neck muscle : ⅗

d. Tes Khusus
1) Joint Laxity
- Beighton Scale : 0/9 (pemeriksaan ibu jari dan jari
kelingking bilateral : negatif)

Joint Score Keterangan

Jari ke 5 (Sinistra) 0 Pasif ekstensi <90°

Jari ke 5 (Dextra) 0 Pasif ekstensi <90°

Thumb (Sinistra) 0 Pasif ekstensi tdk menyentuh


forearm

Thumb (Dextra) 0 Pasif ekstensi menyentuh


forearm

Left Elbow - Extensi <10°

Right Elbow - Extensi <10°

Left Knee - Hyperextensi <10°

Right Knee - Hyperextensi <10°

Flexi forward trunk, - Palmar tdk menyentuh lantai


dengan knee full
extensi

Total Score 0

Universitas Indonesia
7

- Hip : positif
- Ankle : positif

2) Denver II
Motori Kasar : setara dengan usia 10 bulan
Motorik Halus : setara dengan usia 13 bulan
Personal sosial : setara dengan usia 11 bulan
Bahasa : setara dengan usia 13 bulan

3) Rating Scale for Head Control

Universitas Indonesia
8

Hasil : Anak memiliki nilai grade 4 pada setiap posisi (16/16) → 16/16 x 100% =
100% → head control anak sudah adequat

4) Fungsi bermain
Jenis mainan : berwarna kontras dan bersuara (piano xylophone)
Melihat objek , eye tracking : Ada
Meraih : Ada
Menggenggam : Ada
Mengikuti sumber bunyi : Ada
Membedakan warna, bentuk : Tidak ada
Menggunakan mainan sesuai fungsi : Ada
Kesimpulan : Usia bermain anak setara dengan usianya

3.4 Pemeriksaan Penunjang

Universitas Indonesia
9

1. EKG
Tanggal Pemeriksaan : 23/9/2020
Hasil :
- Small secundum ASD (2.3 mm)
- No PS
- PLSCV
- Minimal Pericardial Effusion
2. BERA
Tanggal Pemeriksaan : 25/9/2020
Hasil :
- BERA click dan tone burst (500) kiri : Gelombang V terdeteksi
pada 20 db
- BERA click kanan : Gelombang V terdeteksi pada 70 db
- BERA tone burst (500) kanan : Gelombang V terdeteksi pada 60
db

3. Otoacoustic Emissions Evaluation


Tanggal Pemeriksaan : 25/9/2020
Hasil :
- Dextra : Refer
- Sinistra : Pass

3.5 Identifikasi Problematika


Urutan masalah FT yang didapat dari hasil pemeriksaan berdasarkan
prioritas:
1. Adanya kelemahan otot core
2. Adanya kelemahan otot leher
3. Tidak adanya standing balance
4. Adanya joint laxity (hip dan ankle)
5. Adanya gangguan proprioseptif

3.6 Diagnosis Fisioterapi

Universitas Indonesia
10

1. Impairment
a) Adanya kelemahan otot core
b) adanya kelemahan otot leher
c) Tidak adanya standing balance
d) Adanya joint laxity
e) Adanya gangguan proprioseptif
2. Activity Limitation
a) Anak belum bisa berdiri stabil
3. Participation Restriction
a) Anak belum bisa bermain dengan teman seusianya
4. Diagnosa Fisioterapi
Anak mengalami gangguan keterlambatan tumbuh kembang belum
mampu berdiri stabil dikarenakan adanya kelemahan otot core dan
leher, tidak adanya standing balance, terdapat joint laxity, dan
adanya gangguan proprioseptif. Sehingga, menyebabkan anak juga
mengalami keterbatasan aktivitas dan fungsional seperti bermain
dengan teman seusianya karena Down Syndrome, ASD Small
Secundum

5. ICF-CY

Universitas Indonesia
11

3.7 Program Pelaksanaan Fisioterapi


1. Tujuan
a. Tujuan jangka pendek
1) Meningkatkan kekuatan otot core
2) meningkatkaan kekuatan otot leher
3) Meningkatkan standing balance
4) Mengatasi joint laxity

b. Tujuan jangka panjang:


1) Anak bisa berjalan mandiri

2. Metode Pemberian Fisioterapi

No Jenis Metoda Dosis Keterangan


.
1. Terapi NDT F : 1x/minggu untuk meningkatkan
Latihan
I : sesuai toleransi propriosepsi,

Universitas Indonesia
12

pasien menguatkan otot


T : 10-15 menit core, menguatkan
T : stimulasi otot leher, serta
kneeling dan
keseimbangan
merangkak,
stimulasi berdiri
kneeling,
stimulasi berdiri
stabil
Strengthening F : 1x/minggu untuk meningkatkan
Core Muscle
I : sesuai toleransi kekuatan otot core,
pasien
meningkatkan
T : 10-15 menit
kekuatan otot leher,
T : latihan duduk, stimulasi
dan berdiri di
depan meja (tidak proprioseptif,
atau dengan
mengatasi joint
menggunakan
orthophedic laxity (tumpuan pada
shoes)
medial) dan
meningkatkan
keseimbangan

3. Uraian Tindakan Fisioterapi


a. NDT
- stimulasi merangkak dan kneeling
posisi pasien : posisi merangkak di depan terapis
posisi terapis : di belakang Os
prosedur :
1. Fisioterapis menjelaskan tujuan latihan yaitu untuk
meningkatkan proprioseptif, meningkatkan
kekuatan otot core, dan menguatkan otot leher
2. Os diposisikan merangkak secara perlahan, dengan
kaki Os difiksasi diantara paha fisoterapis
3. Lalu ditahan selama beberapa detik dan dibawa ke
posisi berlutut atau kneeling

Universitas Indonesia
13

4. Ulangi gerakan tersebut sesuai dengan toleransi Os

- stimulasi kneeling
posisi pasien : posisi kneeling di depan terapis
posisi terapis : di belakang Os
prosedur :
1. Fisioterapis menjelaskan tujuan latihan yaitu untuk
menguatkan otot leher, dan menguatkan otot core
2. Os diposisikan berlutut dengan kedua tungkai
difiksasi diantara paha fisioterapis, Lalu letakkan
meja dengan diberi jarak
3. Mainan diletakkan di pinggir meja, sehingga perut
Os tidak menempel pada meja
4. Tahan posisi tersebut sambil Os memainkan mainan
didepannya

- stimulasi berdiri stabil


posisi pasien : berdiri di depan terapis
posisi terapis : di belakang Os
prosedur :
1. Fisioterapis menjelaskan tujuan dilakukannya
latihan yaitu untuk keseimbangan berdiri stabil ,
meningkatkan kekuatan otot core dan leher
2. Os diposisikan berdiri oleh fisioterapis , dan
fisioterapi memberikan pegangan di hip
3. Fisioterapis melepaskan pegangan dan memegang
bahu Os
4. Lalu dilepaskan lagi dan memegang hip Os, dan
begitu seterusnya
5. Ulangi gerakan tersebut sesuai dengan toleransi
pasien

Universitas Indonesia
14

b. Strengthening Core Muscle


- latihan duduk di depan meja
posisi pasien : Os duduk di kursi
posisi terapis : disamping Os
prosedur :
1. Fisioterapis menjelaskan tujuan dilakukannya
latihan yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot
core dan leher
2. Os diposisikan dalam posisi duduk di kursi dan di
depan meja yang diatasnya terdapat mainan
3. Mainan diletakkan di pinggir meja, sehingga perut
Os tidak menyentuh meja
4. Kedua telapak kaki Os menyentuh matras
5. Fisioterapi memberikan aproksimasi di lutut ke arah
bawah menuju ankle

- latihan berdiri di depan meja


posisi pasien : Os dalam posisi berdiri
posisi terapis : dibelakang Os
prosedur :
1. Fisioterapis menjelaskan tujuan dilakukannya
latihan yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot core
dan meningkatkan keseimbangan serta mengatasi
join laxity dengan menggunakan orthopedic shoes
2. Os diposisikan dalam posisi berdiri di depan meja
yang sedikit berjarak dengan tubuh Os
3. Mainan diletakkan di pinggir meja, sehingga perut
Os tidak menempel di meja
4. Lalu fisioterapi memegang baju Os untuk menjaga
Os ketika berdiri
5. Os mempertahankan posisi berdirinya dengan
bergantungan pada meja

Universitas Indonesia
15

6. Yang pertama dilakukan tanpa alas untuk taktilnya


7. Untuk yang kedua menggunakan ortopedi shoes
agar anak tidak menapak pada sisi medial

4. Edukasi dan Home Program


- Edukasi orang tua untuk memposisikan perut pasien tidak
menempel ketika makan atau bermain dalam posisi duduk
- Edukasi orang tua untuk bermain dengan mainan yang memiliki
tekstur-tekstur tertentu untuk menstimulasi taktil di area tangan
- Edukasi orang tua untuk memposisikan berdiri pada berbagai
macam permukaan untuk menstimulasi taktil di area kaki
- Edukasi orang tua untuk mengajak anaknya bermain sambil berdiri
dan dipakaikan orthopedic shoes
- Edukasi orang tua ketika memposisikan anak dalam posisi berdiri
untuk menyesuaikan lebar kaki sejajar dengan bahu atau panggul
agar anak dapat berdiri lebih stabil
- Edukasi orang tua untuk selalu mensupport Os

3.8 Evaluasi (evaluasi tidak dilakukan, karena anak sudah tertidur)


S : belum bisa berdiri stabil
O :-
A:-
P:-

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai